BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Modal merupakan suatu komponen yang penting bagi suatu perusahaan
karena modal merupakan sumber pendanaan bagi seluruh kegiatan yang dilakukan
perusahaan. Dengan adanya modal perusahaan dapat beroperasi dengan tujuan
untuk memperoleh pendapatan. Selain itu, dengan adanya modal, perusahaan
dapat memenuhi kebutuhan perusahaan untuk jangka panjang dan jangka pendek.
Berdasarkan jangka waktu penggunaannya modal dibagi menjadi dua yaitu modal
investasi yang merupakan modal yang digunakan untuk pembelian aset tetap dan
investasi jangka panjang suatu perusahaan dan modal kerja, yaitu modal yang
digunakan sebagai penggerak kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.
Baik modal investasi maupun modal kerja memiliki pengaruh yang besar
untuk mendukung kegiatan suatu perusahaan. Namun, survei menunjukkan bahwa
manajer keuangan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan
persoalan yang berkaitan dengan operasi internal perusahan sehari-hari yang
merupakan bagian dari pengelolaan modal kerja dibandingkan dengan persoalan
mengenai modal investasi. Keputusan yang berkaitan dengan modal kerja menjadi
sangat penting karena faktor-faktor yang berkaitan dengan operasi internal
perusahaan seperti penggunaan aset lancar mudah sekali mengalami perubahan
dan fluktuasi, sehingga pengelolaan modal kerja membutuhkan keputusan yang
Manajer keuangan suatu perusahaan haruslah peka terhadap perubahan
kebutuhan perusahaan akan modal kerja untuk melakukan kegiatan
operasionalnya setiap hari. Apabila terdapat modal kerja yang berlebih dalam
perusahaan, terdapatindikasi bahwa perusahaan memiliki sejumlah aset lancar
yang tidak produktif atau menganggur yang menandakan bahwa perusahaan
tersebut tidak dapat mengelola modal kerja secara efektif. Sebaliknya, apabila
perusahaan kekurangan modal kerja, ini menjadi pertanda bahwa cepat atau
lambat perusahaan tersebut akan mengalami kemuduran. Modal kerja haruslah
tersedia dalam jumlah yang cukup agar perusahaan dapat beroperasi secara
ekonomis dan dapat terhindar dari kesulitan finansial seperti dapat mengatasi
krisis tanpa membahayakan keadaan finansial perusahaan.Modal kerja yang
digunakan perusahaan diharapkan dapat menopang kegiatan operasional
perusahaan secara efektif dan dapat kembali dalam bentuk pendapatan dalam
jangka pendek.
Penentuan modal kerja dalam suatu perusahaan tentu berbeda dengan
perusahaan yang lainnya tergantung dari jenis perusahaan, syarat kredit, waktu
produksi dan tingkat perputaran persediaan (Kasmir, 2008 : 254). Ketika manajer
perusahaan telah mengetahui seberapa besar modal kerja yang dibutuhkan
perusahaan untuk menopang kegiatan operasionalnya, pertanyaannya selanjutnya
adalah dari manakah sumber modal kerja tersebut dapat diperoleh. Modal kerja
dapat diperoleh dari internal perusahaan yaitu melalui pendapatan bersih,
keuntungan dari penjualan surat-surat berharga, dan penjualan aset tetap atau aset
pendek dari Bank atau kredit dari supplier. Sumber modal kerja ini dapat
dikombinasikan sesuai dengan ketersediaannya, dan manager keuangan
perusahaan harus dapat menganalisis dan mengambil keputusan yang terbaik dari
semua alternatif sumber perolehan modal kerja yang ada. Modal kerja yang
bersumber baik dari internal maupun eksternal perusahaan, akan berpengaruh
terhadap pengelolaan modal kerja itu sendiri. Karena sumber modal kerja
berkaitan dengan perubahan atau fluktuasi aset lancar dan liabilitas lancar suatu
perusahaan.
Efektifnya penggunaan modal kerja dapat diukur oleh tingkat perputaran
kas, tingkat perputaran piutang dan tingkat perputaran persediaan. Perputaran kas
yang cepat mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang
tinggi. Jika ditinjau dari satu sisi, likuiditas yang tinggi pada perusahaan baik
karena perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajibannya. Namun, dari sisi lain, semakin tinggi tingkat likuiditas suatu
perusahaan, semakin besar pula jumlah kas mengganggur, yang menandakan
bahwa perusahaan belum mampu untuk mengoptimalkan efisiensi kas, yang
memiliki arti akan berpengaruh pada semakin kecilnya kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba.
Untuk meningkatkan penjualan dan memperoleh banyak pelanggan,
perusahaan dapat menjual hasil produksinya secara kredit, yang akan
menimbulkan piutang. Perputaran piutang yang cepat dalam suatu perusahaan
mengindikasikan bahwa dalam waktu yang singkat tingkat likuiditas perusahaan
perusahaan karena piutang tak tertagih. Tinggi rendahnya perputaran piutang
memiliki efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam
piutang. Makin tinggi perputarannya, semakin pendek waktu terikatnya modal
pada piutang, sehingga untuk mempertahankan penjualan kredit bersih dibutuhkan
modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang.
Persediaan adalah aset yang berkenaan dengan pembelanjaan aktif yang
akan selalu mengalami perubahan jumlah bersamaan dengan terjadinya transaksi
penjualan. Tinggi rendahnya perputaran memiliki efek langsung terhadap besar
kecilnya modal yang diinvestasikan dalam persediaan. Semakin tinggi perputaran
persediaan, maka semakin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan,
sehingga untuk memenuhi penjualan dibutuhkan jumlah modal yang lebih sedikit.
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan yang beroperasi
adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal dengan mengunakan
sumber-sumber daya yang ada. Dengan laba yang diperoleh perusahaan dapat
mengalokasikan laba tersebut untuk kesejahteraan pemilik perusahaan dan
karyawan serta meningkatkan kualitas produk dan melakukan investasi baru.
Karena itu profitabilitas menjadi sangat penting bagi perusahaan karena dapat
mencerminkan keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Maka,
berdasarkan hal tersebut setiap manajer keuangan suatu perusahaan akan
menganalisis seberapa besar perusahaan mampu memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aset ataupun modal dalam hal ini disebut
profitabilitas. Dengan mengetahui tingkat profitabilitasnya, perusahaan dapat
perusahaan dalam memperoleh laba, dan juga mengukur tingkat efektifitas
manajemen perusahaan.
Perusahaan otomotif merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dalam
menjalankan operasi hariannya memerlukan modal kerja yang besar karena
perusahaan-perusahaan tersebut menginvestasikan modal-modalnya sebagian
besar pada aktiva seperti kas, piutang usaha, persediaan, aktiva tetap dan aktiva
lainnya. Industri otomotif merupakan industri yang merancang, mengembangkan,
memproduksi, memasarkan dan menjual kendaraan bermotor. Meningkatnya
jumlah industri di Indonesia berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan
perusahaan akan akomodasi untuk kegiatan distribusi. Selain itu, pertumbuhan
ekonomi pada masyarakat Indonesia yang meningkat menunjukkan peningkatan
kualitas hidup masyarakat berbanding lurus pula dengan peningkatan penjualan
kendaraan bermotor di Indonesia. Pada tahun 2012 penjualan kendaraan bermotor
di Indonesia naik 24,8% dari tahun 2012 yaitu mencapai 1,161 juta unit. Hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan industri maupun masyarakat akan kendaraan
bermotor meningkat pesat.
Tabel 1.1.
Fluktuasi Rata-rata Return on Asset, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Perusahaan Otomotif
Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012
Tahun ROA PK PP PPERS
2010 0,0962874 32,40597 10,3173 5,602533
2011 0,0793863 35,28826 10,06955 6,220602
Perputaran kas yang optimal dalam suatu perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki kemampuan dalam mengelola kas secara efektif dan
efisien. Tidak ada ketentuan baku yang menjadi standar berapa kali kas harus
berputar didalam perusahaan, hal tersebut tergantung pada kebutuhan
masing-masing perusahaan terhadap kecukupan kasnya. Perputaran piutang yang cepat
mengindikasikan bahwa terikatnya modal pada piutang usaha kecil yang berarti
menguntungkan perusahaan karena kecilnya keterikatan modal pada piutang
berarti semakin kecil jumlah estimasi piutang tak tertagihnya. Perputaran piutang
sebaiknya minimal berputar 12 kali dalam setahun (Warren-Reeves, 2009 :457).
Perputaran persediaan yang cepat mengindikasikan bahwa keterikatan modal pada
persediaan kecil yang berarti bahwa dibutuhkan modal yang lebih sedikit untuk
melakukan penjualan.
Efisiensi pengelolaan kas, piutang usaha dan persediaan dalam operasi
harian perusahaan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mencapai
laba. Tabel 1.1. menunjukkan adanya ketidakkonsistenan dalam teori tersebut.
Pada tahun 2011, perputaran kas perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2,88229 kali namun profitabilitas
perusahaan yang tercermin dari return on asset mengalami penurunan sebesar
0,0169011. Demikian halnya dengan perputaran persediaan pada tahun 2011
meningkat sebesar 0,618069 kali namun profitabilitas yang tercermin dari return
on asset mengalami penurunan sebesar 0,0169011. Perputaran piutang
menunjukkan kekonsistenan dengan teori diatas namun rata-rata perputaran
setahun, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengelolaan piutang yang tidak
optimal didalam perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan penggunaan
modal kerja yang dijelaskan melalui perputaran kas, perputaran piutang dan
perputaran persediaan terhadap profitabilitas yang dijelaskan dengan rasio return
on asset (ROA) menunjukkan pengaruh dan hubungan yang positif dan signifikan.
Namun, untuk beberapa penelitian yang menggunakan variabel bebas dan variabel
terikat yang sama mendapatkan hasil yang berbeda yaitu bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikatnya.
Perbedaan-perbedaan pada hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa masih adanya ketidakkonsistenan mengenai pengaruh
penggunaan modal kerja terhadap profitabilitas. Salah satu faktor penyebab
terjadinya hal tersebut adalah belum optimalnya para manajer mengelola
kebijakan modal kerja untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti ingin menguji kembali
bagaimana pengaruh penggunaan modal kerja yang dijelaskan melalui perputaran
kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas
perusahaan yang dijelaskan oleh rasio return on asset (ROA). Berdasarkan
penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh modal kerja terhadap
profitabilitas dengan menjadikan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa
Penggunaan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini :
1. Apakah terdapat pengaruh modal kerja yang dijelaskan oleh variabel
perputaran kas terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia secara parsial?
2. Apakah terdapat pengaruh modal kerja yang dijelaskan oleh variabel
perputaran piutang terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial?
3. Apakah terdapat pengaruh modal kerja yang dijelaskan oleh variabel
perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial?
4. Apakah terdapat pengaruh modal kerja yang dijelaskan oleh variabel
perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap
profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.3. Batasan Masalah
Atas pertimbangan mengenai efisiensi, minat dan keterbatasan waktu dan
tenaga serta pengetahuan peneliti, maka peneliti membuat beberapa batasan
terhadap penelitian ini, antara lain :
1. Penelitian hanya dibatasi selama 3 tahun yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012.
Periode waktu penelitian diatas dipilih untuk menggambarkan situasi dan
kondisi terkini dari isu-isu terkait penelitian.
2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan otomotif yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama tahun pengamatan.
3. Pengamatan dilakukan hanya pada perusahaan yang mempublikasikan
laporan keuangan yang lengkap dan sudah diaudit oleh auditor independen
selama periode pengamatan.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja yang dijelaskan oleh variabel
Perputaran Kas terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja yang dijelaskan oleh variabel
Perputaran Piutang terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif
3. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja yang dijelaskan oleh variabel
Perputaran Kas terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
4. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja yang dijelaskan oleh variabel
perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap
profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia secara simultan.
1.4.2.Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini, maka hasil dari
penelitian ini dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak diantaranya :
1. Bagi peneliti, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan
mengenai akuntansi keuangan yang berkaitan dengan modal kerja dan
implikasinya terhadap profitabilitas dalam perusahaan.
2. Manager Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi pihak
manajemen berkaitan dengan kebijakan pengelolaan modal kerja dalam
perusahaannya.
3. Investor, sebagai masukan bagi para investor yang dapat digunakan
untuk menilai kredibilitas suatu perusahaan yang terdaftar di bursa dan
pembuatan kebijakan-kebijakan di bursa.
4. Peneliti lain, sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan