• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Implementasi Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Implementasi Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat, perilaku hidup sehat penduduknya, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan, paling tidak harus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Pembangunan kesehatan akan menekankan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif (Mubarak, 2012).

Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan demikian kesehatan selain sebagai hak asasi manusia,kesehatan juga merupakan suatu investasi.

(2)

Universitas Sumatera Utara orang untuk hidup sehat. Penyelenggaraan atau penyediaan pelayanan kesehatan dasar ini harus secara nyata menunjukkan keberpihakannya kepada kelompok masyarakat risiko tinggi termasuk di dalamnya kelompok masyarakat miskin. Bahkan lebih jauh lagi, ruang lingkup pelayanan kesehatan dasar tersebut harus mencakup setiap upaya kesehatan yang menjadi komitmen komunitas global, regional, nasional maupun lokal (Depkes RI, 2010)

(3)

Universitas Sumatera Utara dan/atau 5) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes RI, 2014).

Sistem pembiayaan puskesmas ini dalam sumber biaya untuk pelayanan promotif dan preventif , baik dalam upaya kesehatan masyarakat maupun perorangan adalah Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Setelah adanya JKN terjadi perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas yaitu pemerintah hanya akan bertanggung jawab untuk pemenuhan upaya kesehatan masyarakat, sementara upaya kesehatan perorangan didukung oleh dana kapitasi dari BPJS (Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan Profil Puskesmas Tapian Dolok, wilayah kerja Puskesmas Tapian Dolok mencapai 1 Kelurahan dan 10 Nagori/Desa. Dengan jumlah penduduk mencapai 40.244 jiwa. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas Tapian Dolok ini adalah 64 kegiatan dengan jumlah peserta yang hadir 25-30 orang di setiap kegiatan penyuluhan. Adapun jumlah kegiatan promosi kesehatan Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2014 adalah jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan yaitu 64 kali dan jumlah kunjungan rumah yaitu 373 rumah.

(4)

Universitas Sumatera Utara toksoid) pada ibu hamil adalah TT-1 sebanyak 194 orang (13,2%), TT-2 sebanyak 122 orang (8,3%) dan TT-2+ sebanyak 122 orang (8,3%). Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe 1 (30 tablet) yaitu 202 orang (13,7%), Fe 3 (30 tablet) yaitu 614 orang (41,7%). Adapun jumlah peserta KB baru yaitu 1.079 orang dan jumlah KB aktif yaitu 5005 orang dengan data jumlah pasangan usia subur tidak diketahui.

Selain data di atas, Puskesmas Tapian Dolok memiliki cakupan kunjungan neonatal dengan jumlah bayi pada tahun 2014 adalah 1.111 bayi : kunjungan neonatal 1 kali (KN 1) sebanyak 706 bayi (63,5%) dan kunjungan neonatal 3 kali (KN lengkap) sebanyak 721 bayi (69%). Terdapat cakupan imunisasi yaitu jumlah DPT 1 + HB 1yaitu 782 bayi (70,4%), DPT 3 + HB 3 yaitu 730 bayi (65,7%) dan campak yaitu 774 bayi(69,7%), BCG yaitu 788 bayi (70,9%), Polio 4 yaitu 741 bayi (66,7%) dan imunisasi dasar lengkap yaitu 751 bayi (67,5%). Pada profil kesehatan Puskesmas Tapian Dolok tahun 2014 juga terdapat persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan jumlah rumah tangga 9651 RT, jumlah yang dipantau sebanyak 8.533 RT (88,4%), dan jumlah rumah tangga yang ber-PHBS sebanyak 7.271 RT (85,2%).

Saat ini masih ditemukan puskesmas yang masih berfokus pada pendekatan kuratif dari pada promotif dan preventif. Selain itu, persepsi masyarakat yang masih menganggap puskesmas hanya sebagai penyedia pengobatan bagi orang sakit atau fasilitas “orang sakit” daripada fasilitas “menjadi

sehat”. Paradigma sehat yang selalu mengutamakan pendekatan promotif dan

(5)

Universitas Sumatera Utara layanan di puskesmas (Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening, 2013).

Hasil dari Pengamatan pada saat survey pendahuluan Puskesmas ini lebih banyak menangani masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan kuratif dibandingkan dengan pelayanan kesehatan promotif dan preventif, terlihat dari pasien yang mengantri untuk berobat cukup banyak. Setiap bulannya Puskesmas menangani pasien rata-rata sebanyak 700 jiwa (pemegang kartu jaminan kesehatan) belum ditambahkan dengan masyarakat umum (bukan pemegang kartu jaminan kesehatan) dan data dari satelit-satelit puskesmas Tapian Dolok yang menggunakan kesehatan kuratif (pengobatan).

Upaya preventif di Puskesmas Tapian Dolok sebagai tambahan di era JKN yaitu Prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) adalah sebuah program yang dirancang untuk memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif bagi masyarakat berupa olahraga atau senam yang dilakukan setiap hari senin setiap minggunya di halaman puskesmas ini. Kemudian setiap satu bulan sekali tenaga kesehatan puskesmas memberikan penyuluhan sebelum dilakukan olahraga. Kegiatan ini dilaksanakan untuk masyarakat yang telah menjadi peserta jaminan kesehatan saja dan kegiatan ini didanai oleh BPJS Kesehatan. Program Prolanis inilah yang menjadi satu bentuk keluaran di Desa/Kecamatan dari pelayanan promotif dan preventif.

(6)

Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Upaya Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok

No. Program

(7)

Universitas Sumatera Utara Pada tabel 1.1 di atas berdasarkan survey pendahuluan dan pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa pelaksanaan dan cakupan dari upaya promotif dan preventif melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang maksimal. Upaya promotif dan preventif sudah dilakukan namun cakupan imunisasi dan kunjungan ibu hamil masih saja rendah. Hal tersebut disebabkan oleh upaya promotif dan preventif yang dilakukan masih belum merata ke seluruh desa di wilayah kerja puskesmas. Setelah adanya JKN pun tidak ada terlihat perbedaan maupun perubahan ke arah yang lebih baik dalam pelaksanaannya. Kegiatan-kegiatan dari upaya promotif dan preventif pelaksanaannya masih belum terarah dan kadang diadakan tidak sesuai dengan jadwal atau waktu yang telah ditetapkan pada POA sebelumnya.

Adapun hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Tapian Dolok menjelaskan bahwa Puskesmas ini dalam menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif tidak ada perbedaan ketika sudah ada jaminan kesehatan seperti sekarang ini. Pelaksanaan upaya promotif dan preventif di Puskesmas ini tidak memiliki sasaran atau target yang jelas, ditandai dengan tidak terdapat angka sasaran yang ingin dicapai secara tertulis di dalam data Puskesmas. Sehingga pencapaian pelayanan promotif dan preventif dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya tidak menunjukkan perbedaan yang secara signifikan terkait dengan adanya peningkatan ataupun penurunan.

(8)

Universitas Sumatera Utara adalah dana kapitasi dari JKN. Namun dana untuk melaksanakan pelayanan promotif dan preventif dari dana kapitasi BPJS tidak cukup, sehingga Puskesmas masih menggunakan dan BOK. Dana itulah yang digunakan untuk biaya transportasi dalam pelayanan promotif seperti penyuluhan ke masyarakat. Upaya promotif dan preventif dilaksankan oleh tenaga kesehatan yang telah ditetapkan oleh setiap program upaya wajib Puskesmas. Dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan ke masyarakat Puskesmas telah memberikan giliran kepada setiap tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas tersebut.

Pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif memiliki kendala-kendala yang menghambat kelancaran dari kegiatan tersebut. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah sarana dan prasarana serta peralatan yaitu Puskesmas ini tidak memiliki alat canggih untuk mendukung kegiatan penyuluhan misalnya penyuluhan, pemberian informasi dan edukasi tentang kesehatan yang dilaksanakan di dalam gedung memerlukan alat seperti in focus. Perilaku masyarakatnya yaitu kesadaran dan kemauan masyarakat yang belum timbul dari diri sendiri untuk memanfaatkan dan menganggap upaya promotif dan preventif itu penting demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Perilaku masyarakat tersebut ditandai dengan ketika melihat ke lapangan hanya sedikit masyarakat yang mau menghadiri penyuluhan kesehatan oleh Puskesmas.

(9)

Universitas Sumatera Utara Mangkurawang belum dapat menghilangkan pendapat yang kurang tepat terhadap diare; 2) masyarakat terbiasa untuk mendapatkan informasi kesehatan dengan menggunakan komunikasi langsung dengan petugas kesehatan, kader dan tokoh masyarakat; dan 3) jumlah petugas kesehatan terbatas sehingga diperlukan peningkatan kuantitas dan kualitas kader kesehatan.

Menurut penelitian Marjianto (2012), tentang hubungan kegiatan promotif, preventif kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan oleh perawat gigi dengan prevalensi karies gigi siswa SD/MI wilayah puskesmas di kota Surabaya, menyatakan bahwa kegiatan promotif tidak ada hubungan dengan prevalensi karies gigi dan tidak ada hubungan antara kegiatan preventif kesehatan gigi dan mulut dengan karies.

Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2015.

1.2 Perumusan Masalah

(10)

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya tentang pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif.

2. Memberikan hasil kajian sebagai masukan kepada seluruh penanggungjawab puskesmas khususnya di Puskesmas Tapian Dolok Kecamatn Tapian Dolok dalam membangun mutu dan kualitas pelayanan kesehatan.

Gambar

Tabel 1.1 Upaya Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok

Referensi

Dokumen terkait

Membaiknya tingkat ekonomi seseorang akan mempengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk pemilihan makanan (Cahyono 2008). Oleh karena itu dengan tingginya prevalensi

zona nyaman ini, anggota kelompok merasa bebas mengekspresikan diri, menumpahkan kegembiraan, keluh-kesah dan saling menghibur diri dengan cara yang berbeda dengan kelompok

 Siswa dapat mengelmpokkan karakteristik dari bahan serat,  Siswa dapat menjelaskan keragaman karya kerajinan dari bahan serat ,  Siswa dapat menyebutkan

Dikpora Dikpora Dikpora Nusa Tenggara Barat Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Karena itu guna memastikan penggunaan TIK mendukung tujuan penyelenggaraan Good Governance dan meningkatkan layanan publik yang efektif, efisien, transparan dan

 Analisis Penentuan Kawasan Hutan Berdasarkan seluruh rangkaian analisis penentuan kawasan hutan yang dilakukan, maka didapatkan kawasan hutan secara keseluruhan

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul “Pengaruh Konsentrasi

Perbedaannya adalah dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor 1 yaitu assuranse yang meliputi variabel kemampuan karyawan berkomunikasi, kemampuan karyawan dalam