• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS BATANG BAWAH JERUK TERHADAP SULFUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS BATANG BAWAH JERUK TERHADAP SULFUR"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS BATANG BAWAH JERUK

TERHADAP SULFUR

Oleh: Ika Puspitasari (01710075) Agronomy

Dibuat: 2006-03-01 , dengan 3 file(s).

Keywords: UJI, VARIETAS BATANG BAWAH JERUK, SULFUR

Ketersediaan areal lahan pasang surut untuk dikembangkan sebagai areal pertanian masih cukup luas. Luas lahan pasang surut di Indonesia khususnya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya diperkirakan mencapai 20,11 juta hektar. Dari luasan tersebut, sekitar 9,53 juta hektar berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian dan 4,186 juta hektar telah direklamasi. Lahan pasang surut pada jenis tanah marin merupakan tanah yang mempunyai lapisan pirit (FeS2) atau tanah sulfat masam (lahan pasang surut yang tanahnya mempunyai lapisan pirit atau sulfudik berkadar > 2% pada kedalaman < 50 cm) (Alhamsyah dan Izzudin, 2003).

Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengembangan jeruk di lahan pasang surut adalah kadar Fe dan SO42- yang sangat tinggi akibat oksidasi senyawa pirit (FeS2). Oksidasi pirit di lahan pasang surut dapat menurunkan pH tanah hingga menjadi 2, sehingga dapat merusak sistem perakaran tanaman bahkan tanaman mati (Sutopo, et al., 2005). Varietas batang bawah yang digunakan sampai saat ini di tanah sulfat masam adalah Japansche citroen.

Penggunaan bahan amelioran maupun pengolahan tanah dengan sistem surjan kurang efektif karena memerlukan biaya yang cukup besar, dengan penggunaan varietas batang bawah jeruk yang tahan terhadap kemasaman tanah tinggi akan lebih efektif dan efisien dalam melakukan pengembangan budidaya jeruk.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian sulfur terhadap pertumbuhan beberapa varietas batang bawah jeruk dan untuk mengetahui dan memepelajari pengaruh pemberian sulfur terhadap perubahan pH tanah dan serapan unsur S pada batang. Penelitian ini dilaksanakan di Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik Tlekung, Kec. Junrejo, Kota Batu. Metode dalam penelitian ini menggunakan RAK, Splitplot design dengan 2 faktor yang diulang 3 kali. Faktor utama adalah konsentrasi sulfur (0,25%; 0,5%; 0,75%; 1%) dan Faktor kedua adalah varietas batang bawah jeruk (Japansche citroen, Poncirus trifoliata, Citromello) dan uji lanjut menggunakan uji Duncan 5%.

Pengamatan mulai dilakukan setelah tanaman berumur 7 hari setelah tanam (hst), dengan selang waktu pengamatan 7 hari. Adapun parameter yang diamati meliputi pH tanah, jumlah daun, luas daun, uji kandungan klorofil, diameter batang, tinggi tanaman, persentase tanaman hidup, analisa kandungan S pada batang, pengukuran kandungan S tanah.

(2)

Referensi

Dokumen terkait

Praktek kerja magang merupakan salah satu mata kuliah pada semester tujuh di Universitas Multimedia Nusantara UMN Ucapan syukur dan terima kasih penulis diberikan kepada

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Pasal 4 ayat (1), untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum

Berkaitan dengan itu, telah dibentuk suatu tim koordinasi antar departemen di pusat (Tim Keppres No- 157 tahun 2000) untuk mendukung pelaksanaan UU

Allah telah menjelaskan dalam surah Yunus ayat 40-41 bahwa Allah memberikan peluang untuk melakukan peluang sesuai kehendak mereka dengan kata ْمُكُلَمَع ْمُكَلَو

Menurut Keraf (2006: 138), persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit. Maksudnya ialah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain.

Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini berkembang pesat. Seiring dengan itu secara tidak langsung mengubah pola pikir dan cara pandang manusia, termasuk dalam cara

Yeni Rostikawati 1 , Yusep Ahmadi F. Menguasai karya ilmiah artinya adalah mampu menulis tidak hanya memahami. Akan tetapi, kendala selalu ada ketika harus

Dalam studi yang dilakukan oleh Nelson dan Rusdi (2015) dijelaskan bahwa struktur kepemilikan yang berbeda menyebabkan pemegang saham menggunakan sistem pengendalian