• Tidak ada hasil yang ditemukan

9 ANALISIS PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS V SD NEGERI SAMBIROTO 02

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "9 ANALISIS PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS V SD NEGERI SAMBIROTO 02"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

9 Wardana

PGSD, FIP, Universitas PGRI Semarang Email: zaenularifin1996@gmail.com 1Mahasiswa,2,3 Dosen PGSD FIP UPGRIS

Abstract

The purpose of this study was to determine the analysis of the role of the teacher in building the character of students' confidence in the learning process of grade V SD Sambiroto 02. The research approach used was descriptive qualitative research. In data collection techniques in this study using guidelines for interviews, observation, questionnaires / documents and documents. Research results show that in the process of building the character of students' self-confidence, the role of the teacher is very influential in strengthening the character of students, the teacher also uses the lecture and demonstration method in growing the character of students. In reality, the self-confidence of each student is still relatively low. Seen when answering questions the teacher is still hesitant and confused.

Keywords: Analysis, Role of Teachers, Building Character of Student Confidence.

Abstrak

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis peran guru terhadap membangun karakter kepercayaan diri siswa dalam proses pembelajaran kelas V SD Negeri Sambiroto 02. Pendekatan Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, observasi, angket/koesioner dan dokumen. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam proses membangun karakter kepercayaan diri siswa, peran guru sangatlah berpengaruh dalam menguatkan karakter siswa, Guru juga menggunakan metode ceramah dan demonstrasi dalam menumbuhkan karakter siswa. Pada kenyataannya, kepercayaan diri yang dimiliki masing-masing peserta didik masih relatif rendah. Terlihat saat menjawab pertanyaan guru masih ragu-ragu dan bingung.

Kata Kunci : Analisis, Peran Guru, Membangun Karakter Kepercayaan Diri Siswa.

PENDAHULUAN

Pendidikan yaitu proses perkembangan, yakni upaya pengembangan potensi manusia secara maksimal untuk mewujudkan cita-citanya dalam kehidupan yang

(2)

dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Permendikbud nomor 22, 2016:1)

Pendidikan Karakter, menurut Philips dalam Judiani (2010: 282) “karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Dengan mengajarkan pendidikan karakter pada usia dini anak didik akan dapat tumbuh dengan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-harinya”.Kepercayaan terhadap kemampuan yang dimiliki merupakan bekal yang sangat penting bagi seseorang dalam kehidupan. Seseorang percaya terhadap kemampuan yang dimiliki maka dirinya itu akan merasa mampu melakukan suatu hal. Kepercayaan terhadap dirinya yang akan mendorong untuk berusaha mencapai sebuah tujuan. Kesuksesan dalam mencapai suatu hal tidak lepas dari kepercayaan diri sendiri dan kesuksesan tidak tercapai karena kurangnya keyakinan dalam kepercayaan diri sendiri.

Percaya diri merupakan keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu tujuan tertentu. Hal ini ditegaskan oleh Lauster dalam Hendriana (2012: 93) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam

tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai oranglain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya.” Kepercayaan diri sangat mempengaruhi hal dalam kepribadian seseorang.

Seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan yakin pada kemampuan diri sendiri dalam bertindak dan mengambil keputusan.Kepercayaan diri dimiliki oleh semua orang tidak terkecuali siswa Sekolah Dasar.Kepercayaan diri sangat dibutuhkan oleh siswa dalam pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk meraih prestasi dalam belajar. Bila seorang siswa memiliki rasa percaya diri yang kuat maka siswa tersebut akan percaya terhadap kemampuan diri sehingga akan menggali potensi diri, tidak hanya oleh dirinya tetapi juga oleh orang lain. Siswa yang memiliki kepercayaan diri yang kuat menganggap kegagalan bukan merupakan sesuatu yang menyedihkan bahkan mematahkan semangat tetapi sebagai langkah untuk menuju keberhasilan.

(3)

kemampuan dirinya bisa melakukan sesuatu sesuai kemampuan dirinya. Pembelajaran dengan pemberian motivasi dan penanaman kepercayaan diri terhadap siswa akan meningkatkan prestasi belajar dan kepribadiannya.

Berdasarkan observasi pada hari Sabtu, 28 oktober 2017 di kelas 5 SD N Sambiroto 02, dalam proses pembelajaran masih ditemukan siswa yang tergolong memiliki rasa percaya diri yang rendah. Terlihat dengan keengganan siswa untuk tampil di depan kelas. Saat guru menawarkan siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis hanya terdapat seorang siswa yang dengan suka rela mengacungkan jari.Ketika guru kembali menawarkan kepada siswa untuk mengerjakan soal selanjutnya di papan tulis hanya siswa tadi yang kembali mengacungkan jari.

Guru menganggap siswa tersebut sudah terlalu sering untuk maju mengerjakan soal hingga akhirnya guru menunjuk seorang siswa lain untuk maju mengerjakan soal di papan tulis. Siswa yang ditunjuk tersebut tidak langsung maju mengerjakan hingga guru

kembali memanggil

namanya.Sebelum maju siswa yang ditunjuk tersebut melihat hasil jawaban teman sebelahnya terlebih dahulu.Dalam menuliskan jawaban soal di papan tulis, siswa tersebut terlihat ragu-ragu dan sering menoleh kepada temannya untuk meminta bantuan. Hal yang sama terjadi saat guru meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami, tidak seorang siswapun yang mengacungkan jari untuk bertanya. Ketika guru bertanya untuk

memastikan pemahaman materi dan pendapat siswa, siswa kembali diam dan tidak menjawab pertanyaan guru. Melalui uraian hasil observasi tersebut di atas diduga siswa cenderung pasif, terlihat dengan keengganan siswa tampil di kelas dan tidak mau bila diminta bertanya menyampaikan pendapatnya, akan tetapi terdapat pula siswa yang dengan suka rela mau tampil di kelas dengan maju mengerjakan soal yang diberikan guru tetapi hanya siswa tertentu saja dan cenderung siswa yang itu-itu saja yang memiliki prestasi yang cukup baik di kelas. Guru perlu mengembangkan psikologi siswa dengan memberikan motivasi-motivasi khususnya dalam kepercayaan diri siswa supaya dalam proses pembelajaran siswa tidak pasif dalam proses belajar mengajar berlangsung.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul “ Analisis Peran Guru Dalam Membangun Kepercayaan Diri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sambiroto 02 “.

METODE

(4)

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2017:15).

Sumber data pada penelitian ini di peroleh dari hasil observasi, angket, wawancara serta dokumentasi (foto dan rekaman) yang dilakukan di SD Negeri Sambiroto 02. Informan penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas, dan siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu:

1. Observasi

Dalam mengobservasi, peneliti menggunakan lembar observasi yang berisi indikator tentang peran guru, indikator tentang nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter siswa dalam pembelajaran, mengamati karakter siswa dan mengisi lembar observasi yang sesuai di lapangan. 2. Wawancara

Pada penelitian ini,peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur. Dalam melakukan wawancara terstruktur peneliti sudah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang nantinya akan dijawab oleh responden. Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai Kepala Sekolah SD Negeri Sambiroto 02 tentang Peran Guru Dalam Membangun Kepercayaan Diri Siswa) yang telah berjalan ini dan juga dengan Guru Kelas tentang pertanyaan-pertanyaan peran guru kaitannya dalam membangun kepercayaan diri siswa.

3. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang penguatan pendidikan karakter siswa dalam kegiatan pembelajaran di

sekolah yang berbentuk tertutup/berstruktur, yaitu siswa menjawab sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap disertai alternatif jawaban. Kemudian siswa diminta merespon setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan diri yang diketahui dengan cara membubuhkan tanda silang (x) pada alternatif jawaban yang tersedia.

4. Dokumen

Dokumen ini berisi tentang catatan peneliti tentang daftar guru dan siswa, peran guru dalam menguatkan pendidikan karakter siswa yang diamati oleh peneliti, foto-foto selama pembelajaran. Kemudian peneliti akan menggabungkan dengan data hasil observasi, wawancara dan angket. Dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh.

Teknik Analisis Data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.Teknik analisis data selama di lapangan, peneliti menggunakan model Miles and Huberman yang dalam penelitian ini terdiri dari tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi penarikan kesimpulan. a) Data Reduction (Reduksi

data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yag pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. b) Data Display (Penyajian data)

(5)

c) Conclusion Drawing (Penarikan kesimpulan)

Penarikan kesimpulan adalah penjelasan tentang makna data dalam suatu konfigurasi yang secara khas menunjukkan alur kasualnya sehingga dapat diajukan proporsi-proporsi yang terkait dengannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian analisis peran guru dalam membangun karakter kepercayaan diri siswa kelas V di SD Negeri Sambiroto 02. Penanaman karakter kepercayaan diri di SD Sambiroto 02 dilakukan pembiasaan. Pembiasan yang di terapkan yaitu pembiasan memberikan motivasi, pembiasaan membimbingberani berbicara didepan kelas dan percaya dengan kemampuan diri sendiri. Melalui pembiasaan yang dilakukan guru setiap harinya diharapkan peserta didik dapat menanamkan kepercayaan diri pada mereka agar menjadi karakter yang baik dan kuat.

Hasil penemuan peran guru dalam membangun karakter siswa sudah baik dalam memberikan motivasi-motivasi dalam pembelajaran untuk mendorong siswa lebih percaya diri dalam pembelajaran dikelas contohnya untuk lebih berani berbicara didepan kelas, percaya pada kemampuan diri sendiri dan saling bekerjasama saat berdiskusi.

Hasil penemuan kepercayaan diri siswa kelas V SD N Sambiroto 02 sudah membaik hari demi hari. Pada hari pertama dan kedua masih terdapat siswa yang kurang memiliki karakter kepercayaan dirinya, masih ada yang mengobrol sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Pada hari ketiga sudah

berkurangnya siswa mengobrol sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru akan tetapi masih siswa yang ditunjuk masih kurang percaya diri saat maju kedepan untuk berbicara didepan kelas dan hari keempat siswa sudah lebih berani dalam memberikan pendapatnya, berani maju kedepan tanpa ditunjuk oleh guru. Pada penjelasan diatas guru sudah melakukan semaksimal mungkin untuk membangun kepercayaan diri hari demi hari untuk meningkatkan karakter kepercayaa diri bagi siswa. Adanya bimbingan dan motivasi terhadap siswa-siwa oleh guru, siswa dapat meningkatkan belajarnya dengan baik dan dapat berprestasi disekolah.

(6)

catatan untuk harus berkerja sama dan menemukan kesulitan yang dipecahkan dalam berkelompok.

Guru kelas V mengatakan faktor yang menghambat membangun karakter kepercayaan diri siswa tentunya ada karna tidak semua siswa itu rajin latar belakang keluarga iyu baik atau mungkin dalam keadaaan anak yang dari rumah sudah memiliki masalah dalam pembelajaran anak kurang bersemangat dan faktor yang mendukung dalam membangu karakter kepercayaan diri diantaranya guru sendiri harus kooperatif dan teman-teman diantara satu dengan lain harus saling akrab sehinggga tumbuh kepercayaan dirinya.

Berdasrkan wawancara dengan kepada sekolah untuk memperoleh mengenai peran guru dalam membangun karakter kepercayaan diri siswa SD Sambiroto 02 dijelaskan bahwa karakter kepercayaan diri ini sangatlah penting bagi anak-anak terutama untuk menanamkan sikap pada saat mereka akan melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk kegiatan non akademik yang nantinya akan mendukung mereka dalam mencapai kesuksesan. Ibu kepala sekolah mengatakan mengajarkan tentang membangun karakter kepercayaan diri kepada guru dan siswanya dengan melaksanakan kegiatan ppk (penguatan pendidikan karakter) terutama tentang lima nilai-nilai karakter dari niali religius, mandiri, gotong royong, patriotisme dan integritas masing-masing nilai karakter itu ada unsur kepercayaan diri.

Ibu kepala sekolah mengatakan dalam implementasinya ada sedikit kekurangan akan melakukan pembenahan terutama dalam ppk (penguatan pendidikan karakter) yang berpola dengan kepercayaan diri dan upaya-upaya memnagun karakter kepercayaan diri langkah pertama melakukan pembiasaan yang dilakukan dengan ppk (penguatan pendidikan karakter) dan kegiatan literasi untuk menumbuhkan sikap percaya diri pada siswa sehinga bisa memanfaatkan fasilitas sekolah mereka akan bisa lebih percaya diri.

Penelitian ini diawali dengan meminta izin kepada guru kelas kemudian perkenalan dengan peserta didik dilanjutkan dengan pemberian angket atau kuersioner.Angket atau kuersioner mengenai penerapan pendidikan karakter dibagikan di kelas V yang mewakili kelas tinggi.Angket atau kuersioner menggunakan empat alternative jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah.Peneliti menggunakan kriteria berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan agar lebih mudah dalam menganalisisnya.Selanjutnya,

peneliti menjelaskan bagaimana pengisianangket atau kuersioner yang dibagikan, serta memandu responden dalam pengisian angket. Jika peserta didik kurang paham mengenai pertanyaan yang diajukan peserta didik dapat bertanya kepada peneliti, kemudian peneliti menjelaskan apa maksud dari pernyataan tersebut.

(7)

peserta didik. Pengisian dilakukan dengan memberikan tanda ceklist pada daftar jawaban yang terdiri dari kolom selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Dalam menganalisis hasil data angket, peneliti mengkategorikan setiap pernyataan dalam angket, pernyataan tersebut tersusun kedalam 6aspekmembangun karakter kepercayaan diri yang terdiri dari bersikap tenang, memiliki potensi, kondisi mental, bersosialisasi, bersikap positif, peran guru. Melalui hal tersebut, akan memudahkan peneliti dalam menganalisis peran guru dalam membangun karakter kepercayaan diri di SD Negeri Sambiroto 02.

Hasil data angket di hitung menggunakan skala likert.Kategori yang di gunakan adalah tinggi,

sedang, rendah, dan

kurang.Penghitungan persentase kategori di peroleh melalui penghitungan interval.

Tabel 1. Hasil Interval Pembagian Angket

No

Nilai

Interval Kategori

1. 0-24,99% Kurang

2. 25%-49,99% Rendah

3. 50%-74,99% Sedang

4. 75%-100% Tinggi

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa peneliti menggunakan empat kategori yaitu Buruk, Rendah, Sedang, dan Tinggi. Penggolongan kategori berdasarkan

penghitungan hasil angket

menggunakan skala

likert.Selanjutnya peneliti menghitung hasil data angket tersebut, kemudian menganalisis presentase dari hasil data angket, selanjutnya mendeskripsikannya dengan kata-kata hingga memberikan kesimpulan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Angket yang digunakan peneliti merupakan angket tertutup, Respon dalam angket ini adalah seluruh peserta didik kelas V SD Negeri Sambiroto 02. Hasil angket yang telah diisi oleh responden dapat disimpulkan dan dilihat dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 2. Hasil Angket

N o

Aspek Persent ase

Kate gori

1 Bersikap tenang

88,19 Tinggi

2 Memiliki Potensi

75,69 Tinggi

3 Kondisi Mental

64,58 Sedang

4 Bersosiali sasi

88,88 Tinggi

5 Berpikir positif

85,41 Tinggi

6 Peran

Guru

90,97 Tinggi

(8)

rata-ratanya. Nilai maksimal untuk angket adalah 4 x 36 = 144, selanjutnya skor total dibandingkan dengan skor yang diperoleh kemudian dinyatakan dalam bentuk persen sehingga nilai tersebut termasuk dalam kriteria tertentu.

Pada aspekbersikap tenang diperolehtermasuk dalam kriteria “Tinggi”, artinya bahwa karakter kepercayaan diri pada aspek bersikap tenang sudah membudaya atau dalam kata lain sudah diterapkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Pada aspek memiliki potensi termasuk dalam kriteria “Tinggi”, artinya bahwa karakter kepercayaan diri pada aspek memiliki potensi sudah membudaya atau dalam kata lain sudah diterapkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Pada aspek bersosialisasi diperoleh termasuk dalam kriteria “sedang”, artinya bahwa karakter kepercayaan diri pada aspek kondisi mental sudah membudaya atau dalam kata lain sudah diterapkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas.

Pada aspek memiliki potensi termasuk dalam kriteria “Tinggi”, artinya bahwa karakter kepercayaan diri pada aspek memiliki potensi sudah membudaya atau dalam kata lain sudah diterapkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Pada aspekberpikir positif termasuk dalam kriteria “Tinggi”, artinya bahwa karakter kepercayaan diri pada aspek berpikir positif sudah membudaya atau dalam kata lain sudah diterapkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Pada aspek berperan guru termasuk dalam kriteria “Tinggi”, artinya bahwa karakter kepercayaan diri pada

aspek peran guru sudah membudaya atau dalam kata lain sudah diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran dikelas.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peranan guru dalam membangun karakter kepercayaan diri siswa sudah berjalan cukup optimal. Guru membangun kepercayan diri dengan memberikan motivasi-motivasi dalam pembelajaran berlangsung, membangun karakter dimulai daripembimbing diajarkan kepada peserta didik yang disesuaikan dengan keadaan peserta didik.

Saran dalam bidang pendidikan maupun non pendidikan, guru secara berkelanjutan perlu melakukan pendalaman mengenai kepercayaan diri siswa. Baik guru dan kepala sekolah diharapkan untuk saling membantu dan bekerja sama dalam upaya guru meningkatkan kepercayaan diri siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Suhardi. 2015. ”Membangun Kualitas Pendidikan Bermutu Pada AspekKompetensi

(9)

AR, Nasrun. 2003. “Psikologi Belajar”. Jakarta Raja Grafindo.

http://e-journal.iainjambi.ac.id /index.php/alfikrah/art icle/viewFile/843/768 Aqib Zainal. Pendidikan Karakter Di

Sekolah. Bandung : Yrama Widya

Djamarah Syaiful Bahri. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Hapsari, Mahrita Julia. Upaya Meningkatkan Self-Confidence Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Inkuiri Terbimbing.

http://eprints.uny.ac.id/7385/ 1/p-30.pdf.

HendrianaHeris. 2012.

“Pembelajaran Matematika Humanis Dengan

Metaphorical Thinking Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa”. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.1, Februari 2012.

http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/in dex.php/infinity/article/view/ 9/8.

Ismail, Muh. Ilyas. 2010. “Kinerja dan Kompetensi Dalam Pembelajaan”. LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 13 NO. 1 JUNI 2010 : 44-63.

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/lent era_pendidikan/article/viewFi le/3809/3480. (3 November 2017 pukul 15:02

Judiani, Sri. 2010. “Implementasi Pendidikan Karakter di

Sekolah Dasar Melalui Penguatan Pelaksanaan

Kurikulum”. Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010. Diambil dari http://jurnaldikbud.kemdikbu d.go.id/index.php/jpnk/article /viewFile/519/358.

Pendidikan Karakter Di Sekolah. Bandung : Yrama Widya

Rahmat, Pupu Saeful. 2009. Penelitian Kualitatif. Equilibrum.Vol 5.No.9. Januari-Juni 2009.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta

Miles, M.B & Huberman.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI PRESS

Moleong, Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muhron, Ali. Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah

Harapan.https://journal.uny.a c.id/index.php/jep/article/vie wFile/665/530

Mustari Mohamad. 2014. Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo

Raka Gede, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Disekolah. Jakarta : Gramedia.

Rini, Jacinta F.2002. Memupuk Rasa Percaya Diri.

(10)

mupuk+rasa+percaya+diri&h l=en&as_sdt=0,5.

Saputro, Dimas Niko. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Employability Pada Mahasiswa.

http://setiabudi.ac.id/jurnalpsi kologi/images/files/jurnal%2 02(3).pdf.

Satory Djam’an. 2005. Profesi

Keguruan. Jakarta.

Universitas Terbuka. Jakarta Sudrajat, Ajat. 2011. “Mengapa

Pendidikan Karakter? “.Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011 .https://journal.uny.ac.id/inde x.php/jpka/article/viewFile/13 16/1094.

Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kogntifi Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius Syarif H. Maryadi. 2011. “Pengaruh

Komunikasi Interpersonal dan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru “ Media Akademika, Vol. 26, No. 1, Januari 2011.

http://www.e-journal.iainjambi.ac.id/index. php/mediaakademika/article/v iewFile/55/48.

Yulianto, Fitri dan H. Fuad Nashori. 2006. “Kepercayaan Diri Dan Prestasi Atlet Tae Kwon Do

Daerah Istimewa

Yogyakarta”. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 1, Juni 2006.

Gambar

Tabel 2. Hasil Angket

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dikatakan berhasil jika telah memenuhi Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu (1) tindakan yang telah dilaksanakan sesuai pelaksanaan model

Matriks berpasangan untuk sub-sub kriteria kemampuan menyelesaikan masalah dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut :.

Dari pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan: Dialektika terjadi antara pihak media partisan dengan regulator media massa pada beberapa hal dimana Media Partisan

Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah 50 % sampel air mengandung jumlah E.coli lebih dari 0 MPN/ 100 ml, terdiri dari 8 air PDAM dan 14 air sumur gali.. Risiko pencemaran air

Kerapatan photoresist meningkat dengan semakin banyaknya komposisi toluena dan viskositas cairan photoresist berkurang dengan meningkatnya komposisi toluena.. Kata kunci:

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pendapatan petani yaitu dengan mengurangi penerimaan dengan total biaya, R/C digunakan untuk mengtahui setiap musim panen

[r]

Kepada Konsult an yang m asuk daft ar pendek di at as, diundang unt uk m engam bil dokum en pem ilihan dengan cara m engunduh sesuai dengan jadw al m elalui aplikasi SPSE w ebsit e :