Ovan Affandi
4514 023008
Analisis Kerjasama Organisasi Regional
FISIP – Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Keefektifan Misi Militer NATO (North Atlantic Treaty Organization)
Keadaan negara yang membutuhkan negara lain akan mendorong suatu negara untuk saling mengadakan hubungan antar negara, bukan? Mengenai pentingnya hubungan internasional, setiap negara memiliki sumber kekuatan yang berbeda-beda antara negara satu dengan negara yang lainnya. Realitas menunjukkan bahwa setiap bangsa memiliki kebutuhan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tidak selalu setiap negara dapat dipenuhi oleh potensi setiap bangsa. Dengan adanya hubungan internasional dengan negara lain, pencapaian tujuan negara akan lebih mudah untuk dilakukan dan perdamaian dunia akan mudah diciptakan dalam suatu negara. Hubungan internasional merupakan suatu yang penting bagi suatu negara, dalam era globalisasi yang kompleks ini tidak ada suatu negara yang dapat berdiri sendiri. Hal inilah yang kemudian pada akhirnya melahirkan hubungan internasional antara bangsa satu dengan bangsa yang lain. Hubungan internasional dimaksudkan mempunyai tujuan agar setiap negata dapat mempererat hubungan antar negara yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, setiap negara tidak dapat terlepas dari keterlibatannya akan peran negara lain, semuanya itu dapat terbentuk melalui hubungan antar bangsa. Salah satu wujud dari hubungan antar negara yang dilakukan yaitu kerjasama di bidang pertahanan keamanan, NATO misalnya.
North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara adalah sebuah Organisasi Internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan Perjanjian Atlantik Utara yang ditandatangani di Washington DC, Amerika Serikat pada 4 April 1949.
membantu menyelesaikan berbagai krisis. Contoh keterlibatan NATO bisa dilihat dari konflik yang berujung pada pembersihan etnis di Kosovo. Ratusan ribu orang Kosovo tercatat meninggalkan negara mereka pada tahun 1999 karena represi oleh pemerintah sehingga kehilangan tempat tinggal. NATO berusaha membantu para pengungsi kembali dengan selamat ke tanah air mereka sekaligus membantu membangun kembali rumah dan kehidupan baru di Kosovo. Organisasi ini juga berperan mengembangkan masyarakat yang demokratis untuk menjamin para pengungsi hidup bebas dan damai. Hubungan dengan Rusia juga merupakan isu utama bagi NATO. Pembentukan dan pemeliharaan hubungan damai dengan Ukraina dan seluruh Eropa Tengah dan Timur merupakan prioritas utama. Sejak Perang Dunia II, NATO merupakan satu-satunya organisasi keamanan yang menggabungkan negara-negara di Amerika Utara dan Eropa. Setelah PD II berakhir, pembangunan kembali Eropa antara lain didukung oleh perjanjian tertulis NATO. Perjanjian tersebut memastikan bahwa setiap ancaman perang ke Eropa juga dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat. Solidaritas politik dengan demikian dicapai oleh semua anggota NATO. Setiap negara berjanji untuk mengambil bagian dalam urusan keamanan anggota lain.
Menurut Oran R. Young, efektifitas suatu institusi internasional ataupun regional adalah suatu hal yang dapat diukur dengan sebuah metode yaitu dengan mencari apa yang disebut sebagai hard case yakni suatu kondisi dimana anggota institusi memiliki insentif maupun kesempatan untuk mengabaikan atau mengubah aturan-aturan yang telah disampaikan oleh institusi. Setelah mendapatkan suatu hard case, kemudian dapat dianalisa apakah dalam hard case tersebut institusi internasional dan regional yang bersangkutan tetap efektif berperan dalam menjalankan tugasnya.
Sejak awal tahun 1949, Aliansi NATO telah memiliki misi tradisional pertahanan kolektif di wilayah mereka sendiri. Keberhasilan NATO telah tercermin dalam kenyataan bahwa, sepanjang periode Perang Dingin, pasukannya tidak terlibat dalam keterlibatan militer tunggal. Keberhasilan lain yang dikaitkan dengan NATO meliputi operasi pendukung perdamaian yang memaksa mengakhiri kekerasan di Bosnia dan Herzegovina, bersama dengan implementasi perdamaian dan stabilisasi yang diikuti dari tahun 1995 sampai 2004. NATO juga berhasil melucuti senjata kelompok etnis Albania yang beroperasi di bekas Republik Yugoslavia Makedonia, serta tindak lanjut atas operasi perlindungan dan stabilitas antara 2001 dan 2003.
meningkatkan stabilitas baik di luar perbatasannya, dan untuk tetap relevan, mereka harus mampu menyeimbangkan antara misi pertahanan teritorial dan kemampuan mereka untuk menyediakan stabilitas sebuah tanah air dari jauh.
NATO menghadapi segudang ancaman dan tantangan saat ini yang tidak ada sebelumnya. Apa saja ? Ada tantangan proliferasi nuklir, terorisme, senjata pemusnah massal, Negara gagal dan yang sementara mengalami kegagalan, dan perbedaan proporsional antara nagara kaya dan negara miskin. Ancaman dan tantangan yang mereka hadapi saat ini telah menyebabkan NATO untuk terlibat dalam empat bidang misi operasi utama yaitu: Afghanistan, Balkan Barat, kontra-pembajakan, dan Irak. Dari misi operasi yang dilakukan oleh NATO, keberhasilan misi mereka menjadi barometer terkait kefektifan mereka dalam pengimplementasian tugas dan tujuan utama organisasi.
Sebagai kemajuan misi, mereka telah jelas bahwa untuk merespon realitas baru yang ada, mereka harus bergerak maju melalui pendekatan yang komprehensif. pendekatan yang komprehensif pada dasarnya berarti bahwa tantangan keamanan yang mereka hadapi bisa tidak diselesaikan dalam bentuk isolasi atau tidak dengan cara militer saja, melainkan, mereka harus tangani bersama orang lain, menyatukan semua instrumen bahwa masyarakat internasional telah tersedia - ekonomis, pendidikan, politik, kelembagaan dan militer. Ini berarti bahwa personil militer harus memahami bahwa militer adalah alat, hanya alat dari pendekatan yang komprehensif ini lebih luas dalam mendukung strategi yang lebih luas yang komprehensif. Hal ini sangat jelas dari operasi yang mereka jalankan bersama di Kosovo, Afghanistan, di lepas pantai Somalia, dan di Endeavour Aktif di Mediterania.
Ada beberapa variabel yang dapat menjadi dasar untuk menilai keefektifan suatu organisasi internasional atau regional, antara lain:
1. Intellectual Order
2. Interdependence
Efektifitas suatu institusi internasional maupun regional tergantung pada tingkat ketergantungan antara anggotanya. Semakin tinggi tingkat ketergantungan, semakin nyata tumbukan kepentingan antar pihak dan reaksi yang terjadi atas tumbukan tersebut. Masuknya beberapa negara ke Aliansi NATO salah satu alasannya yaitu karena saling ketergantungan baik di bidang pertahanan keamanan, politik, maupun dibidang ekonomi membuat NATO masih menjadi salah satu pilihan kerjasama beberapa negara dengan masing-masing kepentingan.
3. Balance of Power
Ketimpangan yang tajam dalam distribusi kekuasaan diantara negara anggota akan membatasi peranan sebuah instituusi internasional atau regional. Kekuasaan yang dimaksud diartikan sebagai penguasaan terhadap sumber daya baik sumber daya alam, kekuatan finansial, maupun hal-hal material lainnya. Ketimpangan ini mengurangi peranan institusi karena akan ada sekelompok anggota yang dapat mengabaikan aturan yang dikeluarkan jika tidak sesuai dengan kepentingan mereka. Sebaliknya semakin berimbang pembagian kekuasaan diantara suatu institusi, semakin sulit pula untuk mencapai suatu kesepakatan, akan tetapi bila suatu kesepakatan tersebut berhasil disetujui oleh negara anggota, maka kesepakatan tersebut akan sangat efektif karena tidak ada anggota yang memiliki kekuatan yang cukup besar untuk melawannya.
Kesimpulan
Suatu organisasi internasional yang bersifat fungsional sudah tentu memiliki fungsi dan tujuan dalam menjalankan aktivitasnya. Fungsi ini bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yang berhubungan dengan pemberian bantuan dalam mengatasi masalah yang timbul terhadap pihak yang terkait. Fungsi organisasi internasional menurut A. Lee Roy Bennet adalah:
1. Menyediakan hal-hal yang dibutuhkan bagi kerjasama yang dilakukan antar negara dimana kerjasama itu menghasilkan keuntungan yang besar bagi seluruh bangsa.
2. Menyediakan banyak saluran-saluran komunikasi antar pemerintahan sehingga ide-ide dapat bersatu ketiks masalah muncul ke permukaan.
konflik. Pertama, menetapkan peraturan regional yang berdasarkan pada norma-norma internasional. Kedua, menciptakan struktur pendukung yang mampu mendorong negara-negara anggota untuk menaati peraturan dan norma yang telah ditetapkan. Ketiga, menjaga agar negara-negara anggota tetap pada komitmen mereka. Keempat, mengambil pendekatan problem solving sehingga akan lebih mudah menyelesaikan segala perbedaan yang ada di antara negara-negara anggota sebelum perbedaan tersebut berubah menjadi konflik terbuka.