• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PERMAINAN BOLA UNTUK ANAK USIA DIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS PERMAINAN BOLA UNTUK ANAK USIA DIN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

PERMAINAN BOLA UNTUK ANAK USIA DINI

NAMA : KADEK SWARINGIN

NIM : 16.1.1.4.1.04.

MATA KULIAH :PENJAS UNTUK AUD

JURUSAN: DARMA ACARYA PG PAUD

(2)

DAFTAR ISI

Daftar isi………...i

Kata Pengantar……….ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………1

1.2 Rumusan Massalah……….1.

1.3 Tujuan Penulisan……… 1.

BAB II :PEMBAHASAN

2

.1 Mengenal Permaiinan Bola……….

2.2 macam-macam permainan bola untuk Paud………

3.3 teknik bermain melempar Bola……….

BAB III :PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………..

3.2 Saran………...

DAFTAR PUSTAKA………

(3)

OM SWASTIASTU

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,Atas rahmatnya saya bias menyelesaikan makalah ini yang merjudul, Permainan Bola ,dengan lancer an sesuai dengan harapan.Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasi kepaa bapak osen mata kuiiah penjas untukk PAUD.Saya sadar makaah iini jauh dari sempurna,oleh karna keterbatasan,Kemampuan an pengalaman saya dalama menyusun laporan ini.Dengan demikian kami berharap pada pembaca untuk memberikan saran –saran maupun masukan yang sifatnya membangaun sehinggga nantinya laoora ini dapat lebih sempurnadn bermanaat bagi saya maupn para pembaca.Oleh karna itu aya ssenatiasa bersikap terbuka untuk menerima kritik dan saran yang positif guuna penyempurnaan makalah ini

.

Om santhi santhi santhi,om

Singaraja 5 Desember 2017

(4)

PENDAHAHULUAN

`1.1 Latar belakang

Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas (golden age). Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar

biasa khususnya pada masa kanak-kanak awal. Mengingat usia dini merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus dioptimalkan. Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan didik secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu berkembang fisiknya, baik motorik kasar maupun halus, berkembang aspek kognitif, aspek sosial danemosional.

Perkembangan motorik kasar merupakan hal yang sangat penting bagi anak usia dini khususnya anak kelompok bermain/KB dan taman kanakkanak/ TK. Sebenarnya anggapan bahwa

perkembangan motorik kasar akan berkembang dengan secara otomatis dengan bertambahnya usia anak, merupakan anggapan yang keliru. Perkembangan motorik kasar pada anak perlu adanya bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang dibantu, bagaimana membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar yang

menyenangkan anak.[1]

Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh karena itu perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain untuk anak usia dini. Kurikulum

Pendidikan Taman Kanak-kanak meliputi enam aspek perkembangan yakni moral dan nilai-nilai agama, sosial - emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni. Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk program pendidikan anak usia dini. TK bukanlah jenjang pendidikan wajib diikuti, namun memberikan manfaat bagi penyiapan anak untuk masuk SD.

Pada umumnya pembelajaran di TK untuk aspek perkembangan fisik/motoriknya lebih banyak difokuskan ke perkembangan motorik halus, sedangkan motorik kasar kurang diperhatikan. Padahal pengembangan motorik kasar anak usia dini juga memerlukan bimbingan dari pendidik. Perkembangan motorik kasar untuk anak usia TK antara lain melempar dan menangkap

bola, berjalan di atas papan titian (keseimbangan tubuh), berjalan dengan berbagai variasi (maju mundur di atas satu garis), memanjat dan bergelantungan (berayun), melompati parit atau guling, dan sebagainya. Seyogyanya gerakan-gerakan motorik kasar ini dipraktekkan oleh anak-anak TK di bawah bimbingan dan pengawasan pendidik/guru, sehingga diharapkan semua aspek

(5)

Pengembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek-aspek perkembangan lainnya, karena ketidakmampuan anak melakukan kegiatan fisik akan membuat anak kurang percaya diri, bahkan menimbulkan konsep diri negatif dalam kegiatan fisik. Padahal jikabila dibantu oleh pendidik, besar peluangnya dapat mengatasi ketidakmampuan tersebut dan menjadi lebih percaya diri

.

I.2 RUMUSAN MASALAH

A. Konsep Dasar,Nilai-Nilai, dan Falsafah Olahraga Bagi Anak Usia Dini B. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan

C. Keterampilan Dasar Atletik, Senam, Permainan, dan bola D. Aplikasi Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani E. Evaluasi Kuantitatif dan Kualitati

F. Pengembangan Cabang Olahraga Sesuai Minat dan Bakat Anak Usia Dini

1.3 .Tujuan Penulisan

a. Untk Mengenal Permainan Bola

b. Untuk mengetahui macam-macam Permainan untk PAUD c. Untuk mengetahui teknik bermain Bola

(6)

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar, Nilai-Nilai dan Dasar Falsafah Olahraga Bagi Anak Usia Dini. Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam pertandingan. Tujuan melibatkan anak dalam aktivitas olahraga adalah sebagai pengenalan pengalaman berolahraga,

meningkatkan ketrampilan fisik, membangun kepercayaan diri.[2]

Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Oleh karena itu pelatihnya tidak perlu menekankan pada penguasaan teknik atau peraturan pertandingan. Pujian atau hadiah diberikan kepada usaha yang dilakukan anak, bukan terhadap hasil akhir. Disini perlu ditanamkan perasaan “mencapai sukses” bukan hanya sebagai juara, tetapi juga sebagai partisipan. Oleh karena itu, penting sekali di masa awal ini setiap partisipan dalam suatu kejuaraan bisa mendapatkan penghargaan. Persiapan mental dalam menghadapi pertandingan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Utamanya anak perlu dibiasakan berfikir positif, diberi keyakinan bahwa dalam pertandingan nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan yang telah dilatihnya.

Idealnya, sesuai dengan pandangan hidup (filsafat) dan konsep pendidikan jasmani yang kita anut, pembinaan olahraga usia dini itu diarahkan pada pengenalan dan penguasaan keterampilan dasar suatu cabang olahraga yang dilengkapi dengan pengembangan keterampilan serta kemampuan fisik yang bersifat umum. Sementara itu, dalam konteks pendidikan jasmani, seperti pada kelas-kelas awal, penekanannya pada pengembangan keterampilan gerak secara menyeluruh.

Dari naluri mendidiknya Ki Hajar Dewantara, mengatakan beliau sangat menyakini bahwa suasana pendidikan yang baik dan tepat adalah dalam suasana kekeluargaan dan dengan prinsip asih(mengasihi), asah(memahirkan), dan asuh(membimbing). Tiga aspek tersebut akan memberi corak bagi seorang anak terhadap prilaku (behavior), sikap (attitude) dan nilai (velue). Seperti halnya teori Karl Groos, Yang teorinya bernama teori biologis mengatakan “ Anak-anak bermain oleh karena anak-anak harus mempersiapkan diri dengan tenaga dan pikirannya untuk masa depanya. Seperti halnya dengan anak-anak binatang, yang bermain sebagai latihan mencari nafkah, maka anak manusia pun bermain untuk melatih organ-organ jasmani dan rohaninya untuk menghadapi masa depanya

(7)

suatu permainan olahraga yang selain mengembangkan aspek-aspek tersebut juga

mengembangkan aspek psikososial, yaitu mengembangkan nilai-nilai diri anak secara positif, menuju pembangunan karakter yang sportif, dinamis, kreatif, penuh toleransi, jujur, dan bertanggung jawab.[3]

Konsep “Nation and Character Building” melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagai konsep dasar pembentukan karakter anak bertumpu pada pemberdayaan anak melalui jalur pendidikan atau kegiatan olahraga disekolah.

Pembentukan karakter dalam pembelajaran penjasorkes ini antara lain :

Pembentukan fisik yang sehat, bugar, tangguh, unggul dan berdaya saing Pembentukan mental berupa sportifitas, demokratis, toleran dan disiplin Pembentukan moral menjadi lebih tanggap, peka, jujur dan tulus

Pembentukan kemampuan social, yaitu mampu bersaing, bekerjasama, berdisiplin, bersahabat, dan berkebangsaan[4]

Ahli kesehatan sepakat bahwa olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmani yang ditandai dengan meningkatnya fungsi jantung, pembuluh darah, sirkulasi darah, sistem pernafasan dan proses metabolisme, serta kemampuan tubuh untuk menangkal

bermacam- macam penyakit baik yang disebabkan oleh infeksi maupun bukan karena infeksi. Olahraga juga dapat mengurangi gejala gangguan psikis, misalnya tekanan jiwa (stress) dan ketegangan jiwa (anxiety). Dengan melakukan aktivitas olahraga yang menantang, apabila seseorang mampu mengatasi tantangan tersebut, akanmuncul suatu kepuasan, dan rasa puas ini akan mengurangi ketegangan jiwa.

Anak usia dini sebagai warga negara dan calon generasi penerus bangsa juga berhak mendapatkan pelayanan olahraga yang memadai sebagai sarana tumbuh kembang demi kesempurnaan perkembangan dan pertumbuhannya. Pemenuhan kebutuhan akan kegiatan olahraga bagi anak prasekolah maupun saat sekolah melalui pemberian

Pelajaran Penjasorkes. Hal ini berguna demi pertumbuhan dan perkembangan organ- organ tubuh tersebut secara baik dan optimal. Kondisi jasmani yang baik merupakan modal utama untuk me ngembangkan potensi diri yang lain.Dapat dibayangkan apa jadinya apabila seorang anak mengalami gangguan fungsi organ tubuh misalnya jantung, paru-paru, atau organ tubuh yang lain, tentu saja anak-anak tersebut akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan

perkembangan otak.Penjasorkes (physical education) memberikan kebutuhan gerak bagi anak prasekolah dan saat sekolah. Aktivitas olahraga sangat penting bagi anak-anak karena mempunyai banyak manfaat di antaranya adalah untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan organorgan tubuh termasuk juga otak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadappenyakit (imun), mempunyai fungsi rehabilitasi atau menormalkan kecacatan.

(8)

manusia lainnya, sehingga apabila terjadi gangguan pada otak, maka kecerdasan menjadi lemah, bahkan dapat mengalami keterlambatanmental.

Berikut ini kajian tentang kepelatihan anak usia dini yang diperlukan oleh para pelatih untuk menangani atlet usia dini, yaitu mengenai:

1. Mempersiapkan untuk melatih anak usia dini secara efektif;

2. Pemahaman pelatih bahwa pelatihan untuk anak usia dini bertujuan untuk: (a) memperoleh kesenangan;

(b) persahabatan atau memperoleh teman baru; (c) perasaan nyaman; dan

(d) belajar keterampilan baru.

Tujuan tersebut dapat dicapai, jika aktivitas olahraga sesuai dan disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan anak.

3. Memberi gambaran tentang macam olahraga untuk anak-anak 4. Memodifikasi olahraga.[5]

B. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Jasmani

Pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda.

Pertumbuhan mempunyai pengertian bertambahnya volume/ukuran organ tubuh,sedang perkembangan adalah semakin meningkatnya fungsi organ-organ tubuh. Pengalaman yang diperoleh masa kanak-kanak tidak akan hilang dan akan berpengaruh terhadap tingkah laku saat usia telah dewasa. Sebagai contoh, anak yang dilatih belajar keras sejak kecil, gigih meraih cita-cita, nanti setelah dewasa akan menjadi orang yang gigih, ulet, dan menjadi pekerja keras. Demikian juga sebaliknya, masa anak-anak dididik dengan kemanjaan, segalanya serba

mudah dan enak, maka setelah dewasa sulit menjadi orang yang mandiri dan selalu bergantung pada orang lain. Menurut Eliyawati (2005:18), karakteristik anak usia dini yang menonjol dalam kaitannya dengan aktifitas belajar di antaranya adalah bersifat unik, egosentris, aktif dan energik, eksploratif dan berjiwa bertualang, ekspresi perilakunya relatif spontan, kaya dan senang dengan fantasi/daya kayal, mudah frustasi, kurang pertimbangan, daya perhatiannya pendek, gairah untukbelajar dan banyak belajar dari pengalaman dan semakin menunjukkan minat terhadap teman.[6]

Usia terbaik untuk melakukan stimulasi pada anak adalah sedini mungkin. Hasil yang optimal akan didapat bila anak sudah diberikan rangsangan tumbuh kembang saat ia masih di dalam kandungan usia 4 bulan dan setelah lahir hingga ia berusia 6 tahun. Namun pemberian rangsangan tumbuh kembang perlu dilanjutkan setelah anak berusia 6 tahun hingga usia 8 tahun. Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian.

(9)

1. Terjadi perkembangan otot-otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir masa anak kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan yang lebih leluasa yang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macam ketrampilan gerak dasar. Beberapa macam gerak dasar misalnya: berlari, meloncat, berjengket, melempar, menangkap, dan memukul

berkembang secara bersamaan tetapi dengan irama perkembangan yang berlainan. Ada yang lebih cepat dikuasai dan ada yang baru dikuasai kemudian.

2. Dengan berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perkembangan kekuatan yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Antara usia 3 sampai 6 tahun terjadi peningkatan kekuatan sampai mencapai lebih kurang 65%

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimplan

Bermain Bola pada umumnya adalah permainan yang mengunakan bola besar dan ringan untuk PAUD.Permainan Bola memerlukan media seperti lapangan dan Bola. Permainan bola besar dan ringan untuk PAUD seperti lempar bola, mlempar, mengejar dan menendang bola. Permainan ini memerlukan lapangan yang terbuka dan sedikit luas dan tidak berbahaya , agar anak –anak dapat leluasa bermain dan berlari sambl mengejar Bola.Anak-anak akan merasa senang ada diantara teman –temannya yang se usianya,dan tidak akan merasa cepat bosan untuk bermain.

.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh ari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih pokus dadn detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumer-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

(10)

[1]Hibana S. Sahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,( Yogyakarta: PGTKI Press, 2002), hlm. 10. [2]Ibid. hlm. 21.

[3]Ma,mun, Amung dan Saputra, Yudha M. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak.( Jakarta: Ditjen Pendidikan dasar dan Menengah)

[4]Zulkifli, L,Psikologi Perkembangan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 47.

[5] http://penjaskes-pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/12/peranan-olahraga-usia-dini.html

[6]Masitoh, dkk, Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak,( Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005 ), hlm. 29.

[7]Zulkifli , Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah,( Jakarta: Ditjen Olahraga Depdiknas,2002)

[8]Hurlock, Elizabeth B, Perkembangan Anak Jilid I,(Jakarta: Erlangga, 1998), hlm. 68.

[9]Zulkifli. Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah, (Jakarta: Ditjen Olahraga Depdiknas, 2002)

[10]Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, (Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC, 1995)hlm. 71. [11]Sugiyanto dan Sudjarwo, Perkembangan dan Belajar Gerak (Jakarta:Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1992), hlm. 104.

[12] Sugiyanto, Perkembangan dan Belajar Motorik, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), hlm. 98.

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun angka elastisitas respon harga gabah adalah inelastis, akan tetapi kebijaksanaan harga gabah masih punya dampak positif tidak saja terhadap peningkatan produksi tapi

Pasar bullish adalah suatu kondisi pasar dalam perdagangan saham, di mana perdagangan saham dalam keadaan ramai atau frekuensi perdagangan tinggi, ditandai

Siswa dapat mengetahui sistem pewarnaan pada program grafis vektor dan bitmap Siswa dapat mengetahui sistem pewarnaan pada program grafis vektor dan bitmap Siswa dapat menampilkan

Memasuki tahun akademik 2020/2021 Politeknik Kesehatan Surakarta membuka pendaftaran Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Program Diploma Kesehatan, Sarjana

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJiP) Kecamatan Anggana tahun 2019 disusun sebagai media untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

Upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam rangka membangun rasa percaya diri seperti mengembangkann pengetahuan baru berdasarkan latar belakang pengetahuan untuk

34 Tahun 2009 tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara Untuk Kebutuhan Dalam Negeri..  Pencegahan eksploitasi berlebihan di bidang pertambangan yang dapat

Menurut kepala sekolah SMA Negeri 10 Bulukumba, Penerapan program atau konsep adiwiyata dalam pembelajaran juga diterapkan di lingkungan sekolah adiwiyata yang berlokasi di