• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alelopati Infiltrasi Evapotranspirasi da .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Alelopati Infiltrasi Evapotranspirasi da ."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB III

ALELOPATI, INFILTRASI,EVAPOTRANSPIRASI DAN

TUMBUHAN INVASIF

1. Dasar Teori 1.1 Alelopati

1.1.1 Definisi Alelopati

Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama atau jenis yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kebutuhan yang sama terhadap faktor- faktor pertumbuhan, kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi petumbuhan jenis-jenis pohon lain dan juga kemungkinan dapat mempengaruhi pertumbuhan dari anakannya sendiri. Peristiwa semacam ini disebut dengan allelopati. Jadi allelopati adalah suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan menghasilkan zat kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan individu lain. (Junaedi, 2006 )

Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia. Pendapat lain mengungkapkan bahwa alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan (Indriyanto, 1999).

(3)

dan mungkin juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dari anakannya sendiri, dan inilah yang merupakan suatu peristiwa yang dikenal dengan allelopati (Onrizal. 2008).

Menurut Soerianegara dan Indrawan (1984). Pada prinsipnya allelopati adalah: 1. Pengaruh yang bersifat merusak, menghambat, merugikan dan dalam kondisi tertentu kemungkinan menguntungkan. 2. Pengaruh ini terjadi pada perkecambahan, pertumbuhan maupun metabolisme tanaman. 3. Pengaruh ini diesbabkan karena adanya senyawa kimia yang dilepaskan oleh suatu tanaman ke tanaman lainnya.

Allelopati dapat berupa: 1. Keluarnya zat dari akar untuk menghambat pertumbuhan dari tanaman sejenis atau tanaman lain 2. Tanaman mengeluarkan zat pada daun yang kemudian tercuci air hujan, zat ini dapat menghambat pertumbuhan dari tanaman lain. 3. Tanaman mengandung suatu zat yang pada waktu hidup tidak bereaksi apa- apa tetapi bila tanaman mati, zat tersebut akan lepas, terurai di dalam tanah secara kimiawi atau dengan miktoorganisme. Zat yang lepas ini dapat mempengaruhi kehidupan tanaman sejenis dan tanaman lainnya. Allelopati terjadi karena adanya senyawa yang bersifat mengahambat. Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena timbulnya secara sporadis dan tidak berperan dalam metabolisme primer organisme. Senyawa-senyawa yang bersifat menghambat tersebut dikelompokkan menjadi 5 kelompok utama, seperti fenis, propian, asetogenin, terpenoid, dan alkoloid. (Whittaker dan Fenny, 1971).

(4)

1.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Alelopati

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya daya hambat senyawa kimia penyebab allelopati dari tanaman, antara lain: macam tanaman yang menghasilkan, macam tanaman yang dipengaruhi, keadaan pada waktu sisa tanaman mengalami perombakan, dan sebagainya.

Beberapa jenis tumbuhan yang diketahui mempunyai efek allelopati adalah: Pinus merkusii, Imperata cylindrica, Musa spp. dan sebagainya. (Onrizal. 2008). 1.2 Infiltrasi

1.2.1 Definisi Infiltrasi

Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah. Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah. (Januardin, 2008)

Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk kedalam tanah. Dengan kata lain infiltrasi adalah aliran air masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air kea rah vertikal). Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dikenal sebagai proses perkolasi. Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah. Hal ini terjadi dalam tiga cara yaitu: Kandungan air yang meningkat mengisi ruang pori dan mengurang kapasitas tanah untuk infiltrasi air selanjutnya, bila hujan membasahi suatu permukaan tanah yang kering, gaya kapiler yang kuat diciptakan yang cenderung untuk menarik air ke dalam tanah dengan laju yang jenuh lebih tinggi dibandingkan laju yang dihasilkan dari gaya gravitasi saja, meningkatkan air tanah yang menyebabkan pengembangan koloid dan mengurangi ruang pori. (Januardin, 2008)

(5)

menurunkan run off, sebaliknya infiltrasi yang tidak efektif akan memperbesar. (Maro’ah, 2011)

Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun dengan bertambahnya waktu. Pada awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah (ground water). (Hardjowigeno, 2003)

1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah: 1) Karakteristik –karakteristik hujan

2) Kondisi-kondisi permukaan tanah

Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi. Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.

3) Kondisi-kondisi penutup permukaan

Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi.

4) Transmibilitas tanah

Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari struktur tanah, merupakan salah satu faktor penting yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah.

5) Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi

Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum pasti. Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara lain :

1) Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan tebal lapisan jenuh.

2) Kadar air dalam tanah

(6)

4) Tumbuh-tumbuhan 5) Karakteristik hujan

6) Kondisi-kondisi permukaan tanah

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain : 1) Kedalaman genangan dan ketebalan lapisan jenuh

Dapat dipahami bahwa saat pertama turunnya hujan, penyerapan air oleh tanah ( laju infiltrasi terjadi ngen cepat ). Sehingga semakin dalam genangan dan tebal laipsan jenuh maka laju infiltrasi semakin lambat.

2) Kelembaban tanah

Semakin lembab keadaan tanah, maka laju infiltrasi semakin berkurang karana tanah semakin dekat dengan keadaan jenuh.

3) Pemampatan oleh hujan dan penymbatan oleh butir halus

Pemampatan tanah karena air hujan adalah keadaan turunnya hujan menyebabkan tanah semakin padat dan pori tanah mengecil, sehingga melambat laju infiltrasi. Butiran halus yang terbentuk saat tanah kering juga melambat infiltrasi karena saat hujan butiran tersebut masuk kedalam tanah dan menutup pori tanah.

4) Tanaman penutup

Banyak tanaman seperti rumput atau tanaman besar di area turunnya hujan dapat mempercepat lajunya infiltrasi. Karena biasanya pada tanah seperti ini banyak terdapat humus dan sarang serangga. Sehingga membantu masuknya air kedalam tanah.

5) Topografi dan intensitas hujan

(7)

Gambar Proses Infiltrasi (Sumber: spatialygeo.wordpress.com)

1.3 Evapotranspirasi

1.3.1 Definisi Evapotranspirasi

Transpirasi merupakan peristiwa penguapan air dari tumbuhan melalui pori-pori daun, sedangkan evapotranspirasi (evaporasi-transpirasi) itu sendiri merupakan peristiwa menguapnya permukaan air dari daun atau tajuk tanaman dari hasil metabolisme maupun yang tidak berasal dari kegiatan tersebut. Evaporasi adalah difusi molekul cairan kedua, molekul dibebaskan melalui evaporasi dalam bentuk gas. Bentuk gas dari air disebut uap air. Air sebagian besar secara konstan

dievaporasikan dari sel tumbuhan yang sama halnya dengan evaporasi Evaporasi terjadi pada berbagai jenis seperti permukaan danau, sungai, lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Pada transpirasi, evapokorasi terjadi terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer, hamper semua air yang di ambiltanaman dari media tanam (tanah) akan di

tranpirasikan, dan hanya sebagian kecil yang di manfaatkan tanaman . (Michael, M. 1992)

(8)

kemudian diangkut melalui xilem ke semua bagian tumbuhan khususnya daun. Bukan semua air digunakan dalam proses fotosintesis. Air yang berlebihan akan disingkirkan melalui proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air melalui transpirasi melebihi kadar pengambilan air tumbuhan tersebut, pertumbuhan pokok akan terhalang. Akibat itu, mereka yang mengusahakan pernanaman secara besar – besaran mungkin

mengalami kerugian yang tinggi sekira mengabaikan faktor kadar transpirasi tumbuh – tumbuhan. (junaedi. 2006)

Udara tanah terdiri dari pertama-tama atas nitrogen dan oksigen mirip seperti yang terdapat di atmosfer maupun berbeda dalam hal susunan udara tanah yang mengalami turun naik sangat besar. Pada saat akar-akar tanaman yang bernafas mengeluarkan karbon dioksida. Bila perubahan udara yang tidak mengambil tempat udara atmosfer, konsentrasi karbon dioksida dapat mencapai kadar yang tinggi pada saat ia menjadi beracun kebanyakan tanaman yang di tanam, meskipu tanaman-tanaman menurunkan sebagian besar CO2 untuk fotosintesis dari udara tanah

Transpirasi yang melalui kutikula lebih sedikit dibandingkan dengan stomata karena pada kutikula terjadi difusiuap air dengan langsungmengakibatkan uap air dan terdapat lapisan penghalang pada kutikula seperti kutin, lilin dan yang lain akan memperlambat proses hilangnya air dari permukaan daun tersebut (Polunin, N. 1990 ) 1.3.2 Faktor-Faktor Evapotranspirasi

Faktor-faktor tanaman yang mempengaruhi evapotranspirasi :

1.) Penutupan stomata. Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan lebar stomata. Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.

(9)

3.) Jumlah daun. Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi. 4.) Penggulungan atau pelipatan daun. Banyak tanaman mempunyai mekanisme

dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.

5.) Kedalaman dan proliferasi akar. Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen (Campbell. 2003 )

1.4 Tumbuhan Invasif

1.4.1 Definisi Tumbuhan Invasif

Tumbuhan Invasif sebagai tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan organisme lain yang bukan bagian dari suatu ekosistem yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem, lingkungan,kerugian ekonomi, dan atau berdampak negatif terhadap keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia (Alaydrus, 2002).

Masuknya spesies asing ke dalam suatu ekosistem menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem apabila jenis tumbuhan asing tersebut asing tersebut telah menjadi invasif. Spesies asing invasif tersebut tumbuh dan berkompetisi dengan jenis lokal, kemudian mengganggu jenis-jenis lokal sehingga terjadi perubahan pada ekosistem. Perubahan tersebut biasanya menyebabkan:

1. Penurunan keanekaragaman hayati 2. Perubahan pada suplai sumber daya 3. Kerusakan ekosistem

(10)

akibat kegiatan manusia, seperti perubahan sistem bentangan lahan, kebakaran, kegiatan fisik antara lain pembangunan jalan, jembatan dan bendungan (Alaydrus, 2002).

Daerah umum yang rentan terhadap invasi biologis meliputi : a) Daerah pantai dan perai ran laut dangkal

b) Perairan air tawar terutama di waduk, danau dan sungai c) Hutan

d) Savana e) Daerah kering f) Gunung

g) Daerah pertanian atau perkebunan

1.4.2 Proses Masuknya Spesies Tumbuhan Asing Invasif

Proses invasif terjadi secara bertahap diawali dari kehadiran spesies invasive disuatu home range (habitat asli) hingga terjadinya pengambil alihan lokasi baru. Spesies tumbuhan asing invasif mempunyai pengaruh yang luas terhadap keanekaragaman asli termasuk berkompetisi dengan takson tumbuhan asli, persilangan secara genetik dengan spesies terdekat, merubah karakter kimiawi atau fisik tanah, modifikasi habitat alami atau semi alam (Pitopang, 2012).

1.4.3 Penyebaran Spesies Tumbuhan Asing Invasif di Indonesia

Semakin berkembangnya teknologi pada masa sekarang ini, akan sangat sulit bagi semua negara untuk menutup dirinya dari temuan-temuan dan masuknya spesies asing, seperti pemasukan bibit unggul untuk kegiatan pertanian. Batasan spesies asing bagi Indonesia tidak membatasi spesies yang datang dari luar wilayah Indonesia saja, tetapi mencakup perpindahan spesies antar pulau dalam wilayah ndonesia. Masuknya flora, fauna dan mikroorganisme asing tersebut sudah cukup lama dan dalam jumlah yang relatif banyak.

(11)

1. Eceng gondok ( Eichhornia crassipes) yang pertamakali diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1886 dari Brazil ke kebun Raya Bogor untuk dikembangkan sebagai t anaman ornamental/hias.

2. Erechtites valerianifolia yang terikut sebagai kontaminan biji kopi dari Brazil dan Chromolaena odorata , spesies yang berasal dari Amerika Selatan/Utara yang secara tidak sengaja terbawa masuk Indonesia melalui perdagangan via kapal laut

3. Mikania micrantha yang masuk ke Indonesia melalui Kebun Raya Bogor untuk bahan baku obat namun dalam prosesnya menyebar keluar dan menekan pertumbuhan Mikania lokal ( M. cordata)

4. Acacia nilotica yang sengaja dimasukkan dari Australia untuk penghijauan (Alaydrus, 2002).

2. Metodelogi Praktikum 2.1 Bahan dan Alat

2.1.1 Alat

A. Alat Alelopati  Blander

 Timbangan analitik  Beaker glass  Gelas ukur  Penggaris  Polibag  Saringan  Gunting B. Alat Infiltrasi

 Brechtel

 Botol aqua kosong atau semacam alat untuk mengambil air (baskom)  Penggaris

(12)

 HP (timer waktu) atau jam tangan atau stopwatch C. Alat Evapotranspirasi

 beker glass  gelas ukur

 timbangan analitik  Penggaris

 polybag  blender

D. Alat Tumbuhan Invasif  Kamera

2.1.2 Bahan

A. Bahan Alelopati  Alang-alang  Rumput Teki  Daun Kamboja  Bunga Kamboja  Pinus

 Tanaman Cabe B. Bahan Infiltrasi

 Air

C. Bahan Evapotranspirasi

 tanaman sampel  tanah

 air

 ekstrak tumbuhan alelopati D. Bahan Tumbuhan Invasif

(13)

2.1.3 Tabel Gambar Alat Praktikum A. Alelopati

No Gambar Keterangan

1. Blender

Sumber :www.anugrahjuni.com

Fungsi : Untuk menghaluskan atau menghancurkan bahan

Cara Penggunaan :

1. Menyambungkan kabel pada stopkontak

2. Memasukkan potongan bahan yang telah ditimbang.

3. Tambahkan air sesuai dengan takaran.

4. Tekan tombol ON dan atur kecepatan.

Sumber :www.anugrahjuni.com

2. Timbangan Analitik

Sumber: www.diwidimoty.com

Fungsi : Untuk menimbang bahan Cara Penggunaan :

1. Menyalakan alat dengan menghubungkan adaptor ke sumber listrik.

2. Tekan tombol Re-Zero sehingga layar pada alat menunjukkan angka 0.000.

3. Masukkan sampel yang akan ditimbang.

4. Tunggu hingga layar pada alat menunjukkan angka pengukuran yang konstan.

(14)

B. Infltrasi

No. Gambar Keterangan

1. Brecthel

Sumber: Dokumen pribadi

Fungsi: Untuk mengetahui kecepatan tanah dalam menyerap air.

Cara penggunaan :

1. Letakkan pada tanah yang datar atau permukaannya rata.

2. Tekan alat ini yang bagian runcing sampai kedalaman ±1m.

3. Tuang air pada bagian tengah dahulu pastikan tidak ada yang bocor setelah itu isi bagian samping-sampingnya.

4. Letakkan penggaris di dalam silinder bagian tengah.

5. Catat waktu yang diperlukan dalam penurunan air di silinder tegah setiap 5 menit sekali. 2. Baskom

Sumber: www.productsdb.com

Fungsi: Sebagai tempat air Cara penggunaan :

1.Memasukkan air ke dalam baskom atau mengambil air menggunakan baskom.

Sumber: www.productsdb.com

(15)

Sumber: dc372.4shared.com

Fungsi: Untuk mengukur tingginya air pada brecthel.

Cara penggunaan :

1.Menancapkan pada tanah di dalam brecthel bagian tengah. Sumber: dc372.4shared.com

4. Papan dada dan alat tulis

Sumber: www.alat2tulis.com

Fungsi: Untuk mencatat hasil praktikum.

Cara penggunaan :

1. letakkan LK pada papan dada dan tulis menggunakan alat tulis yang ada.

Sumber: www.alat2tulis.com

5. Stopwatch

Sumber: www.bukalapak.com

Fungsi: Untuk timer waktu. Cara penggunaan : 1.Tekan tombol untuk

menjalankan stopwatch. Sumber: www.bukalapak.com

C. Evapotranspirasi

(16)

1. Beker glass

1.Tuangkan larutan sebanyak yang diinginkan ke dalam

1.Menuangkan larutan sebanyak yang diinginkan ke dalam pertambahan pertumbuhan pada tanaman yang diamati.

Timbangan anlitik Fungsi : Untuk mengukur berat sampel yang akan ditimbang sesuai yang diinginkan.

Cara penggunaan :

(17)

Sumber:

www.analitikku.blogspot.com

menghubungkan adaptor ke sumber listrik.

2. Tekan tombol Re-Zero sehingga layar pada alat menunjukkan angka 0.000. 3. Masukkan sampel yang akan

ditimbang.

4. Tunggu hingga layar pada alat menunjukkan angka tanaman pada polybag sesuai kebutuhan.

1.Memasukkan bahan yang akan dihaluskan lalu tutup

menggunakan tutup blender kemudian tekan tombol on untuk memblendernya.

Sumber : www.kitchenaid.com

(18)

No Gambar Keterangan

1. Kamera

Sumber : gressnews.com

Fungsi : untuk memfoto dan merekam tumbuhan invasif

Cara Penggunaan : 1. Tekan tombol ON 2. Tekan tombol “Record” Sumber : gressnews.com

1.3 Cara kerja

2.2.1 Cara Kerja Alelopati

1. Buatlah ekstrak alang-alang, pinus dan mangium dengan cara berikut: a.

Hancurkan dan haluskan bagian tumbuhan yang dipilih tersebut dengan mangkok penggerus atau blender. b. Buatlah ekstrak atau hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan air, dengan perbandingan bagian tumbuhan : air adalah 1 : 7, 1 : 14, dan 1 : 21 dan dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, saringlah ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan alat penyaring.

2. Letakkan biji sengon, biji jagung atau biji kacang hijau pada cawan petri, sebanyak 9 petri setiap regu.

3. Siram sebanyak 5 ml ekstrak allelopati ke dalam cawan petri yang telah berisi biji pinus, biji kacang hijau atau biji jagung.

4. Tiap regu dapat memilih kombinasi perlakuan, biji sengon, biji kacang hijau atau biji jagung dengan perlakukan (kontrol dan perlakukan ekstrak dengan salah satu konsentrasi 1 : 7 atau 1 : 14 atau 1 : 21).

5. Tiap regu terdapat 3 (tiga)

(19)

2.2.2 Cara Kerja Infiltrasi

1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti baskom atau aqua botol yang berisi air dan brechtel dll.

2. Mencari tanah yang sedikit lembab misalnya lapangan dan pastikan permukaannya datar agar air yang ada di brechtel tidak keluar dari alat itu.

3. Meletakkan alat brechtel pada tanah yang sesuai, lalu tekan menggunakan batu atau diinjak dengan kaki hingga bagian yang lancip pada bagian bawah brechtel masuk sedikit didalam tanah, pasikan sudah tepat dan sisinya rata (tidak tinggi sebelah)

4. Memasukkan air sedikit demi sedikit pertama yang diisi yaitu bagian yang tengah sampai penuh, pastikan disisi-sisinya airnya tidak keluar. Setelah itu isi kolom bagian-bagian sampingnya sampai penuh semua.Memasukkan

5. Penggaris pada kolom brechtel yang paling tengah dan tancapkan. Tunggu perubahannya setiap 5 menit sekali dan setiap 5 menit tulis penurunan airnya yang tertera pada penggaris di LK.

6. Menuliskan hasilnya pada LK. 2.2.3 Evapotranspirasi

1. Menyiapkan bahan evapotranspirasi seperti tanah, tanaman dan air yang akan digunakan

2. Menyiapkan 2 polibag. 1 polybag tanpa tanaman, 1 polybag dengan tanaman 3. Mengisi polybag dengan tanah yang sudah disiapkan

4. Menimbang kembali tanah pada polybag, perbedaan berat awalnya dan akhir setelah beberapa waktu merupakan jumlah air yang melalui evapotranpirasi. 5. Menimbang pot berisi tanaman dan pot tidak berisi tanaman setelah disiram

6. Kemudian tanah tersebut di tempatkan pada beberapa tempat (terbuka cahaya) selama 12 jam dan ternaungi.

(20)

2.2.4 Tumbuhan Invasif

1. Praktikan mencari lahan tumbuhan invasif

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Alaydrus, R. 2002. Spesies Tumbuhan Asing Invasif (Invasive Alien Plant Species) dan Peluang Pengawasannya dalam Penyelenggaraan Perkarantinaan Tumbuhan. Jurnal Penelitian November 2012 Vol. 12 (1)56-79. Campbell. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Djojosumarto, P. 2001. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Jakarta: Penerbit Kanisius.

Fenny, Whittaker. 2000. Physiology Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hardjowigeno, H. Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo. Indriyanto. 1999. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Januardin. 2008. Pengukuran Laju Infiltrasi pada Tata Guna Lahan yang Berbeda di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan Medan. Skripsi FP-USU Hlm. 3-7. Medan.

Junaedi. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press. Kimball, J.W. 2000. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Kurniawan. 2006. Pengaruh Alelopati Gulma Teki (Ciperus Rotundus) dan Alang-Alang( Imperata cylindrica) Terhadap Kadar Protein Serat Kasar Hijau Jagung (Zea Mays L.). PS. September 2006. Jakarta

Lakitan,Benyamin. 2012. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Maro’ah S. 2011. Kajian Laju Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah pada Beberapa Model Tanaman (Studi Kasus Sub DAS Keduang, Wonogiri). Skripsi FP- Universitas Sebelas Maret Hlm. 7-8. Surakarta

Pitopang, R. 2012. Struktur dan Komposisi Vegetasi Pada 3 Zona Elevasi Yang Berbeda di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah Indonesia. Jurnal Natural Science Desember 2012 Vol. 1.(1) 85-105

Gambar

Gambar Proses Infiltrasi

Referensi

Dokumen terkait

Harapan selanjutnya dari kegiatan sosialisasi pendataan ini, pemerintah Kota Tegal dan Provinsi Jawa Tengah dapat menindaklanjuti dengan proses mendapatkan rumah

In conclusion, teaching English grammar (passive voice) using grammar discovery technique gave significant effect on the st udents‟ passive voice mastery at the eleventh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter yang sudah terbentuk melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya adalah karakter disiplin dan

Apoteker harus memiliki kemampuan untuk mengajukan pertanyaan dalam usaha untuk mengumpulkan informasi tentang keluhan pasien.Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai fisiologis hematologi (eritrosit, PCV, Hb, MCV, MCH, MCHC, dan leukosit) dan rasio netrofi:limfosit monyet ekor

Jarum panjang menunjukkan menit. Jarum pendek menunjukkan jam. - Kemudian guru menetapkan jarum panjang ke arah angka 6, kemudian satu per satu menunjukkan waktu

19 Dadang Kahmidi, M.Si (Ed), Metodologi Agama persepektif Ilmu Perbandingan Agama, hlm.. 2) Santri di pondok pesantren Karangasem sudah menunjukkan modern dimana mereka

Bentang air asin kawasan Asia Tenggara terdiri dari lautan (samudera), teluk, laut dan selat. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa sebagian dari kawasan Asia