• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan PERDES Tentang Keamanan dan Ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rancangan PERDES Tentang Keamanan dan Ke"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Rancangan PERDES Tentang Keamanan dan Ketertiban

RANCANGAN

PERATURAN DESA MARON KECAMATAN GARUNGKABUPATEN WONOSOBO NOMOR : ….. TAHUN 2013

TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA MARON Menimbang:

a. Bahwa kebutuhan akan rasa aman dan damai adalah suatu keharusan demi terciptanya kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

b. Bahwa dipandang perlu untuk menciptakan keamanan danketertiban demi hidup yang serasi, selaras dan seimbangguna menunjang terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan yang berdasarkan pancasila.

c. Bahwa untuk melaksanakan tetentuan pada huruf a dan bmaka perlu ditetapkan dalam sebuah Peraturan Desa.

Mengingat:

a. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945; b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Nomor 53 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389)

c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844);

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYARAWATAN DESA MARON Dan

KEPALA DESA MARON MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERATURAN DESA MARON TENTANG KETERTIBAN DESA BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian ke satu Umum Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Kepala Desa adalah Kepala Desa Maron;

2. Masyarakat adalah seluruh warga Negara Republik Indonesia;

3. Masyarakat Desa Maron adalah seluruh penduduk yang berdomisili di DesaMARON,

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo ;

4. Kepala Pemerintahan Kepala pemerintahan di Desa Maron; 5. BPD adalah Badan Perwakilan Desa di Desa Maron;

6. Ketertiban Sosial adalah keadaan keteraturan sosial sesuai dengan norma-norma, nilai-nilai,

(2)

7. Asusila adalah perbuatan yang menyinggung rasa kesusilaan sesuai dengannorma-norma

yang berlaku dan tidak dapat diterima secara umum;

8. Orang adalah individu atau pribadi baik berjenis kelamin laki-laki atau perempuan;9.Warga

adalah masyarakat yang bermukim diwilayah hukum Desa Maron

9. Badan atau organisasi adalah setiap perkumpulan orang yang berbadan hukummaupun yang

tidak berbadan hukum;

10. RW atau Rukun Warga adalah Rukun Warga di wilayah hukum Desa Maron

11. RT atau Rukun Tetangga adalah Rukun Tetangga di wilayah hukum Desa Maron.

12. Jalur Hijau adalah, taman atau tempat-tempat umum

Bagian ke dua Maksud dan Tujuan Pasal 2

(1) Maksud dari peraturan desa ini adalah untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan

ketertiban dan keamanan desa.

(2) Tujuan dari peraturan desa ini adalah agar terciptanya kenyamanan dankeamanan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di Desa Maron sehingga masyarakat bisa dengan tenang dalam menjalankan kehidupansehari-hari.

Bagian ke Ke tigaRuang Lingkup Pasal 3

Ruang lingkup dari peraturan desa ini adalah :

1. Mengatur segala hal yang berkaitan dengan ketertiban masyarakat Desa Maron Kecamatan Telok Sebung Kabupaten Bintan.

2. Mengatur tentang ketertiban Sosial, Umum dan Susila masyarakat dankewenangan

perangakat desa dalam menjalankan peraturan desa ini.

3. Memberikan rasa aman dan damai bagi masyarakat dalam menjalankanaktivitas sehari-hari. BAB II

KETERTIBAN UMUM Pasal 4

(1) Setiap orang atau warga yang akan mengadakan keramaian atau pertunjukan pementasan

yang melibatkan orang banyak harus mendapatkan izin dari perangkat desa.

(2) Setiap orang atau masyarakat yang akan mengadakan keramaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengajukan permohonan izin palinglambat 5 (lima) hari sebelum hari H. Pasal 5

(1) Dalam kegiatan keramaian atau perayaan didalammya dilarang mengadakankegitatan yang mengarah pada perjudian seperti bola ketangkasan dansejenisnya.

(2) Permainan ketangkasan seperti dimaksud dalam ayat 1 tidak dibenarkanwalau dengan alasan

apapun. Pasal 6

(1) Setiap orang atau warga dilarang mengadakan kegitan sabung ayam baik dalam bentuk

hiburan rakyat atau dengan taruhan.(2)Pelanggaran pada ketentuan ayat (1) akan dikenakan sanksi yang berlaku.

Pasal 7

(1) Setiap orang atau warga dilarang menggunakan petasan atau sejenisnya yang bisa

menimbulkan kebisingan dan kegaduhan.

(2) Larangan penggunaan petasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk pada acara perayaan tertetu atau hari-hari besar.

(3) Pelanggaran pada ketentuan ayat (1) akan dikenakan sanksi yang berlaku. Pasal 8

(1) Setiap warga diwajibkan untuk menjaga keamanan dan ketertibanlingkungannya.

(3)

(3)

Pembentukan unit keamanan sebagaimana dimaskud ayat (1) ditetapkandengan Surat keputusan RW dengan mengetahui Kepala Desa.

Pasal 9

(1) Setiap warga atau orang dilarang membuat keributan atau kegaduhan yang bisa

menimbulkan keresahan.

(2) Jika ada orang atau warga yang membuat keributan sebagaimana yangdimaksud pada ayat (1) akan di kenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 10

(1) Setiap ada warga baru yang akan pindah atau bertempat tinggal di Desa Maron wajib melapor kepada ketua RT setempat.

(2) Setiap warga yang akan pindah sebagaimana dimaksud wajib menunjukkansurat pindah atau

keterangan lain dari daerah asal.

(3) Setiap orang yang bermukin di Desa Maron lebih dari 1x24 jam wajibmelapor kepada ketua RT setempat.

Pasal 11

(1) Setiap warga wajib untuk menjaga kebersihan, keasrian dan kelestarian desa.(2)Dalam menjaga kebersihan desa setiap warga dilarang membuang sampahsembarangan.(3)Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)dan (2) maka setiap RT (Rukun Tetangga) wajib menyediakan tempat pembuangan sampah sementara.

BAB III

TERTIB SOSIAL Pasal 12

(1) Setiap orang yang mengidap penyakit tertentu yang mengganggu pandanganumum dan atau meresahkan masyarakat, dilarang berada di jalan, jalur hijau,taman, dan tempat-tempat umum.

(2) Para pengidap penyakit tersebut dalam ayat (1) menjadi tanggungjawab orangtua atau keluarganya, kecuali para pengidap penyakit dan keluarganya dalam keadaan miskin atau terlantar maka tanggungjawab penanganannya diambilalih oleh Pemerintah Desa.

(3) Setiap pengidap penyakit tersebut dalam ayat (1) yang bukan wagrga Desa Maron akan diatur dalam Keputusan Kepala Desa.

Pasal 13

(1) Setiap orang yang perbuatan dan tingkah lakunya yang dapat menimbulkankeresahan masyarakat, dilarang berada di jalan, jalur hijau, taman, dantempat-tempat umum>

(2) Setiap orang yang kedapatan atau terbukti melakukan perbuatan sebagaimanayang dimaksud

pada ayat (1) akan dikenakan sanksi berupa peringantan, dan jika tetap mengulangi perbuatan yang sama akan diserahkan kepada piak yang berwajib.

Pasal 14

(1) Setiap orang atau badan dilarang meminta bantuan atau sumbangan dengancara dan alasan apapun baik dilakukan sendiri-sendiri ataupun bersama-samadi wilayah hukum Desa Maron tanpa izin tertulis dari Bupati WonosoboatauPejabat yang ditunjuk.

(2) Setiap orang atau badan yang telah mendapatkan izin tertulis dari Bupatiatau Pejabat yang

ditunjuk dalam pelaksanaan pengumpulan sumbangan uangatau barang wajib melaporkan kegiatannya kepada Kepala Desa.

(3) Setiap orang atau badan dilarang menyelenggarakan pengumpulanuang/dana/sumbangan

yang tidak berkaitan dengan kegiatan sosial atauusaha-usaha kesejahteraan sosial.

(4) Setiap orang atau badan yang akan meminta sumbangan kepada warga untuk kepentingan umum harus mendapat persetujuan dari Kepala Desa.

(4)

(1) Untuk menghormati dan menjaga kerukunan antar umat beragama makasetiap orang atau warga dilarang melakukan kegiatan yang bisa menggangukekhusukan ibadah pemeluk agama lain.

(2) Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan di ditengah-tengah pemukiman pemeluk agama lain harus mendapat persetujuan dari Pemerintah setempat.

Pasal 16

(1) Setiap orang atau warga dilarang menyebarkan isu atau gossip yang bisa menyebabkan keresahan ditengah masyarakat.

(2) Isu atau gosip seperi dalam ketantuan ayat (1) adalah sesuatu berita atau kabar yang tidak jelas dan tidak mempunyai dasar yang bisa dipertanggungjawabkan.

Pasal 17

(1) Usaha Dagang atau sejenisnya yang berhahaya dan atau berpotensimengganggu ketertiban

warga tidak diperbolehkan beroperasi di wilayahhukum Desa Maron.

(2) Kegiatan usaha Dagang seperti yang dimaksud pada ayat (1) yang bersifaturgen harus mendapat persetujuan dari pemerintah setempat.

Pasal 18

(1) Setiap orang atau badan yang berada atau berdomisili di Desa Maron dilarang :

a. Menyediakan dan atau menggunakan bangunan atau tempat untuk melakukan perbuatan judi

dan asusila.

b. Melakukan perbuatan pemikatan untuk berbuat asusila. c. Melakukan perbuatan sebagai gelandangan.

d. Melakukan Perbuatan yang dapat meresahkan masyarakat

(2) Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan pada ayat (1) akandikenakan sanksi dan diserahkan kepada pihak yang berwajib.

(3) Ketentuan sanksi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) akan ditur dalam Keputusan

Kepala Desa.

BAB IV

TERTIB SUSILA Pasal 19

(1) Setiap orang dilarang bertingkah laku asusila di jalan, jalur hijau, taman, dantempat-tempat umum lainnya.(2)Setiap orang dilarang berpakaian yang tidak sesuai dan atau bertentangan dengan norma-norma agama dan budaya di tempat-tempat umum.

Pasal 20

(1) Setiap orang berlainan jenis kelamin dilarang tinggal dan atau hidup satu ataplayaknya suami

isteri tanpa diikat oleh perkawinan yang sah berdasarkanUndang-undang.

(2) Setiap orang berhak melaporkan orang-orang yang tinggal dan atau hidupsatu atap layaknya suami isteri tanpa diikat oleh perkawinan yang sah berdasarkan Undang-undang kepada yang berwajib.

Pasal 21

(1) Setiap orang berlainan jenis kelamin dilarang berdua-duaan ditempat gelapdiatas jam 11 malam

(2) Pelanggaran pada ketentuan ayat (1) akan dikenakan sanksi sesuai denganketentuan yang berlaku.

Pasal 22

Setiap orang atau badan dilarang membentuk dan atau mengadakan perkumpulan yang mengarah kepada perbuataan asusila, kekerasan dansecara normatif tidak bisa diterima oleh budaya masyarakat.

BAB V

(5)

Pasal 23

(1) Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa ini dilakukan oleh perangkat desa.

(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat berdasarkankeputusan Kepala Desa.

Pasal 24

(1) Pejabat pengawasan diberi kewenangan untuk menegur dan atau menangkapsetipa pelanggaran ketertiban seperti dalam peraturan desa ini.

(2) Pejabat pengawasan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh aparatRT/RW dilingkungan

Pemerintah Desa Maron. BAB VI

KEWAJIBAN Pasal 25

(1) Peraturan ini dibuat berdasarkan kesepakatan bersama yang disahkan olehKepala Desa Maron dan wajib dipatuhi oleh semua pihak tanpa terkecuali.

(2) Bagi yang melanggar peraturan ini wajib diberi sanksi sesuai dengan yangtermaktub pada

Bab XI Peraturan Desa Maron tentang Ketertiban Desa. Pasal 26

(1) Setiap orang atau warga berkewajiban untuk menjaga ketertiban dankemanan bersama-sama

(2) Bagi yang melanggar peraturan ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

BAB VII

PELANGGARAN Pasal 27

(1) Pelanggaran adalah segala bentuk kegaiatan yang termaktub pada bab II,IIIdan IV dalam

peraturan ini.(2)Segala tindakan atau perbuatan yang mengarah pada ketentuan yang diatur dalam peraturan ini.

BAB VIII

SANKSI-SANKSI Pasal 28

(1) Barang siapa yang melanggar ketentuan-ketentuan yang telah disepakatidalam Peraturan Desa ini akan dikenakan sanksi.

(2) Pengaturan tentang sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Kepala Desa.

BAB IX PENUTUP Pasal 29

Hal-hal yang belum diatur mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Desa ini akandiatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Desa.

Pasal 30

Peraturan Pemerintah Desa ini mulai berlaku sejak diundangkan dalam lembaranPemerintah Desa Maron, Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo, dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Desa Maron

Tanggal : 2013

(6)

PEMERINTAH DESA TAMMANGALLE

PERATURAN DESA NO: 5 TAHUN 2013

TENTANG

JENIS ADMINISTRASI MENJADI PUNGUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA TAMMANGALLE

Menimbang :a. Bahwa pelayanan kepada masyarakat terhadap segala kepentingan perlu

penyelesaian administrasi yang tertib, cepat, tepat dan memuaskan oleh Pemerintah Desa;

b. Bahwa untuk mencapai hal tersebut perlu adanya dana penunjang yang dapat diperoleh dari masyarakat yang membutuhkan / berkepentingan sebagai wujud peran serta atas pelayanan yang diterima dari Pemerintah Desa;

c. Bahwa wujud pencapaian peran serta tersebut berupa kesediaan secara ikhlas

memberikan biaya Administrasi sebagai Pendapatan Desa; d. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Mengingat :1. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Penggantu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Inspnesia Nomor 4548 );

2. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Tahun 2004 Nomor 125 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005, Tanbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4587 );

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 4 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan dan retribusi Administrasi Kependudukan dan pencatatan sipil

(7)

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA TAMMANGALLE dan

KEPALA DESA TAMMANGALLE MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG BIAYA ADMINISTRASI

MENJADI PUNGUTAN DESA

Pasal 1

KETENTUAN UMUM

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan : 1. Desa adalah Desa TAMMANGALLE.

2. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa TAMMANGALLE. 3. BPD adalah Badan Permusyawaratan Desa TAMMANGALLE.

4. Pemegang Kas adalah aparat Desa TAMMANGALLE.

Pasal 2

JENIS ADMINISTRASI YANG MENJADI PUNGUTAN DESA DAN JENIS ADMINISTRASI YANG TIDAK MENJADI PUNGUTAN DESA

1. Setiap anggota masyarakat yang mendapatkan pelayanan administrasi untuk

penerbitan surat - surat keterangan,rekomendasi, perijinan dari Pemerintah Desa dipungut biaya sesuai dengan jenis Administrasi sebagai berikut :

a. Rekomendasi ijin tempat kerja / usaha

2. Setiap anggota masyarakat yang mendapatkan pelayanan administrasi untuk

penerbitan surat - surat keterangan/rekomendasi dari Pemerintah Desa yang tidak dipungut biaya/Gratis, sesuai dengan jenis Administrasi sebagai berikut :

Surat Keterangan Penduduk

b. Surat Keterangan Domisili

Surat Keterangan penduduk sementara

(8)

Surat Keterangan Kelakuan Baik

Administrasi yang diterbitkan oleh pemerintah Desa dan tidak diatur dalam

pasal 2 ayat 1 dan 2, maka tidak ada pungutan biaya/Gratis.

Pasal 3

PELAKSANA KEGIATAN

Bendahara sebagai pelaksana perolehan biaya administrasi adalah pemegang kas dari aparat desa

Bendahara wajib melakukan pertanggung jawaban penerimaan dan pengeluaran di setiap akhir tahun

Pasal 4

KETENTUAN SANKSI

Barang siapa yang dengan sengaja atau tidak sengaja menyalahgunakan atau

menghilangkan uang pungutan diwajibkan untuk mengganti/ mengembalikan sesegera mungkin.

Batas waktu pengembalian paling lambat 1 ( satu ) bulan sejak uang dihilangkan atau berdasarkan kesepakatan pihak-pihak terkait/berwenang. Apabila ketentuan sebagaimana pada ayat 2 ( dua ) pasal ini tidak terpenuhi

maka proses penyelesaian selanjutnya dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

Pasal 5 PENGAWASAN

BPD berhak melakukan pengawasan terhadap Pelaksanaan Pungutan Desa

dengan meminta keterangan kepada Kepala Desa.

Pengawasan dapat dilakukan secara kelembagaan maupun secara

perseorangan oleh angota BPD.

Pengawasan yang dilakukan BPD tidak dalam kapasitas pemeriksa.

Pasal 6

KETENTUAN PENUTUP

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Pemerintah Desa wajib menyebarluaskan kepada masyarakat. Ditetapkan di : TAMMANGALLE

Pada Tanggal : 26 Desember 2013

KEPALA DESA TAMMANGALLE

HUSAIN NAWAWI

Diundangkan di Desa TAMMANGALLE Pada tanggal 227 Desember 2013

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilaksankan, pembelajaran maharah al- qira’ah melalui model pembelajaran inquiry untuk siswa-siswi kelas VII K di

n Hasil interpretasi peta anomali Bouguer daerah Sumatra Selatan yang memperlihatkan anomali tinggi pada umumnya menempati daerah bagian selatan dan barat yang di

skala kabupaten. 20) tugas dan memantau bawahan berkaitan dengan penerimaan, penyampaian informasi berita sandi dan berita-berita lainnya. 21) Membina, membagi tugas dan

Cyrilla Indri Parwati,2013, Kumbung Otomatis untuk Budidaya Jamur pada Industri Rumah Tangga, kelembaban pada media tanam jamur secara otomatis

(kecenderungan menaik atau menurun) dan sangat berguna untuk membuat ramalan yang sangat diperlukan bagi perencanaan. 2) Gerakan siklus (cyclical movement), adalah

Sebagaimana terlihat pada gambar 4.6 di atas, bahwa hipotesis H 0 di terima, yang berarti bahwa model yang diajukan pada penelitian ini adalah fit atau dapat

'i Amerika 5tara bagian  barat pada Zaman Trias terdapat sbuah geosinklin yang kira(kira melalui daerah $ali"ornia, 6regon, /ashington dan Alaska dengan tebal sedimentasinya

F : Kembalilah ke dalam kehidupanmu sehari-hari, ke tengah dunia menjadi alat TUHAN untuk menabur kasih dan kebaikan Yesus dengan kata dan perbuatan, bahkan