• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PELAYANAN PUBLIK PENGARUH OTONOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PELAYANAN PUBLIK PENGARUH OTONOM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PELAYANAN PUBLIK

PENGARUH OTONOMI DAERAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

OLEH

FAISHAL RASYID

23.1981

KELAS C.4

MANAJEMEN PEMRINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih serta sayang-Nya sehingga kita semua masih diberi kesempatan untuk menikmati segala ciptaan-Nya yang dihamparkan di bumi ini.

Salam beriring sholawat kita kirimkan kepada Nabi junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW yang kita sadari bahwa beliaulah yang telah membawa kita semua dari alam yang begitu gelap menuju alam yang terang benderang yaitu keislaman seperti yang kita rasakan bersama-sama hingga saat ini.

Adapun penulis menyusun makalah yang berjudul “Pengaruh Otonomi Daerah terhadap Kualitas Pelayanan Publik” penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki diri demi peningkatan kualitas Makalah selanjutnya. Adapun harapan dari penulis agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jatinangor, 8 Desember 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kualitas pelayanan publik yang baik adalah pelayanan yang mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat yang menerima pelayanan publik tersebut tanpa komplain. Pelayanan yang diberikan membuat masyarakat merasa nyaman dan bahagia tanpa ragu bahwa pelayanan tersebut telah dilaksanakan dengan benar.

Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan agenda reformasi birokrasi yang bertitik tolak dari fakta yang ada tentang buruknya kualitas pelayanan publik yang sebagian besar ditentukan oleh kualitas sikap karakter aparatur pemerintah yang korup dan tidak memiliki tanggungjawab.

Saat ini pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah masih jauh dari kondisi ideal yang diharapkan. Masih terdapat oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan jabatannya untuk mendapatkan keuntungan.

Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah haruslah sesuai dengan prinsip penyelenggaraannya yaitu:

1. Kesederhanaan: Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan.

2. Kepastian: Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

3. Akurasi: Produk pelayanan publik dapat diterima dengan benar, tepat, dan sah.

4. Tidak diskriminatif: Tidak membedakan suku, ras, dan agama.

(4)

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu otonomi daerah dan pelayanan publik? 2. Mengapa otonomi daerah penting?

3. Bagaimana peran pemerintah dalam melaksanakan otonomi daerah? 4. Bagaimana pengaruh otonomi daerah terhadap pelayanan publik? 1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui otonomi daerah dan pelayanan publik? 2. Untuk mengetahui pentingnya otonomi daerah.

3. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam pelaksanaan otonomi daerah.

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 1 Angka 6 “Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan Kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Kualitas adalah baik buruknya seuatu atau totalitas fitru-fitur dan karakteristik-karakteristik dari produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau kebutuhan yang tersirat (ISO).

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa

publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab pemerintah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan publik adalah baik buruknya suatu pelayanan yang diberikan pemerintah yang berpengaruh pada kepuasan masyarakat. Dimana kualitas pelayanan publik tersebut bergantung pada kinerja pemrintahan daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam hal ini pelayanan publik.

Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan dengan mengikuti Siklus Deming yang dari Dr. W. Edwards Deming, yaitu meliputi tahapan-tahapan berikut (Drs. H. Surjadi, M.Si 2012:55):

 Tahap perencanaan

 Tahap pelaksanaan

 Tahap pemeriksaan

 Tahap pelaksanaan

(6)

BAB III PEMBAHASAN 1. OTONOMI DAERAH DAN PELAYANAN PUBLIK

Pengertian "otonom" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara bahasa adalah "berdiri sendiri" atau "dengan pemerintahan sendiri". Sedangkan "daerah" adalah suatu "wilayah" atau "lingkungan pemerintah". Secara istilah "otonomi daerah" adalah "wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah masyarakat itu sendiri."

Otonomi daerah menurut adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan Kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia” Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Undang-Undang ini adalah hasil dari perubahan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.

Dengan berkembangnya modernisasi dan gaya kehidupan masyarakat yang semakin tinggi memaksa pemerintah untuk harus selalu berbuat sesuatu yang baru untuk mengurus urusan pemerintahannya yang berkembang dari waktu ke waktu. Terbukti dengan banyaknya perubahan Undang-Undang tentang otonomi daerah.

Otonomi daerah yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 memberikan wewenang kepada pemerintah daerah dengan terus meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam bentuk jasa pelayanan berupa barang publik maupun jasa publik.

(7)

keadaan masyarakat pada saat peraturan itu dibuat dan pro terhadap kepentingan umum serta tidak merugikan mana pun.

2. PENTINGNYA OTONOMI DAERAH

Otonomi daerah saat ini telah begitu banyak melahirkan perubahan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dampak otonomi daerah sangat luas, tidak hanya sekedar menciptakan perubahan pada aspek pemerintahan namun juga termasuk social, budaya, ekonomi dan politik.

Dampak otonomi yang luas timbul karena otonomi pada dasarnya memiliki makna strategis yang berkaitan erat dengan tata kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik masyarakat Indonesia. Otonomi daerah diharapkan mampu untuk mendorong terciptanya demokratisasi di Indonesia, yang ditandai dengan meningkatnya peran masyarakat dalam proses pembangunan. Peran tersebut diwujudkan dalam bentuk partisipasi, prakarsa, dan kreatifitas untuk mengatur dan mengurus rumah tangga masing-masing.

Otonomi daerah yang dilaksanakan sejak tahun 1999 hingga sekarang telah melahirkan berbagai perubahan di antara sekian banyak dampak otonomi daerah terhadap kehidupan masyarakat

Terdapat begitu banyak harapan yang ideal di balik penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia. Salah satu dampak otonomi daerah yang diharapkan adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan publik, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan terwujudnya kemajuan pembangunan di seluruh daerah secara merata. Secara empiris, negara-negara yang sukses dalam menyelenggarakan kebijakan desentralisasi telah membuktikan hal tersebut. Namun, bukti empiris juga menunjukkan bahwa di negara-negara yang gagal, penyelenggaraan kebijakan desentralisasi justru mengganggu sektor pelayanan publik dan menimbulkan ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan politik.

3. PERAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

(8)

publik menyatakan bahwa 3-6 dari 10 pelanggan akan membicarakan tentang buruknya perlakuan yang mereka terima. Dan 6 dari 10 pelanggan akan mengkonsumsi barang atau jasa alternative (Pantius D, Soeling, 1997,11).

Hasil studi The Technical Assistens Research Program Intstitute menunjukkan hasil bahwa 95% pelanggan yang dikecewakan tidak pernah mengeluh kepada perusahaan. Rata-rata pelanggan yang complain akan memberitahukan kepada 9 atau 10 orang lain mengenai pelayanan yang buruk yang mereka terima. Dan 70% pelanggan yang complain akan berbisnis kembali dengan perusahaan kalau keluhannya cepat ditangani (Pantius D, Soeling, 1997,11).

Masih rendahnya pelayanan publik kepada masyarakat. Ini disebabkan rendahnya kompetensi PNS daerah dan tidak jelasnya standar pelayanan yang diberikan. Belum lagi rendahnya akuntabilitas pelayanan yang membuat pelayanan tidak prima. Banyak terjadi juga Pemerintah daerah mengalami kelebihan PNS dengan kompetensi tidak memadai dan kekurangan PNS dengan kualifikasi terbaik. Di sisi yang lain tidak sedikit juga gejala mengedepankan ”Putra Asli Daerah” untuk menduduki jabatan strategis dan mengabaikan profesionalitas jabatan.

Dalam hal ini pelayanan memegang peranan yang sangat penting untuk menjaga loyalitas konsumen. Jika kualitas yang didapatkan baik maka yang akan menyebar di masyarakat adalah cerita yang baik pula yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan tersebut. Sehingga masyarakat akan terus menggunakan pelayanan yang diberikan.

Berbagai permasalahan lain dalam otonomi daerah ialah isu pergeseran kekuasaan di kalangan elit daripada isu untuk melayani masyarakat secara lebih efektif. Otonomi daerah diwarnai oleh kepentingan elit lokal yang mencoba memanfaatkan otonomi daerah sebagai momentum untuk mencapai kepentingan politiknya dengan cara memobilisasi massa dan mengembangkan sentimen kedaerahan seperti ”putra daerah” dalam pemilihan kepala daerah.

(9)

lain. Jadi peranan pemerintah sangat penting untuk tetap menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

4. PENGARUH OTONOMI DAERAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK.

Dengan bertambah luasnya kewenangan yang diberikan, maka aparat pemerintahan di daerah dapat mengelola dan menyelenggarakan pelayanan publik dengan lebih baik sesuai dengankebutuhan masyarakatnya, Hoesseein (2001), “Otonomi daerah merupakan wewenang untuk mengatur urusan pemerintahan yang bersifat lokalitas menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat”.

Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemberian pelayanan kepada masyarakat akan lebih efektif. Namun sampai sekarang kualitas pelayanan publik masih saja terdapat pelayanan yang sulit untuk diakses, berbelit-belit dan biaya yang tidak jelas serta masih terdapat pungutan liar.

Selain itu ada juga ketidakadilan dalam pelayanan publik dimana masyarakat yang tergolong dalam kategori miskin akan mendapatkan kesulitan saat mendapatkan pelayanan sebaliknya orang yang tergolong mampu akan lebih mudah mendapatkan pelayanan. Untuk itu jika ketidakadilan ini teus terjadi maka pelayanan yang berpihak ini akan memunculkan potensi disintegrasi bangsa, perbedaan antara yang kaya dan yang miskin dalam konteks pelayanan, peningkatan ekonomi yang lamban.

Kejadian tersebut terjadi karena paradigma lama tersebut ditandai dengan aparatur Negara di lingkungan birokrasi menempatkan dirinya untuk dilayani bukan untuk melanyani. Padahal pemerintah seharusnya sadar bahwa pelayanan merupakan pengabdian yang mengutamakan efisiensi dan keberhasilan dalam membangun bangsa.

(10)
(11)

BAB IV KESIMPULAN

Otonomi daerah saat ini telah begitu banyak melahirkan perubahan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dampak otonomi daerah sangat luas, tidak hanya sekedar menciptakan perubahan pada aspek pemerintahan namun juga termasuk social, budaya, ekonomi dan politik.

Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan dengan mengikuti Siklus Deming yang dari Dr. W. Edwards Deming, yaitu meliputi tahapan-tahapan berikut (Drs. H. Surjadi, M.Si 2012:55):

 Tahap perencanaan

 Tahap pelaksanaan

 Tahap pemeriksaan

 Tahap pelaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

Dari data dan informasi pada tabel di atas, bahwa secara keseluruhan pencapaian sasaran 1 di atas telah terpenuhi, namun upaya untuk meningkatkan indeks tutupan lahan

Dilihat dari masalah-masalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan, perlu dilakukan pengembangan terhadap sistem yang ada.Maka, penulis mengusulkan sebuah aplikasi berbasis

Dari beberapa batasan Pelayanan Publik diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan

Kelima korban ditangkap tanpa surat perintah penagkapan, dan selama proses pemeriksaan kelima korban diintrogasi dan disiksa agar mengakui tindak pidana pembunuhan yang

Berdasarkan rumusan masalah yang ada pada konsep dasar oksigenasi, penulis menemukan diagnose yang sama yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, selain itu penulis menemukan

Sedangkan daya penyebaran adalah efek yang ditimbulkan oleh suatu sektor karena peningkatan output sektor yang bersangkutan terhadap output sektor-sektor lainnya

Pengertian pelayanan dan pelayanan publik di atas dapat disimpulkan sebagai pemberian pelayanan (melayani) yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik

Dari berbagai pengertian pelayanan publik di atas dapat disimpulkan definisi pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) yang dilaksanakan oleh