• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu Pada Media Sabut Kelapa Terhadap Produktivitas Dan Jenis Triterpenoid Lingzhi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu Pada Media Sabut Kelapa Terhadap Produktivitas Dan Jenis Triterpenoid Lingzhi."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SABUT KELAPA DAN LIMBAH CAIR TAHU

SUMEDANG TERHADAP PRODUKSI JAMUR LINGZHI

(Ganoderma lucidum Leyss.Fr)

LAPORAN PENELITIAN

OLEH :

Dra. Betty Mayawati MZ M.Si

Dr. Nia Rossiana M.S.

Asri Peni Wulandari Ph.D

Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran tahun anggaran 2010 No SPK 695a/H6.26/LPPM/PL/2010 tanggal 29 Maret 2010

(2)

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGANBIOTEKNOLOGI

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2010

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN MUDA (LITMUD)

SUMBER DANA DIPA PNBP UNPAD TAHUN ANGGARAN 2010

1. a. Judul penelitian :Pemanfaatan sabut kelapa dan limbah cair tahu sumedang terhadap produksi jamur lingzhi (Ganoderma lucidum Leyss.Fr.)

b.Bidang Ilmu : MIPA c. Katagori penelitian : II

2. a. Ketua Peneliti

b.Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Betty Mayawatie M.Si. c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Gol/Pangkat dan NIP : Penata /III-c dan 195804 e. Jabatan Fungsional : Lektor

(3)

3. Jumlah Anggota Peneliti : 2 orang

a. Anggota peneliti 1 : Dr.Nia Rossiana M.S. b. Anggota peneliti 2 : Asri Peni Wulandari Ph.D

---4. Lokasi Penelitian : Kubung jamur Jurusan Biologi FMIPA UNPAD 5. Lama Penelitian : 6 bulan

6 Biaya Yang Diperlukan : Rp. 7000.000,- (Tujuh juta rupiah)

Bandung, 30 September 2010

Mengetahui,

Kepala Pusat Peneltian dan Pengembangan Ketua Peneliti Bioteknologi

Dr. Ratu Safitri M.S. Dra. Betty Mayawatie M.Si. NIP. 1 NIP. 1958

Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

(4)

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH CAIR TAHU

PADA MEDIA SABUT KELAPA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN JENIS TRITERPENOID LINGZHI

(Ganoderma lucidum (Fr.) Karst)

oleh :

Nia Rosianna, Asri Peni Wulandari, Ambar Wulan Sari ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah cair tahu pada media sabut kelapa terhadap produktivitas dan jenis triterpenoid Lingzhi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan deskriptif. Metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap digunakan untuk analisis produktivitas Lingzhi yang terdiri dari lima perlakuan yaitu penambahan limbah cair tahu konsentrasi 0%, 3%, 6%, 9% dan 12%. Metode deskriptif digunakan untuk analisis jenis triterpenoid Lingzhi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu sebesar 3% memberikan hasil yang optimal terhadap waktu munculnya primordia yaitu 205,2 hari setelah inokulasi (HSI) dan rata-rata berat basah tubuh buah Lingzhi yaitu 3,95 gram pada panen pertama, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah, diameter dan berat kering tubuh buah Lingzhi. Penambahan limbah cair tahu dengan konsentrasi yang berbeda menghasilkan jenis triterpenoid yang berbeda. Penambahan limbah cair tahu konsentrasi 0% menghasilkan 8 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (β, Mg, H, dan Y ), lucidenic acid (D1 dan N), ganodermic acid TQ, dan 3,15-Diacetoxy-23-oxo-7,9(11),24E-lanostatrien-26-oicacid ; konsentrasi 3% menghasilkan 3 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Y, C2, dan P) ; konsentrasi 6% menghasilkan 12 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Mg, Y, K, L, dan Mi) dan lucidenic acid (D1, M, dan G), ganoderiol A, ganodermic acid Ja, lucidone A dan ganoderol A ; konsentrasi 9% menghasilkan 5 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Y U, dan N), lucidenic acid D1 dan ganoderal A ; konsentrasi 12% menghasilkan 5 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Y dan N), lucidenic acid (D1 dan G), dan lucidone A.

(5)

THE EFFECT OF THE TOFU’S LIQUID WASTE ADDITION AT COCOPEAT MEDIUM TO PRODUCTIVITY AND TRITERPENOID

KIND OF LINGZHI (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst)

By :

Nia Rosianna, Asri Peni Wulandari, Ambar Wulan Sari

ABSTRACT

The research about the effect of the Tofu’s liquid waste addition at cocopeat medium to productivity and triterpenoid Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst) kind has been done. This research used to experimental and descriptive method.The experimental method Complete Random Design was used to analyze the productivity consist of the treatment was added the Tofu’s liquid waste there are 0%, 3%, 6%, 9%, and 12%. The descriptive method was used to analyze the triterpenoid content. The result from this research showed that the added of tofu’s waste 3% gives optimum the effect of when primordial appears that is 205,2 day after inoculation (DAI) and wet weight mean that is 3,94622 gram on the first harvest but there’s no effect at amount, diameter, and dry weight of Lingzhi. The added of Tofu’s liquid waste with different concentrate will product a different kind of triterpenoid. The added of Tofu’s liquid with concentration 0% producted 8 types of triterpenoids there are ganoderic acid (β, Mg, H,and Y), lucidenic acid ( D1 and N), ganodermic acid TQ, and 3,15-Diacetoxy-23-oxo-7,9(11),24E-lanostatrien-26-oic acid ; concentration 3% producted 3 types there are ganoderic acid (Y, C2, and P);concentration 6% producted 12 types there are ganoderic acid (Mg, Y, K, L and Mi), lucidenic acid (D1, M, and G),ganoderiol A, ganodermic acid Ja, lucidone A and ganoderol ; concentration 9% producted 5 types there are ganoderic acid (Y, U and N), lucidenic acid D1 , and ganoderal A; concentration 12% producted 5 types there are ganoderic acid (Y and N), lucidenic acid (D1 and G) and lucidone A.

(6)

A.Judul Penelitian : Pemanfaatan sabut kelapa dan limbah cair tahu sumedang terhadap produksi jamur lingzhi (Ganodema lucidum (leyss: fr.)

B.Pendahuluan

Sabut kelapa merupakan bagian terbesar dari buah kelapa (35 %), selain tempung 25 %, daging buah 28 % dan air buah 25 %. Serbuk sabut kelapa merupakan komponen cukup besar dari buah kelapa dengan komponen utamanya adalah lignin dan selulosa. Serbuk ini juga bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya. Sedangkan limbah tahu selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan-bahan pakan dengan kualitas tinggi, kandungan protein bahan ini sebesar 30,3% Serbuk sabut kelapa dan limbah tahu dapat digunakan sebagai media yang baik bagi jamur yang mempunyai potensi sebagai bahan pangan dan bahan obat. Jamur yang telah berhasil dibudidayakan dan banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat jumlahnya cukup banyak, salah satunya adalah jamur Ganoderma lucidum.

Jamur Lingzhi menduduki peringkat pertama dari ratusan tanaman berkhasiat obat/herbal karena zat-zat yang terkandung didalamnya.

Media dari limbah cair tahu juga dapat dijadikan sebagai bahan alternatif campuran

media jamur. Limbah cair tahu merupakan sisa dari proses pencucian, perendaman, penggumpalan, dan pencetakan selama pembuatan tahu. Sugiharto (1978)mengemukakan bahwa limbah cair tahu banyak mengandung bahan organik dibandingkan dengan bahan anorganik. Kandungan protein limbah cair tahu mencapai (40-60) %, karbohidrat (25-50) %, dan lemak 10 %. Bahan organik tersebut berpengaruh terhadap tingginya kandungan fosfor, nitrogen dan sulfur didalam air. Sumiati (1983) menjelaskan bahwa bahan makanan yang kaya akan protein berguna bagi pertumbuhan jamur tiram putih karena dapat digunakan sebagai suplemen yang akan mempertinggi produksi dan meningkatkan kadar protein jamur. Prasetiya (2006) menjelaskan bahwa komponen terbesar dari limbah cair tahu adalah protein yaitu sebesar 226,06 mg/L sampai 434,78 mg/L.

(7)

pertumbuhan miselium yaitu sebesar 0,495 mm/hari, dibandingkan dengan media kontrol yang tanpa pemberian limbah cair tahu yaitu sebesar 0,365 mm/hari.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.Apakah penambahan limbah cair tahu Sumedang berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium, produksi tubuh buah jamur lingzhi (Ganodema lucidum (leyss: fr.)

2.Pada takaran limbah cair tahu berapa yang tepat untuk pertumbuhan jamur lingzhi yang maksimal

D. Tinjauan Pustaka .

The Materia Medica Classic of Shengnong juga menilai Lingzhi sebagai “crème de la crème” dari obat-obatan herbal, atau obat herbal yang paling agung dan mulia tanpa efek sampingLimbah cair tahu merupakan salah satu alternatf bahan yang dapat digunakan sebagai campuran media untuk menanam jamur. Limbah cair tahu adalah sisa buangan dari proses pembuatan tahu. Jumlah limbah tahu sangat besar dimana dalam pembuatan tahu dari 1 kg kedelai menghasilkan 45 liter limbah cair. Saat ini keberadaan limbah cair tahu masih belum banyak dimanfaatkan walaupun telah dilakukan penelitian dimana limbah cair tahu dapat dijadikan sebagai bahan makanan berupa nata de soya, media fermenstasi bakteri dan bahan bakar berupa biogas (Dhahiyat 1990 dalam Rossiana, 2006).

(8)

2003).Kadar protein limbah cair tahu adalah sekitar 22 % dimana sebagai limbah buangan, kandungan protein itu tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan kandungan protein kacang kedelai yang berkisar 38 %

E. Kegunaan Penelitian

Pengolahan limbah untuk medium produksi jamur merupakan wujud waste to product,diharapkan mendapatkan takaran tepat untuk campuran medium jamur sehingga produksi tubuh buahnya meningkat.

F..Tujuan Kegiatan

Rangkaian kegiatan penelitian ini bertujuan untuk optimalisasi percobaan, mendapatkan suatu cara pengolahan dan pengelolaan limbah tanaman perkebunan khususnya sabut kelapa secara efektif, selektif dan ramah lingkungan. Dengan cara mendayagunakan kemampuan jamur ling-zhi edible mushroom potensi pangan dan obat yang dapat mendegradasi senyawa organik dan dimanfaatkan untuk media pertumbuhan dan hasil.

Menggunakan kultur jamur ling-zhi unggul yang dapat berkembangbiak dengan baik dalam media limbah sabut kelapa dan limbah cair tahu

Mendapatkan kondisi dan komposisi optimum campuran medium pembibitan dan produksi G. Kontribusi penelitian

1.Memanfaatkan sabut kelapa, limbah tahu sebagai campuran medium jamur 2. Mendapatkan takaran yang tepat untuk mempercepat pertumbuhan bibit, menaikkan produksi

3.Mendapatkan bahan material obat anti kolesterol

(9)

H.Metode penelitian

1. Lingkup kegiatan yang dilakukan seperti pada alur kegiatan tersebut :

Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah tahu pada media bibit induk sabut kelapa terhadap laju pertumbuhan jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum) adalah metode eksperimental di laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan yang diulang sebanyak enam belas kali.

Perlakuan berupa penanaman jamur Lingzhi (G. lucidum) pada media bibit sabut kelapa tanpa penambahan limbah tahu (P0) dan penanaman jamur Lingzhi (G. lucidum) pada media bibit induk sabut kelapa dengan penambahan limbah tahu (P1).

Jumlah seluruh baglog yang dibutuhkan adalah sebanyak 3 x 16 = 48 tiap ulangan ada 3 baglog jadi seluruhnya 144 baglog dengan berat kering media tumbuh tiap baglog 500 gram.

Penelitian dilakukan menggunakan rancangan eksperimental dengan pemberian perlakuan konsentrasi berdasarkan kisaran batas yang telah diketahui.

Penelitian ini menggunakan tiga parameter yaitu laju pertumbuhan miselium, tingkat produksi, dan jamur Lingzhi (G. lucidum). Parameter pertama yang diamati adalah laju pertumbuhan miselium vertikal dan horizontal (cm/hari), produksi tubuh buah.

Adapun tahapan kerja penelitian adalah sebagai berikut :

(10)

TAHAPAN KERJA PENELITIAN

A. PEMBIBITAN

PEMBUATAN PDA

PEMBUATAN PDA

INOKULASI

INOKULASI

PEMELIHARAAN BIAKAN MURNI

PEMELIHARAAN BIAKAN MURNI

PEMBUATAN MEDIA BIBIT

PEMBUATAN MEDIA BIBIT

INOKULASI BIAKAN MURNI KE MEDIA BIBIT

INOKULASI BIAKAN MURNI KE MEDIA BIBIT

STERILISASI MEDIA BIBIT

STERILISASI MEDIA BIBIT

INKUBASI 3 minggu

(11)
(12)

C. Tabel 3.2 Komposisi Media Tumbuh Lingzhi

I.Hasil dan pembahasan

Penelitian ini terdiri dari dua pengamatan yaitu pengamatan penunjang yaitu pengamatan

terhadap faktor-faktor lingkungan dan pengamatan utama yaitu pengaruh penambahan limbah

cair tahu pada media sabut kelapa terhadap produktivitas Lingzhi.

1.Pengamatan penunjang

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap faktor-faktor lingkungan yang

mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas Lingzhi sejak awal inokulasi sampai dengan

panen pertama meliputi suhu dan kelembaban ruangan budidaya serta hama dan penyakit yang

menyerang Lingzhi.

2.. Suhu dan Kelembaban

Rata-rata suhu di dalam ruangan budidaya selama proses pertumbuhan dan

perkembangan Lingzhi adalah 23,790C (Tabel 4.1) dan rata-rata kelembaban di dalam ruangan

budidaya adalah 74,13% (Tabel 4.2). Suhu dalam ruangan budidaya tersebut telah memenuhi

Perlakuan Jumlah (gram)

Penambahan Limbah Cair Tahu (ml) Sabut Kelapa Bekatul Kapur Gula Gips TSP

p0 8500 1300 100 100 50 50 0

p1 8500 1300 100 100 50 50 300

p2 8500 1300 100 100 50 50 600

p3 8500 1300 100 100 50 50 900

(13)

syarat pertumbuhan dan perkembangan Lingzhi yang optimum, namun kelembaban dalam

ruangan budidaya kurang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan Lingzhi. Parjimo dan

Soenanto (2008) mengemukakan bahwa suhu dan kelembaban optimum untuk pertumbuhan dan

perkembangan tubuh buah Lingzhi adalah (18-30)0C dan (80-90)%.

Tabel 4.1. Suhu Harian di dalam dan luar Kubung

Waktu

Tabel 4.2. Kelembaban Udara harian di dalam dan luar Kubung

Waktu

Kelembaban Harian di dalam

Kubung (%) Kelembaban Harian di luarKubung (%) Kisaran

tersebut dipengaruhi oleh suhu. Suhu berkaitan dengan aktivitas enzim, enzim akan bekerja baik

pada kondisi suhu yang sesuai dan sesuai dan enzim akan berpengaruh terhadap metabolisme

(14)

Kelembaban erat kaitannya dengan kandungan air baik dalam bentuk air maupun uap air.

Kelembaban di ruang pertumbuhan berubah sewaktu-waktu, hal tersebut dipengaruhi oleh suhu,

gerakan udara dan ventilasi udara. Suhu berkaitan dengan kelembaban, apabila temperatur tinggi

dimana kandungan air meningkat, maka suhu akan turun. Pengaturan suhu dan kelembaban

ruangan budidaya dilakukan dengan penyiraman air bersih pada lantai kumbung Penyiraman

dilakukan dua kali sehari, namun apabila kondisi hujan tidak dilakukan penyiraman.

3. Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit yang muncul selama penelitian menyebabkan terhambatnya

pertumbuhan Lingzhi, baik pertumbuhan miselium maupun tubuh buah. Hama yang sering

ditemukan selama perkembangan dan pertumbuhan Lingzhi adalah tikus, kutu, semut, kecoa dan

laba-laba. Hama-hama tersebut menyerang dengan cara memakan tubuh buah jamur sehingga

jamur yang dihasilkan cacat atau bahkan patah. Sumber kontaminan antara lain dapat berasal dari

spora kontaminan yang terdapat di dalam bahan baku media dan dari udara di sekitar tempat

pemeliharaan dan bibit yang terkontaminasi.

Penyakit yang banyak ditemukan pada budidaya Lingzhi disebabkan oleh kontaminasi dari

jamur kontaminan dan serangan bakteri serta virus. Pada awal inkubasi ditemukan kontaminasi

pada media tumbuh oleh jamur lain seperti Trichoderma sp dan Aspergillus sp. Oei (2002)

menyatakan kontaminasi media oleh Trichoderma sp ditandai dengan adanya warna hijau pada

media tumbuh sedangkan kontaminan oleh Aspergillus sp ditandai dengan warna hitam pada

media (penyebab penyakit black mold). Apabila media sudah terkontaminasi oleh dengan salah

satu atau kedua jamur ini maka pertumbuhan jamur akan terhambat bahkan terhenti sama sekali.

Kontaminasi oleh bakteri dan virus lebih sukar diketahui, keberadaan bakteri dapat diketahui dari

(15)

Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tahap sterilisasi, inokulasi, inkubasi dan pemanenan.

Kontaminasi media tumbuh oleh jamur lain disebabkan pula oleh kandungan air yang berlebih.

Tingginya kandungan air pada media menghambat pertukaran udara sehingga menciptakan

kondisi anaerob. Kondisi Anaerob ini akan memicu tumbuhnya mikroba lain yang kemudian

akan menghasilkan metabolit yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan jamur

(Oei, 2002).

Kontaminasi tersebut dapat menurunkan produktivitas media sehingga berpengaruh

terhadap kualitas dan kuantitas hasil panen. Pengendalian kontaminasi dilakukan dengan cara

memisahkan media yang telah terkontaminasi dengan media yang tidak terkontaminasi agar

tidak menjadi sumber kontaminasi baru, membersihkan sarang laba-laba di sekitar ruang

budidaya dan menyemprotkan orten di sekitar rak inkubasi untuk pembasmi serangga serta

pemeliharaan yang teliti.

4. Pengamatan utama.

Pengamatan utama terhadap produktivitas dan kandungan triterpenoid Lingzhi

diantaranya meliputi waktu yang dibutuhkan untuk munculnya primordia (HSI), jumlah tubuh

buah, diameter tubuh buah (cm), berat basah (g), berat kering (g), dan jenis triterpenoid yang

dihasilkan oleh Lingzhi. Pengamatan ini dilakukan sampai panen pertama yaitu dengan umur

panen 246 HSI.

5. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu terhadap Waktu Munculnya Primordia Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst).

Primordia didefinisikan sebagai suatu daerah penebalan miselium dan membentuk

tonjolan dengan diameter lebih dari 1 mm, serta memiliki permukaan yang halus (Flegg, dkk,

(16)

penambahan limbah cair tahu memberikan pengaruh yang nyata terhadap waktu munculnya

primordia Lingzhi (Lampiran 1 pada Tabel 6.2). Pengujian data kemudian dilanjutkan dengan Uji

Wilayah Beganda Duncan (Tabel 4.3).

Tabel 4.3. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa Terhadap Waktu Munculnya Primordia Lingzhi.

Perlakuan Rata-rata Waktu Munculnya Primordia sebagai tidak berbeda nyata menurut uji Duncan dengan taraf signifikan 5%. p0 = tanpa penambahan limbah cair tahu (kontrol) pada media tumbuh Lingzhi

p1 = penambahan 3% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhi p2 = penambahan 6% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhi p3 = penambahan 9% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhi p4 = penambahan 12% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhi

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa perlakuan p2 dan p3 berbeda nyata dengan

perlakuan p0, p1 dan p4. Nilai rata-rata waktu muncul primordia Lingzhi paling cepat pada

perlakuan p3 (penambahan limbah cair tahu 9%) yaitu dengan rata-rata 192,4 HSI. Hal ini

menyatakan bahwa penambahan limbah cair tahu sebesar 9% mempercepat waktu munculnya

primordia. Menurut Suriawiria (2001), pertumbuhan dan perkembangan Lingzhi dipengaruhi

oleh empat faktor penting yaitu bibit jamur, substrat penanaman, kondisi lingkungan, dan bahan

media.

Kandungan bahan organik seperti C/N pada subtrat penanaman sangat berpengaruh

terhadap perkembangan jamur karena berhubungan dengan kandungan nutrien dan unsur hara

yang diperlukan oleh jamur. Perbandingan C/N pada perlakuan p3 yaitu 31:1, pada rasio C/N

(17)

Simamora dan Salundik (2008) menyatakan bahwa perbandingan C/N yang optimum dalam

proses dekomposisi media secara anaerob adalah 20:1 sampai 40:1. Bila nilai rasio C/N > 40,

maka temperatur pada saat proses pengomposan cenderung akan menurun sehingga

memperlambat pematangan kompos. Sebaliknya, apabila C/N < 20, pH media akan naik

sehingga menyebabkan kematian mikroorganisme tertentu

Hal ini menunjukkan proses dekomposisi pada media tumbuh p3 lebih cepat dalam

membantu penguraian beberapa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga nutrisi

pada media tumbuh p3 lebih mudah diserap oleh miselium untuk pertumbuhan dan

perkembangan primordia Lingzhi.

Pertumbuhan primordia jamur menjadi tubuh buah tergantung dalam sumber karbon dan

nitrogen di dalam media, nitrogen dalam bentuk amonium akan diubah oleh jamur menjadi

protein. Protein merupakan unsur utama yang digunakan jamur untuk membentuk miselium.

Miselium berfungsi sebagai alat untuk mengambil nutrisi yang ada pada media, sehingga apabila

pertumbuhan miselium baik maka nutrisi cepat tersedia untuk pertumbuhan berikutnya (Djarijah

dan Djarijah, 2001; Subowo, 2004; Moerdianti, 1998).

Rasio C/N pada media tumbuh perlakuan p4 adalah 27:1 dan p2 adalah 35:1, hal ini

memenuhi syarat optimum dalam proses dekomposisi media secara anaerob, namun pada media

tumbuh p4 terjadi kontaminasi yang mengakibatkan adanya persaingan nutrisi antara Lingzhi

dan mikroorganisme lain sehingga pertumbuhan dan perkembangan Lingzhi terhambat. Apabila

tidak terjadi kontaminasi, tidak menutup kemungkinan primordia Lingzhi akan muncul dalam

waktu kurang dari 205,8 hari. Adapun waktu munculnya primordia pada perlakuan p2 paling

lambat, diduga disebabkan oleh faktor kondisi fisik seperti aerasi dan kelembaban pada media

(18)

Kemunculan primordia Lingzhi pada penelitian ini membutuhkan waktu yang lama karena

umumnya primordia Lingzhi akan muncul sekitar lima hari sejak ring dan kapas penutup baglog

dibuka. Hal ini dapat diduga karena kondisi kelembaban yang kurang sehingga pertumbuhan

miselium menjadi terhambat. Selain itu, dapat dipengaruhi juga oleh faktor ketersediaan nutrisi

yang terkandung dalam media. Jika nutrisi yang tersedia dalam media cukup dan sesuai, maka

Lingzhi akan tumbuh dengan baik. Jika nutrisi dalam media tidak mencukupi persyaratan

Lingzhi untuk tumbuh, maka proses metabolismenya pun terganggu sehingga pertumbuhan dan

perkembangannya menjadi terhambat.

6. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu terhadap Rata-rata Jumlah Tubuh Buah Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst)

Hasil analisis varians menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu tidak berpengaruh

nyata terhadap jumlah tubuh buah yang dihasilkan pada panen pertama sehingga perhitungan

tidak dilanjutkan dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (Lampiran 2 pada Tabel 6.6). Jumlah

tubuh buah Lingzhi yang dihasilkan adalah satu buah pada setiap perlakuan dan ulangan

(Lampiran 2 pada Foto 8). Hal ini menyatakan bahwa konsentrasi limbah cair tahu yang

ditambahkan belum memenuhi syarat untuk dapat meningkatkan jumlah tubuh buah Lingzhi.

Morfologi dan jumlah tubuh buah yang dihasilkan pada saat panen ditentukan oleh latar

belakang genetik strain yang dipakai, dengan bibit jamur berkualitas baik akan dihasilkan jamur

yang baik pula dari segi kualitas maupun kuantitas jumlah dan kualitas tubuh buah turut

dipengaruhi oleh nutrisi dan lingkungan. Selain faktor genetik, nutrisi, lingkungan dan bibit,

jumlah tubuh buah yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh cara membuka plastik yang

membungkus media tumbuh. Hal ini mengakibatkan jumlah tubuh buah akan lebih banyak bila

(19)

7. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu terhadap Diameter Tubuh Buah Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst).

Diameter tubuh buah dihitung pada bagian terlebar dari tubuh buah pada saat pemanenan

dilakukan. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu tidak

berpengaruh nyata terhadap diameter tubuh buah Lingzhi (Lampiran 3 pada Tabel 6.8).

Walaupun hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu tidak berpengaruh

terhadap diameter tubuh buah Lingzhi, tetapi jika dibandingkan dengan kontrol (p0) diameter

yang diperoleh pada Lingzhi pada perlakuan p1, p2, p3 dan p4 tergolong besar.

Gambar 4.1.Diagram Batang Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa Terhadap Rata-rata Diameter Tubuh Buah Lingzhi.

Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat pada perlakuan p3 (penambahan konsentrasi limbah cair

9%) cenderung memiliki rata-rata diameter tertinggi yaitu 3,76 cm dan diameter terpendek

adalah pada perlakuan p0 (kontrol) yaitu 3,14 cm. Hal ini dikarenakan pada media kontrol tidak

mendapat tambahan nutrisi dari limbah cair tahu seperti pada perlakuan lainnya.

Djuariah (2006) mengemukakan bahwa diameter tudung pada setiap baglog dipengaruhi

oleh banyaknya tubuh buah yang ada. Bila jumlah tubuh buah sedikit maka diameter tudung pun

akan semakin besar. Hal ini diduga karena adanya persaingan nutrisi antar tubuh buah yang

(20)

tubuh buah, bila tubuh buah jumlahnya banyak maka batang akan menjadi pendek dan

diameternya kecil. Sebaliknya bila jumlah tubuh buah dalam satu baglog sedikit maka tangkai

jamur akan lebih panjang dan diameternya besar. Lingzhi pada perlakuan p3 dan p4 memiliki

tangkai jamur yang pendek sehingga diameter tubuh buah Lingzhi lebih lebar sedangkan pada

p0, p1 dan p2 tangkai jamur lebih panjang sehingga diameter tubuh buah lebih kecil.

8. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu terhadap Rata-rata Berat Basah Tubuh Buah Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst).

Hasil Pengamatan Analisis Varians menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu

berpengaruh nyata terhadap rata-rata berat basah tubuh buah Lingzhi yang dihasilkan pada panen

pertama (Lampiran 4 pada Tabel 6.9). Pengujian data kemudian dilanjutkan dengan Uji Wilayah

Berganda Duncan (Tabel 4.4). Hasil Uji Wilayah Berganda Duncan menunjukkan bahwa

perlakuan p1 berbeda nyata dengan perlakuan p0, p2, p3, dan p4. Hal ini menunjukkan bahwa p1

berpengaruh terhadap rata-rata berat basah tubuh buah Lingzhi. Nilai Rata-rata berat basah

tertinggi tubuh buah Lingzhi pada panen I adalah perlakuan p1 yaitu 3,95 gram dan nilai rata-rata

berat basah terendah adalah pada perlakuan p4 yaitu 1,60 gram (Gambar 4.2).

Tabel 4.4. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa Terhadap Rata-rata Berat Basah Tubuh Buah Lingzhi.

(21)

Gambar 4.2. Diagram Batang Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa Terhadap Rata-rata Berat Basah Lingzhi.

Keterangan :

p0 = tanpa penambahan limbah cair tahu (kontrol) pada media tumbuh Lingzhi p1 = penambahan 3% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhi

p2 = penambahan 6% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhi p3 = penambahan 9% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhi p4 = penambahan 12% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhi

Kandungan kalium dan fosfor yang paling tinggi adalah pada perlakuan p1 (Lampiran 10

pada Tabel 6.21) sehingga enzim ekstraselluer yang dikeluarkan oleh miselium mudah

menghidrolisis polimer menjadi gula sederhana yang mudah diserap oleh miselium untuk

produktivitas berat basah tubuh buah jamur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suriawiria (2004),

kalium (K) dan fosfor (P) berperan untuk membantu aktivasi enzim dan metabolisme

karbohidrat. Unsur K juga berfungsi mengatur keseimbangan unsur hara N dan P. Ruskandi

(2006) mengemukakan secara alami jamur akan memproduksi berbagai enzim ekstraseluler yang

terdiri dari enzim ligninase, selulase dan hemiselulase. Ketiga enzim ini akan digunakan untuk

mendegradasi lignin, selulosa dan hemiselulosa sehingga siap dimanfaatkan oleh jamur untuk

perkembangan tubuh buah.

Perbandingan setiap bahan dalam media tumbuh yang sesuai dan kadar air yang

terkandung dalam media tumbuh p1 diduga berpengaruh dalam meningkatkan berat basah tubuh

(22)

sangat berpengaruh terhadap berat basah tubuh buah jamur. Kadar air yang baik untuk

pertumbuhan dan perkembangan jamur adalah pada kisaran (60-70)% dan perbandingan setiap

bahan dalam media tumbuh yang sesuai akan menjamin kecukupan nutrisi bagi pertumbuhan dan

perkembangan jamur.

8. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu terhadap Rata-rata Berat Kering Tubuh Buah Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst).

Hasil analisis varians menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu tidak berpengaruh

nyata terhadap rata-rata berat kering Lingzhi (Lampiran 5 pada Tabel 6.13), sehingga

perhitungan tidak dilanjutkan dengan Uji Wilayah Berganda Duncan. Meskipun hasil analisis

tidak berpengaruh terhadap berat kering total namun terlihat bahwa Lingzhi perlakuan p1

cenderung menghasilkan berat kering paling tinggi yaitu sebesar 2,77 gram dan cenderung paling

rendah adalah p4 yaitu sebesar 1,25 gram (Gambar 4.2).

Gambar 4.3 Diagram Batang Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa Terhadap Rata-rata Berat Kering Lingzhi.

Berdasarkan Gambar 4.3, nilai rata-rata berat kering pada perlakuan p2, p3, dan p4

(23)

rendah dibandingkan p1 (Lampiran 9 pada Tabel 6.21). Pernyataan ini diperkuat oleh Beveridge

(1996) yang menyatakan bahwa unsur kalium dan fosfor merupakan unsur utama yang

diperlukan oleh semua mikroorganisme untuk pertumbuhan normal, mengatur regulasi

asam-basa dan metabolisme lipid dan karbohidrat.

Proses pengeringan yang dilakukan pada tubuh buah Lingzhi yaitu selama dua hari

(2jam/hari). Diperkirakan proses pengeringan ini belum optimal sehingga adanya perbedaan

antara rata-rata berat basah yang menunjukkan hasil analisis ragam berpengaruh nyata dengan

rata-rata berat kering yang menunjukkan hasil analisis ragam tidak berpengaruh nyata.

Hasil perbandingan antara berat basah dan berat kering yang diperoleh, diketahui bahwa

persentase berat kering adalah 71,68%. Hal ini berarti dalam setiap 100 gram berat basah tubuh

buah akan dihasilkan 71,68 gram berat kering jamur tersebut. Lingzhi yang telah dikeringkan

dapat bertahan cukup lama, selama cara penyimpanannya dilakukan dengan baik.

(24)

Berdasarkan hasil pengamatan, analisis dan pembahasan pada uraian sebelumnya maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Penambahan limbah cair tahu pada media sabut kelapa berpengaruh terhadap waktu

munculnya primordia, rata-rata berat basah dan jenis triterpenoid Lingzhi.

2. Penambahan limbah cair tahu konsentrasi 3% pada media sabut kelapa dapat memberikan

hasil yang optimal terhadap produktivitas rata-rata berat basah (3,95 gram) dan

mempercepat waktu munculnya munculnya primordia Lingzhi (205,2 hari setelah inokulasi).

K. Saran

Adapun saran untuk perbaikan penelitian mendatang yaitu:

1. Konsentrasi limbah cair tahu yang ditambahkan dalam media tumbuh Lingzhi disesuaikan

dengan tujuan dalam bidang pengobatan.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk produktivitas sampai panen terakhir untuk

mendapatkan produktivitas yang optimal.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menentukan kadar triterpenoid Lingzhi dengan

menggunakan HPLC.

4. Perlu adanya penelitian mengenai efektivitas triterpenoid Lingzhi yang dibudidayakan dengan

(25)

Anonim. 2009a. Limbah. http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah. Diakses tanggal 19 Mei 2009. Anonim. 2009b. Lingzhi Berkhasiat Obat.

http://www.trubus-online.co.id/members/ma/ebook/Ling%20Zhi%20Berkhasiat%20Obat.pdf. Diakses tanggal 19 Mei 2009.

Bahri, Syaiful. 2007. Pemanfaatan Tumbuhan Air Untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Di Desa Bandar Jaya Lampung Tengah. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=laptunilapp-gdl-res-2006-bahrisyaif-126&q=Limbah ITB. Diakses tanggal 19 Mei 2009.

Calvin. 2003. How Ganoderma (Ling Zhi) In The Treatment of Cancer and HIV.

http://www.How%20Ganoderma%20%28Ling%20Zhi%29%20in%20the%20Treatment %20of%20Cancer%20and%20HIV.htm. Diakses 01 Juli 2010.

Campbell, N. A., J. B Reece, dan L. G. Mitchell. 2003. Biologi. Edisi Kelima-Jilid Kedua. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Chang, S.T., dan Miles. 1989. Edible Mushroom and Their Cultivation. CRCPress Inc. New York.

Chung, C.K and Tong, S . 2005. “External Preparation For Skin Containing Oleaginous Subtances Ekstracted From Ganoderma lucidum”. US 7,060,286 B2, Vol 15 p. 195-424. Cizkah. 2009. Menguak Misteri Lingzhi. http://indoroyal.com/2009/04/22/meng

uak-misteri-lingzhi/. Diakses tanggal 19 Mei 2009.

Darwis. 2000. Teknik Dasar Laboratorium Dalam Penelitian Senyawa Bahan Alam Hayati, Workshop Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Bidang Kimia Organik Bahan Alam Hayati. Universitas Andalas. Padang

Djarijah, N. M. dan A. S. Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Kuping, Pembibitan dan Pemeliharaan. Yogyakarta: Kanisius.

Djauhari, E. 2008. Perbandingan Fermentasi Antibiotik oleh Streptomyces SP, S-34 dan Dua Rekombinasinya Pada Beberapa Medium. Jurusan Kimia IPB.

Djuariah, D. 2006. Uji Daya Hasil Dan Kualitas Hasil Tiga Belas Species Jamur Shiitake (Lentinus Edodes (Berk) Sing) Di Dataran Tinggi, Jawa Barat. Balai Penelitian tanaman sayuran Lembang

EI-Mekkawy, S., M. R. Meseihy, N. Nakamura, dan Y. Tezuka. 1997. "Anti-HIV1 and Anti-HIV-1 Protease Substances from Ganoderma lucidum", Phytochemisny, Vol. 49(6): Anti-HIV-165Anti-HIV-1-Anti-HIV-1657. EMDI dan BAPEDAL. 1994. “Limbah Cair Berbagai Industri Di Indonesia: Sumber,

pengendalian dan baku Mutu”. Project of the Ministry for the Environment, Republic of Indonesia and Dalhousie University, Canada.

Erkel, I. 2009. “The effect of different substrate mediums on yield of Ganoderma lucidum (Fr.) Karst”. Journal of Food, Agriculture & Environment Vol.7 (3&4) : 8 4 1 - 8 4 4 .

Gunawan. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.

Gunawan., Gede Bawa., dan Sutrisnayanti. 2008. “Isolasi dan Identifikasi Senyawa Terpenoid Yang Aktif Antibakteri Pada Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn)”,Jurnal Kimia, Vol. 1: No 35-39.

Ginting. 2007. Limbah Cair Organik. http://www.sinarharapan.co.id. Diakses tanggal 19 Mei 2009.

(26)

Hsieh, C. and Yang, F.C. 2003. “Reusing Soy Residue for The Solid-State Fermentation of Ganoderma lucidum”.Bioresource Technology 91 : 105–109.

Ida, J, Sasa M. D., Viktor A and Miomir P. 2008. “Medicinal Mushroom Ganoderma Lucidum In

The Production Of Special Beer Types”. Faculty of Agriculture, Institute for Food

Technology and Biochemistry, University of Belgrade, Nemanjina 6, 11081 Belgrade, Serbia.

Karsten, P. 1881. "Enumeratio Boletinearum et Polyporearum Fennicarum, Systemate novo dispositarum". Rev. Mycol. (Toulouse) 3: 16-19.

Kartika, L.,Y. M. P. D. Pudyastuti & A. W. Gunawan. 1995. “Campuran Serbuk Gergaji Sengon dan Tongkol Jagung Sebagai Media Untuk Budidaya Jamur Tiram Putih”. Jurnal Hayati. 2(1) : 23-27.

Komala, U. Rossiana N., dan Mayawati B. 2004. Pertumbuhan dan Kadar Protein Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus [Jack. Ex. Fr.] Kummer) Pada Media Serbuk Gergaji Kayu Albasia dengan Penambahan Limbah Cair Tahu. Skripsi. Jatinangor.

Lenny S. 2006. Isolasi dan Uji Bioaktifitas Kandungan Kimia Utama Puding Merah dengan Metoda Uji Brine Shrimp. USU Repository. Medan.

Lenny S. 2006. Senyawa Terpenoid dan Steroida. USU Repository. Medan.

Nishitoba, T., H. Sato, T. Kasai, H. Kawagishi and S. Sakamura. 1984. "New Bitter C27 and C30 Terpenoids from the Fungus Ganoderma lucidum (Reishel)". Agric. Biol. Chem 48(1 I):2905-2907.

Nunung dan Abbas . 2001. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius. Yogyakarta.

Nurvianti, N. 2001. Fitokimia dan Farmakologi Jamur Ganoderma lucidum. Laporan Tugas. Jatinangor.

Manuhara, Y.S.W, M. Suryowinoto, dan C.J Sugihaerto. 1995. “Kandungan Alkaloid Vincristina Kalus Daun Catharanthus roseus (L.) G.Don pada Berbagai Komposisi Media”. BPPS-UGM 8 (3B) : 393-405.

Mizuno, T. 1997. Studies on Bioactive Substances and Medicinal Effects of REISHI,Ganoderma lucidum in Japan. www.reishi.com/Substances%20and%20Effects%20of

%20REISHI/Substances%20and%20Effects%20of%20REISHI.htm . Diakses 01 Juli 2010.

Min, B. Y., Nakamura, N., Miyashiro, H., Bae, K. W. and Hattori, M. 1998. “Triterpenes from the spores of Ganoderma lucidum and their inhibitory activity against HIV-1 protease”. Chem. Pharm. Bull. 46: 1607- 1612.

Moerdianti E., R. B. Ainurrajid, dan Endah S. 1999. “Pengaruh Berat Media dan Berat Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida)”. Habitat Vol 10 No.105 Februari 1999 ISSN : 0853-5167, hal 44-47

Panjikusuma, H. Rossiana N. 2005.Pengaruh Penambahan Ampas Tahu Sumedang pada Media Tumbuh Serbuk Gergaji Kayu Albasia Terhadap Pertumbuhan Kadar Protein Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus Jack.ex Fr. Kummer). Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran.

Pasaribu, T, dkk. 2002. Aneka Jamur Unggulan yang Menembus Pasar. Grasindo. Jakarta.

(27)

Prasetya, F.S. 2006. Teknologi Pengelolaan Limbah Cair Tahu dengan Sistem Biofilter Anaerob-aerob. Karya Tulis. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Oei, P. 1996. Mushroom Cultivation, With Special Emphasis Appropiate Technique For

Developing Countries. Tool Publication. New York.

Quimio, T. H., S. T. Chang and D. J. Royse. 1990. Technical Guidelinness for Mushroom Growing in The Tropical. Rome : FAO Organization of The United Nation.

Rahmaniza, D. Rossiana N., dan Mayawati B. 2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Kuping Hitam (Auricularia polytrica (Month.) Sacc) Pada Media Serbuk Gergaji. Skripsi. Jatinangor. Rossiana, N., Kasmara dan Sunardi. 2006. Uji Toksisitas Limbah Cair Tahu Sumedang terhadap Reproduksi Daphnia carinata KING. Bandung : Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Ruskandi. 2006. “Teknik Pembuatan Kompos Limbah Kebun Pertanaman Kelapa Polikultur”.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 1.

Simamora, S. dan Salundik. 2008. Meningkatkan Kualitas Kompos. PT Agro Media Pustaka. Jakarta.

Subowo, Y.B., HJD Latapupapua, dan E. Susilo. 1994. Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Budidaya Jamur Tiram. Prosiding Seminar Hasil Litbang ADH. Bogor: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: Hlm: 475-462.

Solomon,W. 2005. “Reishi or Ling Zhi (Ganoderma lucidum)”. Institute of Evolution, University of Haifa. Vol 10 : 603-620

Sumardi dan S.M. Widyastuti. 2001. “Pemanfaatan Sabut Kelapa Untuk Pengembangan Budidaya Jamur Ganoderma Sebagai Bahan Obat Tradisional Di Daerah Sekitar Hutan”. Detil Jurnal Vol. II, No. 5.

Sumiati A. 2005.”Senyawa Triterpenoid Dari N-Heksana Kulit Batang Garcinia picorrhiza MIQ” , MAKARA, SAINS, VOL. 9, NO. 2,66-69.

Suriawiria, U. 1986. Pengantar Untuk Mengenal dan Menanam Jamur. Cetakan kesepuluh. Penerbit Angkasa. Bandung.

Suriawiria, U. 2000. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu Shitakke, Kuping, Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suriawiria, 2003. Media Alternatif Jamur. http://www.kompas.org. Diakses tanggal 19 Mei 2009. Suriawiria, U. 2004. Jamur Konsumsi dan Berkhasiat Obat di Indonesia. Prosiding Seminar Sehari Prospek Jamur dalam Industri dan Lingkungan. Bandung. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Hlm 5-24. Wahyuono, S., SM. Widyastuti dan Sumardi. 2001. “Potensi Ganoderma sp. sebagai Bahan Obat

Alternatif”. Buletin Kehutanan (In press).

Wang, C.H., M.H. Shen and X. Y. Yan. 1984 "Isolation and Characterization of Plysaccharide from Ganoderma lucidum ". Chemistry and Industry of Forest Product 4(3): 42-48.

Wattimena, G.A. 1991. Zat Pengatur Tanaman. PAU IPB. Bogor.

(28)

Widyastuti, S.M., Sumardi dan Harjono. 1998b. "Pengenalan Ganoderma pada Berbagai Tumbuhan Kehutanan". Pros. Sem, Regional Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, Solo, 1998.

Willard, T. 2009. Lingzhi Mushoom-Herb of Spiritual Potency and Medical Wonder. http://www.yingzhitang.com/english/culture.htm. (Diakses 28 Oktober 2009)

Wiryani, E. 2008. Analisis Kandungan Limbah Cair Pabrik Tempe. Lab. Ekologi Dan Biosistematik Jurusan Biologi FMIPA. UNDIP Semarang.

Zhang, W. X. and Zhong, J. J. 2009. “Effect of Oxygen Concentration in Gas Phase on

Sporulation and Individual Ganoderic Acids Accumulation in Liquid Static Culture of

Ganoderma lucidum”.Journal of Bioscience and Bioengineering 109 (1) : 37–40.

(29)

Foto 1. Rumah Jamur di Arboretum UNPAD Foto 2 : Baglog jamur

Gambar

Tabel 4.1. Suhu Harian di dalam dan luar Kubung
Gambar 4.1.Diagram Batang Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media TumbuhSabut Kelapa Terhadap Rata-rata Diameter Tubuh Buah Lingzhi.
Tabel 4.4. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa TerhadapRata-rata Berat Basah Tubuh Buah Lingzhi.
Gambar 4.2. Diagram Batang Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media  TumbuhSabut Kelapa Terhadap Rata-rata Berat Basah Lingzhi.Keterangan :
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Al Qur’an Hadits dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning/CTL di Madrasah Tsanawiyah Sunan Giri dan

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan tersebut maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: Pertama ; untuk penelitian

Sepanjang penyelenggaraan Susenas, telah banyak dilakukan penyempurnaan, baik dalam hal cakupan, metodologi, organisasi lapangan, danlain-lain yang bertujuan untuk memenuhi

Skripsi yang berjudul “PEROLEHAN HAK MILIK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DARI HARTA WARISAN DENGAN AKTA HIBAH WASIAT YANG DIBUAT PPAT SEMENTARA” ini secara umum bertujuan

Dengan konsep ini diharapkan produk lain yang ingin mensupport acara ini bisa tetap masuk untuk mempublikasikan produknya namun tetap dalam bentuk Program

Hasil analisis regresi sederhana yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa kualitas produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen Gee Eight Clothing

Aturan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi kaitannya dengan gratifikasi, dapat disimpulkan bahwa tidak benar dalam atuan tersebut melarang memberikan hadiah

Setelah itu acara langsung saja di buka ole peneliti sebagai awalan dan menyampaikan tujuan dari kegiatan pendidikan tersebut yaitu belajar mengenai pengurangan