Hal | 1 Analisis Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar Minyak Melalui Proses Elektrolisa Air
Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Nelayan (Studi Kasus Kapal Latih SUPM Pariaman)
Amdani 1 , Alfian Zein 1 , Edi Septe 2
1
Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
2
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta
ABSTRACT
Indonesia is the largest archipelago in the world 3.1 million km ² of ocean. The Potential sustainable fisheries resources of Indonesia reached 6.26 million tons per year and only used approximately 58.5 % . Utilization of the fishery resources having some problems, one of them is the high cost needed by fisherman to catch fish, due to the use of diesel fuel is relatively large . Ministry of Marine and Fisheries of the Republic of Indonesia , calculates that the cost of diesel fuel ranged between 40-60 % of the total operational costs needed by fishermen. Indonesia currently has 6,830 fishing vessels operating in waters ZEEI , which 75 % of them only 100 GT in size. In West Sumatra the fishing vessel used by fisherman only on and verage between 5-50 GT, and there are 1,404 fishing vessel. Because of the high coas of the diesel fuel makes the fisherman have difficulty in catching the fish. The income of the fishermen to go to sea ranged from Rp 25.000 , - to Rp 50.000 , - . The profit of catching fish only complete daily need of the fisherman family. One effort to increase the income of fishermen is by reducing the usage of diesel fuel. Such efforts can be achieved by utilizing hydrogen in the combustion process. Research conducted showed that technically the use of hydrogen gas from water on the ship diesel engine can save fuel consumption up to 49 % diesel . With the fuel savings can economically increase fishermen's income up to 20-30 % each month . In addition , the use of hydrogen gas in the combustion process of a diesel engine fishing vessel also have an impact on the sound of the motor is much smoother and the exhaust gas is almost zero in emission.
Keywords : fisheries resourcer, fishing vessel, diesel fuel, hydrogen gas
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Berdasarkan Konversi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982, luas wilayah Nasional 5,0 juta km² ; terdiri dari 3,1 juta km² perairan nasional dan luas daratan 1,9 juta km², serta luars daerah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) 3,0 juta km². Dalam luasan tersebut terdapat panjang garis pantai ± 81.000 km dan jumlah pulau – pulau ± 17.000. Dengan perkataan lain 62%
adalah perairan nasional dan 38% adalah daratan (Suwito et al 2000, dalam Widayaka 2009).
Berdasarkan hasil kajian
KOMNASKAJIKANLAUT (azis et al
Hal | 2
ton). Dari potensi tersebut sampai pada tahun 1998 baru dimanfaatkan sekitar 58,5%. Bila ditinkatkan pemanfaatan maksimum dimungkinkan sampai 90% berarti masih tersedia peluang pengembangan sebesar 31,20% dari potensi sumberdaya atau sebesar 1,95 juta ton per tahun.
Untuk mengekploitasi sumberdaya perikanan kita yang melimpah ruah tersebut, masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh para nelayan. Salah satunya adalah tingginya biaya yang diperlukan untuk melaut, akibat pemakaian bahan bakar minyak yang relatif banyak. Sehingga membatasi daerah jangkauan
nelayan untuk mecapai daerah
penangkapan (fishing groud) yang jauh.
Menurut data Kementerian
Kelautan dan Perikanan dalam Angka
2011 (dalam http:// www.
shnews.co/detile-15808-permen-kelautan-dan-perikanan- bak- pedang- bermata- dua. html), Saat ini Indonesia memiliki sekitar 6.830 kapal ikan yang beroperasi di perairan ZEEI. Dari jumlah tersebut, 5.080 adalah kapal berbobot 30-100 GT, sedang sisanya sebanyak 1.750 kapal dengan bobot di atas 100 GT.
Di Sumatera Barat kapal motor penangkap ikan yang digunakan adalah kapal berukuran 5 – 50 GT dengan jumlah mencapai 1.404 kapal. Distribusi kapal motor pada kabupaten dan kota Sumatera Barat diperlihatkan pada Tabel 1 .
Tabel 1 : Jumlah Kapal Penangkap Ikan (Unit) Sumatera Barat dalam Angka 2006
No Kabupaten /Kota
PTM PMT KM
1 Mentawai 642 201 36
2 Pesisir Selatan 599 421 560
3 Padang Pariaman 591 346 74
4 Agam 565 76 66
5 Pasaman Barat 1.143 43 263
6 Padang 486 431 349
7 Pariaman 1.221 66 56
Jumlah 5.247 1.548 1.404
(Sumber : Eni Kamal 2007) Keterangan :
1. PTM = Perahu tanpa motor 2. PMT = Perahu motor tempel 3. KM = Kapal Motor ( 5 – 50 GT )
Pendapatan yang diterima nelayan Sumatera Barat untuk satu kali pergi melaut berkisar antara Rp. 25.000,- sampai dengan Rp 50.000,- Pendapatan tersebut hanya dapat untuk mencukupi kebutuhan minimal sehari-hari (terutama untuk kebutuhan makan).
Salah satu upaya untuk
meningkatkan pendapatan nelayan yang dapat dilakukan adalah melalui penurunan biaya operasional melaut dengan menurunkan biaya pemakaian bahan bakar minyak. Kementerian kelautan dan Perikanan (KKP), menghitung bahwa biaya BBM berkisar antara 40% hingga 60% dari seluruh biaya operasional penangkapan ikan bagi nelayan, untuk nelayan budidaya biaya BBM mencapai 13% sampai 16% dari biaya produksi (Majalah Demersal,edisi Maret 2010, hal 4).
Penurunan pemakaian bahan bakar minyak tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan hidrogen yang bersumber dari air pada proses pembakaran motor diesel penggerak kapal nelayan tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Hal | 3
ditetapkan (Suharsimi Arikunto,1998, hal 4). Dalam penelitian ini factor tersebut adalah efesiensi teknis dan efesiensi ekonomis.
Efesiensi teknis adalah faktor yang
ditetapkan untuk memnentukan
penghematan BBM. Besarnya efesiensi teknis ditentukan dengan persamaan:
𝑡=
𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐵𝐵𝑀𝐴−𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐵𝐵𝑀𝐵
𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐵𝐵𝑀𝐴 𝑥 100 %
Efesiensi Ekonomis adalah faktor yang
ditetapkan untuk memnentukan
penghematan biaya BBM. Besarnya efesiensi ekonomis ditentukan dengan persamaan:
𝐸 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐴−𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐵
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐴 𝑥 100 %
x
Uji Hipotesa / Uji t
Untuk menguatkan hasil penelitian ini, dilakukan pengujian dan pengolahan data secara statistik (uji hipotesa), Menurut Sudjana, 1996 Statistik adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara cara pengumpulan data, fakata, pengolahan serta penganalisaanya, panarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan penganalisaan yang dilakukan. Pengujian statistik ini menggunakan rancangan percobaan Uji t. Uji t (t-test) merupakan prosedur pengujian parametrik rata-rata dua kelompok data, baik untuk kelompok data terkait maupun dua kelompok bebas. Untuk jumlah data yang sedikit maka perlu dilakukan uji normalitas untuk
memenuhi syarat dari sebaran datanya.
(sumber
http://statistika-
data.blogspot.com/2011/02/uji-t-anova.html). Uji t dilakukan dengan pesamaan dibawah ini :
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung, proses uji t identik dengan Uji F. Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non
signifikan. (sumber,
http://statistikian.blogspot.com/2013/01/uji-f-dan-uji-t.html)
PELAKSANAAN PENELITIAN
Hal | 4
Bahari memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Panjang Kapal ; 8,8 m Lebar Kapal : 2,3 m Draft/dalam Kapal : 0,7 m
Bahan : Fibre
Glass
Mesin Induk : YANNAR
Daya Mesin : 110 HP
Pemakaian BBM : 22
liter/jam
Alat Tangkap : Bubu dan Gill Net
Tonasse : 5 GT
Analiser dan Kelengkapan
Analiser adalah alat untuk mengubah Air (H2O) menjadi Gas Hidrogen dengan cara mengurai unsur air tersebut ( H2O → H + H + O ). Untuk mengurai unsur air tersebut, menggunakan tabung plastic sebagai wadah air dan kumparan lilitan kawar yang dialiri arus searah (DC), 12 Volt 10 Ampere.
Untuk larutan elektrolisanya,
mengguanakan media air tawar yang dicampur dengan soda kue (baking soda) dengan unsur kimia NaHCO3 atau disebut juga Natrium Bikarbonat. Dalam satu liter air tawar diberi campuran soda kue ±20 gr (satu setengah sendok makan).
Soda kue atau Natrium bikarbonat (NaHCO3) bila dicampur dengan air (H2O) akan membentuk senyawa basa (NaOH) dan asam (H2CO3). Kemudian larutan asam basa tadi dialiri aliran listrik arus rendah dari aki 12 volt 10 A, maka zat asamnya akan terurai menjadi gas CO2 berupa gelembung gelembung udara dan air (H2O). Selanjutnya unsur gas Hidrogen pada air ( H2O ) juga
terlepas/terurai menjadi Hidrogen + Hidrogen + Oksigen, karena gas hydrogen ini merupakan gas yang sangat ringan dan murni dia menempati ruangan kosong bagian atas tabung elektroliser dan dialirkan kedalam motor diesel.
Untuk keterangan diatas dapat dilihat pada persamaan dibawah ini :
NaHCO3 (garam) + H2O →
NaOH (basa) + H2CO3 (asam)
↓
H2O + CO2
↓
H + H + O
( sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/
Natrium_bikarbonat)
Berdasrakan Penelitian yang telah dilakukan, untuk menghabiskan Air Tawar sebanyak satu liter yang di
uran menjadi Gas Hidrogen
dibutuhkan waktu ± 30 jam. Gas hydrogen yang berasal dari air adalah gas Hidrogen murni yang mudah terbakar (lihat Tabel 5).
Dipilihnya soda kue sebagai campuran elektrolisa, karena beberapa alasan yaitu : harga soda kue yang murah, mudah didapat dan tidak berbahaya kalau sampai tertelan (dalam jumlah yg sedikit).
Hal | 5
Diesel, sehingga terjadi penghematan pemakaian Bahan bakar Solar. Seperti yang kita tahu bahwa Bahan Bakar Solar yang bisa diubah menjadi Energi pada Motor Diesel hanya ± 34%, yang lainnya terbuang melalui kerugian pembakaran spt gas buang dll. Hal ini disebabkan oleh karena kandungan bahan bakar solar yang beredar di pasaran sekarang masih tingggi kadar residunya, seperti karbon mencapai angka 80 – 90 %. Sehingga untuk memperoleh daya yang maksimal di perlukan pembakaran solar dalam jumlah yang besar. (lihat Bab II).
Untuk menyempurnakan proses pembakaran bahan bakar, diperlukan bahan bakar yang murni, yang memeiliki nilai kalor pembakaran yang tinggi, dalam hal ini nilai pembakaran yang paling tinggi dimiliki oleh gas Hidrogen yaitu 142 KJ/gram (lihat table 5).
Sehingga penggunaan bahan bakar solar untuk mesin diesel sebagai penggerak kapal nelayan dapat dihemat, yang pada akhirnya dapat menghemat pengeluaran nelayan untuk memenuhi kebutuhan solar untuk melaut yang mencapai 60% dari biaya operasional melaut. Gas Hidrogen yang digunakan pun diperoleh dari hasil elektrolisa air tawar dengan menggunakan teknologi yang sangat sederhana.
Penelitin dilakukan pada tiga kondisi beban motor yang berbeda, namun kondisi lingkungan yang sama dan waktu yang sama, yaitu :
1. Motor dihidupkan dalam kondisi tanpa beban/kapal diam, putaran motor ± 1000 Rpm, motor dihidupkan selama
30 menit, jirigen solar di isi penuh, kemudian setelah 30 menit motor dimatikan, dilihat pada skala jirigen berapa liter pemakaian solar selama 30 menit. Perlakuan seperti ini Penulis lakukan dua kali dengan Rpm yang sama yaitu tanpa menggunakan gas Hidrogen dan menggunakan Gas Hidrogen.
2. Motor dihidupkan dalam kondisi tanpa beban/kapal diam, sama seperti pada no satu, namun pataran motornya di tambah yaitu ± 1300 Rpm.
3. Motor dihidupkan dengan beban, yaitu kapalnya berjalan/berlayar di dalam Teluk Bungus dengan kecepatan ± 9 Knot dan Putaran Motor 1500 Rpm. Juga dilakukan dalam kondisi motor tanpa menggunakan gas Hidrogen dan Motor menggunakan Gas Hidrogen. Dilakukan pada kondisi motor dan lingkungan yang sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tiga kali percobaan yang dilakukan diperoleh persentase penghematan pemakaian bahan bakar solar untuk kapal nelayan dengan menggunakan tambhan gas Hidrogen sebesar 45% sampai 49%. Disamping itu juga diamati gejala gejala yang terjadi pada motor yang menggunakan gas hydrogen pada saat beroperasi, didapat data sebagai berikut :
Tabel 16 : Kondisi motor yang menggunakan gas hidrogen Motor Yannar
110 HP
Suara motor
Warna Gas Buang pada
saat star/berjalan Tanpa
menggunakan tambahan gas
hidrogen
Agak kasar
Hal | 6
Dengan menggunakan tambahan gas
Hidrogen
Lebih halus
Nyaris hampir tidak
kelihatan
Mengenai jumlah
pemakaian bahan bakar solar pada motor nelayan, Penulis melakukan suvei langsung kelapangan, yang Penulis lakukan di daerah kota Pariaman, Kota Padang dan Carocok Tarusan Pesisir Selatan.
Dari data survey yang lakukan dilapangan, dapat dicari berapa penghematan pemakaian bahan bakar solar untuk kapal tonda dan kapal bagan kalau kapal tersebut dipasang alat elektrolisa. Kalau diasumsikan penghematan terjadi 45% (minimum), maka untuk kapal tonda akan terjadi penghematan pemakain solar sebesar 1.200 x 45% = 540 liter per bulan. Sedangkan untuk kapal bagan akan terjadi penghematan sebesar 5.000 x 45% = 2.250 liter per bulan.
Uji Statistik/Uji t
Untuk pengujian ini (Uji t) dilakukan penelitian analisis efisiensi pemakaian BBM pada motor Diesel merk Dong Feng S1110NS, 22 HP, 2200 RPM.
Pengulangan dilakukan 20 kali
perlakuan/pengulangan dengan
putaran motor (RPM) yang berbeda, 10 (sepuluh) kali pengulangan tanpa menggunakan gas hydrogen dari air dan 10 (sepuluh) kali pengulangan dengan menggunakan gas hydrogen dari air.
Gambar 1. Motor Diesel Dong Feng 22 HP yang dijadikan obyek penelitian untuk Uji Statistik (Uji T)
Tabel 2 : Perbandingan pemakaian bahan bakar solar pada motor diesel merk Dong Feng S1110NS 22 HP, 2200 RPM, antara tanpa mengguanakan gas hydrogen dengan yang menggunakan gas hydrogen dari air.
Putara n Motor (RPM)
Pemakaian Bahan Bakar Solar
Efisiensi Pemakaia
n BBM (%) Tanpa
Gas Hidroge
n dari Air
(liter) X1
Dengan Gas Hidroge
n dari Air
(liter) X2
1100 1 0,5 50%
1200 1,08 0,55 49%
1300 1,2 0,6 50%
1400 1,38 0,7 49%
1500 1,5 0,75 50%
1600 1,8 0,9 50%
1700 2,1 1,1 48%
1800 2,4 1,25 48%
1900 2,7 1,4 48%
2000 3 1,55 48%
Hal | 7 𝑡= ā1−ā2
𝑆 𝑛11+1 𝑛2
Sgab =
𝑆𝑎1 𝑛1−1+ 𝑆𝑎2 (𝑛2−1)
𝑛1+𝑛2−2
Sa1 = 𝛴 𝑎1−ā1 2
𝑛1−1
Sa2 = 𝛴(𝑎2−ā2)²
𝑛2−1
Ket : t = Hasil
kesimpulan pengujian
a1 = Pemakaian
bahan bakar solar tanpa menggunakan tambahan gas
hydrogen. a2 = Pemakaian
bahan bakar solar dengan
menggunakan tambahan
gas hirdogen dari air
ā = Pemakaian
bahan bakar rata - rata
n = Jumlah pengulangan (10 x pengulangan)
Berdasar data dari tabel diatas, dapat dimasukan kedalam persamaan uji T (uji statistik) yaitu sebagai berikut : N o Putara n Motor (RPM) Pemakaia n Bahan Bakar tanpa tambaha n gas hydrogen dari air. (liter) (a1) Pemakaia n Bahan Bakar dg tambaha n gas hydrogen dari air (liter) (a2)
1 1100 1 0,5
2 1200 1,08 0,55
3 1300 1,2 0,6
4 1400 1,38 0,7
5 1500 1,5 0,75
6 1600 1,8 0,9
7 1700 2,1 1,1
8 1800 2,4 1,25
9 1900 2,7 1,4
10 2000 3 1,55
Jumlah 18,16 9,3
Rata-rata 1,816 0,93
Dari data tabel diatas, kemudian data diolah secara statistik dengan membuat simpangan baku seperti tabel dibawah ini.
Tabel 4 : Simpangan Perlakuan
n a 1 a 1 – ā 1 (a1-ā)²
n a 2 a 2 – ā 2 (a2-ā)²
1 1
-0, 8 1 6 0,6 658 56
1 0
, 5 -0 , 4 3 0,1 849
2 1, 0 8 -0, 7 3 6 0,5 416 96
2 0
, 5 5 -0 , 3 8 0,1 444
3 1, 2 -0, 6 1 6 0,3 794 56
3 0
, 6 -0 , 3 3 0,1 089
4 1, 3 8 -0, 4 3 6 0,1 900 96
4 0
, 7 -0 , 2 3 0,0 529
5 1, 5 -0, 3 1 6 0,0 998 56
5 0
, 7 5 -0 , 1 8 0,0 324
Hal | 8
8 0, 0 1 6 002 56 , 9 0 , 0 3 009
7 2, 1 0, 2 8 4 0,0 806 56
7 1
, 1 0 , 1 7 0,0 289
8 2, 4 0, 5 8 4 0,3 410 56
8 1
, 2 5 0 , 3 2 0,1 024
9 2, 7 0, 8 8 4 0,7 814 56
9 1
, 4 0 , 4 7 0,2 209
10 3 1, 1 8 4 1,4 018 5
10 1 , 5 5 0 , 6 2 0,3 844 Ju ml ah 1 8, 1 6 Sa1 (n1-1) 4,4 822 4 Ju ml ah 9 , 3 Sa2 (n2-1) 1,2 609 9
Ā1 1, 8 1 6 Sa1 =0, 498 027
Ā2 0 , 9 3 Sa2 =0, 140 111
Uji t = ā1−ā2
𝑆 𝑛11+𝑛1
2
Sgab = 𝑆𝑎1 𝑛1−1 + 𝑆𝑎2 (𝑛2−1)
𝑛1+𝑛2−2
= 0,498027 9+ 0,140111 (9) 20−2
= 4,48224 +1,261
18
= 5,743242
18 = 0,319 = ā1−ā2
𝑆 1
𝑛1+ 1
𝑛2
= 1,816−0,93 0,319 2
10
= 0,886
0,319 0,2
= 0,886 0,319(0,447)
= 0,886
0,1425 = 6,2175
Jadi hasil dari Uji T Hitung yang
didapat adalah 6,2175. Hasil tersebut
dibandingkan dengan Uji T pada
daftar table (lampiran 1), pada table
penyimpangan 0.5% didapat angka
3,25 dan pada table penyimpangan 1%
didapat angka 1,83. Atau dengan kata
lain, seperti persamaan berikut :
1. t∝ 0,5% = 3,25 < 6,2175
2. t∝ 1% 1,83 < 6,2175
Hal | 9 PEMBAHASAN
Dari hasil Penelitian yang telah dilakukan pada motor Diesel KM
Taruna Bahari, dan tetang
penghematan penggunaan bahan bakar solar, setelah menggunakan gas Hidrogen dari proses elektrolisa Air
adalah didapat persentase
penghematan solar sebesar 45 %. Sampai dengan 49 %
Berdasarkan data hasil survey dilapangan, wawancara dilakukan dengan nelayan kapal tonda di Muaro Padang dengan bapak Anto, bahwa rata rata nelayan membawa minyak solar untuk satu trip (10 hari) sebayak 600 liter (tiga drum). Dalam satu
bulan nelayan kapal tonda
menghabiskan bahan bakar ± 1.200 liter.
Gambar : Kondisi nelayan
kapal tonda di pelabuhan Muaro
padang
Sementara itu survey yang lakukan di pelabuhan Carocok Tarusan Kab.Pesisir Selatan terhadap nelayan Kapal Bagan, pada bulan April 2013. Dalam satu kalam (22 hari/bulan), nelayan kapal bagan menghabiskan solar 30 drum (sekitar 5000 liter per bulan).
Dari hasil penelitian yang dilakukan, seandainya kapal motor nelayan dipasang alat elektrolisa, maka akan didapat hasil sebagai berikut :
1. Secara teknis bahwa
penggunaan gas hydrogen dari elektrolisa air pada
motor nelayan dapat
menghemat penggunaan
solar sebesar 45 % sampai dengan 49% ( hasil uji langsung dan uji statistik) 2. Secara ekonomis, untuk
kapal tonda terjadi
penghematan solar 540 liter perbulan atau dengan kata lain terjadi penghematan pengeluaran sebesar 540 x 5.500 = Rp. 2.970.000 per bulan.
3. Secara analisis ekonomis, pendapatan pemilik kapal tonda akan bertambah ± Rp 1.200.00 per bulan (± 25 %), pendapatan nahkoda akan bertambah ± Rp 400.000 per bulan (± 20 %) dan
pendapatan ABK akan
bertambah ± Rp 400.000 per bulan (± 30 %), (contoh perhitungan cara bagi hasil nelayan ABK kapal tonda (lihat lampiran 4),
4. Pada Motor yang
Hal | 10 KESIMPULAN
Setelah dilakukan Penelitian penggunaan gas Hidrgen untuk motor penggerak kapal nelayan di kota Pedang, dapat disimpulakn sebagai berikut
1. Secara teknis, dengan menggunakan tambahan gas hydrogen dari eletroloisa air, maka didapat penghenatan penggunaan solar oleh nelayan sebesar 45 %.,
2. Secara ekonomis, pada contoh sampel ABK kapal tonda akan terjadi pertambahan pendapatan/penghasilan untuk pemilik kapal akan bertambah ± Rp 1.200.00 per bulan (± 25 %), pendapatan nahkoda akan bertambah ± Rp 400.000 per bulan (± 20 %) dan pendapatan ABK akan bertambah ± Rp 400.000 per bulan (± 30 %)
3. Dengan menggunakan tambahan Gas Hidrogen dari proses elektrolisa air, suara motor lebih halus, gas buag nyaris tanpa warna (tanpa asap), motor distarer/dihidupkan lebih gampang
DAFTAR PUSTAKA
1. Al Qur’an, Al-Waqi’ah (QS 56) ayat 68 : Pernahkah Kamu Memperhatikan Air Yang Kamu Minum
2. Andies Dwi Putra,
http://andriesdwiputra.wordpress.c om/2008/06/07/motor-diesel/,
Senin 27 Juni 2010. 3. Anonim,
http://id.shvoong.com/internet-and- technologies/1828211-keunggulan-motor-diesel/, Senin 27 Juni 2010. 4. Anonim,
http://dansite.wordpress.com/2009/ 03/28/pengertian-efisiensi/30 nofember 2012/ jam 22.04 wib
5. Anonim,
http://mediabelajaronline.blogspot. com/2012/01/rangkuman-rumus-fisika-kalor.html/30 november 2012/ jam 22.14 wib
6. Anonim,
http://id.berita.yahoo.com/eksplora si-minyak-bumi-dalam-tahap-perusakan-201926680.html/18 okt 2012 jam 08.24
7. Anonim,
http://finance.detik.com/read/2012/ 06/11/155029/1938192/1034/cadan gan-minyak-ri-habis-10-tahun-lagi-saatnya-berhemat/ 18 okt 2012 / jam 08.34 wib
8. Anonim,
http://183.182.92.148/lihat/berita/8
4782/keppres-102011-solusi-perbaiki-nasib-nelayan/18 okt 2012/ jam 09.11 wib
9. Anonim,
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hidro gen/senin 20 Mei 2013 jam 9.30 wib)
10.Anonim,
(http://anekailmu.blogspot.com/200 9/04/ pembuatan-gas-hidrogen-h2.html/ Senin 20 Mei 2013 jam 9.50 wib)
11.Anonim,
(http://anekailmu.blogspot.com/200 9/04/ pembuatan-gas-hidrogen-h2.html/ Senin 20 Mei 2013 jam 9.50 wib)
12.Anonim,
(http://anekailmu.blogspot.com/200 9/11/ kegunaan-gas-hidrogen.html / Senin 20 Mei 2013 jam 11.10 wib) 13.Artikel,
http://www.sumbarprov.go.id/detai l_artikel.php?id=1340/ senin 26 -11 – 2012/ jam 13.55
14.Abu Fatihah Al Adnani, Global Warming, Granada Mediatama Surakata, Maret 2008.
15.Djoko Suparto, Bahan Bakar Air, Kata Buku Jakarta,Juli 2008.
16.Detik com,
Hal | 11
asional/umum/12/06/05/m54szf- solar-langka-beginilah-nasib-para-nelayan/ 18 okt 2012/ jam 09.18 wib
17.Eni Kamal, Membangun Kelautan dan Perikanan Berbasis Kerakyatan, Bung Hatta University Press Padang, 2007.
18.Freddy Numberi, Perubahan Iklim Implikasinya Terhadap Kehidupan Dilaut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Citrakreasi Indonesia Jakarta, April 2009.
19.Hafrijal Syandri, artikel dalam www.bunghatta.ac.id/175/nelayan-cerdas- nelayan- mandiri,html. 20.Indrawadi, S.Pi, artikel dalam
www.bunghatta.ac.id/artikel/84/nas ib-nelayan-dihempas-bbm-namun-laut-masih-member.html
21.Infomina, Kementerian Kelautan Perikanan, edisi 5 Desember 2010
22.Irwan Prayitno dalam
http://www.aktual.co/nusantara/19 3712irwan-janji-kelangkaan-solar-tak-berlangsung-lama-/selasa 9-4-2013
23.M.Rizu Damanik :dalam
www.perspektifbaru.com, Juni 2010
24.Restu Widayaka, Tesis Analisis
Dampak Pemasangan Rumpon
Dasar Terhadap Peningkatan Pendapatan Nelayan Long Tail, Di Kabupaten Padang Pariaman, Universitas Bung Hatta, 2009 25.Republika,
http://www.republika.co.id/ berita/nasional/umum/12/06/06/ m56u4g-2032-cadangan-minyak-indonesia-habis/ kamis 18 okt 2012/ jam 08.11 wib
26.Singgalang,
http://hariansinggalang.co.id/kemis kinan-sektor-kelautan-tinggi/ 18 okt 2012/ jam 09.22
27.Singgalang dalam
www.hariansinggalang.co.id/kondi si-sosial-ekonomi-nelayan-di-sumatra-barat-memprihatinkan/
28.Sudjana, Metoda Statistika, Tarsito Bandung, 1986
29.Urip Sumoharjo, Hemat BBM Dengan Air, Kawan Pustaka Jakarta, 2008
30.Poempida Hidayatullah, Brown Energy Rahasia Bahan Bakar Air, Ufuk Press Jakarta, 2008.
31.Widi Agoes Pratikto, Menjual Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil, Dep kelautan dan Perikanan Jakarta, edisi 2, 2006.