• Tidak ada hasil yang ditemukan

ZPT DAN MIKRO ORGANISME.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ZPT DAN MIKRO ORGANISME.docx"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)

DAN MIKROORGANISME

Oleh : Dayat Supriadi S.ST

Kepala SMK Nurul Madany

Bahan materi pelajaran untuk smk budidaya

semester III dan IV

(2)

Berhasil tidaknya usaha-usaha pertanian sangat tergantung dari pertumbuhan tanaman dari masa pegetatif sampai generatif. Bila pertumbuhan tanaman dan produksi dari panen adalah baik, maka ini ditafsirkan bahwa petani berhasil dalam usaha-usaha pertaniannya. Sebaliknya bila pertumbuhan tanaman jelek dan produksinya rendah, maka petani akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Dengan demikian ditinjau dari segi pertanian, pertumbuhan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah penting.

Pertumbuhan adalah perkembangan progresif sesuatu organisme. Pertumbuhan tanaman dapat dinyatakan dalam berbagai hal, misalnya perkembangan sesuatu organ tanaman atau perkembangan total sesuatu tanaman. Untuk pertumbuhan total misalnya dapat dinyatakan dalam bentuk berat kering, tinggi tanaman atau diameter batang tanaman dan lebar daun.

Perkembangan pertumbuhan dan kesuburan tanaman tidak dapat dipisahkan dengan kesuburan tanah sebagai media tempat tanaman itu tumbuh. Sebagai tambahan dapat dijelaskan bahwa perbaikan kesuburan tanah dengan menggunakan ameliorant organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau, sisa tanaman, adalah mempunyai kemampuan untuk mensuplai semua unsur hara termasuk unsur hara minor, meningkatkan kandungan nitrogen yang mudah terurai, meningkatkan kemampuan penyangga tanah, memperbaiki sifat fsik tanah seperti hubungan air dengan udara, mengurangi kekerasan tanah memudahkan pengolahan tanah, semuanya itu terjadi melalui pembentukan agregat tanah, serta mendorong kegiatan biologis tanah. Pemberian bahan organik yang optimum, umumnya condong lebih menguntungkan organisme saprophitik dibanding yang parasitik, tetapi bagaimanapun hal ini tidak boleh diabaikan karena efek yang negatif bisa terjadi terhadap hama dan penyakit tanaman.

(3)

1.

II.

ZAT PENGATUR PERTUMBUHAN TANAMAN ( ZPT )

Sebenarnya zat-zat pengatur atau zat perangsang tumbuhan tanaman telah lama dikenal, yaitu sejak zaman Charles Darwin pada tahun 1.800-an. Rintisan percobaannya dimulai dari pengaruh cahaya terutama cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecambahsuatu benih tanaman. Sejak itu percobaan maupun penelitian bidang tersebut berkembang pesat. Berbagai zat pengatur tumbuh sintetik secara berturut-turut mulai dikenal para petani dan pekebun. Persenyawaan organik ini dalam jumlah kecil mempunyai sifat merangsang atau menghambat, atau mengubah sesuatu proses fsiologis dalam tanaman.

Ada beberapa zat perangsang atau pengatur tumbuh tanaman yang sudah dikenal dan sudah digunakan oleh para petani dan pekebun, diantaranya adalah :

a. Atonik b. Sitozim c. Hydrasil dan

d. MOL (Mikroorganisme Lokal)

a) Atonik :

Atonik merupakan persenyawaan kimia yang berfungsi sebagai zat perangsang tumbuhan, dengan bahan aktif persenyawaan nitro aromatik sebanyak 65 gram per liter. Disamping itu Atonik juga mengandung elemen seperti S, Bo, Fe, Mn, Mg, Zn, Cu, Mo, dan Ca, dalam jumlah yang sangat sedikit. Pemberian Atonik pada waktu dan konsentrasi yang tepat dapat merangsang perbanyakan pertumbuhan akar tanaman serta lebih cepat panjang, cepat besar, tahan terhadap cuaca buruk, dan lebih mengaktifkan penyerapan unsur hara. Dengan demikian dapat mempercepat waktu panen dan meningkatkan hasil serta memperbaiki mutu hasil tanaman.

Bentuk Atonik merupakan larutan pekat, bebas dari racun sehingga tidak berbahaya terhadap manusia dan hewan.

Cara pemakaian Atonik dapat dicampur dengan insektisida atau fungisida, supaya memberikan kekuatan vital pada tanaman. Dapat juga dicampurkan dengan pupuk daun sehingga punya keuntungan ganda, yaitu, disamping meningkatkan respons tanaman terhadap pupuk, juga mencegah terjadinya defsiensi unsur hara.

(4)

tanaman industri, khususnya kelapa dan kelapa sawit, dengan konsentrasi 0,10% untuk merendam benih selama 5 – 6 hari. Untuk pembibitan tanaman industri, khususnya kelapa dan kelapa sawit, digunakan sebesar 0,05%, yang disemprotkan pada seluruh bagian daun dan batang bibit dengan interval 7 – 10 hari sekali.

2.

Atonik tidak akan memberikan pengaruh negatif bila pemakaiannya sesuai dengan anjuran. Sebagai plant stimulant Atonik tidaklah sama dengn zat perangsang hormon. Hormon hanya mampu merangsang bagian tumbuhan secara terbatas. Sebaliknya Atonik bisa aktif merangsang seluruh jaringan tumbuhan secara biokimiawi, dan langsung meresap melalui akar, batang, dan daun. Waktu yang diperlukan untuk bereaksi pun tidak lama, Cuma 3 jam. Dan karena bisa langsung terserap oleh jaringan tanaman, akibatnya bisa mempercepat proses metabolism pada tanaman bersagkutan.

Tumbuhan yang disemprot dengan Atonik, apabila kemudian diimbangi dengan perawatan dan pemupukan yang memadai, bisa meningkatkan hasil produksi pangan minimal 10% dari hasil yang seharusnya.

Keuntungan lain dari penggunaan Atonik ini adalah juga bisa memperbanyak mikroorganisme dalam tanah, sehingga secara tidak langsung Atonik bisa membantu memperbaiki struktur tanah serta membuat tanah menjadi lebih subur.

Atonik dapat dicampur dengan semua bahan kimia pertanian dan pupuk. Disamping Sapta Usaha Pertanian, Atonik dapat mempercepat masa panen dan peningkatan mutu serta hasil panen dengan pasti.

Selain Atonik ada juga bahan lain yang dapat diberikan untuk meningkatkan produksi pertanian, yaitu :

 Atonik (Plant Stimulant) untuk :

1) Memberikan kekuatan vital pada tanaman dan mempercepat panen 2) Mengefektifkan penyerapan pupuk

3) Meningkatkan mutu dan melipat gandakan hasilpanen

 Metalik Special (Plant Nutrient Trace Element) ;

Pencegah dan pengobatan pada tanaman yang kekurangan unsure mineral, sebagai inti gizi yang penting untuk tanaman.

 Vitalik Z : Pencegahan dan pengobatan pada tanaman yang kekurangan unsure seng.

 Vitalik D : Pupuk semprot untuk menyuburkan daun.

(5)

b) Sitozim

Sitozim adalah bahan atau zat perangsang pertumbuhan tanaman, yang terdiri dari beberapa jenis tergantung pada pemakaian, yaitu Cytozime soil plus (Sitozim tanah+); Cytozime Seen plant (Citozim benih+); Cytozime Crop plus (Sitozim tanaman+) dan Stuble Digester plus (Pencerna tunggal jerami+).

3.

Cytozime Soil plus

Sytozim soil plus atau Soil+ atau Sitozim tanah+, adalah bahan pemantap tanah (soil conditioner) secara biologis dengan konsentrasi tinggi yang dipakai langsung ke dalam tanah

sehingga dapat memperbaiki tingkat kesuburan kimia dan struktur tanah. Soil plus merangsang pertumbuhan dan memperbanyak jasad renik termasuk bakteri pengikat unsur nitrogen dari udara.

Soil plus dapat dipakai dengan pengaruh yang baik pada semua tipe tanah dan semua macam tanaman, bahkan dapat diberikan bersama-sama dengan pemakaian herbisida, insektisida, atau pemupukan, asal diencerkan lebih dulu sebelum dicampur. Soil plus dapat diberikan melalui air berbagai sistem pengaliran dengan berbagai jumlah air yang diperlukan.

Keuntungan memakai Soil plus adalah :

 Meningkatkan jumlah dan aktiftas mikrofora yang menguntungkan sehingga fksasi N meningkat.

 Mempercepat metabolism bahan organik alamiah dalam tanah.

 Memperbaiki struktur tanah sehingga hasil tanaman meningkat.

Dosis pemakaian adalah 560 – 840 gram Soil+/ha, yang dilarutkan kedalam air minimal 120 liter air/ha, untuk dicampur aduk dengan tanah untuk tanaman tahunan, sedang untuk tanaman setahun bisa setengahnya. Apabila dicampur dengan pemupukan pada alur benih bisa diberikan 200 gram Soil+/ha dalam 30 liter air/ha.

Cytozime Seed Plus

(6)

Unsur-unsur tersebut diatas dipilih untuk menaikan daya perkecambahan benih dan daya pertumbuhan bibit.

Kompleks hidrolisa protein sebagai sumber asam-asam amino yang segera dapat dimanfaatkan sebagai unsur hara oleh bibit tanaman.

Enzim-enzim sebagai biokatalisator mempercepat proses perombakan molekul-molekul kompleks organik yang terdapat dalam tanah menjadi bentuk-bentuk yang sederhana sehingga dengan mudah dapat diisap oleh akar-akar bibit tanaman.

Seed + meningkatkan kekuatan dan daya tahan bibit terhadap keadaan yang kritis seperti temperatus terlalu rendah , dll.

4.

Seed + terdiri dari Seed + cairan dan Seed + serbuk kering tidak beracun, yang dapat memberikan keuntungan sebagai berikut :

 Mempercepat timbulnya perkaran

 Menigkatkan berat dan jumlah perakaran

 Memperbaiki tingkat perkecambahan dan timbulnya tunas yang subur dan seragam

 Memperbaiki kekuatan bibit

 Meningkatkan resistensi terhadap keadaan kritis secara fsiologi dan akibat iklim

Cytozime Crop Plus

Sitozim Crop + diberikan dengan cara penyemprotan melalui daun, yaitu untuk menjaga pengisapan unsur hara yang paling efsien oleh tanaman pada vegetatif dan reproduktif.

Crop + dalam pemakaianya dapat dicampur dengan semua pupuk cair dan pestisida yang disemprotkan kedalam atau bagian tanaman lain. Sebagai contoh dosis yang dipakai untuk tomat yang sudah tumbuh 6 – 8 daun adalah sekitar 45 ml/ha yang dicampur dengan air sekitar 40 liter/ha.

Pemakaian Crop + mendatangkan keuntungan sebagai berikut :

 Meningkatkan kegiatan fotosintesis

 Tanaman lebih sehat, kuat dan masak lebih cepat

 Meningkatkan daya tahan terhadap gangguan fsiologis dan iklim

 Menaikan hasil.

(7)

Pencerna tunggul jerami + adalah bahan yang dapat merubah sisa tanaman menjadi susunan yang sederhana sehingga dapat merupakan makanan atau unsur hara bagi pertumbuhan bakteri. Koloni-koloni bakteri bertambah banyak sehingga proses perombakan (dekomposisi) bahan organik dipercepat.

Bahan ini tidak beracun dan merupakan campuran enzim-enzim dan unsur-unsur biokimia yang diramu sedemikian rupa sehingga dapat mempercepat laju dekomposisi dari tunggul-tunggul jerami, batang jagung dan bagian-bagian tanaman lain yang kandungan selulosanya tinggi.

Keuntungan pemakaian bahan ini adalah :

 Mempercepat perombakan (dekomposisi) sisa-sisa tanaman setelah panen

 Terlepasnya unsur hara dari sisa tanaman, sehingga dapat dipakai/ diisap oleh tanaman berikut

5.

 Mengurangi kesulitan pengolahan tanah, akibat masih adanya sisa-sisa tanaman

 Pengolahan tanah dapat seminimal mungkin bahkan tanpa pengolahan tanah.

Pemakaian bahan ini bisa langsung disemprotkan kepada sisa-sisa tanaman segera setelah selesai panen. Dosis yang dipakai sekitar 400 ml bahan ini yang dicampur dengan 140 liter air per hektar.

c). Hydrasil

Suatu hormon yang diberi nama Hydrasil, terbukti merupakan perangsang pertumbuhan tanaman, dan merupakan aplikasi-aplikasi baru dari zat-zat pengatur tumbuhan yang sudah ada sebelumnya. Bahan aktifnya, 2,4 D merupakan turunan auksinyang mempunyai sifat merangsang titik tumbuh. Proses reaksi rangsangannya melalui kontak pada bagian-bagian tanaman tersebut, terserap melalui jaringan kutikula yang tersebar diseluruh permukaan jaringan tanaman.

Pada tanaman padi, hormone ini diberikan dengan jalan penyemprotan, terutama pada masa pertumbuhan vegetatifnya. Untuk padi berumur pendek seperti golongan IR, diberikan pada umur 15 dan 30 hari setelah tanam. Efsiensinya dapat menekan pemakaian pupuk urea sebanyak 50%.

(8)

Legin adalah singkatan dari “Leguminosae Inoculant” atau Inokulum Rhizobium yaitu bahan yang mengandung bakteri Rhizobium spp. Yang digunakan untuk menjamin terbentuknya bintil-bintil akar efektif pada tanaman Leguminosae. Jenis inokulum tertentu ditujukan untuk jenia tanaman leguminosae tertentu pula, misalnya inokulum untuk kedele, inokulum untuk kacang tanah, inokulum untuk lamtorogung.

Inokulasi pada tanaman kedelemerupakan tindakan memberikan inokulum (atau disebut juga inokulan) langsung kepada biji-biji tanaman sebelum ditanam atau memberikan inokulum itu pada tanah yang akan ditanami.

Inokulasi bermaksud untuk mempertemukan tanaman kedele dengan bakteri Rhizobium, dengan tujuan menjamin terbentuknya bintil-bintil akar yang efektif sehingga penambatan nitrogen dari udara dapat terjamin dengan baik. Bintil-bintil akar pada tanaman kedele hanya akan terjadi jika akar tanaman pada tingkat perkecambahan biji dapat bertemu dengan bakteri yang termasuk kedalam kelompok bakteri bintil akar ((Rhizobium). Rhizobium untuk tanaman kedele dikenal dengan “Rhizobium japonikum” .

6.

Berdasarkan atas bahan inokulasi Rhizobium kita membedakan empat macam inokulasi yaitu :

a. Inokulasi dengan menggunakan tanah

Inokulasi dengan menggunakan tanah yang pernah ditanami kedele, merupakan usaha yang paling sederhana, tetapi walaupun demikian masih dapat dipertanggung jawabka bilamana keadaan memaksa. Dalam hal ini tentunya kurang dapat menjamin pembintalan akar yang baik.

Tanah sebagai inokulum diberikan langsung dan dicampurkan kepada biji-biji kedele atau dengan cara menyebarkan tanah (inokulan) ke lahan yang akan ditanami.

Pencampuran tanah dengan biji memerlukan 100 – 250 gram tanah per kg biji kedele, sedangkan jika diberikan kepada tanahnya diperlukan sedikitnya 5 – 6 kuintal tanah per tiap hektar lahan. Dengan menggunakan inokulum tanah dapat terjadi kemungkinan bahaya penyebaran hama dan penyakit.

(9)

Suspensi bintil akar digunakan sebagai inokulum dilaksanakan dengan cara mengumpulkan bintil-bintil akar yang baik sebanyak mungkin, ditumbuk halus lalu disuspensikan dalam air.

Suspensi ini dipakai untuk membasahi niji kedele dan diberi sedikit zat perekat seperti lem kayu atau gula pasir. Akan tetpi jangan menggunakan perekat yang bersifat racun terhadap Rhizobium.

c. Inokulasi Dengan Menggunakan Biakan Murni.

Bilamana menggunakan “ kultur agar miring “ ( agar slant culture ), harus dibuat suspensi dahulu dari kultur bakterinya dan selanjutnya digunakan sebagai inokulum. Bilamana menggunakan kultur humus atau ‘ peat culture “ maka hanya tinggal mencampurkannya saja dengan diberikan perekat pada biji-biji yang akan ditanam.

d. Inokulasi Bakteri Rhizobium dengan Legin.

Biji kedele dibasahi dengan air secukupnya (jangan berlebihan) atau lembab. Air yang dipakai untuk membasahi harus diberi zat perekat sedikit, sebagai perekat dapat digunakan larutan gula atau perekat lain yang tidak bersifat racun terhadap Rhizobium.

Berikan Legin pada biji yang telah dibasahi itu dan campurlah hingga merata. Pencampuran ini dilakukan ditempat yang cukup teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung. Jumlah Legin yang diberikan sesuai dengan petunjuk (pada bungkus Legin). Yaitu sebanyak 150 gram untuk setiap hektarnya.

7.

Biji yang telah dicampur dengan Legin dikering anginkan sebentar dan tidak boleh kena sinar matahari langsung, kemudian biji segera ditanam dan jangan ditunda lebih dari 6 jam.

(10)

8.

III.

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN EKOLOGI TANAH.

Mengapa Pengelolaan Agroekosistem Mesti Belajar Ekologi Tanah ?

Pengelolaan agroekosistem melalui pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), merupakan system pengendalian hama dengan pendekatan “ekologis”.

Yang lebih mengutamakan pada hasil dari proses pengelolaan lingkungan pertanian. Hal ini dapat dipahami dengan prinsip PHT yaitu :

1. Budidaya tanaman sehat

2. Pelestarian dan pendayagunaan musuh alami 3. Pengamatan berkala, dan

(11)

Berbicara tentang ekologi berarti kita mesti memahami proses aliran energi dan siklus nutrisi pada suatu areal lingkungan pertanian tertentu. Pada awal belajar PHT, kita belajar tentang bagaimana aliran nutrisi dari tanaman ke hama dan dari hama ke musuh alami. Ternyata pemahaman tersebut belumlah cukup, karena ada hal yang lebih penting yang belum dipelajari yaitu bagaimana tanaman mendapatkan nutrisi.

Tanaman akan tumbuh dan berkembang pada tanah yang tersedia berbagai kebutuhan berupa unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar atau unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : kondisi tekstur, struktur (aerasi tanah, drainase, kemampuan mengikat air dan kemampuan tanah mengikat utrisi), aktivitas biologi tanah dan ketersediaan nutrisi yang tersedia bagi tanaman. Tanah yang memiliki sifat fsik, sifat biologi, dan sifat kimia yang baik adalah tanah yang dapat member kehidupan bagi tanaman. Salah satu upaya memulihkan kesuburan tanah adalah mempelajari dan memahami tentang Ekologi Tanah (Rumah Tangga Tanah). Berikut dibawah ini hubungan timbale balik atau interaksi antar komponen yang terkait dalam rumah tangga tanah :

Udara (O2)

Nutrisi dan Kemampuan Tanah Mengikat Nutrisi

Tekstur

KMA

Struktur Bahan Organik Cacing & serangga Mikro-organisme

9.

IV. SIFAT FISIK TANAH

Tanah merupakan sistem tiga fase yaitu padat, cair dan gas. Fase padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik atau mineral tanah meliputi pasir, debu dan liat. Komposisi dan interaksi fase tanah serta kesetabilan interaksi tersebut menyebabkan beberapa kondisi atau sifat fsik tanah.

(12)

Tekstur tanah merupakan komposisi pasir, debu dan liat yang membentuk susunan atau geometri tanah yang lebih besar (sekunder) disebut “struktur”. Kedua sifat fsik tanah ini yang mempengaruhi sifat fsik lain termasuk kandungan dari bahan organi tanah. Peranan bahan organik untuk memperbaiki sifat fsik tanah sangatlah besar. Sifat fsik tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah selain struktur tanah dan kapasitas tanah menahan air adalah aerasi, infltrasi dan drainase tanah. Sedangkan sifat fsik tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat produktivitas tanah dan kesuburan tanah.

Tekstur tanah berubah dari waktu ke waktu tergantung masukan atau perubahan partikel tanah melalui pelapukan batuan tanah. Erosi maupun sisa hasil dari dekomposisi bahan organik (humus). Sedangkan struktur tanah dipengaruhi oleh pengelolaan oleh petani. Kedua sifat fsik tanah tersebut akan berpengaruh terhadap kapasitas kemampuan tanah dalam menahan air serta sifat-sifat lainnya.

Secara sederhana tekstur tanah mengandung pengertian komposisi bahan fsik/partikel tanah (pasir, debu, lempung). Jumlah lempung pada tanah akan berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah. Sedangkan, struktur tanah berarti susunan atau bentuk geometri dari partikel tanah tersebut.

Melalui belajar memahami tanah, diharapkan akan mengerti dan memahami unsur-unsur penyusun tanah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan timbal balik diantara unsur tersebut, hal ini akan berdampak terhadap perilaku berusaha tani dimasa yang akan datang.

(13)

Tekstur tanah adalah suatu parameter umum untuk mengetahui cirri khas dari tipe tanah. Tekstur tanah terdiri dari partikel tanah yaitu : pasir, debu dan liat yang berpariasi ukurannya, yaitu pasir 0,005 – 2,00 mm, debu 0,05 – 0,002 mm, dan liat < 0,002 mm. Ukuran partikel berhubungan erat dengan sirkulasi air dan udara, kemampuan serapan nutrisi/unsur hara dan struktur tanah.

Tujuan :

1. Untuk mengetahui apa itu tekstur tanah

2. Untuk mengembangkan kepekaan dalam mengetahuio karakteristik tanah dengan menggunakan jari tangan

3. Untuk memahami arti dan pentingnya tekstur tanah dalam mendukung kualitas tanah dan pertumbuhan.

4.2. Percobaan Struktur Tanah.

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah, gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik atau perekat lainnya. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk warna dan kemantapan/ketahanan yang berbeda-beda. Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir). Tanag dengan struktur baik (remah) mempunyai udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.

Tujuan :

1. Untuk memahami apa itu struktur tanah

2. Untuk dapat membedakan antara tekstur dan struktur tanah yang memperbaiki kesuburan tanah dan menjaga tindakan-tindakan yang dapat merusak struktur tanah.

4.3. Kemampuan Tanah Mengikat dan Menyerap Air/Nutrisi.

(14)

perbandingan antara pori-pori tanah (cukup, sedang dan besar) dengan kandungan bahan organik yang tinggi.

11.

4.3.1.Aerasi.

Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori di dalam tanah ± 50% dari volume tanah. Sedang jumlah air dan udara di dalam tanah berubah-ubah. Tanah tergenang air, semua pori-pori tanah diisi air sedang pada tanah-tanah lembab ditemukan air terutama pada poripori mikro. Udara mengisi pori-pori tanah yang tidak terisi air, pori-pori-pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori-pori-pori kasar dan pori-pori halus. Pori-pori kasar berisi udara atau graftasi (air yang mudah hilang karena gaya graftasi) sedang pori-pori halus berisi air kapiler dan udara.

Tujuan :

1. Untuk memahami apa itu aerasi

2. Untuk mengetahui pentingnya udara dalam tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman.

3. Untuk mampu mengelola kondisi tanah, dalam hal ini kedudukan udara dalam mendukung/menjalin komponen ekologi tanah.

4.3.2.Kemampatan (Konsistensi Tanah).

Kemampatan tanah erat sekali dengan istilah kemantapan atau perkembangan struktur/kestabilan tanah. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah terhadap tekanan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi :

1. Tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur) 2. Tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah agak sukar hancur) 3. Tingkat perkembangan kuat (butir struktur tanah sukar hancur).

Hal tersebut sesuai dengan jenis tnah dan kelembaban tanah, tanah-tanah permukaan yang lebih banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat. Tanah dikatakan tidak berstruktur butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau saling melekat menjadi satu yang padu. Tanah dengan struktur baik atau remah mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan diolah. Struktur tanah hendaknya tidak mudah tersedia dan diolah tidak mudah pecah (mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan.

Tujuan :

(15)

2. Untuk lebih mengetahui dampak positif dari tanah yang baik dan perkembangannya

3. Memberikan gambaran kedudukan bahan organik dalam menstabilkan kondisi tanah.

12.

Uji Air Kapiler.

Air kapiler terdapat di dalam tanah karena ditahan atau diserap oleh masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, karena drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Gunanya air untuk pertumbuhan tanaman ialah :

1. Sebagai unsur hara tanaman. Tanaman memerlukan air dalam tanah dan CO2 untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.

2. Sebagai pelarut unsur hara. Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar tanaman dan larut dalam tanah.

3. Sebagai bagian dari sel-sel tanaman. Air merupakan bagian dari protofasma. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan graftasi.

Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi :

1) Air Higroskopis ; adalah air yang diserap tanah sangat kuat, sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman.

2) Air Kapiler ; adalah air dalam tanah dimana gaya kohesi dan gaya adhesinya antara air dan tanah lebih kuat dari graftasi. Air ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler maupun air yang tersedia dapat diserap oleh tanaman.

Tujuan :

1. Untuk memahami apa itu air kapiler

2. Untuk memahami arti penting dan fungsi air bagi pertumbuhan tanaman 3. Dapat memahami gambaran kedudukan air yang dapat dimanfaatkan oleh

tanaman dalam mendukung ekosistem yang sehat.

4.4. Drainase Tanah.

(16)

permukaan tanah maupun melalui peresapan kedalam tanah. Berdasarkan atas klas drainasenya, tanah dibedakan menjadi klas drainase terhambat (tergenang) sampai sangat cepat (air sangat cepat hilang dari tanah).

Tujuan :

1. Untuk memahami apa itu drainase tanah

2. Untuk memahami/mengetahui tentang pengaruh-pengaruh genangan air yang kuat

3. Untuk dapat menentukan pengelolaan tanah yang berdrainase. 13.

4.7. kedalaman Tanah : Lapisan Top Soil dan Perakaran.

(17)

14.

V. SIFAT BIOLOGI TANAH.

V.1. Mengenal Mikro-organisme Tanah.

Secara sederhana mikro-organisme diartikan sebagai mahluk hidup yang berukuran kecil, tidak bisa dilihat secara langsung oleh mata. Ada beberapa jenis kelompok mikro-organisme yaitu :

 Nematode

 Jamur

 Protozoa

 Bakteri, dan

 Virus

Menurut pegamatan mikroskopis, para ahli menyebutkan ukuran mikro-organisme adalah: (1) Jamur > 0,002 mm, (2) Bakteri 0,001 mm, dan (3) Virus < 0,001 mm.

Mikro-organisme dalam tanah dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu :

1. Parasit : Hidup pada mahluk hidup lain (penyebab penyakit tanaman)

2. Sapropit : Hidup dengan mengurai bahan yang mati (pengurai) 3. Antagonis : Hidup dengan memangsa mikro-organisme lain.

Khusus mikro-organisme pengurai mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses perombakan /penguraian bahan organic menjadi bahan makanan bagi tanaman. Meskipun berukuran kecil, mikro-organisme jumlahnya sangat besar baik di dalam tanah maupun dalam udara atau tempat lain.

Kandungan mikro-organisme dalam tanah adalah sebagai berikut :

(18)

BAKTERI 600.000.000.000 1.500 KG JAMUR 400.000.000 3.500 KG GANGGANG 100.000.000 100 KG CACING KECIL 50.000.000 50 KG CACING BESAR 2 600 KG SERANGGA 6 17 KG

Tujuan :

a. Kita dapat memberikan gambaran tentang mikro-organisme secara sederhana. Memahami peranan mikro-organisme dalam proses penyediaan bahan makanan bagi tanaman dan keseimbangan ekosistem.

15.

b. Memahami keberadaan mikro-organisme dalam ekosistem sehingga kita dapat mengkeritisi segala produk dagang yang menjual mikro-organisme.

V.2. Apa itu Bahan Organik ?.

Bahan organik adalah sesuatu yang utuh atau sebagian dari mahluk hidup, baik berupa kotoran maupun mahluk itu sndiri yang sudah mati. Bahan organik merupakan bahan pembentuk tanah yang prosesnya sering disebut pembentukan tanah dari atas. Perombakan bahan organic oleh biota perombak (makro maupun mikro-organisme) akanmenghasilkan humus yang kaya akan bahan makanan. Fungsi bahan organik sebenarny tidak hanya sebagai sumber bahan makanan, tetapi lebih dari itu, meskipun baik secara langsung maupun tidak langsung, bahan organik mempunyai fungsi sangat banyak.

Fungsi bahan organik antara laian :

a. Sebagai sumber bahan makanan (nutrisi) untuk tanaman secara langsung b. Sebagai sumber nutrisi dan energy serangga perombak dan mikro-organisme

pengurai. Pada tahap selanjutnya, biota pengurai tersebut akan menjadi sumber bahan makanan organisme lain termasuk tanaman.

c. Memperbaiki aerasi tanah

d. Meningkatkan kapasitas menahan air dan kapasitas menahan nutrisi

e. Membantu proses nutrisi yang tidak tersedia menjadi tersedia melalui proses fksasi dan mengurangi keasaman tanah.

(19)

Tujuan :

a. Untuk lebih memahami arti dan fungsi bahan organik

b. Dapat memberikan gambaran kedudukan bahan organik dalam siklus nutrisi pada ekosistem

c. Menumbuhkan motivasi untuk menggunakan bahan organic dalam mengelola usahatani.

16.

VI. UJI MIKRO-ORGANISME DAN PENGEMBANGANNYA

Biologi tanah berhubungan dengan aktiftas mahluk hidup yang ada di dalam dan permukaan tanah. Berbagai jenis mahluk hidup berkembang di dalam tanaman, baik berbagai jenis tumbuhan, hewan atau mahluk hidup yang berukuran besar (makro).

Penggolongan mahluk hidup yang ada di dalam tanah adalah sebagai berikut :

 Makro fauna (binatang besar); serangga,laba-laba, siput, cacing dll.

 Makro fora (tumbuhan besar); rumput-rumputan, tanaman budifaya, dll.

 Mikro fauna (binatang kecil) ; jamur, bakteri, virus.

 Mikro fora (tumbuhan kecil) ; ganggang.

Berbagai jenis mahluk ini membentuk sebuah sistem kehidupan di dalam tanah. Mereka mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda tapi saling berhubungan, saling mempengaruhi dan perkembangannya dipengaruhi faktor lingkungan hidup.

Berdasarkan pola / sumber makan, mahluk hidup kecil (mikro-organisme) di dalam tanah dikelompokan dalam 3 golongan, yaitu :

1) Parasit : Hidup pada mahluk hidup lain (penyebab penyakit tanaman)

(20)

Berdasarkan uraian diatas, maka untuk pembuktian sebuah pembelajaran perlu diketahui meskipin secara sederhana.

Uji mikro-organisme ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan bahwa keberadaannya di alam selalu ada dan beraktiftas, langkah-langkah dalam uji ini memberi gambaran awal dalam pengkayaan wawasan agar mampu untuk mengembangkan / explorasi secara alami untuk berbagai kepentingan dalam berusaha tani.

Langkah-langkah dalam kegiatan uji pemeliharaan mikro-organisme adalah sebagai berikut :

 Ambil nasi yang ditanak tidak perlu masak dan masukan pada kantong plastik (1/2 kg) tekanlah sekeras-kerasnya, lalu seterilkan dengan cara mengukus selama 2 jam.

 Ambil cairan kompos, tanah sawah dan cairan pupuk kandang yang ada disekitar jerami sisa makanan di kandang ternak, lalu saringlah dengan kain kassa.

 Suntikan cairan tersebut pada nasi yang sudah diseterilkan, lalu diamkan pada tempat yang aman dan tidak terkena sinar matahari langsung.

 Amati perubahan yang terjadi pada nasi setelah 1 minggu. 17.

V. PEMAHAMAN TANAH SEHAT

5.1. Pendahuluan.

Peningkatan penduduk dunia saat ini khususnya di Negara-negara Asia Tenggara, menghendaki adanya pemenuhan kebutuhan bahan makanan yang meningkat dan harus segera diatasi seperti padi. Pada tahun (2005), peningkatan kebutuhan beras dapat dipenuhi dengan memperkenalkan hasil temuan varietas padi yang dapat memberikan hasil tinggi, peningkatan luas areal tanam dan meningkatnya jumlah areal setiap tahunnya. Peningkatan produksi yang sangat tinggi secara keseluruhan memungkinkan pemakaian pupuk kimia lebih banyak seperti urea atau ammonium sulhpate dan pestisida, atau umunya insektisida.

(21)

berdasarkan pada pengelolaan nutrisi dan pengendalian serangga serta menjaga bahan organik dalam tanah.

Sistem pertanian berkelanjutan mencoba untuk memanfaatkan sumber pertanian alami, dan jika perlu mengkombinasikan dengan bahan-bahan kimia. Pemanfaatan sinar matahari dan air hujan secara optimum, dan jika diperlukan pengendalian hama dan menjaga kesuburan tanah. Seperti sistem pertanian terpadu yang dapat membantu petani mengurangi ongkos produksi dengan menurunkan input dan secara konsekuen dapat meningkatkan pendapatan petani.

Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menggunakan PHT. Mengendalikan serangga yang telah berhasil dikembangkan di Negara-negara Asia Tenggara dan khususnya di Indonesia. Sekarang program PHT telah diadopsi oleh petani-petani dengan didukung sistem Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).

Langkah kedua, keuntungan dari tanah seperti kemampuan menyerap nutrisi alami harus dipertahankan dan dipelihara secara berkelanjutan sampai optimum. Tanah sehat dan subur drngan struktur tanah yang baik ((optimum) aktiftas mikrobia tinggi dan kandungan nutrisi yang siap pakai (telah dirombak) bagi tanaman untuk tetap berdiri tegak dan secara keseluruhan berpengaruh terhadap kesehatan tanaman. Tanah sehat secara umum didefnisikan sebagai kemampuan tanah secara terus-menerus dalam fungsinya sebagai sistem kehidupan yang penting dalam ekosistem dan memanfaatkan tanah untuk berproduksi secara biologi, mengikat banyak udara dan air dari lingkungan untuk menjaga kesehatan tanaman, hewan dan manusia.

18.

Pada dasarnya, tanah yang sehat menghasilkan tanaman yang sehat pula. Dulu tanah yang sehat ditunjukan dengan meningkatkan kandungan bahan organik, berkurangnya kerusakan daun yang salah satunya oleh hama. Walau fenomena ini sulit untuk dijelaskan, hal itu dapat diperlihatkan dengan jelas akan pentingnya tanah tidak hanya sebagai media/tempat tumbuh, tetapi juga sebagai faktor penentu terhadap kesehatan tanaman.

5.2. karakteristik Tanah

Umumnya tanah diartikan sebagai media tumbuh yang mendukung pertumbuhan tanaman, sesudahnya bahan mineral dan organic akan ditransformasikan ke lingkungan sekitarnya rata-rata perlu 100-400 tahun untuk membentuk lapisan top soil setebal 1 cm.

(22)

 Mineral anorganik dan pasir, lumpur dan partikel lempung

 Serpihan-serpihan sisa tanaman dan bahan rombakan dari bahan organik yang berasal dari proses penguraian tanah oleh biota (mahluk hidup)

 Organism hidup seperti : ulat tanah, serangga, bakteri, jamur, alga, nematoda dll.

 Bahan gas meliputi O2, CO2,N2, Nox dan CH4.

Tahapan proses perpindahan molekul/ion secara kontinyu diantara bahan padat, cair dan gas dihantarkan melalui proses fsika, kimiawi dan biologi dalam tanah. Komponen anorganik dari tanah berperan dalam pengikatan kation melalui perubahan ionisasi, komponen orgaik non polar (tidak mengandung energi) dan anion melalui reaksi penyerapan.

Bahan organik tanah merupakan sumber utama unsur C, N, P, dan S. Rata-rata siklus dan ketersediaan komponen-lomponen itu dirubah oleh organisme tanah yang diambil sebagai sumber makanan dan energi. Oleh karena itu, secara luas tanah merupakan sumber kehidupan yang dinamis yang berkualitas/bermutu dan sehat dalam menyokong pertanian yang berkelanjutan.

5.3. proses Pembentukan Tanah Secara Fisika dan Kimiawi.

Produksi padi di dataran rendah dicirikan dengan penggunaan lapisan dasar tanah secara terus menerus selama siklus pertumbuhan tanaman padi. Pada sawah yang airnya melimpah, daerah utama dari perkembangan akar didominasi oleh suasana aerobik (tidak ada oksigen), permukaan dari akar sendiri adalah anaerobik sebab adanya oksigen yang dikeluarkan oleh tanaman. Akhirnya pada permukaan akar mikro-organisme aerobik dapat hidup, paling tidak pada fase awal dari perkemangan tanaman. Sebelum pertumbuhan akar berhenti sehingga transportasi media dan elemen-elemen lainnya ke akar.

19.

VI. MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL).

MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal yang artinya cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikro organisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau Dekomposer, dan sebagai activator atau tambahan nutrisi bagi tumbuhan yang sengaja dikembangkan dari mikro organisme yang berada di tempat tersebut.

(23)

diantaranya bahan tersebut diduga berupa zat yang dapat merangsang pertumbuhan dan zat yang mampu mendorong perkembangan tanaman seperti : Zyberlin, Sitoxinin, Auxsin dan inhibitor.

Adapun bahan yang digunakan untuk mengembangkan mikro organisme lokal tersebut adalah :

1. Limbah Hijauan Sayuran.

Peralatan :

 Drum plastik ukuran 200 liter,

 Plastik transparan 1 m2. Bahan :

 100 kg limbah sayuran hijauan (kol, ceisin, petsay, mentimun, bayam, kangkung dll),

 Garam : 5% dari berat bahan ( 5 kg ),

 Gula merah 2% dari cairan setelah diproses selama 24 hari. Cara pembuatannya :

 Limbah sayuran hijauan diiris-iris hingga menjadi potongan-potongan kecil dan masukan kedalam drum plastik, setiap lapisan setebal 20 cm dan taburkan garam sampai rata, lanjutkan dengan berlapis-lapis seperti diatas sampai kedua bahan habis,

 Tambahkan air cucian beras sebanyak 10 liter,

 Drum tutup rapat dengan plastik dan diatasnya diberi air sehingga tampak plastik cekung terisi air.

 Setelah 3-4 minggu baru dibuka, akan tampak cairan berwarna kuning kecoklatan, baunya segar dan jika diukur pHnya 3-5,

 Tambahkan gula sebanyak 2 ons dan diaduk hingga rata. Penggunaan cairan :

 Pengomposan : Jika akan digunakan untuk mempercepat penghancuran bahan organik, campurkan 1 liter cairan MOL tadi ditambah 10 liter air tawar, tambahkan gula 2 ons, dan cairan siap disiramkan pada bahan organik yang akan dikomposkan.

20.

(24)

Catatan ; Ekstrak dirombak mirip berperan sebagai ragi (Sakaromisae) artinya degradasi karbohidrat menjadi polysakarida derifat substansi, yang lebih sederhana lagi menjadi monosakarida dirombak menjadi asam laktat dengan bantuan enzim lactase.

2. Rebung Bambu.

Bahan :

 2 buah rebung bambu kurang lebih 3 kg,

 Air cucian beras 5 liter,

 1 buah maja (berenuk/Sunda) yang sudah matang, jika tidak ada buah maja bisa diganti dengan gula merah 1,5 ons.

Cara Membuatnya :

 Rebung bambu ditumbuk halus atau diiris-iris lalu masukan pada ember/tong plastik,

 Campurkan dengan buah maja yang sudah dihaluskan,

 Tambahkan gula merah yang telah dihaluskan dan aduk sampai rata,

 Rendam dengan air cucian beras sebanyak 5 liter,

 Tutup rapat ember/tong dengan plastik, dan berikan slang plstik yang disambungkan dengan air yang berada pada botol. Biarkan selama 15 hari. Cara penggunaannya :

 Pengomposan : Dapat digunakan sebagai dekomposer dengan konsentrasi 1 : 5 ( 1 liter cairan MOL ditambah dengan 5 liter air tawar), tambahkan gula merah 1 ons dan aduk hingga rata, disiramkan pada saat proses pembuatan kompos.

 Penggunaan pada tanaman : Penyemprotan dilakukan pada pagi/sore hari dengan konsentrasi 400 cc cairan MOL, dicampur dengan 14 liter air tawar pada umur 10 hari, 20 hari, 30 hari dan 40 hari setelah tanam.

Catatan : sebagai zat perangsang pertumbuhan pada fase vegetatif.

21.

3. Keong Mas (Siput Murbey).

(25)

 5 kg keong mas yang masih hidup/segar,

 2 buah buah maja matang (jika tidak ada dapat diganti dengan cairan tebu 1 liter, atau gula merah 1 kg),

 Air kelapa atau air cucian beras 10 liter. Cara Membuatnya :

 Keong mas ditumbuk hingga halus masukan pada tong plastik,

 Campurkan dengan buah maja yang sudah dihaluskan atau gula yang lebih dulu dihaluskan/cairan tebu,

 Tambahkan 10 liter air kelapa atau air cucian beras dan aduk hingga rata,

 Tutup rapat dengan plastik dan berikan slang plastic sambungkan pada botol yang telah berisi air.

Cara Penggunaannya :

a. Pengomposan : Dengan konsentrasi 1:5 ( 1 liter cairan MOL ditambah dengan 5 liter air tawar), tambahkan 1 ons gula merah, aduk rata dan siramkan pada bahan organik yang mau dikomposkan.

b. Penggunaan pada tanaman : Dapat disemprotkan pada berbagai tanaman dengan konsentrasi 400 cc MOL dicampur dengan 14 liter air tawar. Pada tanaman padi sejak fase vegetatif hingga generatif (umur 10, 20, 30, 40 atau umur setelah fase masak susu). MOL keong mas ini dapat dicampur dengan MOL lainnya. Disemprotkan pada pagi/sore hari, hindari penyemprotan pada siang hari (terik matahari).

4. Buah Maja ( Labu kaye/Aceh, Berenuk/Sunda).

Bahan :

 5 buah labu Kaye/Maja yang matang,

 30 liter air cucian beras,

 20 liter air kencing sapi/kerbau/kambing atau kelinci. Cara Pembuatannya :

 Buah maja dihaluskan dan masukan pada drum atau tong plastik,

 Campurkan dengan 30 liter air cucian beras dan 20 liter air kencing hewan, diaduk hingga rata dan tutup rapat dengan plastik,

22.

 Masukan slang plastik (diameter 0,5 cm) sambungkan kedalam botol plastik yang sudah berisi air tawar,

(26)

Penggunaannya :

a. Pengomposan : 1 liter MOL Maja dicampur dengan 5 liter air tawar, tambahkan 1 ons gula merah dan aduk hingga rata, siramkan pada bahan organik yang akan dikomposkan hingga rata.

b. Penggunaan pada tanaman : Penyemprotan dilakukan pada pagi/sore hari dengan konsntrasi 400 cc MOL dicampur dengan 14 liter air tawar, aduk hingga rata. Disemprotkan pada umur tanaman padi : 10, 20, 30, 40 dan fase akhir pembungaan (generatif).

5. MOL limbah buah-buahan.

Bahan :

 Limbah buah-buahan yang tidak termakan ; jeruk, tomat, papaya, mangga, pisang, apel, salak, dll sebanyak 10 kg,

 Gula merah 1 kg,

 10 liter air kelapa atau air cucian beras. Cara Pembuatannya :

 Buah-buahan sebanyak 10 kg ditumbuk/dihaluskan,

 Masukan pada drum/tong plastik,

 Campurkan dengan air kelapa atau air cucian beras,

 Tambahkan gula merah yang telah dicairkan,

 Tutup dengan plastik beri lubang udara dengan cara masukan slang plastik yang dihubungkan dengan botol yang sudah berisi air,

 Biarkan selama 10-15 hari. Penggunaannya :

a. Campur MOL dan air dengan perbandingan 1 : 5 (1 bagian MOL, 5 bagian air ), tambahkan gula merah 1 ons. Siraman pada bahan organik yang mau dikomposkan.

b. Penggunaan pada tanaman padi ; Semprotkan pada tanaman dengan konsentrasi larutan 400 cc dicampur dengan air tawar sebanyak 14 liter, semprotkan pada umur tanaman akhir vegetatif (kurang lebih unur 55 – 60 hst).

23.

(27)
(28)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui peningkatan penguasaan belajar pada mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) dengan

Blood sample was drawn after high fat diet induced hypercholesterolemia and after 4 weeks of treatment for total cholesterol, triglyceride, low-density lipoprotein cholesterol (LDL

[r]

Produksi Olahan Rumput Laut dan Hasil Samping..

salah satu karya seni yang cukup digemari oleh masyarakat di sanggar ini adalah tari Marhaban, tarian ini di kreasikan dari Tari Rampak Bedug, Rudat dan pencak

Short-term scheduler terjadi sangat sering (dalam milidetik), jadi setiap proses dijadwal dengan cepat, sedangkan long-term scheduler terjadi sangat jarang (dalam detik atau

Beri air pada wajan, taruh roller plate di bawah stick roller plate, taruh rak di atas wajan, taruh wajan di atas kompor, nyalakan api, setelah pemutar api

Nilai average user throughput bernilai 3.28 Mbps saat digunakan algoritma heuristic dibandingkan dengan algoritma round robin sebesar 2.84 Mbps, karena pada algoritma