• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS PADA SISWA SMA NEGERI 01 SERAWAI KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS PADA SISWA SMA NEGERI 01 SERAWAI KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 17 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TEMAN SEBAYA DENGAN

PERILAKU PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS PADA SISWA SMA

NEGERI 01 SERAWAI KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT

TAHUN 2014

Correlation Between Knowledge, Attitude, and Peers with Misuse ofAlcoholic on Students of Senior High School

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kapuas Raya Sintang Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 80 Sintang Kalimantan Barat

Abstract. Misuse of alcoholic recently is a problem that is developing in the

teenagers environment and showed an upward trend from year to year, so that the

result is felt in the form of delinquencies, fights, the emergence of gangs, sexual

misconduct and rampant thuggery among teenagers. This research aims to study

and explain the relationship of knowledge, attitudes and peers influences with the

misuse of alcoholic on students at Senior High School 01 Serawai Sintang district

of West Kalimantan in 2014. This research is a quantitative research with cross

sectional design. The research sample using a total sampling as many as 120 male

students. Data collection instrument is using the questionnaire. Processing data

using univariate and bivariate analyzes. The results were obtained that 46 (38.2%)

male students who behave abusing alcoholic. Results of bivariate analysis found

that variables that significantly associated with alcoholic misuse is attitude with p

value = 0.042 and peers with p value = 0.009.

Key words : Misuse, Alcoholic, Students

Abstrak.Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang

cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang

meningkat dari tahun ke tahun, sehingga akibatnya yang dirasakan dalam bentuk

kenakalan – kenakalan, perkelahian, munculnya geng – geng pelajar, perbuatan

(2)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 18 mempelajari dan menjelaskan hubungan pengetahuan, sikap dan pengaruh teman

sebaya dengan perilaku penyalahgunaan minuman keras pada siswa SMA Negeri

01 Serawai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat tahun 2014. Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel

penelitian menggunakan total sampling yaitu sebanyak 120 siswa laki laki.

Pengumpulan data menggunakan angket.Pengolahan data menggunakan analisis

univariat dan bivariat.Hasil penelitian diperoleh sebanyak 46 (38.2%) siswa laki

laki yang berperilaku menyalahgunakan minuman keras. Hasil analisis bivariat

ditemukan bahwa variabel – variabel yang berhubungan signifikan dengan

perilaku penyalahgunaan minuman keras adalah variabel sikap dengan nilai p

value = 0,042 dan teman sebaya dengan nilai p value = 0,009

Kata kunci : Penyalahgunaan, Minuman Keras, Siswa

Pendahuluan

Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang

cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukan kecenderungan yang

meningkat dari tahun ke tahun, sehingga akibatnya yang dirasakan dalam bentuk

kenakalan – kenakalan, perkelahian, munculnya geng – geng pelajar, perbuatan

asusila dan maraknya premanisme dikalangan remaja (Adisukarto, 2013).

Menurut world health organization (WHO) pada tahun 2011, bahwa

jumlah kematian di Dunia akibat minuman beralkohol sebanyak 775 ribu orang.

Dalam laporan WHO juga menyebutkanbahwa sebanyak 3,19 juta orang saat ini

dalam kondisi kritis akibat mengonsumsi alkohol.

Di Asia Tenggara penyalahgunaan minuman keras pada kalangan pelajar

pada umur 15 – 17 tahun mencapai 31,7 %, pada umur 17 – 20 tahun 13,3 dan

pada umur 21 – 24 tahun 31 %. Sedangkan di Indonesia penyalahgunaan

minuman keras secara nasional terbanyak dari golongan pelajar yakni SLTP

sebanyak 30 %, SLTA sebanyak 45 % dan mahasiswa 42 %, sehingga demiakn

bahwa penyalahgunaan minuman keras pada pelajar SLTA yang terbanyak

(3)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 19 Berdasarkan data Riset Kesehatan Daerah (RISKESDA) pada tahun 2013

untuk tingkat Nasional, bahwa di Provinsi Kalimantan Barat menempati urutan

keempat dengan jumlah peminum alkohol atau miras berjumlah 8,8 % dari

jumlah penduduk. Sedangkan untuk urutan pertama di tempati oleh Provinsi Nusa

Tenggara Timur yakni sebanyak 17,7 %. Kemudian diurutan ke dua ditempati

oleh provinsi Sulawesi Utara sebanyak 17,4 %. Dan urutan ketiga ditempati oleh

provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 8,9 % dari jumlah penduduk.

Adapun yang melatarbelakangi perilaku minum – minuman keras pada

kalangan remaja pada usia 14 – 17 tahun dikarenakan faktor predisposisi atau

kondisi internal seperti kecemasan, ketakutan, depresi dan lainnya. Faktor

kontribusi atau internal dekat dengan tempat penjualan minuman keras Dan yang

ketiga adalah faktor pencetus seperti pengaruh teman sebaya (Ali, M, 2010).

Knopkamenjelaskan masa remaja yang meliputi tiga fase yaitu : pertama

fase remaja awal pada usia 12 – 15 tahun, fase remaja madya pada usia 15 – 18

tahun dan fase remaja akhir pada tahun 19 – 22 tahun. Sementara Slazman

mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung

(dependence) terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat –

minat seksual, perenungan diri, perhatian, nilai – nilai estetika dan isu – isu moral

(Yusuf, 2007).

Secara psikologi masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak – anak menuju ke masa dewasa, pada masa remaja terjadi kematangan secara kognitif yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan

sosial yang semakin luas yang memugkinkan remaja untuk berfikir secara

abstrak. Pada usia remaja inilah perkembangan sifat, sikap dan perilaku yang

selalu ingin tahu, ingin merasakan dan ingin mencoba, apabila tidak segera

difasilitasi atau diarahkan bukan tidak mungkin akan salah arah dan berdampak

negatif (Hutagalung, 2008).

Iklim lingkungan yang tidak sehat, cenderung memberikan dampak yang

kurang baik bagi perkembangan remaja dan sangat mungkin mereka akan

mengalami kehidupan yang tidak nyaman, stres atau depresi. Dalam kondisi

(4)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 20 kurang wajar dan bahkan amoral, sperti kriminalitas, meminum minuman keras,

penyalahgunaan obat terlarang, tauran dan pergaulan bebas (Yusuf, 2007).

Masa remaja dalam kehidupan sehari – hari sangat berkaitan erat dengan

aspek psikologi yang menjadikan remaja sering mancoba sesuatu untuk alasan

mencari jati diri. Kadang remaja salah mengartikan jati diri sehingga terjebak

dalam pergaulan bebas terutama terjebak dalam hal penggunaan minuman keras,

selain faktor rasa ingin mencoba, faktor lingkungan atau pergaulan juga dapat

mempengaruhi keingintahuan remaja tentang minuman keras, jadi pengaruh

perubahan penggunaan minuman keras pada masa remaja berdampak pada

psikologis remaja tersebut (Yusuf, 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sasanti Handayani dengan

judul penelitian : faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku remaja

dengan status ekonomi marginal dengan mengonsumsi minuman keras tahun

2009, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peminum remaja pada

usia 14 – 17 tahun sebesar 70,7 % dan jenis kelamin laki – laki sebesar 94,6 %.

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia dengan

perilaku remaja mengonsumsi minuman keras (p value = 0,0007 < 0,05). Ada

hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku remaja mengonsumsi minuman

keras (p value = 0,0048 < 0,05). Sedangkan hasil analisis multivariat

menunjukkan bahwa variabel usia lebih dominan dibandingkan dengan variabel

jenis kelamin.

Dari hasil wawancara singkat pada 20 siswa SMA Negeri 01 Serawai,

didapat bahwa 16 siswa pernah mengonsumsi minuman keras. Dari 16 siswa

yang pernah mengonsumsi minuman keras didapat 11 siswa yang pernah sampai

mabuk dan 6 diantaranya pernah tidak mengikuti kegiatan belajar di sekolah

akibat mabuk tersebut. Dari 16 siswa yang pernah mengonsumsi minuman keras

didapatkan informasi singkat bahwa ada yang beralasan mereka mengonsumsi

minuman keras untuk coba-coba, menenangkan pikiran, mengikuti acara atau

ritual adat. Ada juga yang beralasan untuk menimbulkan rasa percaya diri, rasa

berani atau nyali untuk kebut-kebutan di jalan dan tawuran dengan pelajar yang

lain. Demikian juga berdasarkan wawancara pada guru bimbingan konseling

(5)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 21 sekolah pada tahun 2011.Kemudian 7 siswa pernah mengonsumsi minuman keras

di warung belakang sekolah pada tahun 2012.dan Demikian juga informasi dari

guru bimbingan konseling sekolah bahwa beberapa tahun terakhir siswa

mengalami prestasi belajar yang menurun dan 5 siswa tidak naik kelas.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak sekolah di SMA Negeri 01

Serawai Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat, didapatkan jumlah siswa

laki-laki SMA 1 Serawai pada kelas satu sebanyak 40 siswa, kelas dua 43 siswa

dan kelas tiga sebanyak 37 siswa, dengan demikian bahwa total siswa di SMA 01

Serawai dari kelas satu sampai kelas dua sebanyak 120 Siswa.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitiingin mengidentifikasi tentang “hubungan pengetahuan, sikap dan teman sebaya dengan perilaku penyalahgunaan minuman keras pada siswa SMA Negeri 01 Serawai Kabupaten

Sintang Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015 tahun 2014.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross

sectional yaitu suatu rancangan penelitian dimana variabel independen dan variabel

dependen diukur pada waktu penelitian berlangsung yang dapat menjelaskan suatu

hubungan.

Hasil dan pembahasan

Tabel. 1

Distribusi frekuensi perilaku penyalahgunaan minuman keras, pengetahuan, sikap dan

teman sebaya di SMA Negeri 01 Serawai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.

Variabel n %

Penyalahgunaan Minuman Keras

Ya 46 38,3

Tidak 74 61,7

Pengetahuan

Baik 75 62,5

Kurang 45 37,5

Sikap

Positif 70 58,3

(6)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 22 Pengaruh Teman Sebaya

Ada 51 42,5

Tidak 69 57,5

Tabel 1.menunjukkan bahwa dari 120 siswa SMA 1 Serawai didapatkan

sebesar 46 (38,3%) siswa yang menyalahgunakan minuman keras, 45 (37,5%) siswa

memiliki pengetahuan yang buruk tentang minuman keras, 50 (41,7 %) siswa

memiliki sikap negatif dalam menanggapi perilaku penyalahgunaan minuman keras

dan sebanyak 51 (42,5%) siswa menyatakan mendapat pengaruh dari teman sebaya

terkait minum-minuman keras.

Tabel. 2

Tabulasi silang pengetahuan, sikap dan Pengaruh teman sebaya dengan perilaku

penyalahgunaan minuman keras pada siswa SMA 1 Serawai Kabupaten Sintang

Kalimantan Barat Tahun 2014

Variabel

Penyalahgunaan Minuman keras p

Tidak Ya value

f % f %

Pengetahuan Baik

Buruk

51 23

68,0 51,1

24 22

32,0

48,9 0,099 Sikap

Positif 49 70,0 21 30,0 0,042

Negatif 25 50,0 25 50,0

Pengaruh teman Sebaya

Tidak 51 73,9 18 26,1 0,003

Ada 23 45,1 28 54,9

Berdasarkan tabel 2 siswa dengan pengetahuan buruk yang menyalahgunakan

minuman keras sebanyak 22 (48,9%) siswa. Sedangkan siswa dengan pengetahuan

baik yang berperilaku menyalahgunakan minuman keras sebanyak 24 (32,0%) siswa.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,099 lebih besar dari 0,05, artinya tidak

ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku

penyalahgunaan minuman keras. Siswa dengan sikap negatif yang menyalahgunakan

(7)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 23 yang berperilaku menyalahgunakan minuman keras sebanyak 25 (50,0%) siswa. Hasil

uji statistik diperoleh nilai p value = 0,042 lebih kecil dari 0,05, artinya ada hubungan

yang signifikan antara sikap dengan perilaku penyalahgunaan minuman keras. Siswa

yang menyatakan ada pengaruh dari teman sebaya sebanyak 28 (54,9 %) yang

menyalahgunakan minuman keras. Sedangkan siswa yang tidak ada pengaruh dari

teman sebaya yang menyalahgunkan minuman keras sebanyak 18 (26,1%) siswa yang

menyalahgunakan minuman keras. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,003

lebih kecil dari 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan

perilaku penyalahgunaan minuman keras.

Hubungan Pengetahuan dengan perilaku penyalahgunaan minuman keras pada

siswa SMA 1 Serawai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat Tahun 2014

Hasil analisis univariat ditemukan bahwa tingkat pengetahuan responden

tentang minum minuman keras yang paling banyak adalah tingkat pengetahuan tinggi

sebanyak 75 (62,5 %) siswa. Hasil dari analis bivariat ditemukan bahwa ada 24 (32%)

siswa dari 75 siswa dengan tingkat pengetahuan tinggi yang menyalahgunakan

minuman keras. Hasil uji statistik ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku penyalahgunaan minuman

keras di SMA Negeri 01 Serawai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jehanur

Margaretha (2008), penelitian di lakukan di Asrama Kelapa Gading Jakarta tahun

2008. Hasil penelitian menemukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan

perilaku minuman keras.

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2005), menyatakan bahwa pengetahuan adalah

hasil pengindraan manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indra

yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau

tingkat yang berbeda – beda (Notoatmodjo, S, 2010). Menurut L.Green dalam

Soekidjo Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu

(8)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 24 Hubungan sikap dengan perilaku penyalahgunaan minuman keras pada siswa

SMA 1 Serawai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat tahun 2014

Hasil analisis univariat ditemukan bahwasikap siswa terhadap minum minuman

keras yang paling banyak adalah bersikap positif sebanyak 70 (58,3 %) siswa.Hasil

dari analis bivariat ditemukan bahwa ada 21 (30 %) siswa dari 70 siswa dengan sikap

positif yang menyalahgunakan minuman keras.Hasil uji statistik ditemukan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa dengan perilaku penyalahgunaan

minuman keras di SMA Negeri 01 Serawai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jehanur

Margaretha (2008), penelitian di lakukan di asrama kelapa gading jakarta tahun 2008.

Hasil penelitian menemukan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku

minuman keras.

Selain pengetahuan, sikap merupakan domain yang penting dalam terbentuknya

tindakan seseorang. Sikap yang dimiliki oleh siswa bukan hanya tahu menyebutkan

bagaimana harus bersikap, melainkan harus tumbuhnya sikap itu sendiri untuk

berperilaku atau melakukan sesuatu kearah yang lebih baik. Dengan demikian sikap

merupakan kesedian untuk bertindak atau predisposisi tindakan suatu perilaku.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari sesorang terhadap

suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, S, 2012). Demikian juga menurut Soekidjo

Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa sikap adalah respon tertutup seseorang

terhadap stimulus atau objek tertentu,yang sudah melibatkan faktor pendapat dan

emosi yang bersangkutan (senang - tidak senang, setuju - tidak setuju, baik – tidak

baik). Soekidjo Notoatmodjo (2005), juga menyatakan manisfestasi sikap tidak dapat

dilihat secara langsung tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup.Sikap merupakan kesedian untuk bertindak dan belum merupakan suatu

(9)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 25 Hubungan teman sebaya dengan perilaku penyalahgunaan minuman keras pada

siswa SMA 1 Serawai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat tahun 2014

Hasil analisis univariat dari 120 siswa ditemukan bahwa pengaruh teman

sebaya terkait penyalahgunaan minuman keras yang paling banyak adalah tidak ada

pengaruh dari teman sebaya sebanyak 69 (57,5 %) siswa. Hasil analisis bivariat

ditemukan bahwa ada 28 (54,9 %) dari 51 siswa yang ada pengaruh dari teman sebaya

yang berperilaku menyalahgunkan minuman keras. Hasil uji statistik menemukan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku

penyalahgunaan minuman keras.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Yusneri

(2006) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengaruh teman

sebaya dengan penyalahgunaan minuman keras.

Menurut L.Green dalam Soekidjo Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa

teman sebaya merupakan faktor pendorong dalam pembentukan perilaku. Havighurst

dalam panuju (1999) menyebutkan bahwa tugas perkembangan remaja salah satunya

mencapai kebebasan emosional dan hubungan sosial yang matang. Kelompok sebaya

(peer group) mempunyai peran dalam penyesuaian diri remaja, perilaku dan

pandangannya.

Perilaku minum – minuman keras banyak dipengaruhi oleh tekanan teman

sebaya yang besar dan sulit terbendung.Lingkungan pergaulan dengan teman sebaya

berpengaruh terhadap awal dari perilaku minum – minuman keras. Pengaruh dari

teman sebaya ini, menciptakan keterkaitan dan kebersamaan sehingga yang

bersangkutan sulit untuk melepas diri.

Kesimpul

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat di

simpulkan sebagai berikut:

(10)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 26 Serawai Kabupaten Sintang Kalimantan Barat tahun 2014, di peroleh

sebanyak 46 (38.2%) dari 120 siswa berperilaku menyalahgunakan minuman

keras.

2. Ada hubungan antara sikap (p value = 0,042) dan teman sebaya (p value =

0,009) dengan penyalahgunaan minuman keras pada Siswa SMA 01 Serawai

Kabupaten Sintang.

Daftar Pustaka

Adisukarto. 2013. Penyalahgunaan minuman keras pada kalangan remaja. Diunduh

dari http://metro-alkoholisme.co.id. Pada tanggal 02 Juni 2014

Ali, M. dan Asrori, M. 2005. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik).

Jakarta: Bumi Aksara.

Chaplin, J.P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Depkes RI. 2008. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI

Dinata, Gusti S. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Mengkonsumsi

Minuman Keras. Jurnal Ilmu sosialitas FISIP Universitas Tanjung Pura.

Faot, Nusin. Manurung, Imelda dan Purimahua, Shinta L. 2010. Kajian Faktor

Predisposisi Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras Pada Masyarakat Desa

Oelpuah Kabupaten Kupang Tahun 2010. Jurnal PKIP FKM Undana

Gaol, Nelly L dan Husin, Suady.2013. Dilema Pemberantasan Minuman Keras

Terhadap Pelestarian Budaya Masyarakat Batak Toba (Studi Kasus Di Desa

Ria-Ria Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan). Jurnal

CITIZENSHIP PP-Kn FIS Universitas Negeri Medan.

Handayani, S. 2009. Faktor–faktor yang berhubungan dengan perilaku remaja

dengan status ekonomi marginal dengan mengkonsumsi minuman keras tahun

(11)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 27 Hardianto. 2012. Laporan WHO Terhadap Kematian Akibat Minuman Keras.

http:metro-alkoholisme.co.id. Di akses pada tanggal 10 Juni 2014 jam 18.30

WIB.

Hastono, S., P. 2007. Analisis data kesehatan. Jakarta: FKM UI

Hidayat, A., A. 2007. Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika

Hidayat, F. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Mengkonsumsi

Minuman Keras di Kabupaten Wonosobo tahun2011. Skripsi Sarjana Kesehatan

Masyarakat STIKes MuhammadiyahGombong

Jamali, A. Mustapha, Z. dan Ismail, R. 2009. Pola dan faktor yang mempengaruhi

Peminuman minuman keras remaja Dusun Malaysia. Malaysian Journal of

Society and Space 5 issue 2(82 - 101).

Kongkli, E., Y. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Remaja

Mengonsumsi Minuman Keras Di Sma Negeri 1 Sangalla Kabupaten Tana

Torajatahun 2012. Skripsi Sarjana Kesehatan Masyarakat Politeknik Kesehatan

Makasar

Margaretha, J. 2008. Pengetahuan dan sikap mahasiswa terkait minuman keras di

asrama kelapagading Jakarta tahun 2008. Skripsi Sarjana FKM Universitas

Nusa Cendana Kupang

Monks, F. J, Knoers, A.M.P dan Haditono, S.R. 2004. psikologi perkembangan

pengantar dalam berbagai bagian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi kesehatan teori dan aplikasi.Jakarta :RinekaCipta

---. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku.Jakarta :RinekaCipta

(12)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 28 ---. 2010. Promosi kesehatan teori dan aplikasi, edisi revisi 2010.

Jakarta: Rineka Cipta

---. 2012. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan,edisi revisi 2012.

Jakarta: Rineka Cipta

---.2012.Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Pitasari, Lusy dan Kurniajati, Sandy .2013.Tahap Penyalahgunaan Alkohol Berdasar

Tipe Kepribadian Pada Remaja Komunitas Scooter Kediri Bangkit Di Kediri.

Jurnal STIKES RS.Baptis Kediri Volume 6, No.1.

Pratama, Verdian Nendra D. 2013. Perilaku Remaja Pengguna Minuman Keras di

Desa Jatigono Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang. Jurnal Promkes, Vol. 1,

No. 2 FKM Universitas Airlangga

Ra’uf, M. 2002. Dampak Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Remaja & Kamtibmas. Jakarta: BP Dharma Bhakti

Sabri, L & Hastono, S., P. 2007.Statistik kesehatan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada

Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja. (edisi limabelas). Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada

Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sudrajat, A. 2008. Masalah Pada Masa Remaja. Diunduh dari

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/masalah-pada-masa-remaja/.

Pada tanggal 29 April 2014

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suteja, A. 2013. Perilaku Minum Minuman Keras pada Mahasiswa Ditinjau dari

Tingkat stress di Kota Surabaya tahun 2013.Skripsi Sarjana FKM Universitas

(13)

Wawasan Kesehatan-ISSN 2087-4995 29 Syamsu, Yusuf. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung:

Rosdakarya

Ulfah, D. M. 2005. Faktor-Faktor Penggunaan Minuman Keras Di Kalangan Remaja

Di Desa Losari Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Skripsi Sarjana

Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang

Zulvikar. 2008. Minuman-Minuman Keras. Diunduh dari

http://zulv1ck4r.wordpress.com /2008/12/30/minum-minuman-keras/. Pada

tanggal 3 mei 2014 .

Z, Fikri., 2007. Keputusan Presiden Nomor: 3 Tahun 1997 (3/1997) Tentang:

Pengawasan Dan Pengendalian Minuman Berakohol. Diunduh dari

Gambar

Tabel. 1
Tabel. 2

Referensi

Dokumen terkait

Jika mengutip dari website yang tidak diketahui nama penulisnya, judul lengkapwebsite dapat ditulis dalam kalimat, atau 1 atau beberapa kata, dari judul awalwebsite dalam

menentukan bentuk-bentuk advokasi apa saja yang perlu dilakukan terhadap suatu masalah. tertentu, juga langkah demi

Struktur lapisan bawah permukaan yang teridentifikasi oleh geolistrik dan SPT pada lapisan kedua tersebut merupakan jenis tanah bertekstur klastik memiliki butir

Dalam upaya menghasilkan lulusan yang berkualitas dan profesional maka jurusan ekonomi Islam dapat berperan dengan cara : (1) Membuka prgram studi, (2) merumuskan

Oleh itu untuk memastikan pelajar dapat menguasai pengetahuan dengan lebih mudah, maka penyelidik telah membuat penilaian formatif ke atas Modul Pengajaran Kendiri Diet

Sedangkan pada waktu ada ang- gota keluarga yang mengidap penyakit cacing, sikap responden berbeda (p&lt;0,05) Orang tua murid SD program sebagian be- sar memberikan

acuan aspek – aspek yang terdapat dalam perilaku asertif. Hasil dari uji koefisien validitas dengan menggunakan. teknik product moment menunjukkan rentang koefisien

Burhan, 2004, Metode Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya , Kencana, Jakarta Burhanuddin S, 2011, Hukum Bisnis Syariah ,