• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faal Paru Pekerja Pabrik Rokok Bagian Panel PT. Nojorono Tobacco International Kudus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Faal Paru Pekerja Pabrik Rokok Bagian Panel PT. Nojorono Tobacco International Kudus"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

FAAL PARU PEKERJA PABRIK ROKOK BAGIAN PANEL

PT. NOJORONO TOBACCO INTERNATIONAL KUDUS

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

RESCHITA ADITYANTI

G0008235

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Faal Paru Pada Pekerja Pabrik Rokok di Kudus

Reschita Adityanti, NIM : G0008235, Tahun : 2011

Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari Sabtu , Tanggal 23 Juli 2011

Pembimbing Utama

Yusup Subagio Sutanto, dr., Sp.P (K)

NIP. 1957 0315 198312 1 002 (...)

Anggota Penguji

Novi Primadewi, dr., Sp.THT, M.Kes.

NIP. 19751129 200812 2 002 (...)

Surakarta,...

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 6 Juli 2011

RESCHITA ADITYANTI

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv ABSTRAK

Muhammad Aria Novianto, G0008227, 2011. Perbedaan Kecerdasan Emosi pada Mahasiswa Aktivis UKM dengan Mahasiswa Non Aktivis UKM di Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret, Surakarta.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecerdasan emosi pada mahasiswa aktivis UKM dengan mahasiswa non aktivis UKM di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Maret 2011 di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pengambilan sampel dilaksanakan secara purposive random sampling dengan criteria inklusi adalah (1) Mahasiswa semester VI (Angkatan 2008) (2) Bersedia menjadi responden dan telah menyetujui lembar informed consent. Sampel tidak dapat dipilih jika (1) Skor LMMPI lebih dari sama dengan 10 (2) Penyakit fisik yang berat (3) Pernah

mengikuti pelatihan EQ. Sampel mengisi lembar biodata dan informed consent

sebagai tanda persetujuan, (2) kuesioner skala L-MMPI untuk menilai dan mengetahui kejujuran dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, (3) kuesioner Kecerdasan Emosi. Diperoleh 84 data dan dianalisis menggunakan (1) Uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov (2) Uji Mann-Whitney melalui program

SPSS 17.0 for Windows.

Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan (1) rerata skor kecerdasan emosi pada mahasiswa aktivis UKM sebesar 118,5 ± 11,127 dan untuk mahasiswa non aktivis UKM sebesar 107,2 ± 9,620 (2) hasil uji Mann-Whitney menunjukkan p = 0,000.

Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan kecerdasan emosi yang signifikan antara mahasiswa aktivis UKM dengan mahasiswa non aktivis UKM di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Mahasiswa aktivis UKM lebih tinggi kecerdasan emosinya dibandingkan mahasiswa non aktivis UKM.

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Muhammad Aria Novianto, G0008227, 2011. The Differences of Emotional Quotient between Student Organization Activist and Student Organization Non Activist in Medical Faculty of Sebelas Maret University. Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta.

Objectives: This research aims to know the difference of emotional quotient between student organization activist and student organization non activist in Medical Faculty of Sebelas Maret University.

Methods: This research was an analytical descriptive research using cross

sectional approach and had been done in March 2011 in Medical Faculty of

Sebelas Maret University. Data was collected by using purposive random

sampling method within inclusion and exclusion criteria. The inclusion criteria

were student semester VI (Force 2008), willing to be a respondent and approved

the informed consent has sheet. Samples can not be selected if the score LMMPI

more than equal to ten, severe physical illness, ever EQ training. Sample fill the biodata and informed consent as a sign of approval, L-MMPI scale questionnaire to assess and find honesty in answering questions given, questionnaire Emotional Quotient. Eighty four samples were obtained and analyzed using data normality test with Kolmogorov-Smirnov and Mann-Whitney test through SPSS 17.00 for

Widows.……….

Results : This research shows a significant mean difference of emotional quotient for student organizationactivist is 118,5 ± 11,127 and for non activist student organizationnon activist is 107,2 ± 9,620. The Mann Whitney test shows p=0,000

Conclusion: This study found a significant difference of emotional quotient between student organization activist and student organization non activist in Medical Faculty of Sebelas Maret University. The student organization activist is more than student organization non activist.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan taufik, hidayah, dan kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Perbedaan Kecerdasan Emosi pada Mahasiswa Aktivis UKM dengan Mahasiswa Non Aktivis UKM di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku ketua tim skripsi beserta tim skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. H. M. Fanani, dr., SpKJ (K), selaku Pembimbing Utama yang

telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat.

4. Vitri Widyaningsih dr., selaku Pembimbing Pendamping yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat.

5. Hj. Makmuroch, Dra., MS, selaku Penguji Utama yang telah memberikan

bimbingan dan nasehat.

6. Slamet Riyadi, dr., M.Kes, selaku Anggota Penguji yang telah

memberikan bimbingan dan nasehat.

7. Bapak, Ibu, adik serta seluruh keluarga yang telah memberi dukungan

moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.

8. Teman-teman cHocLatoZz (Nanung, Gerry, Luthfi, Willy dll) dan Kejutan

2008 (Maik, Tiwi, Ira, Imam dll) yang telah memberi dukungannya.

9. Teman-teman Kost Techno House yang selalu memotivasi penulis dengan

tawa dan semangat mereka.

10. Teman-teman mahasiswa angkatan 2008 atas bantuannya dalam mengisi kuesioner dalam penelitian ini.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.

Surakarta, 16 April 2011

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Unit Kegiatan Mahasiswa... 12

4. Hubungan Kecerdasan Emosi terhadap Aktivis UKM... 13

B. Kerangka Berpikir ... 15

C. Hipotesis ... 16

BAB III. METODE PENELITIAN ... 17

A. Jenis Penelitian... 17

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

C. Subyek Penelitian ... 17

D. Teknik Sampling ... 18

E. Identifikasi Variabel Penelitian ... 18

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 18

G. Instrumen Penelitian ... 19

H. Rancangan Penelitian ... 22

I. Cara Kerja ... 22

J. Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 24

A. Deskripsi Sampel ... 24

B. Analisis Statistika ... 25

BAB V. PEMBAHASAN ... 30

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 33

A. Simpulan ... 33

B. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Perlakuan ... 33

Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

Tabel 3. Rerata Skor EQ ... 34

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov test ... 36

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Skor EQ dengan Levene’s Test ... 37

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran

Lampiran 2. Identitas Sampel dan Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner L-MMPI

Lampiran 4. Kuesioner EQ

Lampiran 5. Data Mentah Hasil Penelitian

Lampiran 6. Distribusi Data

Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas Data

(12)

commit to user

iv

ABSTRAK

RESCHITA ADITYANTI, G0008235, 2011. Faal Paru pada Pekerja Pabrik Rokok di Kudus, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui faal paru pekerja pabrik rokok.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan subjek penelitian pekerja bagian panel dan

non panel PT. Nojorono Tobacco International Kudus. Dengan purposive sampling

didapatkan 46 sampel, yang terdiri dari 23 pekerja bagian panel dan 23 pekerja bagian non panel. Data diperoleh dari pengisian kuisioner dan pengukuran faal paru

menggunakan spirometer, yaitu nilai Forced Expiratory Volume 1 (FEV 1) dan

Forced Vital Capacity (FVC). Untuk data yang terdistribusi normal menggunakan uji

T independent. Sedangkan untuk data yang terdistribusi tidak normal menggunakan

uji Mann-Whitney. Data diolah dengan Statistical Product and Service Solution

(SPSS) 19.00 for Windows.

Hasil : Uji normalitas hasil spirometri pekerja bagian panel dan non panel menggunakan didapatkan bahwa distribusi data tidak normal. Maka data diuji dengan

uji Mann Whitney dan didapatkan hasil p=0,939, berarti pada alpha 5% tidak terlihat

adanya perbedaan yang signifikan, berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara faal paru pekerja bagian panel dan non panel.

Simpulan : Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara faal paru pekerja pabrik rokok bagian panel maupun bagian non panel di PT. Nojorono Tobacco International Kudus.

(13)

commit to user

iv

ABSTRACT

RESCHITA ADITYANTI, G0008235, 2011. The Lung Function of Cigarette Factory Labours in Kudus, Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta.

Objective : This research aimed to know the lung function cigarette factory labours.

Methods : This is an obsevational analytic research with cross sectional approach that the subjects are panel and non panel labours of PT.Nojorono Tobacco International Kudus. By purposive sampling, there are 46 samples which consist of 23 panel labours and 23 non panel labours. Data obtained by filling questionnaire and direct measurement of spirometry (Forced Expiratory Volume 1 and Forced Vital Capacity). This data analysed with independent T test and Mann Whitney test. Data processed with Statistical Product and Service Solution (SPSS) 19.00 for Windows.

Results : The lung function’s value of panel and non panel labours do not have normal distribution, so this data analysed with Mann Whitney test. The result is p=0,939. It means that there is no significant difference between panel and non panel labour’s lung function of PT. Nojorono Tobacco International Kudus.

Conclusion : There is no significant difference between panel and non panel labour’s lung function of PT. Nojorono Tobacco International Kudus.

(14)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 6 Juli 2011

Reschita Adityanti

(15)

commit to user

iv

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faal Paru pada Pekerja Pabrik Rokok di Kudus”. Penyusunan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penyelesaian skripsi ini didukung oleh bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Zainal Arifin, dr., SpPD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua beserta Anggota Tim Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan pengarahan dan bantuan.

4. Dr. Reviono, dr., Sp.P (K) selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi kepada penulis.

5. Harsini, dr., Sp.P selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi kepada penulis.

6. Yusup Subagio Sutanto, dr., Sp.P (K) selaku Penguji Utama yang telah berkenan menguji dan memberi saran kepada penulis.

7. Novi Primadewi, dr., Sp. THT, M.Kes selaku Anggota Penguji yang telah

berkenan menguji dan memberi saran kepada peneliti.

8. Luluk Adipratikto, dr., Sp.P, M. Kes, Sulistyaning P. E., dan Primachita Adityani, yang telah memberikan bimbingan, bantuan, doa dan motivasi kepada penulis. 9. Yehezkiel A. W. K., Verawati S., Destia W. D., Lanny M. B., Deborah J. T. R.,

Ancilla C. I., Siti Oktie A., Dian P., dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan, doa, dan motivasinya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

(16)

commit to user

iv

DAFTAR ISI

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Rokok ... 6

2. Paru dan Lingkungan Kerja ... 13

3.Spirometri... ... .. 17

B. Kerangka Berpikir ... 24

C. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

(17)

commit to user

iv

D. Teknik Sampling ... 27

E. Identifikasi Variabel Penelitian ... 28

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28

G. Prosedur Penelitian ... 31

H. Alat dan Bahan Penelitian ... 32

I. Cara Kerja ... 32

J. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 35

A. Deskripsi Sampel ... 35

B. Analisis Statistika ... 41

BAB V. PEMBAHASAN ... 44

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(18)

commit to user

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Unsur Asap Rokok Sigaret Fase Partikel ... 12

Tabel 2. Unsur Asap Rokok Sigaret Fase Gas ... 13

Tabel 3. Distribusi pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

bulan April 2011 berdasarkan umur ... 35

Tabel 4. Distribusi pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

bulan April 2011 berdasarkan tinggi badan... 36

Tabel 5. Distribusi pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

bulan April 2011 berdasarkan lama kerja ... 37

Tabel 6. Distribusi pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

bulan April 2011 berdasarkan lama merokok ... 37

Tabel 7. Distribusi pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

bulan April 2011 berdasarkan jumlah rokok per hari ... 38

Tabel 8. Distribusi pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

bulan April 2011 berdasarkan nilai indeks Brinkman ... 39

Tabel 9. Distribusi pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

bulan April 2011 berdasarkan nilai %FVC ... 39

Tabel 10. Distribusi pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

bulan April 2011 berdasarkan nilai %FEV1 ... 40

Tabel 11. Distribusi pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

(19)

commit to user

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin penelitian dan penyebaran kuesioner di PT. Nojorono

Tobacco International Kudus.

Lampiran 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian dengan uji faal paru dan

penyebaran kuisioner di PT. Nojorono Tobacco International Kudus.

Lampiran 3. Surat kelaikan etik.

Lampiran 4. Inform consent subjek penelitian.

Lampiran 5. Kuesioner penelitian

Lampiran 6. Data pekerja bagian panel

Lampiran 7. Data pekerja bagian non panel

Lampiran 8. Hasil uji normalitas

Lampiran 9. Hasil uji t tidak berpasangan

Lampiran 10. Hasil uji Mann-Whitney

(20)

commit to user

xi BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri dan produknya memberi keuntungan berupa terciptanya lapangan

kerja sehingga terjadi peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Di pihak

lain timbul dampak negatif karena pajanan bahan-bahan yang terjadi pada proses

industri atau oleh karena produk-produk hasil industri tersebut (Ikhsan, 2009).

Industri tembakau adalah kumpulan perusahaan yang sangat berbeda

ukuran dan makna atau pengaruhnya. Seperti perusahaan lain, industry tembakau

berjuang meningkatkan pangsa pasar dan keuntungan untuk kepentingan para

pemegang sahamnya. Tidak heran, industri tembakau sangat kuat menentang

semua upaya yang dirancang untuk mengurangi konsumsi tembakau (Crofton &

Simpson, 2009). Sebagai salah satu sumber penerimaan negara, cukai mempunyai

konstribusi yang sangat penting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) khususnya dalam kelompok Penerimaan Dalam Negeri. Dari penerimaan

cukai, 95% berasal dari cukai hasil tembakau yang diperoleh dari jenis hasil

tembakau (JHT) berupa rokok sigaret kretek mesin, rokok sigaret tangan dan

rokok sigaret putih mesin, yang dihasilkan oleh industri rokok (Wibowo, 2003).

Tenaga kerja industri terpajan dengan faktor fisis, kimia, toksik, dan

sebagainya yang dapat menimbulkan penyakit paru kerja. Respon biologis dengan

(21)

commit to user

xi

oleh besarnya polusi yang masuk ke paru, jenis bahan pencemar, perubahan

fisiologis di paru, dan daya tahan fisiologis tubuh (Munawaroh, 2008).

Tembakau adalah produk konsumen yang berbahaya dan mematikan.

Penggunaan tembakau tidak hanya merugikan bagi yang mengkonsumsinya, tetapi

juga orang-orang lain yang terpapar asapnya. Lebih dari 4.000 bahan kimia telah

diidetinfikasikan dalam asap tembakau atau asap rokok. Lebih dari 40 diketahui

menyebabkan kanker. Tembakau menghasilkan begitu banyak bahan kimia karena

sangat tingginya suhu (sampai 900°C) yang ditimbulkan di ujung rokok yang

menyala ketika dihisap oleh perokok (Crofton & Simpson, 2009).

Asap rokok di udara tidak hanya berbahaya bagi orang yang tidak

merokok. Studi terbaru mengungkap bahwa perokok yang menghisap asap

rokoknya sendiri dalam ruang tertutup berisiko lebih besar mengalami gangguan

kesehatan terkait asap rokok. Studi menunjukkan, perokok yang menghisap 14

batang rokok sehari dan menghisap asap rokoknya sendiri karena merokok di

ruang tertutup mengalami penambahan risiko yang setara dengan menghisap 2,6

batang rokok lagi. Hasil ini membantah asumsi sebelumnya yang menyatakan

bahwa bahaya tambahan akibat menghisap asap rokok yang telah dihembuskan

bisa diabaikan jika dibandingkan dengan risiko asap rokok yang secara langsung

dihisap oleh perokok (Warner, 2010).

Dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok dapat menyebabkan

perubahan struktur dan faal saluran napas dan jaringan paru. Pada saluran nafas,

sel mukosa membesar (hipertofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak

(22)

commit to user

xi

terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan

struktur dan faal saluran napas dan jaringan paru pada perokok akan timbul

permasalahan faal paru dengan segala macam gejala klinisnya (Irawan, 2009).

Gejala yang paling umum dari gangguan paru adalah batuk, sesak napas

(dyspnea), stridor, dan mengi. Gangguan di paru juga dapat menyebabkan batuk

darah (hemoptysis) dan nyeri dada (Sharp, 2009).

Hasil penelitian Rexhepi & Brestovci tentang Influence Of Smoking And

Physical Activity tahun 2010, mengungkapkan bahwa merokok mengurangi

semua nilai rata-rata tes faal paru dibandingkan dengan non-perokok. Dalam

penilaian faal paru tindakan spirometri yang paling sering digunakan. Dari hasil

penelitian, Force Vital Capacity (FVC) dan Force Expiratory Volume dalam 1

detik pernafasan (FEV 1) perokok rendah lebih rendah dibandingkan non-perokok.

Hasil FVC kelompok bukan perokok (5,33 L) jauh lebih baik dibandingkan

dengan seorang yang perokok (FVC= 4,60 L). Hasil penelitian pengukuran FEV1

pada 100 orang laki-laki perokok di Pakistan, menyebutkan bahwa sebanyak 16%

perokok mengalami gangguan obstruksi ringan (FEV1=60-80%) (Khan et. al.,

2010).

Subjek penelitian-penelitian yang ada lebih sering hanya perokoknya saja

dan masih jarang yang menjadikan pekerja pabrik rokok sebagai subjeknya.

Padahal pekerja pabrik rokok juga secara tidak langsung terkena dampak asap

rokok yang dapat menurunkan faal paru, terutama pekerja pabrik rokok bagian

panel yang harus mencicipi rasa rokok sehingga mau tidak mau secara tidak

(23)

commit to user

xi

masyarakat tentang dampak asap rokok lebih fokus ke perokoknya dan kurang

perhatian kepada para pekerja pabrik rokok. Inilah yang menjadi alasan peneliti

untuk meneliti faal paru pekerja pabrik rokok bagian panel.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

Bagaimana faal paru pekerja pabrik rokok ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian observasional analitik ini bertujuan untuk mengetahui faal paru

pekerja pabrik rokok.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

a. Memberikan bukti secara ilmiah tentang pengaruh paparan asap rokok

terhadap faal paru pekerja pabrik rokok.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para

peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faal paru

pekerja pabrik rokok.

2. Manfaat Aplikatif

a. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang faal paru

(24)

commit to user

xi

b. Memotivasi pekerja pabrik rokok untuk memperhatikan efek paparan

asap rokok terhadap faal paru.

c. Memotivasi pengusaha pabrik rokok untuk memperhatikan dan

(25)

commit to user

xi BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Rokok

Saat orang mengkonsumsi rokok, yang dihisap asalah asap rokok atau

asap tembakaunya. Tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen –

elemen dan setidaknya 200 di antaranya berbahaya bagi kesehatan

(Gondodiputro, 2007). Elemen dalam rokok dapat dbagi dalam dua

bentuk, yaitu gas phase dan particulate matter. Gas phase terdiri dari

nitrosamin, nitrosopirolidin, hidrasi, vinilklorida, uretan, formaldehid,

hidrogen sianida, akrolein, asetaldehid, nitrogen oksida, amonia, piridin

dan karbon monoksida. Particulate matter terdiri dari benzopiridin,

dibensakirin, dibensokarbasol, piren, fluoranten, hidrokarbon aromatik,

polinuklear, naftalen, nitrosamin yangtidak mudah menguap, nikel, arsen,

nikotin, alkaloid tembakau, fenol, dan kresol. Keseluruhan zat ini bersifat

karsinogen, iritan, dan siliotoksik (Palupi, 2004). Zat – zat beracun yang

terdapat dalam asap rokok antara lain:

a. Karbon Monoksida (CO)

Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat

arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat

mencapai 3% - 6%. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3

(26)

commit to user

xi

di luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia

semburkan lagi keluar (Gondodiputro, 2007).

Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin yang

terdapat dalam sel darah merah, lebih kuat dibandingkan oksigen,

sehingga setiap ada asap tembakau, di samping kadar oksigen udara

yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin

kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan

oksigen (Gondodiputro, 2007).

b. Nikotin

Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0.5 – 3

nanogram, dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada

sekitar 40 – 50 nanogram nikotin setiap 1 mililiternya. Nikotin bukan

merupakan komponen karsinogenik. Pada paru, nikotin akan

menghambat aktivitas silia. Nikotin merupakan stimulator dan

depressor ganglia saraf di silia (Burns, 2005).

Selain itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan psikoaktif. Efek

nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon katelokamin

(adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Efek lain

nikotin adalah merangsang agregasi trombosit. Trombosit akan

menggumpal dan akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit

(27)

commit to user

xi c. Tar

Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam.

Kadar tar dalam tembakau antara 0.5 – 35 mg per batang. Tar

merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada

jalan nafas dan paru – paru (Gondodiputro, 2007).

d. Kadmium

Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh

terutama ginjal (Gondodiputro, 2007).

e. Amoniak

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen

dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu

kerasnya racun yang ada pada amoniak sehingga jika masuk sedikit pun

ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau

koma (Gondodiputro, 2007). Apabila terjadi kontak antara asap

amoniak dengan permukaan mukosa, maka amoniak akan bereaksi

dengan air dan membentuk ikatan-ikatan alkali-amoniak hidroksid yang

kuat sehingga akan terjadi perubahan permukaan mukosa. Apabila

kontak dengan amoniak berjalan terus akan menyebabkan kerusakan

(28)

commit to user

xi f. HCN/ Asam Sianida

HCN merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan

tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah

terbakar. HCN bersifat merusak saluran pernafasan (Gondodiputro,

2007).

g. Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna.

Nitrogen oksida bereaksi dengan H2O di saluran nafas menghasilkan

asam nitrat. Nitrat dan nitrit yang berasal dari disosiasi asam nitrit dapat

menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan dan mengganggu

aktivitas surfaktan. Surfaktan adalah suatu glikoprotein dalam

bronkiolus dan alveolus yang berfungsi memperkuat daya fagositosis

terhadap bakteri oleh makrofag (Gondodiputro, 2007).

h. Formaldehid

Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini

tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat

beracun terhadap semua organisme hidup (Gondodiputro, 2007).

i. Fenol

Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi

(29)

commit to user

xi

arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke

protein sehingga menghalangi aktivitas enzim (Gondodiputro, 2007).

j. Asetol

Asetol adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap

dengan alkohol (Gondodiputro, 2007).

k.H2S (Asam Sulfida)

Asam sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar

dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim

(Gondodiputro, 2007).

l. Piridin

Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat

ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan

pembunuh hama (Gondodiputro, 2007).

m. Metil Klorida

Metil Klorida adalah campuran dari zat – zat bervalensi satu

dengan hidrokarbon sebagai unsur utama. Zat ini adalah senyawa

(30)

commit to user

xi n.Metanol

Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan

mudah terbakar. Meminum atau menghisap metanol mengakibatkan

kebutaan bahkan kematian (Gondodiputro, 2007).

o. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)

Senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki cincin

dideskripsikan sebagai Fused Ring System atau PAH. Beberapa PAH

yang terdapat dalam asap tembakau antara lain Benzo (a) Pyrene,

Dibenz (a,h) anthracene, dan Benz(a)anthracene. Senyawa tersebut

merupakan penyebab tumor (Gondodiputro, 2007).

p. N- nitrosamina

N - nitrosamina dibentuk oleh nitrasasi amina. Asap tembakau

mengandung 2 jenis utama N- nitrosamina, yaitu Volatile N-

Nitrosamina (VNA) dan Tobacco N- Nitrosamina. Hampir semua

Volatile N- Nitrosamina ditahan oleh sistim pernafasan pada inhalasi

asap tembakau. Jenis tembakau VNA diklasifikasikan sebagai

karsinogen yang potensial (Gondodiputro, 2007).

(31)

commit to user

xi

Tabel 1. Unsur Asap Rokok SigaretFase Partikel

Senyawa Efek

Tar Karsinogen

Hidrokarbon arsenik

polinuklear

Karsinogen

Nikotin

Stimulator dan depresor ganglia,

karsinogen

Ko-karsinogen dan iritan

Fenol Ko-karsinogen dan iritan

Kresol Karsinogen

B-naftilamin Karsinogen

Benzo(a)piren Karsinogen

Logam renik (nikel,

polonium 210,

arsen)

Karsinogen

Karbazol Akselerator tumor

Katekol Ko-karsinogen

(32)

commit to user

xi

Tabel 2. Unsur Asap Rokok SigaretFase Gas

Senyawa Efek

Karbon monoksida Pengurangan transpor dan

pemakaian oksigen

Asam hidrosianat Siliotoksin dan iritan

Asetaldehid Siliotoksin dan iritan

Akrolein Siliotoksin dan iritan

Amonia Siliotoksin dan iritan

Formaldehid Siliotoksin dan iritan

Oksida dan nitrogen Siliotoksin dan iritan

Niktosamin Karsinogen

Hidrazin Karsinogen

Vinil klorida Karsinogen

(Burns, 2005)

2. Paru dan Lingkungan Kerja

Manusia hidup dalam lingkungan makro (masyarakat luas) dan

lingkungan mikro (tempat kerja). Rerata waktu yang dihabiskan di

tempat kerja adalah ±8 jam/hari, dimana selama ini akan dihirup ± 3500

liter udara, termasuk partikel debu atau bahan pencemar lain yang terdapat

(33)

commit to user

xi a. Noksa

Ialah bahan yang bisa merusak struktur anatomis organ atau tubuh

dan sekaligus menyebabkan perubahan faal. Dalam lingkungan kerja,

para pekerja terpapar dan menghirup noksa yang dapat berasal dari

bahan baku, hasil produksi, produk sampingan, atau dari limbah

(Winariani, 2010). Secara umum noksa di lingkungan kerja dibagi

menjadi:

1) Debu organik : nabati, hewani.

2) Debu inorganik : pertambangan, industri logam, keramik.

3) Gas iritan : industri petrokimia, farmasi.

(Winariani, 2010)

b. Mekanisme pengendapan noksa di dalam paru

1) Inertia (kelambanan)

Ukuran partikel 2 – 100 µ. Karena ukuran partikel relatif besar,

partikel sulit mengikuti aliran udara yang berkelok-kelok, sehingga

mudah kontak dengan selaput lendir dan terperangkap di

percabangan bronkus besar.

a) Sedimentasi (gravitasi)

Ukuran partikel 0,5 – 2 µ. Partikel umumnya akan

mengendap di percabangan bronkus dan bronkioli. Gravitasi

pengendapan partikel kemungkinan karena kecepatan aliran udara

(34)

commit to user

xi b) Gerakan Brown (proses difusi)

Ukuran partikel ± 1 µ. Akibat gerakan Brown ini, maka

partikel akan kontak dengan permukaan alveoli dan mengendap.

c) Intersepsi

Panjang/diameter 3 : 1. Karena bentuknya serat, maka mudah

tertahan di mukosa saluran nafas.

d) Elektrostatik

Daya tarik antara partikel – mukosa saluran nafas juga

berperan dalam pengendapan mukosa.

(Winariani, 2010)

c. Mekanisme pertahanan paru

1) Anatomi saluran nafas

Bentuk dan struktur saluran nafas yang berbeda-beda

merupakan saringan mekanik terhadap udara yang dihirup

mulai dari hidung, nasofaring, laring, dan percabangan

trakheobronkial. Iritasi mekanik atau kimiawi merangsang

reseptor di saluran nafas sehingga terjadi bronkokonstriksi,

bersin, atau batuk yang mampu mengurangi penetrasi debu dan

gas toksik ke dalam saluran nafas.

2) Lapisan cairan dan silia yang melapisi saluran nafas

Lapisan ini mampu menangkap debu dan mengeluarkannya

(35)

commit to user

xi

samping itu juga mengandung zat-zat yang dapat melakukan

detoksifikasi, dan bersifat bakterisid.

3) Mekanisme pertahanan spesifik

Yaitu sistem imunitas di paru yang berperan terhadap

partikel aktif biokimiawi yang tertumpuk di saluran nafas.

Sistem ini terdiri dari sistem humoral dan sistem seluler.

(Winariani, 2010)

d. Kelainan paru akibat noksa

Reaksi jaringan paru terhadap noksa berbeda-beda menurut

aktifitas biologi noksa tersebut. Reaksi jaringan dapat berupa:

1) Iritasi mukosa saluran nafas yang dapat berakibat sembab

mukosa dan produksi lendir yang belebihan.

2) Peningkatan reaktivitas bronkus dengan akibat saluran nafas

menjadi lebih peka terhadap rangsangan.

3) Spasme bronkus dengan akibat peningkatan obstruksi saluran

nafas.

4) Pembentukan jaringan radang granuler yang biasanya difus

pada parenkim paru.

5) Pembentukan jaringan fibrosis.

(36)

commit to user

xi e. Perubahan faal paru

1) Kelainan ventilasi, antara lain : restriksi, obstruksi, campuran

2) Kelainan difusi

3) Kelainan perfusi

4) Gabungan ketiganya

Kelainan anatomis maupun kelainan faal paru yang terjadi dapat

bersifat reversibel atau menetap.

(Winariani, 2010)

3. Spirometri

Pemeriksaan spirometri adalah pengukuran volume paru statik dan

dinamik menggunakan spirometer. Pemeriksaan dilakukan dengan:

penderita berdiri tegak atau duduk, kemudian menghisap udara

semaksimal mungkin dan meniupkannya melalui mouthpiece yang

dimasukkan ke dalam mulut, dengan sekuat mungkin dan secepat mungkin

sampai semua udara keluar maksimal. Pemeriksaan dilakukan sampai

diperoleh tiga nilai yang dapat diterima dan diambil nilai yang terbaik

(Suyono, et. al. , 2009). Ada dua macam volume paru:

a. Volume paru statis

1) Volume Tidal (VT) adalah volume udara yang diinspirasi atau

diekspirasi setiap kali orang bernafas normal, besarnya kira-kira 500

(37)

commit to user

xi

2) Volume Cadangan Inspirasi (VCI) adalah volume udara ekstra yang

dapat diinspirasi setelah volume tidal normal, dan biasanya mencapai

3000 ml (Guyton & Hall, 2006).

3) Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) adalah jumlah udara ekstra yang

dapat diekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal, jumlah

normalnya adalah sekitar 1100 ml (Guyton & Hall, 2006).

4) Volume Residu (VR) yaitu volume udara yang masih tetap berada

dalam paru setelah ekspirasi paling kuat. Volume ini besarnya

kira-kira 1200 ml (Guyton & Hall, 2006).

b.Volume dinamis

1) Volume Ekspiratori Paksa (VEP1) adalah volume ekspirasi yang

kuat dalam 1 detik (Rahmawati & Azikin, 2004).

2) Maximal Voluntary Ventilation (MVV) adalah volume udara

maksimal saat inspirasi dan ekspirasi selama 1 menit (Mosby, 2009).

c. Kapasitas Paru

1) Kapasitas Inspirasi ialah volume tidal ditambah volume cadangan

inspirasi. Ini adalah jumlah udaranya (kira-kira 3500 ml) yang dapat

dihirup seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan

pengembangan paru sampai jumlah maksimum (Guyton & Hall,

(38)

commit to user

xi

2) Kapasitas Residu Fungsional (KRF) / Functional Residual Capacity

(FRC) ialah volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini

adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi

normal kira-kira 2300 ml (Guyton & Hall, 2006).

3) Kapasitas Vital (KV)/ Vital Capacity (VC) ialah volume cadangan

inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini

adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang

dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan

mengeluarkan sebanyak-banyaknya kira-kira 4600 ml (Guyton &

Hall, 2006).

4) Kapasitas Paru Total (KPT)/ Total Lung Volume (TLV) adalah

volume maksimum di mana paru dapat dikembangkan sebesar

mungkin dengan inspirasi paksa kira-kira 5800 ml. Jumlah ini sama

dengan kapasitas vital ditambah volume residu (Rahmawati &

Azikin, 2004) (Guyton & Hall, 2006).

5) Kapasitas Vital Paksa (KVP)/Forced Vital Capacity (FVC) ialah

volume ekspirasi yang kuat dan secepat mungkin setelah inspirasi

maksimal (Rahmawati & Azikin, 2004).

Dalam pemeriksaan spirometri terdapat indikasi dan kontraindikasi

pemeriksaan, yaitu:

1) Indikasi

(39)

commit to user

xi

b) Kelainan fisik: dinding dada abnormal, sianosis, penurunan suara

nafas, finger clubbing.

c) Hasil laboratorium: gas darah, radiografi toraks.

d) Progesifitas penyakit kronis: PPOK, hipertensi pulmonal, fibrosis

kistik, sarcoidosis, penyakit jantung, penyakit neuromuscular,

sklerosis amiotrofik lateral, Guillain-Barré syndrome, multiple

sclerosis, myasthenia gravis.

e) Stratifikasi resiko pada orang dengan tindakan pembedahan

f) Evaluasi disabilitas tubuh

(Barrerio & Perillo, 2004)

2) Kontraindikasi

a) Jika sebelum pemeriksaan mengalami vomitus, nausea, dan vertigo

b) Hemoptisis

c) Pneumotoraks

d) Baru saja mendapat tindakan embedahan toraks atau abdominal

e) Baru saja mendapat tindakan pembedahan mata (tekanan

intraokular dapat meningkat selama pemeriksaan spirometri)

f) Baru saja mengalami infark miokard atau unstable angina

g) Aneurisma toraks (berisiko timbulnya ruptur karena peningkatan

tekanan toraks)

(40)

commit to user

xi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan spirometri,

antara lain:

1) Umur

Hubungan umur dengan spirometri bervariasi, Ada 3 fase pada faal

spirometri :

a) Fase pertumbuhan pada anak

b) Fase matur. Dimulai sejak pertumbuhan sampai umur 20 tahun

pada wanita dan 25 tahun pada laki-laki. Faal paru berkorelasi

secara positif sesuai umur dan tinggi badan.

c) Fase penurunan. Faal spirometri menurun pada umur > 20 tahun

pada wanita dan > 25 tahun pada laki-laki.

(Rahmawati & Azikin, 2004) (Guyton & Hall, 2006)

2) Ras atau Suku

Koefisien volume paru dan aliran udara pada ras kulit hitam lebih

tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih. Ras Indiana, Pakistan,

Oriental berada diantara kedua ras tersebut. Beberapa penelitian

menyebutkan bahwa nilai FEV1/FVC pada ras kulit hitam lebih tinggi

dengan ras kulit putih (Rahmawati & Azikin, 2004).

3) Jenis Kelamin

Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20

(41)

commit to user

xi

lebih sering pada laki-laki yang terkena PPOK dibandingkan dengan

perempuan (Guyton & Hall, 2006).

4) Pekerjaan

Selama kerja berat terjadi peningkatan aliran darah paru dan

ventilasi alveolus. Kapasitas difusi oksigen meningkat pada pria

dewasa muda sampai maksimum 65 ml/menit/mmHg. Tiga kali

kapasitas difusi pada keadaan istirahat (Guyton & Hall, 2006).

5) Merokok

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pada orang yang

merokok, FEV1/FVC nya cenderung menurun. Karena rokok bisa

merusak paru maka faal paru pun menjadi terganggu (Qosih, et. al.,

2009). Hasil penelitian pada 35 orang perokok di Gresik, menunjukkan

bahwa 78,3% dari mereka, merokok lebih dari 10 tahun dan

mengalami penurunan fungsi paru (Imamatur, 2009).

6) Penyakit pernafasan

Seluruh penyakit pernafasan akan mempengaruhi atau menurunkan

faal paru. Sehingga nilai spirometrinya pun juga akan menurun. Aliran

udara akan terhambat sehingga faal paru juga akan menurun

(42)

commit to user

xi 7) Penyakit Jantung

Jantung sangat erat hubungannya dengan paru, karena kedua organ

ini tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling mendukung fungsi

masing-masing. Sehingga jika ada gangguan di jantung, maka juga akan terjadi

gangguan faal paru. Maka hal ini, akan mempengaruhi faal paru

(Rahmawati & Azikin, 2004) (Celli, et. al., 2004).

Kriteria faal paru normal berdasarkan hasil spirometri:

1) FVC 80-120% prediksi

2) FEV1 80-120% prediksi

3) FEV1/FVC > 70%

Ada beberapa kelainan atau gangguan faal paru, yaitu:

1)Obstruksi, dengan kriteria sebagai berikut:

a) FVC normal atau menurun < 80 % prediksi

b) FEV1 menurun < 80 % prediksi

c) FEV1/FVC < 70 %

2)Restriksi, dengan kriteria sebagai berikut:

a) FVC menurun < 80 % prediksi

b) FEV1 normal atau menurun < 80% prediksi

c) FEV1/FVC > 70%

3)Campuran

(43)

commit to user

xi B. Kerangka Pemikiran

Keterangan : : berhubungan atau mempengaruhi

: macam

: faktor-faktor lain

: paling berperan dalam penurunan faal paru Paparan asap

(44)

commit to user

xi C. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah:

Faal paru pada pekerja pabrik rokok bagian panel yang perokok lebih

rendah dibanding pekerja pabrik rokok bagian non panel yang perokok di PT.

(45)

commit to user

xi BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan

cross sectional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di pabrik rokok PT. Nojorono Tobacco

International Kudus.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15, 16, dan 29 April 2011.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi : pekerja pabrik rokok di bagian panel dan bagian non

panel pabrik rokok PT. Nojorono Tobacco

International Kudus.

2. Sampel : 23 orang dari pekerja pabrik rokok bagian panel yang

perokok, 23 orang pekerja pabrik rokok bagian non

panel yang perokok.

a. Kriteria inklusi:

(46)

commit to user

xi 2) Telah bekerja minimal 5 tahun

3) Telah merokok minimal 10 tahun

b. Kriteria eksklusi:

1) Tidak bersedia menjadi sampel penelitian

2) Mempunyai riwayat gangguan saluran nafas

3) Mempunyai riwayat penyakit paru

4) Jika sebelum pemeriksaan mengalami vomitus, nausea, dan vertigo

5) Mengalami hemoptisis

6) Mempuyai riwayat pneumotoraks dan aneurisma toraks

7) Baru saja mendapat tindakan pembedahan toraks atau abdominal

8) Baru saja mendapat tindakan pembedahan mata

9) Baru saja mengalami infark miokard atau unstable angina

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu

pemilihan subjek berdasarkan ciri-ciri atas sifat tertentu yag berkaitan

denan karakteristik populasi (Taufiqurrahman, 2003).

Besar sampel yang didapat menggunakan rumus :

N=

(Zα)2 p .q

𝑑2

(Zα)2= 1,96 untuk α =0,05

p= 16% (Khan, et. al., 2010)

(47)

commit to user

xi d= 15%

N=1,96

2. 0,16.0,84

0,152 = 22,94⤍23

N : besar sampel minimal

Z : statistik z pada distribusi normal standar pada tingkat kemaknaan

p : perkiraan proporsi atau prevalensi penyakit yang akan dicari

q : 1-p

d : tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki

Jadi jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 23 orang dari

masing-masing kelompok.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : paparan asap rokok.

2. Variabel terikat : nilai Volume Ekspirasi Paksa detik pertama (VEP1),

Kapasitas Vital Paksa (KVP).

3. Variabel luar

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan: umur, tinggi badan, lama

bekerja, dan derajat merokok.

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan: polusi udara.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

(48)

commit to user

xi

Paparan asap rokok yang dimaksud adalah paparan asap rokok selama

jam kerja maupun di luar jam kerja subjek penelitian.

Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala ordinal.

2. Variabel terikat: nilai Volume Ekspirasi Paksa detik pertama (VEP),

Kapasitas Vital Paksa (KVP) pada pekerja pabrik rokok bagian panel

dan bagian administrasi.

a. Pekerja pabrik rokok bagian panel adalah pekerja yang bertugas

mencicipi rasa atau kualitas rokok, sebelum rokok diproduksi secara

massal. Jumlah batang rokok yang dihisap adalah 15 batang rokok

per hari.

b. Pekerja pabrik rokok bagian administrasi adalah pekerja pabrik

rokok selain bagian produksi.

c. Volume Ekspiratori Paksa (VEP1) adalah volume ekspirasi yang

kuat dalam 1 detik setelah inspirasi maksimal.

d. Kapasitas Vital Paksa (KVP) ialah volume ekspirasi yang kuat dan

secepat mungkin setelah inspirasi maksimal.

Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala rasio.

3. Variabel luar:

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan

1) Umur

Umur adalah jumlah tahun yang dihitung sejak kelahiran sampai

ulang tahun terakhir saat penelitian ini dilakukan.

(49)

commit to user

xi

b) Satuan : tahun

c) Skala pengukuran : rasio

2) Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah sifat keadaan laki-laki atau perempuan.

a) Alat ukur : kuesioner

b) Hasil : perempuan atau laki-laki

c) Skala pengukuran : nominal

3) Tinggi badan

Tinggi badan adalah panjang badan seseorang.

a) Alat ukur : kuesioner

b) Satuan : centimeter (cm)

c) Skala pengukuran : rasio

4) Lama bekerja

Lama bekerja adalah lama waktu sampel penelitian bekerja

sampai saat penelitian dilaksanakan.

a) Alat ukur : kuesioner

b) Satuan : tahun

c) Skala pengukuran : rasio

5) Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok adalah kebiasaan sampel merokok satu

batang rokok perhari sampai tahun terakhir penelitian dilakukan.

Derajat merokok dapat dihitung berdasarkan indeks Brinkman,

(50)

commit to user

xi

lama merokok dalam tahun. Pembagiannya yaitu ringan (0-200),

sedang (200-400), dan berat (>400).

a) Alat ukur : kuesioner

b) Hasil : ringan, sedang, atau berat

c) Skala pengukuran : ordinal

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan: polusi udara.

(51)

commit to user

xi H. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat

a. Spirometer MIR Spirolab II

b. Mouthpieces

c. Nose clips

d. Alat ukur tinggi badan (meteran)

2.Bahan

a. Kuesioner

b. Alat tulis

c. Kapas dan alkohol 70%

I. Cara Kerja

1. Siapkan spirometer dan memastikan mouthpiece sudah tersambung

dengan spirometer. Selanjutnya menyiapkan nose clips/penjepit cuping

hidung.

2. Subjek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner.

3. Tinggi badan sampel penelitian diukur dengan berdiri tegak, pandangan

lurus ke depan, dan tanpa alas kaki. Alat pengukur tinggi badan

dikalibrasi terlebih dahulu.

4. Menerangkan tujuan dan prosedur pemeriksaan spirometri kepada

(52)

commit to user

xi

5. Memberikan contoh teknik pemeriksaan spirometri kepada subjek

penelitian.

6. Subjek penelitian diminta untuk mengikuti instruksi peneliti selama

melakukan pemeriksaan.

7. Memasukkan data identitas sampel penelitian.

8. Pemeriksaan nilai Volume Ekspirasi Paksa detik pertama (VEP1) dan

Kapasitas Vital Paksa (KVP):

10. Pastikan subjek penelitian pada posisi yang benar. Pasang penjepit

hidung. Inspirasi semaksimal mungkin dengan cepat namun tidak

dipaksa.

11. Masukkan mouthpiece dan rapatkan kedua bibir sampel penelitian.

12. Subjek penelitian menghisap udara semaksimal mungkin (inspirasi

maksimal) kemudian meniup melalui mouth piece sekuat kuatnya dan

secepat-cepatnya (blast exhalation) sampai semua udara dapat

dikeluarkan sebanyak-banyaknya.

13. Subjek penelitian harus melakukan manuver secara maksimal dan betul

(inspirasi maksimal, permulaan yang baik, ekspirasi yang tidak

terputus/terus menerus minimal 6 detik, serta usaha yang maksimal).

14. Melakukan masing-masing pemeriksaan sampai didapatkan tiga nilai

(53)

commit to user

xi L. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan uji t tidak

berpasangan dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Data diolah dengan

Statistical Product and Service Solution (SPSS) 19.00 for Windows.

BAB IV

(54)

commit to user

xi A. Deskripsi Sampel

Penelitian mengenai faal paru pekerja pabrik rokok pada pekerja bagian

panel dan non panel PT.Nojorono Tobacco International dilaksanakan pada

tanggal 15, 16, dan 29 April 2011. Dari populasi tersebut hanya 46 yang

memenuhi kriteria, yaitu terdiri atas 23 pekerja bagian panel dan 23 pekerja

bagian non panel. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling.

Berikut ini disampaikan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 3. Distribusi Pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

Bulan April 2011 Berdasarkan Umur.

Umur

(55)

commit to user

xi

tahun, sedangkan bagian non panel yang paling banyak adalah kelompok umur

35-39 tahun dan kelompok umur 40-44 tahun.

Tabel 4. Distribusi Pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

Bulan April 2011 Berdasarkan Tinggi Badan.

Tinggi

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa distribusi sampel terbanyak terdapat pada

kelompok tinggi badan 165-169 cm baik dari bagian panel maupun non panel.

(56)

commit to user

xi

Tabel 5. Distribusi Pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

Bulan April 2011 Berdasarkan Lama Kerja.

Lama

panel paling banyak memiliki lama kerja 11-20 tahun. Rata-rata lama kerja

pekerja bagian panel 20,87 tahun, sedangkan rata-rata lama kerja pekerja

bagian non panel 12,74 tahun.

Tabel 6. Distribusi Pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

Bulan April 2011 Berdasarkan Lama Merokok.

Lama

Merokok

(tahun)

Tenaga Kerja Bagian Panel

(57)

commit to user

xi

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa lama merokok pekerja paling banyak

pada kelompok 11-20 tahun baik pada pekerja bagian panel maupun bagian

non panel. Rata-rata lama merokok pekerja bagian panel 23,13 tahun,

sedangkan rata-rata lama merokok pekerja bagian non panel 17,43 tahun.

Tabel 7. Distribusi Pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

Bulan April 2011 Berdasarkan Jumlah Rokok per Hari.

Jumlah

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa persentase terbesar jumlah rokok per hari

terdapat di kelompok 11-20 batang rokok per hari baik pada pekerja bagian

panel maupun non panel. Rata-rata jumlah rokok per hari yang dikonsumsi

pekerja bagian panel 15 batang, sedangkan rata-rata jumlah rokok per hari

(58)

commit to user

xi

Tabel 8. Distribusi Pekerja PT. Nojorono Tobacco International Kudus pada

Bulan April 2011 Berdasarkan Nilai Indeks Brinkman.

Nilai

Tenaga Kerja Bagian Panel Tenaga Kerja Bagian

Non Panel

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan nilai indeks

Brinkman yang signifikan antara pekerja panel dan non panel.

Tabel 9. Distribusi Pekerja PT. Nojorono Tobacco International Kudus pada

Bulan April 2011 Berdasarkan Nilai % FVC.

Nilai

FVC pada kedua kelompok. Rata-rata % FVC pekerja bagian panel adalah

(59)

commit to user

xi

Tabel 10. Distribusi Pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

Bulan April 2011 Berdasarkan Nilai % FEV1.

Nilai Tenaga Kerja Bagian Panel Tenaga Kerja Non Panel Jumlah (orang) (%) Jumlah (orang) (%)

% FEV1<80 4 17.40 2 8,70

% FEV1≥80 19 82,60 21 91,30

Jumlah 23 100 23 100

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa persentase nilai % FEV1≥80 lebih

tinggi pada kelompok bagian non panel yaitu 91,30 %. Sedangkan pada

bagian panel 82,60 %. Rata-rata % FEV1 pekerja bagian panel adalah 105,57

% sedangkan non panel adalah 101,13 %.

Tabel 11. Distribusi Pekerja PT.Nojorono Tobacco International Kudus pada

Bulan April 2011 Berdasarkan Hasil Interpretasi Spirometri.

Interpretasi

Spirometri

Tenaga Kerja Bagian Panel Tenaga Kerja Non Panel

Jumlah (orang) (%) Jumlah (orang) (%)

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah pekerja yang termasuk dalam

kelompok normal antarpekerja bagian panel maupun non panel sama, yaitu 18

orang. Jumlah pekerja yang termasuk dalam kelompok restriksi pada pekerja

(60)

commit to user

xi

jumlah pekerja yang termasuk dalam kelompok obstruksi pada pekerja bagian

panel 1 orang sedangkan pada bagian non panel tidak ada. Rata-rata

interpretasi spirometri pekerja bagian panel maupun non panel adalah normal.

B. Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program komputer dengan

uji t tidak berpasangan dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Data diolah

dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 19.00 for Windows.

Pada data hasil penelitian telah dilakukan uji normalitas dengan uji

Shapiro-Wilk. Selanjutnya data yang berdistribusi normal dianalisis menggunakan

independent t test. Sedangkan pada data yang tidak berdistribusi normal

dianalisis menggunakan Mann-Whitney test.

Hasil uji statistik data lama merokok pada pekerja bagian panel dan non

panel dengan independent t test didapatkan nilai p = 0,01, berarti pada alpha

5% terlihat adanya perbedaan yang signifikan, maka H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara pekerja

bagian panel dan non panel berdasarkan lama merokok, di mana pekerja panel

mempunyai masa merokok lebih lama.

Hasil uji normalitas data lama bekerja pekerja panel dan bagian non panel

didapatkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji statistik dengan

independent t test didapatkan nilai p = 0.005, berarti pada alpha 5% terlihat

adanya perbedaan yang signifikan, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang

(61)

commit to user

xi

panel berdasarkan lama kerja, di mana pekerja panel mempunyai masa kerja

lebih lama.

Hasil uji normalitas data jumlah rokok yang dikonsumsi per hari oleh

pekerja panel dan bagian non panel didapatkan bahwa data berdistribusi

normal. Hasil uji statistik dengan independent t test didapatkan nilai p = 0,392,

berarti pada alpha 5% tidak terlihat adanya perbedaan yang signifikan, maka

H1 ditolak dan H0 diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan yang

bermakna antara pekerja bagian panel dan non panel berdasarkan jumlah

rokok yang dikonsumsi per hari.

Dari hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk test terhadap nilai indeks

Brinkman pekerja bagian panel didapatkan p = 0,435 dan pada non panel

didapatkan p = 0,267 yang artinya distribusi data normal. Maka data dapat

diuji dengan independent t test dan didapatkan hasil p = 0,370, berarti pada

alpha 5% tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai indeks

Brinkman pekerja bagian panel dan non panel.

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk test terhadap %

FEV1 pekerja bagian panel didapatkan p = 0,291 dan pada non panel

didapatkan p = 0,464, yang artinya distribusi data normal. Maka data dapat

diuji dengan independent t test dan didapatkan hasil p = 0,414, berarti pada

alpha 5% tidak terlihat adanya perbedaan yang signifikan, maka H1 ditolak

dan H0 diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara

(62)

commit to user

xi

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk test terhadap %

FVC pekerja bagian panel didapatkan p = 0,643 dan non panel didapatkan p =

0,153, yang artinya distribusi data normal. Maka data dapat diuji dengan

independent t test dan didapatkan hasil p = 0,452, berarti pada alpha 5% tidak

terlihat adanya perbedaan yang signifikan, maka H1 ditolak dan H0 diterima

yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara % FVC pekerja

bagian panel dan non panel.

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk test terhadap

interptretasi spirometri didapatkan p = 0, baik pada pekerja bagian panel

maupun non panel, yang artinya distribusi data tidak normal. Maka data diuji

dengan uji Mann Whitney dan didapatkan hasil p = 0,939, berarti pada alpha

5% tidak terlihat adanya perbedaan yang signifikan, maka H1 ditolak dan H0

diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara faal paru

(63)

commit to user

xi BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian mengenai faal paru pekerja pabrik rokok pada pekerja bagian panel

dan non panel PT.Nojorono Tobacco International dilaksanakan pada tanggal 15,

16, dan 29 April 2011 di PT.Nojorono Tobacco International Kudus. Penelitian

mengenai faal paru dilakukan dengan pengukuran besar nilai Forced Vital

Capacity (% FVC) dan Forced Expiratory Volume 1 (% FEV1) menggunakan

spirometri.

Pekerja bagian panel adalah para pekerja yang bertugas mencium aroma

tembakau, membedakan kualitas tembakau, serta mencicipi rasa tembakau

(merokok). Pekerja bagian panel berjumlah 35 orang. Selama bekerja, para

pekerja bagian panel ini ± menghisap 10 batang rokok per hari. Sedangkan

pekerja bagian non panel adalah para pekerja di luar bagian panel, seperti bagian

administrasi, bagian pengiriman barang, bagian keuangan, dan lain-lain.

Pengukuran besar nilai Forced Vital Capacity (% FVC) dan Forced

Expiratory Volume 1 (% FEV1) diawali dengan pengisian kuesioner untuk

mengetahui apakah sampel memenuhi kriteria penelitian atau tidak. Pengisian

kuesioner dilakukan oleh pekerja bagian panel maupun non panel laki-laki yang

perokok. Kemudian sampel dikelompokkan sesuai kriteria yang dikehendaki dan

didapatkan 23 sampel dari bagian panel dan 23 sampel dari bagian non panel.

Untuk memperkecil terjadinya bias maka peneliti menyamakan derajat merokok

(64)

commit to user

xi

rokok yang dikonsumsi per hari dikalikan lama merokok dalam tahun. Seluruh

sampel penelitian yang dipilih adalah sampel penelitian yang memiliki derajat

merokok sedang yaitu skor indeks Brinkman 200-400. Pada penelitian ini indeks

Brinkman kedua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini

terbukti dari hasil uji analisis data dengan independent t test dan didapatkan hasil

p = 0,370, berarti pada alpha 5% tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara

nilai indeks Brinkman pekerja bagian panel dan non panel.

Dari hasil analisis data nilai % FVC dan nilai % FEV1 pada pekerja pabrik

bagian panel maupun non panel dengan independent t test tidak didapatkan

perbedaan yang signifikan di antara dua kelompok tersebut. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang

diajukan oleh peneliti.

Dari penelitian ini didapatkan bahwa 78,26 % pekerja parik bagian panel

maupun non panel memiliki faal paru normal. Perbedaan di antara kedua

kelompok tersebut adalah pada pekerja pabrik bagian panel didapatkan 17,39 %

pekerja mengalami gangguan restriksi. Sedangkan pada pekerja bagian non panel

didapatkan 21,74 % pekerja yang mengalami gangguan restriksi. Pada bagian

panel terdapat satu pekerja yang mengalami gangguan obstruksi. Sedangkan pada

bagian non panel tidak ditemukan.

Faal paru pada seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya umur,

ras, jenis kelamin, kebiasaan merokok, pekerjaan, penyakit jantung, dan penyakit

pernafasan (Rahmawati & Azikin, 2004) (Celli, et. al., 2004) (Guyton & Hall,

(65)

commit to user

xi

mempengaruhi nilai % FVC dan % FEV1. Sehingga dengan demikian dapat

diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi nilai % FVC dan % FEV1 pada

pekerja bagian panel dan non panel. Pada tabel 5,6, dan 7 telah disajikan distribusi

sampel berdasarkan, lama kerja, lama merokok, dan jumlah rokok yang

dikonsumsi per hari.

Dari hasil uji statistik dengan independent t test terhadap distribusi lama kerja

kedua kelompok didapatkan adanya perbedaan yang signifikan, maka H0 ditolak

dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara pekerja

bagian panel dan non panel berdasarkan lama kerja, di mana pekerja bagian panel

mempunyai masa kerja lebih lama dengan rata-rata lama kerja bagian panel lebih

tinggi dibanding bagian non panel. Sedangkan pada nilai % FVC dan % FEV1

antara pekerja bagian panel dan non panel tidak didapatkan perbedaan yang

signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, lama kerja

tidak mempengaruhi faal paru kedua kelompok.

Hasil analisis data dengan independent t test terhadap distribusi lama merokok

kedua kelompok didapatkan adanya perbedaan yang signifikan, maka H0 ditolak

dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara pekerja

bagian panel dan non panel berdasarkan lama merokok, di mana pekerja bagian

panel mempunyai kebiasaan merokok lebih lama. Rata-rata lama merokok bagian

panel lebih tinggi dibanding bagian non panel. Sedangkan pada nilai % FVC dan

% FEV1 antara pekerja bagian panel dan non panel tidak didapatkan perbedaan

yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, lama

Gambar

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov test .............. 36
Tabel 1. Boxplots Skor EQ ..................................................................................
Tabel 1. Unsur Asap Rokok Sigaret Fase Partikel
Tabel 2. Unsur Asap Rokok Sigaret Fase Gas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat dari widget subscriber dapat mempermudah pengguna (subscriber) dalam mengakses informasi terbaru secara tepat waktu dan cepat serta dengan adanya widget

berkembang di berbagai daerah misalnya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dengan nama- nama kerajaan seperti Mataram serta kerajaan kerajaan kecil yang tersebar di berbagai wilayah

Penerapan pengembangan kelompok tani Asgita untuk adopsi penerapan inovasi teknologi Strawberry Asgita Red Ripe di desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung

Ideologi Islam revolusioner yang banyak menggali dari khasanah dari ajaran Syi’ah tentu adalah sesuatu yang sangat menarik bagi kalangan muda Iran, khusus- nya para

On The Job Training merupakan suatu program perkulihan yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa Program Studi Manajemen Perhotelan Akademi Pariwisata dan Perhotelan (APARTEL)

Dari beberapa informasi yang didapatkan dari sumber di atas, perceraian dan dinamika kepribadian merupakan suatu fenomena yang saling berhubungan dan sangat

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada Tugas Akhir ini dikembangkan aplikasi perangkat bergerak pencarian tempat wisata berdasarkan daerah berbasis android (WisataINA)

Solusi yang Dilakukan Oleh Pengajar untuk Mengatasi Kendala dalam Penerapan Strategi Pembelajaran BIPA di UPT Bahasa UNS...65.. Pendapat Pembelajar Terhadap Penerapan