• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Struktur Gedung Sekolah 2 Lantai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan Struktur Gedung Sekolah 2 Lantai"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

commit to user

Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kita sebagai bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kita akan semakin siap menghadapi tantangannya.

Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan struktur gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja.

Dalam menghadapi pesatnya perkembangan zaman yang semakin modern dan berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Dalam hal ini khususnya teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Maka, untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Diperlukan lebih banyak lagi sarana penunjang kemajuan pendidikan diIndonesia, terutama dijenjang universitas. Karena hal tersebut penulis mengangkat judul “Perencanaan Struktur & Rencana Anggaran Biaya Gedung Sekolah 2 Lantai” yang berdasarkan :

a. Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk BangunanGedung (SNI 03-2847-2002), Direktorat Penyelidik Masalah Bangunan, Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.

b. Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk BangunanGedung (SNI 03-1729-2002), Direktorat Penyelidik Masalah Bangunan, Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.

c. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung(PPIUG), 1989, Cetakan ke-2, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Direktorat Jendral Cipta Karya Yayasan Lembaga Penyelidik Masalah Bangunan, Bandung.

d. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Pembangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.

e. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), 1984, Cetakan ke -2, Yayasan Lembaga Penyelidikan masalah bangunan.

(3)

commit to user

The more rapid development of world civil engineering in Indonesia is currently demanding the creation of human resources that could support progress in this field. With human resources of high quality, we as a nation of Indonesia will be able to meet these demands. Due to this we are getting ready for the challenge.

The Indonesian nation has been providing various facilities to meet the qualified human resources. In realizing this as one attempts to do is provide a planning structure Final storey building with the intent to produce a power-resourced and able to compete in the world of work.

In the face of an increasingly rapid development of modern times and technology, as well as the swift currents of globalization today is very necessary that a qualified technician. In this case, especially civil engineering, is needed technicians who master the knowledge and skills in the field. Thus, to produce qualified engineers, responsible, creative in facing the future and can succeed in national development in Indonesia. More is needed means of supporting the advancement of education indonesia, especially dijenjang university. Because it is the author of lifting the title "Structure of Planning & Budget Plan 2 Floor Building School" is based on:

a. Indonesia National Standard Procedure for Calculation of Concrete Structures for Building Construction (SNI 03-2847-2002), Directorate of Investigation Building Problems, Directorate General of Human Settlements Department of Public Works and Power, London.

b. Indonesia National Standard Procedure for Calculation of Steel Structure For Building (SNI 03-1729-2002), Directorate of Investigation Building Problems, Directorate General of Human Settlements Department of Public Works and Power, London.

c. The imposition of Indonesia for the Building Regulations (PPIUG), 1989, Matter-2, Department of Public Works and Electric Power, the Directorate General of Human Settlements Foundation Investigator Problem Building, Bandung.

d. Planning Procedures For Building Steel Structure, Ministry of Public Works, Bandung. e. Steel Building Planning Regulations Indonesia (PPBBI), 1984, Matter to -2, the

Foundation Institute for building problems.

(4)

commit to user

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

. Latar Belakang

Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kita sebagai bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kita akan semakin siap menghadapi tantangannya.

Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan struktur gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja.

1.2

. Maksud Dan Tujuan

(5)

commit to user

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Program D III Jurusan Teknik Sipil memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan :

1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat.

2. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung.

3. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung.

1.3

. Kriteria Perencanaan

1. Spesifikasi Bangunan

a.Fungsi Bangunan : Gedung sekolah b.Luas Bangunan : 1440 m2

c.Jumlah Lantai : 2 lantai d.Tinggi Tiap Lantai : 4,6 m

e.Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja f.Penutup Atap : Genteng tanah liat

g.Pondasi : Foot Plate

2. Spesifikasi Bahan

a. Mutu Baja Profil : BJ 37 b. Mutu Beton (f’c) : 25 MPa

(6)

commit to user

1.4

. Peraturan-Peraturan Yang Berlaku

1) Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung

SNI 03-1727-1989

2) Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung

SNI 03-1729-2002

3) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (Beta Version)

(7)

commit to user

BAB 2

DASAR TEORI

2.1.

Dasar Perencanaan

2.1.1. Jenis Pembebanan

Dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, beban angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut SNI 03-1727-1989. Beban-beban tersebut adalah :

1. Beban Mati (qd)

Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung antara lain adalah :

a. Bahan Bangunan:

1. Beton Bertulang . . . 2400 kg/m3 2. Pasir. . . 1800 kg/m3 3. Beton . . . 2200 kg/m3

b. Komponen Gedung:

1. Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari :

(8)

commit to user

2. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk . . . 50 kg/m2 3. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan)

per cm tebal . . . 24 kg/m2 4. Adukan semen per cm tebal . . . 21 kg/m2

2. Beban Hidup (ql)

Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (SNI 03-1727-1989).

Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari:

a. Beban atap . . . 100 kg/m2 b. Beban tangga dan bordes . . . 300 kg/m2 c. Beban lantai . . . 250 kg/m2

(9)

commit to user Tabel 2.1. Koefisien Reduksi Beban Hidup

Penggunaan Gedung Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk a. PERUMAHAN/HUNIAN

Rumah sakit/Poliklinik b. PENYIMPANAN

Toko buku, Ruang Arsip c. TANGGA

Perumahan / penghunian, Pertemuan umum, perdagangan dan penyimpanan, industri, tempat kendaraan

d. PENDIDIKAN

Sekolah, Ruang Kuliah

0,75

0,80

0,90

0,90

Sumber: SNI 03-1727-1989

3. Beban Angin (W)

Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.

Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m2.

Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup: 1. Dinding Vertikal

(10)

commit to user

2. Atap segitiga dengan sudut kemiringan a

a. Di pihak angin : a < 65° . . . 0,02 a - 0,4 65° < a < 90° . . . + 0,9 b. Di belakang angin, untuk semua a . . . - 0,4

2.1.2. Sistem Kerja Beban

Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil.

Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :

Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi.

2.1.3. Provisi Keamanan

(11)

commit to user Tabel 2.2. Faktor pembebanan U untuk beton

No. KOMBINASI

BEBAN FAKTOR U

1. 2. 3.

L D, L D, L, W

1,4 D

1,2 D +1,6 L + 0,5 ( A atau R ) 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R)

Tabel 2.3. Faktor pembebanan U untuk baja

No. KOMBINASI

BEBAN FAKTOR U

1. 2. 3.

L D, L D, L, W

1,4 D

1,2 D +1,6 L + 0,5 ( A atau R ) 1,2 D + 1,0 L ± 1,3 W + 0,5 (A atau R)

Keterangan :

D = Beban mati

L = Beban hidup W = Beban angin

Tabel 2.4. Faktor Reduksi Kekuatan Æ

No GAYA Æ

1. 2. 3.

4. 5.

Lentur tanpa beban aksial

Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur

Ø Komponen dengan tulangan spiral

Ø Komponen lain Geser dan torsi

Tumpuan Beton

0,80 0,80

(12)

commit to user 2.1.4. Standar ketentuan

Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum.

Beberapa persyaratan utama pada Pedoman Beton SNI 03-2847-2002 adalah sebagai berikut:

a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db

atau 25 mm, dimana db adalah diameter tulangan.

b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm.

Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah:

a. Untuk pelat dan dinding = 20 mm

b. Untuk balok dan kolom = 40 mm

c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 40 mm

2.2.

Perencanaan Atap

1. Pembebanan

Pada perencanaan atap, beban yang bekerja adalah : a. Beban mati

b. Beban hidup c. Beban angin 2. Asumsi Perletakan

(13)

commit to user

3. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 2000.

4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-1729-2002

5. Perhitungan profil kuda-kuda

a. Batang tarik

Ag perlu =

Fy Pmak

An perlu = 0,85.Ag An = Ag-dt

L = Panjang sambungan dalam arah gaya tarik

Yp Y x=

-L x U =1 -Ae = U.An

Cek kekuatan nominal :

Kondisi leleh

Fy Ag Pn=0,9. .

f

Kondisi fraktur

Fu Ag Pn=0,75. .

f

P Pn>

f ……. ( aman )

b. Batang tekan

Periksa kelangsingan penampang :

Fy t

b

w

300 =

E Fy r

l K c

(14)

commit to user

Apabila = λc≤ 0,25 ω = 1 0,25 < λs < 1,2 ω

0,67λ -1,6

1,43

c

=

λs ≥ 1,2 ω =1,25.ls2

w

f fy

Ag Fcr Ag Pn= . . =

1

<

n u P P

f ……. ( aman )

2.3.

Perencanaan Tangga

1. Pembebanan : 1. Beban mati

2. Beban hidup : 300 kg/m2

2. Asumsi Perletakan

a. Tumpuan bawah adalah jepit. b. Tumpuan tengah adalah sendi. c. Tumpuan atas adalah jepit.

3. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.

4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.

5. Perhitungan untuk penulangan tangga Mn =

f

Mu

Dimana f = 0,8 m

c f fy

' . 85 , 0 =

Rn 2

.d b

Mn

(15)

commit to user

2.4. Perencanaan Plat Lantai

1. Pembebanan :

Ø Beban mati

Ø Beban hidup : 250 kg/m2 2. Asumsi Perletakan : jepit penuh

3. Analisa struktur menggunakan SNI 03-1727-1989.

4. Analisa tampang menggunakan SNI 03-2847-2002.

Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : 1. Jarak minimum tulangan sengkang 25 mm

2. Jarak maksimum tulangan sengkang 240 atau h:2

Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(16)

commit to user Luas tampang tulangan As = Jumlah tulangan x Luas

2.5. Perencanaan Balok Anak

1. Pembebanan :

Ø Beban mati

Ø Beban hidup : 250 kg/m2 2. Asumsi Perletakan : jepit jepit

3. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.

4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.

(17)

commit to user

2.6. Perencanaan Portal

1. Pembebanan :

Ø Beban mati

(18)

commit to user

2. Asumsi Perletakan

Ø Jepit pada kaki portal.

Ø Bebas pada titik yang lain

3. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.

(19)

commit to user

2.7. Perencanaan Pondasi

1. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup.

2. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.

Perhitungan kapasitas dukung pondasi :

syang terjadi =

(20)

commit to user

rmin < r < rmaks tulangan tunggal

r < rmin dipakai rmin = 0,0036

As = rada . b . d Luas tampang tulangan As = rxbxd

Perhitungan tulangan geser : Vu = s x A efektif

60 , 0

= f

Vc = 16x f'cxbxd

fVc = 0,6 x Vc

Φ.Vc ≤ Vu ≤3 Φ Vc ( perlu tulangan geser ) Vu < Æ Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu – Vc

( pilih tulangan terpasang ) Vs ada =

s d fy Av. . ) (

(21)

commit to user

BAB 5

PLAT LANTAI

5.1.

Perencanaan Plat Lantai

Gambar 5.1 Denah Plat lantai

5.2.

Perhitungan Pembebanan Plat Lantai

a. Beban Hidup ( qL )

Berdasarkan PPIUG 1983 yaitu :

Beban hidup fungsi gedung sekolah = 250 kg/m2

b. Beban Mati ( qD )

Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 2400 x 1 = 24 kg/m2 Berat Spesi ( 2 cm ) = 0,02 x 2100 x 1 = 42 kg/m2 Berat Pasir ( 2 cm ) = 0,02 x 1600 x 1 = 32 kg/m2 Berat plat sendiri = 0,12 x 2400 x 1 = 288 kg/m2 Berat plafond + instalasi listrik = 25 kg/m2 + qD = 411 kg/m2

A A

A1 A2 A3 A3 A3 A3 A3 A3 A4 A3 A3 A3 A3 A3 A2 A1

B1 B2 B3 B3 B3 B3 B4 B4 B5 B3 B3 B3 B3 B2 B1

B6 B5

D1 D2

C1 C2 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C2 C1

D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D3 D2 D1

B6

D4 D4

C5

C3 C3

300 300 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 300 300

250

325

300

(22)

commit to user

c. Beban Ultimate ( qU )

Untuk tinjauan lebar 1 m plat maka : qU = 1,2 qD + 1,6 qL

= 1,2 . 411 + 1,6 . 250 = 893,2 kg/m2

5.3.

Perhitungan Pembebanan Plat Atap

a. Beban Hidup ( qL )

Beban air hujan = 100 kg/m2

Beban orang/pekerja = 100 kg/m2 + qL = 200 kg/m2 b. Beban Mati ( qD )

Berat plat sendiri = 0,10 x 2400 x 1 = 240 kg/m2 Berat plafond + instalasi listrik = 25 kg/m2 + qD = 265 kg/m2 c. Beban Ultimate ( qU )

Untuk tinjauan lebar 1 m plat maka : qU = 1,2 qD + 1,6 qL

= 1,2 . 265 + 1,6 . 200 = 638 kg/m2

5.4.

Perhitungan Momen

1,33 3,0 4,0 Lx Ly

=

= ~ 1,4

Gambar 5.2 Plat tipe A

A

400 300

Lx

(23)

commit to user

Mlx = 0,001.qu . Lx2 . x = 0.001. 893,2.(3,0)2 .45 = 361,746 kgm Mly = 0,001.qu . Lx2 . x = 0.001. 893,2.(3,0)2 .26 = 209,009 kgm Mtx = - 0,001.qu . Lx2 . x = - 0.001 .893,2. (3,0)2 .98 = - 787,802 kgm Mty = - 0,001.qu . Lx2 . x = - 0.001 . 893,2.(3,0)2 .77 = - 618,988 kgm

1,6 2,5 4,0 Lx Ly

=

= ~ 1,4

Gambar 5.3 Plat Atap

Mlx = 0,001.qu . Lx2 . x = 0.001. 638. (2,5)2 .45 = 173,138 kgm Mly = 0,001.qu . Lx2 . x = 0.001. 638. (2,5)2 .41 = 157,748 kgm Mty = - 0,001.qu . Lx2 . x = - 0.001. 638. (2,5)2 .99 = - 380,903 kgm

5.5.

Penulangan Plat Lantai

Tabel 5.1. Perhitungan Plat Lantai

Tipe Plat

Ly/Lx (m)

Mlx (kgm)

Mly (kgm)

Mtx (kgm)

Mty (kgm)

4,00/3,00

= 1,33 361,746 209,009 787,803 618,988 3,00/2,50

= 1,2 212,135 156,310 474,513 413,105 3,00/2,50

= 1,2 173,058 156,310 413,105 385,193 4,00/2,50

= 1,6 256,795 139,563 552,668 429,853 4,00/2,50

= 1,6 206,553 89,320 441,018 318,203

A1

A

A2

A3

A4

P.atp

250

400

Lx

(24)

commit to user

3,25/3,00

= 1,08 209,009 217,048 522,522 522,522 3,25/3,00

= 1,08 200,970 168,815 474,289 434,095 4,00/3,25

= 1,23 292,485 179,265 651,015 537,795 4,00/3,25

= 1,23 330,225 169,830 698,190 537,795 2,00/2,00

= 1,0 75,029 75,029 185,786 185,786 4,00/1,25

= 3,2 58,603 11,162 118,602 79,534 3,00/3,00

= 1,0 168,815 209,009 442,134 482,328 3,00/3,00

= 1,0 168,534 168,534 418,018 418,018 4,00/3,00

= 1,33 273,319 144,698 586,832 458,212 3,25/3,00

= 1,08 265,280 225,086 618,988 578,794 3,25/3,00

= 1,08 233,125 160,775 530,561 458,212 4,00/3,25

= 1,23 339,660 188,700 773,670 679,32 2,00/2,00

= 1,0 75,029 92,893 196,504 214,368 4,00/2,50

= 1,6 173,138 157,748 - 380,903

Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 361,746 kgm

Mly = 225,086 kgm

B1

B2

B3

B4

B5

B6

C1

C2

C3

D1

D2

D3

D4

(25)

commit to user

Mtx = 787,803 kgm Mty = 679,320 kgm

Data – data plat :

Tebal plat ( h ) = 12 cm = 120 mm Diameter tulangan ( Æ ) = 10 mm

fy = 240 MPa

f’c = 25 MPa

b = 1000 mm

p = 20 mm

Tebal penutup ( d’) = p + ½Æ tul = 20 + 5 = 25 mm Tinggi Efektif ( d ) = h - d’

= 120 – 25 = 95 mm Tingi efektif

Gambar 5.3 Perencanaan Tinggi Efektif

dx = h – p - ½Ø

= 120 – 20 – 5 = 95 mm dy = h – d’ – Ø - ½ Ø

= 120 – 20 - 10 - ½ . 10 = 85 mm

h

dy dx

(26)

commit to user

5.6.

Penulangan tumpuan arah x

(27)

commit to user

Jarak tulangan dalam 1m1 =

6

5.7.

Penulangan tumpuan arah y

(28)

commit to user

Jarak tulangan dalam 1m1 =

6

5.8.

Penulangan lapangan arah x

(29)

commit to user

Jarak tulangan dalam 1m1 =

4

5.9.

Penulangan lapangan arah y

(30)

commit to user

Digunakan tulangan Æ 10 As = ¼ . p . (10)2

= 78,5 mm2

Jumlah tulangan dalam 1m1 =

5 . 78 212,5

= 2,70 ~ 3 buah

Jarak tulangan dalam 1m1 =

3 1000

= 333,333mm Jarak maksimum tulangan = 2 x h = 2 x 120 = 240mm

As yang timbul = 3. ¼ . p.(10)2= 235,5mm2 > Asperlu…ok!

Dipakai tulangan Æ 10 – 240 mm

5.10.

Rekapitulasi Tulangan

Dari perhitungan diatas diperoleh :

Tulangan lapangan arah x Æ 10 – 240 mm

Tulangan lapangan arah y Æ 10 – 240 mm

Tulangan tumpuan arah x Æ 10 – 120 mm

Tulangan tumpuan arah y Æ 10 – 120 mm

Tabel 5.2. Penulangan Plat Lantai

Tipe Plat

Tulangan Lapangan Tulangan Tumpuan

Arah x (mm)

Arah y (mm)

Arah x (mm)

Arah y (mm)

A Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120

(31)

commit to user

B1 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 B2 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 B3 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 B4 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 B5 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 B6 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 C1 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 C2 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 C3 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 D1 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 D2 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 D3 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120 D4 Æ10–240 Æ10–240 Æ10–120 Æ10–120

(32)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak

BAB 6

PERENCANAAN BALOK ANAK

6.1. Perencanaan Balok Anak

Gambar 6.1. Area Pembebanan Balok Anak

Keterangan :

Balok Anak : As A-A’

300 300 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400 300 300

(33)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak 6.2. Perhitungan Lebar Equivalen

Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari pelat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban pelat harus diubah menjadi beban

equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut :

a Lebar Equivalen Trapesium

Leq = 1/6 Lx

b Lebar Equivalen Segi tiga

Leq = 1/3 Lx

Tabel 6.1. Perhitungan Lebar Equivalen Tipe Ukuran Plat

( m ) Lx Ly

Leq (segitiga)

Leq (trapesium)

1 3,00 × 4,00 3,00 4,00 - 1,219

2 3,25 × 4,00 3,25 4,00 - 1,268

3 3,00 × 3,00 3,00 3,00 1,00 -

4 3,00 × 3,25 3,00 3,25 1,00 -

5 1,65 × 4,00 1,65 4,00 0,778 -

6 2,00 × 2,00 2,00 2,00 0,667 -

7 1,25 × 4,00 1,25 4,00 - 0,726

Lx

½Lx

Leg

½ Lx

Ly

Leg ïþ

ï ý ü ïî

ï í ì

÷÷ ø ö çç è æ

-2

(34)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak 6.3. Perhitungan Pembebanan Balok Anak

6.3.1. Pembebanan Balok Anak As A-A’

a. Dimensi Balok

Dipakai h = 400 mm b = 300 mm

b. Gambar Struktur

Leq = 2 Leq1 + 2 Leq4 + Leq5

= 2 . 0,42 + 2 . 0,33 + 0,49 = 1,99

c. Pembebanan Setiap Elemen Beban Mati (qD)

Beban Merata

Berat sendiri balok = 0,3 . (0,4 – 0,12) . 2400 = 201,6 kg/m2 Berat plat = (1,219 + 1,268) . 411 = 851,7 kg/m2 qD = 1223,346 kg/m2

Beban hidup (qL)

Beban hidup digunakan 250 kg/m2

qL = (1,219 + 1,268) . 250 = 621,5 kg/m2

1

2

(35)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak 6.3.1.1Analisa Perhitungan Tulangan Balok Anak As A - A’

Data Perencanaan :

Daerah Tumpuan

rb = ÷÷

(36)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak

(37)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak

= 6,9095.107 Nmm

Mn ada > Mn (4,681 . 107 Nmm) ® Aman..!!

Kontrol Spasi : S = Jadi dipakai tulangan 3 D 16 mm

Daerah Lapangan

rb = ÷÷

(38)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak

r = ÷÷

(39)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak

=

1 3

8 . 2 -16 . 3 -40 . 2 -300

- = 78 > 25 mm…..oke!! Jadi dipakai tulangan 3 D 16 mm

Tulangan Geser Balok anak

Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar Vu = 5616,74 kg = 56167,4 N

f’c = 25 Mpa fy = 240 Mpa d = 344 mm

Vc = 1/ 6 . f' .b .d c = 1/ 6 . 25 . 300 . 344 = 86000 N

Ø Vc = 0,6 . 86000 N = 51600 N 0,5Ø Vc = 0,5 . 51600 N

= 25800 N 3 Ø Vc = 3 . 516000 N

= 154800 N

Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc

: 51600 N < 56167,4 N < 154800 N

Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs = Vu – Ø Vc

= 56167,4 – 51600 = 4567,4 N

Vs perlu =

6 , 0

4 , 4567 6

, 0 =

Vs

f

(40)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak

Av = 2 .¼. π . (8)2

Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 – 150 mm

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel

Tabel 6.2. Penampang Balok Anak Jenis Balok

Anak Gambar Pembebanan

Jumlah

1042,259 511,35

(41)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak

E-E' (2 x Eq6)+Eq7

(2 x 0,667) + 0,726 =

2119,096

P = 5429,68

514,9

F-F’ ( Eq1+Eq7)

1,219+0,726 =

1000,73 485,938

Tabel 6.3. Perhitungan Tulangan Lentur Balok Anak Daerah Lapangan

As Balok Anak A–A’ B-B’ C-C’ D-D’ E-E’ F-F’

b (mm) 300 200 300 200 300 300

h (mm) 400 300 400 300 400 400

d’ (mm) 40 40 40 40 40 40

d (mm) 344 244 344 244 344 344

f’c (Mpa) 25 25 25 25 25 25

fy (Mpa) 350 350 350 350 350 350

ρb 0,0326 0,0326 0,0326 0,0326 0,0326 0,0326

ρmax 0,0245 0,0245 0,0245 0,0245 0,0245 0,0245

ρmin 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004

Mu (Nmm) 1,82007.107 7,7365.107 0,9056.107 1,80989.107 5,73298.107 2,40638.107 Mn (Nmm) 20,275.107 9,671.107 1,132.107 2,262.107 7,166.107 3,008.107 Rn (N/mm) 0,641 0.812 0,319 1,90 2,0186 0,847

7

6

6

E'

P

7

1

(42)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak

m 16,471 16,471 16,471 16,471 16,471 16,471

ρ 0,00186 0,00237 0,000918 0,00570 0,006071 0,00247 As Perlu (mm2) 412,8 195,2 412,8 278,16 626,5272 412,8

Luas Ø 16 mm 200,96 200,96 200,96 200,96 200,96 200,96 Dipakai

tulangan 3 D 16 mm 2 D 16 mm 3 D 16 mm 2 D 16 mm 4 D 16 mm 3 D 16 mm As ada (mm2) 602,88 401,92 602,88 401,92 803,84 602,88

Tabel 6.4. Perhitungan Tulangan Lentur Balok Anak Daerah Tumpuan

As Balok Anak A–A’ B-B’ C-C’ D-D’ E-E’ F-F’

b (mm) 300 200 300 200 300 300

h (mm) 400 300 400 300 400 400

d’ (mm) 40 40 40 40 40 40

d (mm) 344 244 344 244 344 344

f’c (Mpa) 25 25 25 25 25 25

fy (Mpa) 350 350 350 350 350 350

ρb 0,0326 0,0326 0,0326 0,0326 0,0326 0,0326

ρmax 0,0245 0,0245 0,0245 0,0245 0,0245 0,0245

ρmin 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004

(43)

commit to user

BAB 6 Perencanaan Balok Anak

m 16,471 16,471 16,471 16,471 16,471 16,471

ρ 0,00390 0,00483 0,00185 0,001 0,00891 0,00505 As Perlu (mm2) 412,8 235,704 412,8 590,48 919,512 521,16

Luas Ø 16 mm 200,96 200,96 200,96 200,96 200,96 200,96 Dipakai

tulangan 3 D 16 mm 2 D 16 mm 3 D 16 mm 3 D 16 mm 5 D 16 mm 3 D 16 mm As ada (mm2) 602,88 401,92 602,88 602,88 1004,8 602,88

Tabel 6.5. Perhitungan Tulangan Geser Balok Anak

As Balok Anak A–A’ B-B’ C-C’ D-D’ E-E’ F-F’

b (mm) 300 200 300 200 300 300

h (mm) 400 300 400 300 400 400

d’ (mm) 40 40 40 40 40 40

d (mm) 344 244 344 244 344 344

f’c (Mpa) 25 25 25 25 25 25

fy (Mpa) 350 350 350 350 350 350

Vu (N) 56167,4 30946,2 36222,4 54296,8 106833,2 72191,5 Vc (N) 86000 40666,67 86000 40666,67 86000 86000

Ø Vc (N) 51600 24400 51600 24400 51600 51600

3 Ø Vc (N) 154800 73200 154800 73000 154800 154800 Tul. yg dipakai Ø 8 -150

mm

Ø 8 -120

(44)

commit to user

BAB 4

PERENCANAAN TANGGA

4.1. Uraian Umum

Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan.

Pada bangunan umum, penempatan tangga harus mudah diketahui dan strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut.

4.2. Data Perencanaan Tangga

180 180

10

370 125

30

(45)

commit to user

125 30 20

460

455

Gambar 4.1. Detail tangga

Data – data tangga :

Tinggi antar lantai = 460 cm Lebar tangga = 180 cm Lebar datar = 455 cm Tebal plat tangga = 12 cm Tebal plat bordes tangga = 12 cm

Dimensi bordes = 125 x 370 cm lebar antrade = 30 cm

Tinggi optrade = 20 cm Jumlah antrede = 330 / 30

= 11 buah

Jumlah optrade = 11 + 1

= 12 buah

a = Arc.tg ( 230/330 ) = 34,50

= 340 < 350……(Ok)

4.3. Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan

(46)

commit to user 30

20 y

A B C

D

Ht = 12 cm T eq t '

Gambar 4.2. Tebal equivalent

AB BD

=

AC BC

BD =

AC BC AB´

=

( ) ( )

2 2

30 20

30 20

+ ´

= 16,64 cm T eq = 2/3 x BD

= 2/3 x 16,64

= 11,093 cm Jadi total equivalent plat tangga Y = t eq + ht

= 11,093 + 12 = 23,093 cm

4.3.2. Perhitungan Beban

a. Pembebanan tangga ( SNI 03-2847-2002 ) 1. Akibat beban mati (qD)

Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 1,8 x 2,4 = 0,0432 ton/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 1,8 x 2,1 = 0,0756 ton/m Berat plat tangga = 0,2309 x 1,8 x 2,4 = 0,9975 ton/m

(47)

commit to user

2. Akibat beban hidup (qL) qL= 1,8 x 0,300 ton/m = 0,54 ton/m

3. Beban ultimate (qU) qU = 1,2 . qD + 1.6 . qL

= 1,2 . 1,1163 + 1,6 . 0,54 = 2,20356 ton/m

b. Pembebanan pada bordes ( SNI 03-2847-2002 ) 1. Akibat beban mati (qD)

Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 3,7 x 2,4 = 0,0888 ton/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 3,7 x 2,1 = 0,1554 ton/m Berat plat bordes = 0,12 x 3,7 x 2,4 = 1,0656 ton/m qD = 1,3098 ton/m 2. Akibat beban hidup (qL)

qL = 3,7 x 0,300 ton/m = 1,11 ton/m

3. Beban ultimate (qU) qU = 1,2 . qD + 1.6 . qL

= 1,2 . 1,3098 + 1,6 . 1,11 = 3,34776 ton/m

(48)

commit to user

4.4. Perhitungan Tulangan Tangga

· Gaya Momen

· Tegangan Geser

4.4.1. Perhitungan Tulangan Tumpuan

Dicoba menggunakan tulangan Æ 14 mm h = 120 mm

d’ = p + 1/2 Æ tul = 20 + 7

(49)

commit to user

d = h – d’ = 120 – 27 = 93 mm

(50)

commit to user

Jarak tulangan =

12

4.4.2. Perhitungan Tulangan Lapangan

(51)

commit to user

Jarak tulangan =

(52)

commit to user

4.5

. Perencanaan Balok Bordes

qu balok

300

200 3,7 m

Data – data perencanaan balok bordes: h = 300 mm

b = 200 mm

ftul = 16 mm

fsk = 8 mm

d’ = p + fsk + ½ ftul = 20 + 8 + 8 = 36 mm d = h – d` = 300 – 36 = 264 mm

4.5.1. Pembebanan Balok Bordes

1. Beban mati (qD)

(53)

commit to user

2. Beban ultimate (qU) qU = 1,2 . qD + 1,6.qL

= 1,2 . 1991,5 + 1,6 .300 = 2869,8 Kg/m

3. Beban reaksi bordes qU =

4.5.2. Perhitungan tulangan lentur

1. Tulangan Tumpuan

(54)

commit to user Dipakai tulangan 4 D16 mm

2. Tulangan Lapangan

(55)

commit to user

(56)

commit to user

100 100

100

180

20 Pu

Mu

4.5.3.Perhitungan Tulangan Geser

Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar Vu = 4434,26kg = 44342,6 N

Vc = 1/6 .b.d. f'c.

= 1/6 . 200 . 264. 25 . = 88000 N

Æ Vc = 0,6 . Vc = 0,6 . 88000 N = 52800 N 3Æ Vc = 3 . ÆVc

= 3 . 52800 N = 158400 N

Vu < Æ Vc < 3 Æ Vc, Tidak diperlukan tulangan geser Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Æ 8 – 200 mm

4.5. Perhitungan Pondasi Tangga

Gambar 4.3. Pondasi Tangga

(57)

commit to user

4.5.1. Perencanaan kapasitas dukung pondasi

a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi

(58)

commit to user

4.5.2. Perhitungan Tulangan Lentur

(59)

commit to user

dipakai rmin = 0,004

As perlu = r min. b . d

= 0,004. 1800 . 174 = 1252,8 mm2

digunakan tul D 12 = ¼ . p . 14 2 = ¼ . 3,14 . (14)2 = 153,86 mm2 Jumlah tulangan (n) =

86 , 153 1252,8

=8,142 ~9 buah

Jarak tulangan =

9 1800

= 200 mm As yang timbul = 9 x 153,86

= 1384,74 > As………..Ok! Sehingga dipakai tulangan Æ 14 – 200 mm 4.5.3 Perhitungan Tulangan Geser

Vu = s x A efektif

= 8803,27x (0,2 x 1,8) = 3169,177N

Vc = 1/6 . f'c.b. d = 1/6 . 25.1800.174 = 216000 N

Æ Vc = 0,6 . Vc = 0,6. 216000 = 156600 N 3Æ Vc = 3 . Æ Vc

= 3 . 156600 = 261000 N

(60)

commit to user

BAB 9

RENCANA ANGGARAN BIAYA

9.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik rumah tinggal,ruko,rukan,maupun gedung lainya. Dengan RAB kita dapat mengukur kemampuan materi dan mengetahui jenis-jenis material dalam pembangunan, sehingga biaya yang kita keluarkan lebih terarah dan sesuai dengan yang telah direncanakan.

9.2. Data Perencanaan

Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) adalah sebagai berikut :

a. Analisa pekerjaan : Sesuai SNI 03-2835-2010

b. Harga upah & bahan : Dinas Pekerjaan Umum Kab Seragen 2010 c. Harga satuan : Terlampir

9.3. Perhitungan Volume

9.3.1 Pekerjaan Persiapan

A.Pekerjaan pembersihan lokasi

Volume = panjang x lebar = 60 x 19 = 1140 m2 B. Pekerjaan pembuatan pagar setinggi 2m

Volume = ∑panjang = 166 m C.Pekerjaan pembuatan bedeng dan gudang

Volume = panjang x lebar = (3x4) + (3x3) = 21 m2 D.Pekejaan bouwplank

(61)

commit to user 9.3.2 Pekerjaan Tanah

A.Galian pondasi batu kali Ø Galian Pondasi batu kali

Volume = (lebar x tinggi) x ∑panjang = (1,0 x 08)x 287 = 229,6m3 Ø Galian Pondasi Footplat

Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n

= {(1,5x1,5 x2,0)x13}+{(2x2x2,0)x34} = 330,5 m3 Ø Pondasi tangga

Volume = (lebar x tinggi) x ∑panjang = (1 x 1,8)x 1 = 1,8 m3

B. Urugan Pasir bawah Pondasi dan bawah lantai (t= 5cm) Ø Footplat 1 (F1)

Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n = (2x2x0,05) x34 = 6,8 m3

Ø Footplat 2 (F2)

Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n = (1,5x1,5x0,05)x13 = 1,465 m3 Ø Pondasi batu kali

Volume = (lebar x tinggi) x ∑panjang = (1,0 x 0,05)x 287 = 14,35 m3 Ø Pondasi tangga

Volume = (lebar x tinggi) x ∑panjang = (1 x 0,05)x 1,8 = 0,09 m3 Ø Lantai

(62)

commit to user

C. Lantai kerja (t=5cm) Ø Footplat 1 (F1)

Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n = (2x2x0,05) x 34 = 6,8 m3 Ø Footplat 2 (F2)

Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n = (1,5x1,5x0,05)x20 = 2,25 m3

Ø Pondasi batu kali

Volume = (lebar x tinggi) x ∑panjang = (1,0 x 0,05)x 287 = 14,35 m3 D. Pasangan pondasi batu kosong (1pc:3psr:10kpr)

Volume = ∑panjang xlebar x tinggi = 287x1x0,2 = 57,4 m3

E. Pasangn pondasi batu kali (1pc:3psr:10kpr)

Volume = (1/2.(atas+bawah) . tinggi) x ∑panjang = (1/2.(0,8+0,3).0,8) x 287 = 126,28 m3 F. Urugan Tanah Kembali

Volume = V.tanah galian- batukali-lantai kerja- pasir urug-batu kosong = 515,98 – 126,28 – 30,97 – 13,0625-57,4

= 288,26 m3 G. Pondasi telapak(footplat)

§ Footplat 1 (F1)

Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n = { (2.2.0,4)x 34

(63)

commit to user

§ Footplat 2 (F2)

Volume = (panjang xlebar x tinggi) x ∑n = (1,5.1,5.0,4)x 20

= 18 m3 § Footplat tangga

Volume = panjang xlebar x tinggi = (1,8.1.0,25)

= 0,45 m3

9.3.3 Pekerjaan Beton

A. Beton Sloof

Volume = (panjang xlebar) x ∑panjang = (0,25x0,4)x421 = 84,2 m3 B. Balok B1 35/90

Volume = (tinggi xlebar x panjang) x∑n

= (0,35x(0,9-0,12)x9,5) x 17 = 44,09 m3 C. Balok B2 30/40

Volume = (tinggi xlebar x panjang) x∑n = (0,3x(0,4-0,12)x60) x 2 = 10,08 m3 D. Balok Ba1 30/40

Volume = (tinggi xlebar x panjang) x∑n = (0,3x(0,4-0,12)x56) x 2 = 9,408 m3 E. Balok Ba2 30/40

Volume = (tinggi xlebar) x∑panjang = (0,3x(0,4-0,12)x8) = 0,672 m3 F. Balok Ba3 30/40

(64)

commit to user

G. Balok B3 25/40

Volume = tinggi xlebar x ∑panjang

= 0,25x(0,4-0,12)x 136,5 = 9,556 m3 H. Kolom utama

Ø Kolom40/40

Volume = (panjang xlebarx tinggi) x ∑n = (0,4x0,4)x10,7)x 34 = 58,208 m3 Ø Kolom 30/30

Volume = (panjang xlebar) x ∑panjang = (0,3x0,3x10,7)x 20 = 19,29m3 I. Ringbalk

Volume = (tinggi xlebar)x ∑panjang = (0,25x0,3) x 401= 30,075m3 J. Plat lantai (t=12cm)

Volume = luas lantai 2x tebal = 744 x0,12 = 89,28 m3 K. Plat Atap (t=10cm)

Volume = luas plat atap x tebal = (24x 0,10) = 2,4 m3 L. Plat kanopi (t=8cm)

Volume = luas plat kanopi x tebal = (48+32) x 0,08 = 6,4 m3 M. Sirip kanopi (t=8cm)

(65)

commit to user

N. Tangga

Volume = ((luas plat tangga x tebal)x 2) + plat bordes = (5,94 x 0,12) x2) + (4,6375 x 0,15)

= 2,122 m3

9.3.4 Pekerjaan pemasangan Bata merah dan Pemlesteran

A. Pasangan dinding bata merah

Ø Luas jendela = J1+J2+J3+J4+J5+BV1+BV2 = 74,8+45,37+18,66+3,75+17,2+1,28

= 161,06 m2 Ø Luas Pintu = P1 +P2+P3+P4

= 24 + 7,2 + 9,6+ 16 = 56,8 m2

Ø Luas dinding WC = 60 m2 Luasan dinding bata merah

= ( tinggi x ∑panjang )+L.dinding WC –(L.pintu+ l.jendela) = (4,6 x389) +60 – (161,06 +56,8)

= 1704,49 m2

B. Pemlesteran

Luas plesteran = Luasan dinding bata merah x 2 sisi = 1704,49 x 2

= 3408,96 m2

9.3.5. Pekerjaan Pemasangan Kusen dan Pintu

A. Pemasangan kusen dan Pintu kayu kamper 6/12 Julmlah panjang = J1+J2+J3+J4+P1+P2+P3+P4

= 162 + 204,24 + 78,08 + 94,2 + 52 + 12,08 + 38,72 = 676,84 m

Volume = (tinggi x lebar)x ∑panjang = (0,12 x 0,06) x 676,84

(66)

commit to user

B. Pemasangan daun pintu dan jendela Luas daun pintu = P1+P2+P3+P4

= 24+ 7,2 + 9,6 + 16 = 56,8 m2

Luas daun jendela = J1+ J2+J3+J4 = 52,5 + 34,5 + 28,8 + 11,52 = 127,35 m2

Total luasan = Luas daun pintu+ Luas daun jendela = 184,12 m2

C. Pasang kaca polos (t=5mm)

P1 = (0,94 x 2,44) x8 = 2,463 m2 J1 = (0,4 x 1,3) x 16 = 8,32 m2 J3 = (0,2 x 1,1) x 8 = 1,76 m2 J4 = (0,4 x 1,05) x 35 = 14,7 m2 Volume = luas P1+J2+J3+J4

= 55,1288 m2

D. Pekerjaan Perlengkapan pintu

P1= 7 unit ( 14 engsel + 7 slot pintu + 7 grendel ) P2= 4 unit ( 8 engsel + 4 slot pintu + 8 grendel ) P3= 8 unit ( 16 engsel + 8 slot pintu + 8 grendel ) P4= 8 unit ( 16 engsel + 8 slot pintu + 8 grendel ) E. Pekerjaan Perlengkapan daun jendela

(67)

commit to user 9.3.6. Pekerjaan Atap

A. Pekerjaan kuda kuda

Ø Setengah kuda-kuda (doble siku 50.50.5)

∑panjang profil under = 8,66 m

∑panjang profil tarik = 6 m

∑panjang profil kaki kuda-kuda = 6,92 m

∑panjang profil sokong = 7,03 m Panjang total = ∑panjang x ∑n = 28,61 x 2 = 57,22 m Ø Jurai kuda-kuda (doble siku 50.50.5)

∑panjang profil under = 8,66 m

∑panjang profil tarik = 8,48 m

∑panjang profil kaki kuda-kuda = 9,16 m

∑panjang profil sokong = 8,39 m Panjang total = ∑panjang x ∑n = 34,69 x 4 = 138,76 m Ø Kuda-kuda B (doble siku 60.60.6)

∑panjang profil under = 13,86 m

∑panjang profil tarik = 13,84 m

∑panjang profil kaki kuda-kuda = 12 m

∑panjang profil sokong = 14,06 m Panjang total = ∑panjang x ∑n

= 53,76 x 12 = 645,12 m Ø Kuda-kuda utama (A) (doble siku 80.80.10)

∑panjang profil under = 13,86 m

∑panjang profil tarik = 13,84 m

(68)

commit to user

∑panjang profil sokong = 14,06 m Panjang total = ∑panjang x ∑n = 53,76 x 2 = 107,52 m Ø Gording (150.75.20.4,5)

∑panjang profil gording = 487 m

Volume total profil kuda-kuda 60.60.6 = 645,12 m Volume total profil kuda-kuda 80.80.10 = 107,52 m Panjang gording = 487 m B. Pekerjaan konsul emperan balok 6/12

Volume = (tinggi x lebar x ∑panjang ) = {( 0,12 x 0,06 x (1,4 x 31)} = 0,313 m3

C. Pekerjaan pasang kaso 5/7dan reng ¾ luas atap = 62 x 14

= 868 m2

D. Pekerjaan pasang Listplank Panjang = 152 m

E. Pekerjaan pasang genting Panjang = 868 m2

F. Pasang bubungan genting Panjang = 48 m

9.3.7. Pekerjaan Asbes / Plafon

A. Pembuatan dan pemasangan rangka plafon

Luas = ((panjang x lebar) x 2) + (panjang x lebar)kanopi = (744 x2) + 16

(69)

commit to user

B. Pasang plafon0020

Luas = luas rangka plafon = 1504 m2

9.3.8. Pekerjaan keramik

A. Pasang keramik 40/40 Luas = luas lantai

= 667,120 + 673,120 = 1340,24 m2 B. Pasang keramik 20/20

Luas = luas lantai

= 36 + 30 = 66 m2 C. Pasang keramik dinding 20/25

Luas = tinggi dinding keramik x lebar ruang = (1,5 x 48) + (1,5 x 10) = 87 m2

9.3.9. Pekerjaan sanitasi

A. Pasang kloset jongkok = 8 unit B. Pasang bak fiber = 8 unit C. Pasang wastafel = 10 unit D. Pasang floordrain = 8 unit E. Pasang tangki air 550l = 2 unit

9.3.10. Pekerjaan instalasi air

A. Pekerjaan pengeboran titik air Jumlah = 1 unit

B. Pekerjaan saluran pembuangan Panjang Pipa = 125 m

(70)

commit to user

D. Pekerjaan pembuatan septictank dan rembesan Galian tanah = septictank + rembesan

= (2,35x1,85)x2 + (0,3x1,5x1,25) = 9,2575 m3 Pemasangan bata merah

Volume = ∑panjang x tinggi = 8,4 x 2 = 1,68 m2

9.3.11. Pekerjaan instalasi Listrik

A. Instalasi stop kontak = 15 unit B. Titik lampu

Ø TL 35 watt = 84 unit Ø TL 25 watt = 58 unit Ø TL 15 watt = 12 unit C. Instalasi saklar

Ø Saklar singl = 9 unit Ø Saklar double = 20 unit

9.3.12. Pekerjaan pengecatan

A. Pengecatan dinding

Volume = volume pemlesteran = 3408,96 m2

B. Pengecatan menggunakan Cat minyak (pada listplank) Volume = ∑panjang x lebar papan

= 152 x 0,15 = 22,8 m2

C. Pengecatan menggunakan melamik (pada kusen) Luas kusen = ∑panjang x keliling kusen

(71)

commit to user

Luas daun pintu = 56,8 m2 Luas daun jendela = 142,50 m2

total luasan = 243,663 + 56,8 + 142,50 = 443,04 m2

9.4. Perhitungan biaya

Dalam perhitungan ini kami menggunakan program sebagai mempermudah dalam perhitungan dan meminimalisir keselahan dalam pengalian antara jumlah item yang ada dengan harga satuan bahan atau pekerjaan, yang mana data harga satuan tersebut sesuai dengan kondisi pasar pada saat ini, dan diambil dari data daerah sekitar pembangunan Gedung Sekolah SMA JIWA NUSANTARA yang terletak di Kec Sambung macan, Kab Sragen.

(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

commit to user

30°

346

600 1

2

3

4

8 7

6 5

9 10

12 11

14 13

15

BAB 10

REKAPITULASI

10.1. Perencanaan atap

Data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti Gambar 3.2

b. Jarak antar kuda-kuda : 4 m c. Kemiringan atap (a) : 30°

d. Bahan gording : baja profil lip channels ( )

e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki (ûë) f. Bahan penutup atap : genteng tanah liat

g. Alat sambung : baut-mur. h. Jarak antar gording : 1,73 m i. Bentuk atap : limasan j. Mutu baja profil : Bj-37

Fu = 3700 kg/cm2 Fy = 2400 kg/cm2

Berikut adalah hasil rekapitulasi profil baja yang direncanakan :

1. Setengah kuda-kuda

(77)

commit to user

1

2

3

4

5 6 7 8

9 10

12

14 11

13

15

849

346

Tabel 10.1 Rekapitulasi perencanaan profil Setengah kuda-kuda Nomor

Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 2 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 3 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 4 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 5 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 6 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 7 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 8 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 9 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 10 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 11 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 12 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 13 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 14 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7 15 ûë 50 . 50 . 5 2 Æ 12,7

2. Jurai

Gambar 10.2. Jurai

Tabel 10.2 Rekapitulasi perencanaan profil Jurai Nomor

(78)

commit to user

3. Setengah kuda-kuda utama A

Gambar 10.3. Kuda-kuda utama A

Tabel 9.3 Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda utama A

Nomor Batang

Dimensi Profil Baut (mm)

(79)

commit to user

4. Kuda-kuda utama B

(80)

commit to user

Tabel 3.16 Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda B

10.2 Perencanaan Tangga

Data-data

ü Tebal plat dan bordes tangga = 12 cm

ü Lebar datar = 455 cm

ü Lebar tangga rencana = 180 cm

Nomor Batang

Dimensi Profil Baut (mm)

(81)

commit to user ü Dimensi bordes = 125 x 370 cm

ü Kemiringan tangga a = 350

ü Jumlah antrede = 11 buah

ü Jumlah optrede = 12 buah

10.2.1 Penulangan Tangga

a. penulangan tangga dan bordes Lapangan = D14 mm –250 mm Tumpuan = D14 mm –150 mm b. Penulangan balok bordes

Dimensi balok 20/30 Lapangan = 2 D16 mm Tumpuan = 4 D16 mm Geser = Æ 8 – 150 mm

10.2.2 Pondasi Tangga

- Kedalaman = 1,5 m

- Ukuran alas = 1 x 1,8 m

- g tanah = 1,7 t/m3 = 1700 kg/m3 - s tanah = 2,5kg/cm2 = 25000 kg/m2

- Tebal = 250 mm

- Penulangan pondasi

(82)

commit to user

10.3 Perencanaan Plat

Rekapitulasi penulangan plat

Tulangan lapangan arah x Æ 10 – 240 mm

Tulangan lapangan arah y Æ 10 – 240 mm

Tulangan tumpuan arah x Æ 10 – 120 mm

Tulangan tumpuan arah y Æ 10 – 120 mm

10.4. Perencanaan balok anak

10.4.1 Balok anak A-A § Dimensi = 30/40 mm

§ Lapangan = 3 D 16 mm

§ Tumpuan = 3 D 16 mm

§ Geser = Æ 8 – 200 mm

10.4.2 Balok anak B-B § Dimensi = 30/40 mm

§ Lapangan = 2 D 16 mm

§ Tumpuan = 2 D 16 mm

§ Geser = Æ 8 – 200 mm

10.4.3 Balok anak C-C § Dimensi = 30/40 mm

§ Lapangan = 3 D 16 mm

§ Tumpuan = 3 D 16 mm

§ Geser = Æ 8 – 200 mm

10.4.4 Balok anak D-D § Dimensi = 20/30 mm

§ Lapangan = 2 D 16 mm

§ Tumpuan = 3 D 16 mm

§ Geser = Æ 8 – 150 mm

(83)

commit to user 10.4.5 Balok anak E-E

§ Dimensi = 30/40 mm

§ Lapangan = 4 D 16 mm

§ Tumpuan = 5 D 16 mm

§ Geser = Æ 8 – 200 mm

10.4.6 Balok anak F-F § Dimensi = 30/40 mm

§ Lapangan = 3 D 16 mm

§ Tumpuan = 3 D 16 mm

§ Geser = Æ 8 – 200 mm

10.5 Perencanaan Portal

a. Perencanaan ring balok - Melintang 25/30 cm

Lapangan = 2 D 16 mm Tumpuan =2 D 16 mm Geser = Æ 10 – 150 mm - Memanjang 25/30 cm

Lapangan = 3 D 16 mm Tumpuan =5 D 16 mm Geser = Æ 10 – 150 mm b. Perencanaan balok portal

- Balok portal memanjang 35/90 cm Lapangan = 8 D 22 mm

(84)

commit to user

- Balok portal melintang 30/40 Lapangan = 2 D 22 mm Tumpuan =2 D 22 mm Geser = Æ 10 – 200 mm c. Perencanaan sloof struktur 25/40

Lapangan = 5 D 16 mm Tumpuan = 5 D 16 mm Geser = Æ 10 – 200 mm d. Perencanaan kolom

- Kolom tipe1 40/40

Tulangan = 4 D 19 mm Geser = Æ 10 – 200 mm - Kolom tipe2 30/30

Tulangan = 3 D 19 mm Geser = Æ 10 – 200 mm

10.6 Perencanaan Pondasi Footplat

Data perencanaan

- f,c = 25 Mpa,

- fy = 350 Mpa

- fys = 240 Mpa

(85)

commit to user

a. Pondasi Footplat Tipe 1

- Kedalaman = 2,0 m

- Ukuran alas = 2,0 x 2,0m

- Penulangan pondasi

arah sumbu pendek = D 19 - 200 mm arah sumbu panjang = D 19 - 200 mm geser = Æ 10 – 200 mm

b. Pondasi Footplat Tipe 1

- Kedalaman = 2,0 m

- Ukuran alas = 1,5 x 1,5m

- Penulangan pondasi

Gambar

Tabel 2.1. Koefisien Reduksi Beban Hidup
Tabel 2.2. Faktor pembebanan U untuk beton
Gambar 5.1 Denah Plat lantai
Gambar 5.2 Plat tipe A commit to user
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut

Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut

Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama umur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada

Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil,

250 kg/m 2 Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah

Peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat

Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil,

Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut