iv
TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH
JUNE ADE NINGTIYA
I 8507053
DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
iv
”...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri...” (Q.S. 13:11)
Jadikanlah Sholat Dan Doa Sebagai Penolong Bagimu
Ketika Wajah Ini Penat Memikirkan Dunia Maka Berwudhulah. Ketika Tangan Ini Letih Menggapai Cita-cita Maka Bertakbirlah. Ketika Pundak Tak Kuasa Memikul Amanah Maka Bersujudlah. Ikhlaskan Pada Allah Dan Mendekatlah PadaNya
Doa Yang Tulus Dan Keberanian Akan Hal Yang Benar Akan Membawa Berkah Di Kemudian Hari
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik
Segala Sesuatu Tak Ada Yang Tak Mungkin Di Dunia Ini
Everything Will Be Reach If You Try
Pray Patient Never Give Up
Always Positive Thinking
v
Alhamdulillah puji syukur kupanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang
pencipta alam semesta yang telah memberikan limpahan rahmat, hidayah serta
anugerah yang tak terhingga.
Dibalik tabir pembuatan episode Tugas Akhir
“ Serangkai Budi Penghargaan”
“
Bapak,Ibu, Dan Kakak Tercinta
”
Terima Kasih Atas Doa, Materi
Yang Telah Banyak Keluar Hanya Untukku Untuk Mewujudkan Satu
Hari Ini. Fardhu Dan Tahajud Kalian Yang Selalu Membuat Aku
Mampu Dan Bertahan Atas Semua Ini.
“Brother”
Terima Kasih Atas Semua Yang Telah Kau Berikan Untukku,
Walaupun Lelah Selalu Menemaniku Sampai Selesai semua Ini. IloVu
“Nurul Raharjo” My Partne
r Tugas Akhir, We Can Do It Good Job Girl
Rekan-rekan Sipil Gedung khususnya angkatan 2007
Thanks To All My Friend : Sudarmono, Nurul Raharjo, Mbak Fit,
Nuria, Adex (BFF Community), Jekek, Isam, Budi, Yayan, Pandu,
Badrun, Catur, Dede, Agunk, Binar (PAB), Mbak Arum, Yuni, Igag,
Rubi, Rangga, Ariz, Dwi, Ayak, Puji, Iwan, Tewhe, Aguz, andi, Siget,
Damar, Yuli, Mamet, Haryono, Lukman, Cumi. Serta Temen-temen
Teknik sipil Infrastuktur Perkotaan & Transportasi.
The last,
thank’s to
:
Ir. Delan Soeharto, MT selaku dosen pembimbing yang
memberi pengarahan beserta bimbingan atas terselesaikannya
laporan Tugas Akhir ini
vi
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI dengan baik. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya.
2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya.
3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya.
4. Ir. Delan Soeharto, MT., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingannya selama dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Bapak dan ibu dosen pengajar yang telah memberikan ilmunya beserta karyawan di Fakultas Teknik UNS yang telah banyak membantu dalam proses perkuliahan.
6. Bapak, Ibu dan kakak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik moril maupun materiil dan selalu mendoakan penyusun.
vii
Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Agustus 2010
viii
HALAMAN JUDUL... ... i
HALAMAN PENGESAHAN. ... ii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR. ... vi
DAFTAR ISI. ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan. ... 1
1.3. Kriteria Perencanaan ... 2
1.4. Peraturan-Peraturan Yang Berlaku ... 2
BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan ... 3
2.1.1 Jenis Pembebanan……… .. 3
2.1.2 Sistem Bekerjanya Beban……… .. 5
2.1.3 Provisi Keamanan………... 6
2.2. Perencanaan Atap ... 8
2.3. Perencanaan Tangga ... 8
2.4. Perencanaan Plat Lantai ... 8
2.5. Perencanaan Balok Anak ... 9
2.6. Perencanaan Portal... 9
ix
3.1.1 Dasar Perencanaan ... 12
3.2. Perencanaan Gording ... 13
3.2.1 Perencanaan Pembebanan ... 13
3.2.2 Perhitungan Pembebanan ... 14
3.2.3 Kontrol Terhadap Tegangan ... 16
3.2.4 Kontrol terhadap lendutan ... 17
3.3. Perencanaan Setengah Kuda-Kuda ... 18
3.3.1 Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda ... 18
3.3.2 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda... 19
3.3.3 Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda ... 23
3.3.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda ... 32
3.3.5 Perhitungan Alat Sambung ... 33
3.4. Perencanaan Jurai ... 37
3.4.1 Perhitungan Panjang Batang Jurai ... 37
3.4.2 Perhitungan Luasan Jurai ... 38
3.4.3 Perhitungan Pembebanan Jurai ... 42
3.4.4 Perencanaan Profil Jurai... 51
3.4.5 Perhitungan Alat Sambung ... 53
3.5. Perencanaan Kuda-kuda Utama ... 56
3.5.1 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A ... 56
3.5.2 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama A ... 57
3.5.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A ... 63
3.5.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A ... 72
3.5.5 Perhitungan Alat Sambung ... 74
3.6. Perencanaan Kuda-kuda Utama B ... 77
3.6.1 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda B ... 77
3.6.2 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama B ... 79
3.6.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B ... 81
3.6.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B... 91
x
4.2. Data Perencanaan Tangga ... 97
4.3. Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan ... 99
4.3.1 Perhitungan Tebal Plat Equivalent ... 99
4.3.2 Perhitungan Beban………. 100
4.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes……… 101
4.4.1 Perhitungan Tulangan Tumpuan……… 101
4.4.2 Perhitungan Tulangan Lapangan……… 101
4.5. Perencanaan Balok Bordes………. 104
4.5.1 Pembebanan Balok Bordes………. 105
4.5.2 Perhitungan Tulangan Lentur………. 105
4.5.3 Perhitungan Tulangan Geser……….. 107
4.6. Perhitungan Pondasi Tangga……….. 108
4.7. Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi……… 108
4.7.1 Perhitungan Tulangan Lentur ... 109
4.7.2 Perhitungan Tulangan Geser ... 110
BAB 5 PLAT LANTAI 5.1. Perencanaan Plat Lantai ... 112
5.2. Perhitungan Beban Plat Lantai……….. . 112
5.3. Perhitungan Momen ... 113
5.4. Penulangan Plat Lantai………... 115
5.5. Penulangan Tumpuan Arah x………. 117
5.6. Penulangan Tumpuan Arah y………. 118
5.7. Penulangan Lapangan Arah x……… 119
5.8. Penulangan Lapangan Arah y……… 120
xi
6.1.1 Perhitungan Lebar Equivalent……… 123
6.1.2 Lebar Equivalent Balok Anak……… 124
6.2. Perhitungan Pembebanan Balok Anak………... . 125
6.2.1 Pembebanan Balok Anak As A-A’……… 125
6.2.1 Pembebanan Balok Anak As B-B’………. 127
6.2.1 Pembebanan Balok Anak As C-C’………. 128
6.3. Perhitungan Tulangan Balok Anak……… 129
6.3.1 Perhitungan Tulangan Balok Anak As A-A’... . 129
6.3.2 Perhitungan Tulangan Balok Anak As B-B’……….. 133
6.3.1 Perhitungan Tulangan Balok Anak As C-C’……….. 136
BAB 7 PERENCANAAN PORTAL 7.1. Perencanaan Portal………. 143
7.1.1 Menentukan Dimensi Perencanaan Portal……….. 143
7.2. Perhitungan Beban Equivalent Plat……… 145
7.2.1 Lebar Equivalent………... 145
7.2.2 Pembebanan Balok Portal Memanjang……….. 146
7.2.3 Pembebanan Balok Portal Melintang... 156
7.3. Penulangan Balok Portal……… 165
7.3.1 Perhitungan Tulangan Lentur Rink Balk ... 165
7.3.2 Perhitungan Tulangan Geser Rink Balk…… ... 168
7.3.3 Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Memanjang ... 169
7.3.4 Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Memanjang ... 171
7.3.5 Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Melintang ... 172
7.3.6 Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Melintang ... 175
7.4. Penulangan Kolom……….. 176
6.4.1 Perhitungan Tulangan Lentur Kolom………. 176
6.4.2 Perhitungan Tulangan Geser Kolom……… .. 177
xii BAB 8 PERENCANAAN PONDASI
8.1. Data Perencanaan ... 182
8.2. Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi……… 183
8.3. Perhitungan Tulangan Lentur………. 184
8.4. Perhitungan Tulangan Geser……….. 186
BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA 9.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 187
9.2. Data Perencanaan……… ... 187
9.3. Perhitungan Volume……… ... 187
9.3.1 Pekerjaan Pendahuluan... 187
9.3.2 Pekerjaan Pondasi... 188
9.3.3 Pekerjaan Beton... . 189
9.3.4 Pekerjaan Pemasangan Bata Merah dan Pemlesteran... .. 191
9.3.5 Pekerjaan Pemasangan Kusen dan Pintu... 191
9.3.6 Pekerjaan Atap... ... 193
9.3.7 Pekerjaan Plafon... . 194
9.3.8 Pekerjaan Keramik... 195
9.3.9 Pekerjaan Sanitasi... 195
9.3.10 Pekerjaan Instalasi Listrik... 196
9.3.11 Pekerjaan Pengecatan... .. 196
BAB 10 KESIMPULAN ... 200
PENUTUP……….. xix
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Denah Rencana Atap... 11
Gambar 3.2 Setengah Kuda-kuda ... 11
Gambar 3.3 Jurai ... 12
Gambar 3.4 Kuda-kuda Utama ... 12
Gambar 3.5 Lip Channels in Front to Front Arrangement ... 13
Gambar 3.6 Rangka Batang Setengah Kuda-kuda ... 18
Gambar 3.7 Luasan Atap Setengah Kuda-kuda... 19
Gambar 3.8 Luasan Plafon Setengah Kuda-kuda ... 21
Gambar 3.9 Pembebanan Setengah Kuda-kuda Akibat Beban Mati ... 23
Gambar 3.10 Pembebanan Setengah Kuda-kuda Utama Akibat Beban Angin 30 Gambar 3.11 Rangka Batang Jurai ... 37
Gambar 3.12 Panjang Batang Kuda-kuda Utama A ... 56
Gambar 3.13 Luasan Atap Kuda-kuda Utama A ... 57
Gambar 3.14 Luasan Plafon Kuda-kuda Utama A ... 61
Gambar 3.15 Pembebanan Kuda-kuda Utama A Akibat Beban Mati ... 63
xiv
Gambar 3.20 Pembebanan Kuda-kuda Utama B Akibat Beban Mati . ... 81
Gambar 3.21 Pembebanan Kuda-kuda Utama B Akibat Beban Angin . .... 88
Gambar 4.1 Detail Tangga. ... 98
Gambar 4.2 Tebal Equivalent. ... 99
Gambar 4.3 Pondasi Tangga... 108
Gambar 5.1 Denah Plat lantai ... 112
Gambar 5.2 Plat Tipe A ... 113
Gambar 5.3 Plat Tipe B ... 114
Gambar 5.4 Plat Tipe C ... 114
Gambar 5.5 Plat Tipe D ... 115
Gambar 5.8 Perencanaan Tinggi Efektif ... 116
Gambar 6.1 Area Pembebanan Balok Anak. ... 123
Gambar 6.2 Pembebanan Balok Anak As A-A’. ... 126
Gambar 6.3 Pembebanan Balok Anak As B-B’ . ... 127
Gambar 6.4 Pembebanan Balok Anak as C-C’. ... 128
Gambar 7.1 Denah Portal ... 143
Gambar 7.2 Balok Portal As-1... 146
Gambar 7.3 Beban Mati Balok Portal As-1... 148
Gambar 7.4 Beban Hidup Balok Portal As-1... . 148
Gambar 7.5 Balok Portal As-2... ... 148
Gambar 7.6 Beban Mati Balok Portal As-2... 150
Gambar 7.7 Beban Hidup Balok Portal As-2... . 150
Gambar 7.8 Balok Portal As-3... ... 150
Gambar 7.9 Beban Mati Balok Portal As-3... 151
Gambar 7.10 Beban Hidup Balok Portal As-1... 151
Gambar 7.11 Balok Portal Z-Z’... 152
Gambar 7.12 Beban Mati Balok Portal Z-Z’... 152
Gambar 7.13 Beban Hidup Balok Portal Z-Z’... 153
xv
Gambar 7.18 Beban Mati Balok Portal As-5... 156
Gambar 7.19 Beban Hidup Balok Portal As-5... 156
Gambar 7.20 Balok Portal As-A... ... 156
Gambar 7.21 Beban Mati Balok Portal As-A... 157
Gambar 7.22 Beban Hidup Balok Portal As-A... 157
Gambar 7.23 Balok Portal As-B... 158
Gambar 7.24 Beban Mati Balok Portal As-B... 159
Gambar 7.25 Beban Hidup Balok Portal As-B... 159
Gambar 7.26 Balok Portal As-C... ... 160
Gambar 7.27 Beban Mati Balok Portal As-C... 162
Gambar 7.28 Beban Hidup Balok Portal As-C... 162
Gambar 7.29 Balok Portal As-D... ... 162
Gambar 7.30 Beban Mati Balok Portal As-D... 164
Gambar 7.31 Beban Hidup Balok Portal As-D... . 164
xvi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban hidup ... 4
Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U ... 7
Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan ø ... 7
Tabel 3.1 Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording ... 16
Tabel 3.2 Perhitungan Panjang Batang Pada Setengah Kuda-kuda ... 18
Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-kuda ... 29
Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin ... 31
Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda... 31
Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda... 36
Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Pada Jurai ... 37
Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Jurai... 48
Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin ... 50
Tabel 3.10 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai ... 50
Tabel 3.11 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai ... 56
Tabel 3.12 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama A ... 57
Tabel 3.13 Rekapitulasi Beban Mati B ... 87
Tabel 3.14 Perhitungan Beban Angin B ... 89
xvii
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
A = Luas penampang batang baja (cm2) B = Luas penampang (m2)
AS’ = Luas tulangan tekan (mm2) AS = Luas tulangan tarik (mm2)
B = Lebar penampang balok (mm) C = Baja Profil Canal
D = Diameter tulangan (mm) Def = Tinggi efektif (mm) E = Modulus elastisitas(m) e = Eksentrisitas (m)
F’c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa) Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa) g = Percepatan grafitasi (m/dt)
h = Tinggi total komponen struktur (cm) H = Tebal lapisan tanah (m)
I = Momen Inersia (mm2)
L = Panjang batang kuda-kuda (m) M = Harga momen (kgm)
xviii q = Beban merata (kg/m)
q’ = Tekanan pada pondasi ( kg/m) S = Spasi dari tulangan (mm) Vu = Gaya geser berfaktor (kg) W = Beban Angin (kg)
Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm)
= Diameter tulangan baja (mm)
= Faktor reduksi untuk beton
= Tulangan tarik (As/bd)
= Tegangan yang terjadi (kg/cm3)
= Faktor penampang
BAB 3 Perencanaan Atap
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas tinggi, bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini.
Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja.
1.2.
Maksud Dan Tujuan
BAB 3 Perencanaan Atap
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Program Diploma Tiga Jurusan Teknik Sipil memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan:
1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat.
2. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung.
3. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung.
1.3.
Kriteria Perencanaan
1. Spesifikasi Bangunan
a. Fungsi bangunan : Hotel b. Luas bangunan : 1050 m2 c. Jumlah lantai : 2 lantai d. Tinggi antar lantai : 4 m
e. Penutup atap : Rangka kuda-kuda baja
f. Pondasi : Foot Plat
2. Spesifikasi Bahan
a. Mutu baja profil : BJ 37
b. Mutu beton (f’c) : 25 MPa
c. Mutu baja tulangan (fy) : Polos: 240 MPa. Ulir: 380 MPa.
1.4.
Peraturan - Peraturan Yang Berlaku
1. Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung (SNI 03-1729-2002).
2. Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung (SNI 03-1727-1989-2002).
3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1989). 1
BAB 3 Perencanaan Atap
BAB 2
DASAR TEORI
2.1.
Dasar Perencanaan
2.1.1. Jenis Pembebanan
Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut, (SNI 03.1727-1989-2002). beban beban tersebut adalah:
1. Beban Mati (qd)
Beban mati adalah beban dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap atau tidak berubah, termasuk segala unsur tambahan serta peralatan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah:
a) Bahan Bangunan:
1. Beton Bertulang ... 2400 kg/m3 2. Pasir ... 1800 kg/m3 3. Beton... 2200 kg/m3 b) Komponen Gedung:
1. Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari:
- semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4mm ... ….11 kg/m2 - kaca dengan tebal 3-4 mm ... ….10 kg/m2 2. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk ... ….50 kg/m2
3. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan)
per cm tebal……….24 kg/m2
BAB 3 Perencanaan Atap
2. Beban Hidup (ql)
Beban hidup adalah beban yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG 1983).
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari:
Beban atap ... 100 kg/m2 Beban tangga dan bordes ... 300 kg/m2 Beban lantai ... 250 kg/m2
Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel:
Tabel 2.1. Koefisien Reduksi Beban Hidup
Penggunaan Gedung Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk a. PERUMAHAN/HUNIAN
Penginapan, rumah tinggal, hotel b. PERTEMUAN UMUM
Ruang Rapat, R. Serba Guna, Musholla c. PENYIMPANAN
Perpustakaan, Ruang Arsip d. TANGGA
Rumah sakit/Poliklinik
BAB 3 Perencanaan Atap
3. Beban Angin (W)
Beban Angin adalah beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan adanya tiupan angin (perbedaan tekanan udara). (PPIUG 1983).
Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m2.
Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup: 1. Dinding Vertikal
a) Di pihak angin ... + 0,9 b) Di belakang angin ... - 0,4 2. Atap segitiga dengan sudut kemiringan
a) Di pihak angin : < 65... 0,02 - 0,4 65 < < 90 ... + 0,9 b) Di belakang angin, untuk semua ... - 0,4
2.1.2. Sistem Kerjanya Beban
BAB 3 Perencanaan Atap
Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung bertingkat dapat digambarkan pada diagram alur sebagai berikut :
Gambar 2.1 Diagram Alur Beban
2.1.3. Provisi Keamanan
Dalam pedoman beton, SNI 03-1727-1989-2002 struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan.
Atap
Balok induk
Balok anak
Kolom
BAB 3 Perencanaan Atap
Tabel 2.2. Faktor Pembebanan U No. KOMBINASI
BEBAN
FAKTOR U
1. 2. 3. 4. 5.
D, L D, L, W D, W D, Lr, E D, E
1,2 D +1,6 L
0,75 ( 1,2 D + 1,6 L + 1,6 W ) 0,9 D + 1,3 W
1,05 ( D + Lr E ) 0,9 ( D E )
Keterangan : D = Beban mati L = Beban hidup
Lr = Beban hidup tereduksi W = Beban angin
E = Beban gempa
Tabel 2.3. Faktor Reduksi Kekuatan
No GAYA
1. 2. 3. 4. 5.
Lentur tanpa beban aksial
Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur Geser dan torsi
Tumpuan Beton
0,80 0,80 0,65-0,80
0,60 0,70
BAB 3 Perencanaan Atap
pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum.
Beberapa persyaratan utama pada Pedoman Beton SNI 03-1727-1989-2002 adalah sebagai berikut:
a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db atau 25 mm, dimana db adalah diameter tulangan.
b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm.
Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah:
a) Untuk pelat dan dinding = 20 mm
b) Untuk balok dan kolom = 40 mm
c) Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm
2.2.
Perencanaan Atap
1. Pembebanan
Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah: a. Beban mati
b. Beban hidup 2. Asumsi Perletakan
a. Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi. b. Tumpuan sebelah kanan adalah Rol.
3. Analisa tampang menggunakan peraturan PPBBI 1984.
BAB 3 Perencanaan Atap
1. Pembebanan: a. Beban mati
b. Beban hidup : 300 kg/m2
2. Asumsi Perletakan
a. Tumpuan bawah adalah Jepit. b. Tumpuan tengah adalah Jepit. c. Tumpuan atas adalah Jepit.
2.4.
Perencanaan Plat Lantai
1. Pembebanan: a. Beban mati
b. Beban hidup : 250 kg/m2 2. Asumsi Perletakan : jepit penuh
2.5.
Perencanaan Balok Anak
1. Pembebanan: a. Beban mati
b. Beban hidup : 250 kg/m2 2. Asumsi Perletakan : jepit
2.6.
Perencanaan Portal
1. Pembebanan: a. Beban mati
BAB 3 Perencanaan Atap
2. Asumsi Perletakan a. Jepit pada kaki portal
b. Bebas pada kaki portal yang lain
2.7.
Perencanaan Pondasi
Pembebanan:
BAB 3 Perencanaan Atap
SK
JR
G G G G
KD A KD B KD A
N
KD B KD B
13 2
16 14
3
15
17 18
19 4
5
BAB 3
PERENCANAAN ATAP
3.1.
Rencana Atap ( Sistem Kuda-Kuda)
Gambar 3.1. Rencana Atap
Keterangan :
KK A = Kuda-kuda utama A G = Gording KK B = Kuda-kuda utama B N = Nok SK = Setengah kuda-kuda JR = Jurai
Gambar 3.2. Setengah Kuda-kuda
BAB 3 Perencanaan Atap
Gambar 3.3. Jurai
Gambar 3.4. Kuda-kuda Utama
3.1.1. Dasar Perencanaan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut :
a. Jarak antar kuda-kuda : 5 m b. Kemiringan atap () : 30
c. Bahan gording : baja profil lip channels in front to front ( ) d. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki ( )
e. Bahan penutup atap : genteng tanah liat
BAB 3 Perencanaan Atap
g. Jarak antar gording : 1,732 m
h. Bentuk atap : limasan
i. Mutu baja profil : Bj-37
ijin = 1600 kg/cm2
Leleh = 2400 kg/cm2 (SNI 03–1729-2002)
3.2.
Perencanaan Gording
3.2.1. Perencanaan Pembebanan
Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels in front to front arrangement ( ) 125 x 100 x 20 x 3,2 pada perencanaan kuda-
kuda dengan data sebagai berikut : a. Berat gording = 12,3 kg/m. b. Ix = 362 cm4. c. Iy = 225 cm4. d. h = 125 mm e. b = 100 mm
f. ts = 3,2 mm g. tb = 3,2 mm h. Zx = 58,0 cm3. i. Zy = 45,0 cm3.
BAB 3 Perencanaan Atap
Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983), sebagai berikut :
a. Berat penutup atap = 50 kg/m2.
b. Beban angin = 25 kg/m2.
c. Berat hidup (pekerja) = 100 kg. d. Berat penggantung dan plafond = 18 kg/m2
3.2.2. Perhitungan Pembebanan a. Beban Mati (titik)
Berat gording = = 12,3 kg/m
Berat penutup atap = ( 1,732 x 50 ) = 86,6 kg/m
Berat plafon = (1,5 x 18) = 27
q = 125,9 kg/m
qx = q sin = 125,9 x sin 30 = 62,95 kg/m. qy = q cos = 125,9 x cos 30 = 109,033 kg/m. Mx1 = 1/8 . qy . L2 = 1/8 x 109,033 x ( 5 )2 = 340,73 kgm. My1 = 1/8 . qx . L2 = 1/8 x 62,95 x ( 5 )2 = 196,72 kgm.
+ y
P qy qx
BAB 3 Perencanaan Atap
b. Beban hidup
P diambil sebesar 100 kg.
Px = P sin = 100 x sin 30 = 50 kg. Py = P cos = 100 x cos 35 = 86,602 kg. Mx2 = 1/4 . Py . L = 1/4 x 86,602 x 5 = 108,253 kgm. My2 = 1/4 . Px . L = 1/4 x 50 x 5 = 62,5 kgm.
c. Beban angin
TEKAN HISAP
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2 (PPIUG 1983) Koefisien kemiringan atap () = 30
1) Koefisien angin tekan = (0,02– 0,4) = (0,02.30 – 0,4) = 0,2
2) Koefisien angin hisap = – 0,4 Beban angin :
1) Angin tekan (W1) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2) = 0,2 x 25 x ½ x (1,732+1,732) = 8,66 kg/m. 2) Angin hisap (W2) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= – 0,4 x 25 x ½ x (1,732+1,732) = -17,32 kg/m. Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx :
y
P Py Px
BAB 3 Perencanaan Atap
[image:32.595.141.459.361.740.2]1) Mx (tekan) = 1/8 . W1 . L2 = 1/8 x 8,66 x (5)2 = 27,063 kgm. 2) Mx (hisap) = 1/8 . W2 . L2 = 1/8 x -17,32x (5)2 = -54,125 kgm. Tabel 3.1 Kombinasi gaya dalam pada gording
Mo men B eban Mati Beba n Hidup
Beban Angin Kombinasi
Te kan Hi sap Min imum Maks imum Mx (kgm) My (kgm) 3 40,73 1 96,72 108, 253 62,5 27 ,063 - -54,125 - 394 ,858 259 ,22 476,0 46 259,2 2
3.2.3. Kontrol Terhadap Tegangan
Kontrol terhadap tegangan Maximum
Mx = 476,046 kgm = 47604,6 kgcm.
My = 259,22 kgm = 25922 kgcm.
σ = 2 2 Zy M y Zx M x = 2 2 45,0 25922 58,0 47604,6
= 1002,741 kg/cm2 < σ ijin = 1600 kg/cm2 ( ok…!! ) Kontrol terhadap tegangan Minimum
Mx = 394,858 kgm = 39485,8 kgcm.
My = 259,22 kgm = 25922 kgcm.
σ = 2 2 Zy M y Zx M x = 2 2 45,0 25922 0 , 58 8 , 39485
= 891,8 kg/cm2 < σ ijin = 1600 kg/cm2 ( ok…!! )
BAB 3 Perencanaan Atap
Di coba profil : 125 x 100 x 20 x 3,2
E = 2,1 x 106
kg/cm2
Ix = 362 cm4
Iy = 225 cm4
qx = 0,6295
kg/cm
qy = 1,09033
kg/cm
Px = 50 kg
Py = 86,602
kg 500 180 1
Zijin 2,78 cm
Zx =
Iy E L Px Iy E L qx . . 48 . . . 384 . .
5 4 3
= 5 , 22 . 10 . 1 , 2 . 48 ) 500 .( 50 225 . 10 . 1 , 2 . 384 ) 500 .( 6295 , 0 . 5 . 6 3 6 4
= 1,36021 cm
Zy =
Ix E L Py Ix E l qy . . 48 . . . 384 . .
5 4 3
= 362 . 10 . 1 , 2 . 48 ) 500 .( 602 , 86 362 . 10 1 , 2 . 384 ) 500 .( 09033 , 1 . 5 6 3 6 4
= 1,467 cm
Z = Zx2Zy2
= (1,36021)2 (1,467)2 2,001 cm Z Zijin
2,001 cm 2,78 cm ……… aman !
BAB 3 Perencanaan Atap
3.3. Perencanaan Setengah Kuda-kuda
Gambar 3.6. Rangka Batang Setengah Kuda- kuda
3.3.1. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda
Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.2 Perhitungan panjang batang pada setengah kuda-kuda
Nomor Batang Panjang Batang Nomor Batang Panjang Batang
1 1,732 11 0,866
2 1,732 12 1,732
3 1,732 13 1,732
4 1,732 14 2,291
5 1,732 15 2,598
6 1,5 16 3
7 1,5 17 3,464
8 1,5 18 3,775
9 1,5 19 4,33
10 1,5
BAB 3 Perencanaan Atap m o c b a d e j g k h n f l i x v w s p q t a' y z
b' c' d'
r u h' e'f'g'
Gambar 3.7. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Panjang atap df = 7,5 m
Panjang atap ac = 8,5 m
Panjang atap h’e = 5 x 1,732 = 8,66 m Panjang atap h’b = (5 x 1,732) + 1,15
= 9,81 m
Panjang atap h’h = (4 x 1,732) + (0,5 x 1,732) = 7,794 m
Panjang atap h’n = (3 x 1,732) + (0,5 x 1,732) = 6,062 m
Panjang atap h’t = (2 x 1,732) + (0,5 x 1,732) = 4,33 m
Panjang atap h’n = 1,732 + (0,5 x 1,732) = 2,598 m
Panjang atap h’f’ = (0,5 x 1,732) = 0,866 m Panjang atap gi =
e h h h df ' ' . = 66 , 8 794 , 7 5 , 7 = 6,75 m
Panjang atap mo =
BAB 3 Perencanaan Atap
= 5,25 m Panjang atap su =
66 , 8 33 , 4 5 , 7 ' ' . e h t h df = 3,75 m
Panjang atap ya’ =
66 , 8 598 , 2 5 , 7 ' ' . e h z h df
= 2,25 m Panjang atap su =
66 , 8 866 , 0 5 , 7 ' ' ' . e h f h df
= 0,75 m
Luas atap acgi
= giac)hb 2
(
= ) 2,016
2 5 , 8 75 , 6
( = 15,372 m2
Luas atap gimo
= gimo)nh 2
(
= ) 1,732
2 25 , 5 75 , 6
( = 10,392 m2
Luas atap mosu
= mosu)tn 2
(
= ) 1,732
2 75 , 3 25 , 5
( = 7,794 m2
Luas atap suya’
= suya )zt 2
' (
= ) 1,732
2 25 , 2 75 , 3
( = 5,196 m2
BAB 3 Perencanaan Atap
= ya e g) f'z 2
' ' '
(
= ) 1,732
2 75 , 0 25 , 2
( = 2,598 m2
Luas atap pmno
=½. e’g’.h’f’
=½. 0,75.0,866 = 0,325 m2
m o
c b
a
d e
j g
k h n
f l
i x v w s
p q
t a' y z
b' c' d'
[image:37.595.135.480.102.459.2]r u h' e'f'g'
Gambar 3.8. Luasan Plafon Setengah Kuda-Kuda Panjang atap df = 7,5 m
Panjang atap ac = 8,5 m
Panjang atap h’e = 5 x 1,5 = 7,5 m Panjang atap h’b = (5 x 1,5) + 1
= 8,5 m
Panjang atap h’h = (4 x 1,5) + (0,5 x 1,5) = 6,75 m
Panjang atap h’n = (3 x 1,5) + (0,5 x 1,5) = 5,25 m
Panjang atap h’t = (2 x 1,5) + (0,5 x 1,5) = 3,75 m
BAB 3 Perencanaan Atap
= 2,25 m Panjang atap h’f’ = 0,5 x 1,5
= 0,75 m
Panjang plafon gi = e h h h df ' ' . = 5 , 7 75 , 6 5 , 7 = 6,75 m
Panjang plafon mo =
5 , 7 25 , 5 5 , 7 ' ' . e h n h df = 5,25 m
Panjang plafon su =
5 , 7 75 , 3 5 , 7 ' ' . e h t h df = 3,75 m
Panjang plafon ya’ =
5 , 7 25 , 2 5 , 7 ' ' . e h z h df = 2,25 m
Panjang plafon su =
5 , 7 75 , 0 5 , 7 ' ' ' . e h f h df
= 0,75 m
Luas plafon acgi
= giac)hb 2
(
= ) 1,75
2 5 , 8 75 , 6
( = 13,344 m2
Luas plafon gimo
= gimo)nh 2
(
= ) 1,5
2 25 , 5 75 , 6
( = 9 m2
BAB 3 Perencanaan Atap
= mosu)tn 2
(
= ) 1,5
2 75 , 3 25 , 5
( = 6,75 m2
Luas plafon suya’
= suya )zt 2
' (
= ) 1,5
2 25 , 2 75 , 3
( = 4,5 m2
Luas plafon ya’e’g’
= ya e g) f'z 2
' ' '
(
= ) 1,5
2 75 , 0 25 , 2
( = 2,25 m2
Luas plafon pmno
= ½. e’g’.h’f’
= ½. 0,75.0,75 = 0,2813 m2
3.3.3. Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda
Data-data pembebanan :
Berat penutup atap = 50 kg/m2 Berat profil rangka kuda-kuda = 25 kg/m Berat profil gording = 11 kg/m
P10 P7 P8 P9 P1
P3 P2
P4 P5
[image:39.595.109.369.100.415.2]P11 P6
BAB 3 Perencanaan Atap
a) Perhitungan Beban Beban Mati
1) Beban P1
a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording ac = 12,3 x 8,5
= 104,55 kg
b) Beban atap = Luas atap acgi x Berat atap = 15,372 x 50
= 768,6 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 1 + 4 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,732 + 1,5) x 25
= 40,4 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 40,4
= 12,12 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 40,4
= 4,04 kg
f) Beban plafon =Luas plafon acgi x berat plafon = 13,344 x 18
= 240,192 kg
2) Beban P2
a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording jl = 12,3 x 6
= 73,8 kg
b) Beban atap = Luas atap atap gimo x berat atap = 10,392 x 50
= 519,6 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
= ½ x (1,732 + 1,732 + 0,866 + 1,732) x 25 = 75,775 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 75,775
= 22,733 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 75,775
= 7,578 kg
3) Beban P3
a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording pr = 12,3 x 4,5
= 55,35 kg
b) Beban atap = Luas atap atap mosu x berat atap = 7,794 x 50
= 389,7 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 2+3+13+14 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,732 + 1,732 + 1,732 + 2,291) x 25
= 93,588 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 93,588
= 28,08 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 93,588
= 9,3588 kg
4) Beban P4
a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording vx = 12,3 x 3
= 36,9 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
= 5,196 x 50 = 259,8 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 3+4+15+16 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,732 + 1,732 + 2,598 + 3) x 25
= 113,275 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 113,275
= 33,983 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 111,275
= 11,328 kg 5) Beban P5
a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording b’d; = 12,3 x 1,5
= 18,45 kg
b) Beban atap = Luas atap atap ya’e’g’ x berat atap = 2,598 x 50
= 129,9 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 4+5+17 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,732 + 1,732 + 3,464) x 25
= 86,6 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 86,6
= 25,98 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 86,6
= 8,66 kg 6) Beban P6
a) Beban atap = Luas atap atap h’e’g’ x berat atap = 0,325x 50
BAB 3 Perencanaan Atap
b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 5+18+19 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,732 + 3,775 + 4,33) x 25
= 122,963 kg
c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 122,963
= 36,89 kg
d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 122,963
= 12,2963 kg 7) Beban P7
a) Beban plafon = Luas atap plafon gimo x berat plafon = 9 x 18
= 162 kg
b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 6+7+11 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 0,866) x 25
= 48,325 kg
c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 48,325
= 14,498 kg
d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 48,325
= 4,833 kg 8) Beban P8
a) Beban plafon = Luas atap plafon mosu x berat plafon = 6,75x 18
= 121,5 kg
b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 7+8+12+13 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 1,732 + 1,732) x 25
= 80,8 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
= 24,24 kg
d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 80,8
= 8,08 kg 9) Beban P9
a) Beban plafon = Luas atap plafon suya’ x berat plafon = 4,5 x 18
= 81 kg
b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 8+9+14+15 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 2,291 + 2,598) x 25
= 98,613 kg
c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 98,613
= 14,498 kg
d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 98,613
= 9,8613 kg 10)Beban P10
a) Beban plafon = Luas atap plafon ya’e’g’ x berat plafon = 2,25 x 18
= 40,5 kg
b) Beban kuda-kuda = ½ xBtg(9+10+16+17+18) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 3 + 3,464 + 3,775) x 25
= 165,488 kg
c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 165,488
= 49,65 kg
d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 165,488
BAB 3 Perencanaan Atap
e) Beban plafon = Luas atap plafon h’e’g’ x berat plafon = 0,2813 x 18
= 5,0634 kg
f) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 10+19 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 4,33) x 25
= 72,875 kg
g) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 72,875
= 21,863 kg
h) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 72,875
[image:45.595.71.569.399.680.2]= 7,2875 kg
Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-kuda
Beban
Beban Atap
(kg)
Beban gording
(kg)
Beban Kuda - kuda
(kg)
Beban Bracing
(kg)
Beban Plat Penyambug
(kg)
Beban Plafon (kg)
Jumlah Beban
(kg)
Input SAP 2000 ( kg )
P1 768,6 104,55 40,4 4,01 12,12 240,192 1169,87 1170
P2 519,6 73,8 75,775 7,578 22,733 - 699,486 700
P3 389,7 55,35 93,588 9,3588 28,08 - 576,077 577
P4 259,8 36,9 113,275 11,328 33,983 - 455,286 456
P5 129,9 18,45 86,6 8,66 25,98 - 269,59 270
P6 16,25 - 122,963 12,2963 36,89 - 188,399 189
P7 - - 48,325 4,833 14,498 162 229,656 230
P8 - - 80,8 8,08 24,24 121,5 234,62 235
P9 - - 98,613 9,8613 29,584 81 219,058 220
P10 - - 165,488 16,549 49,65 40,5 272,187 273
P11 - - 72,875 7,2875 21,863 5,0634 107,09 108
Beban Hidup
BAB 3 Perencanaan Atap
Beban Angin
Perhitungan beban angin :
W1 W2
W3
W4 W5
[image:46.595.213.411.185.321.2]W6
Gambar 3.10. Pembebanan setengah kuda-kuda utama akibat beban angin
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2 (PPIUG 1983) 1) Koefisien angin tekan = 0,02
0,40= (0,02 x 30) – 0,40 = 0,2
a) W1 = luas atap acgi x koef. angin tekan x beban angin = 15,372 x 0,2 x 25 = 76,86 kg
b) W2 = luas atap gimo x koef. angin tekan x beban angin = 10,392 x 0,2 x 25 = 51,96 kg
c) W3 = luas atap pmno x koef. angin tekan x beban angin = 7,794 x 0,2 x 25 = 38,97 kg
d) W4 = luas atap pmno x koef. angin tekan x beban angin = 5,196 x 0,2 x 25 = 25,98 kg
e) W5 = luas atap pmno x koef. angin tekan x beban angin = 2,598 x 0,2 x 25 = 12,99 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
Tabel 3.4. Perhitungan beban angin Beban
Angin
Beban (kg)
Wx W.Cos (kg)
(Untuk Input SAP2000)
Wy W.Sin (kg)
(Untuk Input SAP2000)
W1 76,86 66,563 67 38,43 39
W2 51,96 44,999 45 25,98 26
W3 38,97 33,75 34 19,485 20
W4 25,98 22,5 23 12,99 13
W5 12,99 11,25 12 6,495 7
W6 1,625 1,41 2 0,813 1
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut :
Tabel 3.5. Rekapitulasi gaya batang setengah kuda-kuda Batang
kombinasi Tarik (+)
( kg )
Tekan (-) ( kg )
1 - 2253,39
2 - 892,73
3 484,08 -
4 1761,50 -
5 2935,64 -
6 1937,70 -
7 1928,54 -
8 756,87 -
9 - 413,98
10 - 1509,15
11 296,81 -
BAB 3 Perencanaan Atap
13 1063,66 -
14 - 1780,14
15 1711,53 -
16 - 2178,92
17 2320,29 -
18 - 2584,62
19 - 50,39
3.3.4. Perencanaan Profil Kuda- kuda Perhitungan profil batang tarik Pmaks. = 2935,64 kg
ijin = 1600 kg/cm2
2 ijin maks. netto
cm 1,835
1600 2935,64
σ
P F
Fbruto = 1,15 . Fnetto = 1,15 . 1,835 cm2 = 2,11 cm2
Dicoba, menggunakan baja profil 60. 60. 6 F = 2 . 6,91 cm2 = 13,82 cm2
F = penampang profil dari tabel profil baja
Kontrol tegangan yang terjadi :
13,82 .
0,85 64 , 2935
F . 0,85
P
σ mak s.
BAB 3 Perencanaan Atap 0,75ijin
249,91 kg/cm2 1200 kg/cm2……. aman !! Perhitungan profil batang tekan
Pmaks. = 2584,62 kg
lk = 3,77482 m = 377,482 cm
Dicoba, menggunakan baja profil 60. 60. 6 ix = 1,82 cm
F = 2 . 6,91 = 13,82 cm2
41 , 207 1,82 482 , 377 i lk λ x 111,02 kg/cm 2400 σ dimana, ... σ . 0,7 E π λ 2 leleh leleh g 1,87 111,02 207,41 λ λ λ g s
Karena s≥ 1 maka :
2 s
2,381.
= 8,33 Kontrol tegangan yang terjadi :
2 maks. kg/cm 1557.88 82 . 13 33 . 8 . 62 , 2584 F ω . P σ
ijin
1557,88 kg/cm2 1600 kg/cm2 ………….. aman !!!
BAB 3 Perencanaan Atap
Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 13,7 mm.
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d = 0,625 . 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm
Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6 . ijin
= 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2
Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . ijin
= 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Kekuatan baut :
a) Pgeser = 2 . ¼ . . d2 . geser = 2 . ¼ . . (1,27)2 . 960 = 2430,96 kg
b) Pdesak= . d . tumpuan = 0,9 . 1,27 . 2400 = 2743,20 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur, 06 , 1 2430,96 2584,62 P
P n
geser
maks.
BAB 3 Perencanaan Atap
Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S1 3 d
Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm
= 3 cm b) 2,5 d S2 7 d
Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm
Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur.
Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm.
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 . ijin = 0,6 . 1600 =960 kg/cm2
Tegangan tumpuan yang diijinkan
Teg. tumpuan = 1,5 . ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2
Kekuatan baut :
a) Pgeser = 2 . ¼ . . d2 . geser = 2 . ¼ . . (127)2 . 960 = 2430,96 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
= 0,9 . 1,27. 2400 = 2473,2 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur,
1,21 2430,96 2935,64 P
P n
geser
maks.
~ 2 buah baut
Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S1 3 d
Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm
= 3 cm b) 2,5 d S2 7 d
[image:52.595.113.417.468.736.2]Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm
Tabel 3.6. Rekapitulasi perencanaan profil setengah kuda-kuda
Nomor Batang
Dimensi Profil Baut (mm)
1 60. 60. 6 2 12,7
2 60. 60. 6 2 12,7
3 60. 60. 6 2 12,7
4 60. 60. 6 2 12,7
5 60. 60. 6 2 12,7
6 60. 60. 6 2 12,7
7 60. 60. 6 2 12,7
8 60. 60. 6 2 12,7
9 60. 60. 6 2 12,7
10 60. 60. 6 2 12,7
11 60. 60. 6 2 12,7
BAB 3 Perencanaan Atap
3
8 14
1 13
6 11
7 12
2
9 10
16 15
17 18 4
5
19
13 60. 60. 6 2 12,7
14 60. 60. 6 2 12,7
15 60. 60. 6 2 12,7
16 60. 60. 6 2 12,7
17 60. 60. 6 2 12,7
18 60. 60. 6 2 12,7
19 60. 60. 6 2 12,7
[image:53.595.114.500.43.415.2]3.4. Perencanaan Jurai
Gambar 3.11. Rangka Batang Jurai
3.4.1. Perhitungan Panjang Batang jurai
[image:53.595.114.544.463.672.2]Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan panjang batang pada jurai
Nomor Batang Panjang Batang Nomor Batang Panjang Batang
1 2,29 11 0,87
2 2,29 12 2,29
3 2,29 13 1,73
4 2,29 14 2,74
5 2,29 15 2,6
6 2,12 16 3,35
7 2,12 17 3,46
8 2,12 18 4,06
9 2,12 19 4,33
BAB 3 Perencanaan Atap
3.4.2. Perhitungan luasan jurai
j P2 k e b
h a
P1 g d
q u
u'
f' f
c c'
i l
n o
r
i' l' o' r' e' b' p P4 z P3 m
t w s v
y a'' a'
x' x c' d'
d'' f' g' g'' h'
Gambar 3.12. Luasan Atap Jurai
Panjang atap h’g’’ = g’’d’’= d’’a’’= a’’x’ = x’u’ = u’r’ = r’o’ = o’l’ = l’i’ = i’f’ = (0,5 x 1,732) = 0,87 m
Panjang atap f’c’ = 1,15 m
Panjang atap i’c’ = 0,87 + 1,15 = 2,02 m Panjang atap hi = 3,38 m
Panjang atap no = 2,63 m Panjang atap tu = 1,88 m Panjang atap za’ = 1,13 m Panjang atap f’g’ = 0,38 m Panjang atap bc = 4,25 m
Luas atap abcihg
= (2 x (
2 bc hi
x i’c’)
= ( 2 x (
2 25 , 4 38 , 3
BAB 3 Perencanaan Atap
= 15,413 m2 Luas atap ghionm
= (2 x (
2 no hi x o’i’)
= ( 2 x (
2 63 , 2 38 , 3 x 1,732) = 10,41 m2
Luas atap mnouts
= (2 x (
2 tu no
x u’o’)
= ( 2 x (
2 88 , 1 63 , 2 x 1,732) = 7,81 m2
Luas atap stua’zy
= (2 x (
2 ' za tu
x a’’u’)
= ( 2 x (
2 13 , 1 88 , 1 x 1,732) = 5,213 m2
Luas atap yza’g’f’e’
= (2 x (
2 ' ' ' f g za
x g’’a’’)
= ( 2 x (
2 13 , 1 88 , 1 x 1,732) = 2,62 m2
Luas atap e’f’g’h’
= 2 x ( ½ x f’g’ x h’g’’) = 2 x ( ½ x 0,38 x 0,87) = 0,331 m2
BAB 3 Perencanaan Atap
= de + ef = 3,75+3,75 = 7,5 m Panjang Gording jkl
= jk + kl = 3+3 = 6 m Panjang Gording pqr
= pq + qr = 2,25+2,25 = 4,5 m Panjang Gording vwx
= vw + wx = 1,5+1,5 = 3 m Panjang Gording b’c’d’
= b’c’ + c’d’ = 0,75+0,75 = 1,5 m
j P2 k e b
h a
P1 g d
q u
u'
f' f
c c'
i l n
o r
i' l' o' r' e' b' p P4 z P3 m
t w s v
y a'' a'
x' x c' d'
BAB 3 Perencanaan Atap
Gambar 3.13. Luasan Plafon Jurai
Panjang plafon h’g’’ = g’’d’’= d’’a’’= a’’x’ = x’u’ = u’r’ = r’o’ = o’l’ = l’i’ = i’f’ = (0,5 x 1,5) = 0,75 m
Panjang plafon f’c’ = 1 m
Panjang plafon i’c’ = 0,75+1 = 1,75 m Panjang plafon hi = 3,38 m
Panjang plafon no = 2,63 m Panjang plafon tu = 1,88 m Panjang plafon za’ = 1,13 m Panjang plafon f’g’ = 0,38 m Panjang plafon bc = 4,25 m
Luas plafon abcihg
= (2 x (
2 bc hi x i’c’)
= ( 2 x (
2 25 , 4 38 , 3 x 1,75) = 13,353 m2
Luas plafon ghionm
= (2 x (
2 no hi x o’i’)
= ( 2 x (
2 63 , 2 38 , 3 x 1,5) = 9,015 m2
Luas plafon mnouts
= (2 x (
2 tu no
x u’o’)
= ( 2 x (
BAB 3 Perencanaan Atap
Luas plafon stua’zy
= (2 x (
2 ' za tu
x a’’u’)
= ( 2 x (
2 13 , 1 88 , 1
x 1,5) = 4,52 m2
Luas plafon yza’g’f’e’
= (2 x (
2 ' ' ' f g za
x g’’a’’)
= ( 2 x (
2 13 , 1 88 , 1
x 1,5) = 2,265 m2
Luas plafon e’f’g’h’
= 2 x ( ½ x f’g’ x h’g’’) = 2 x ( ½ x 0,38 x 0,75) = 0,285 m2
3.4.3. Perhitungan Pembebanan Jurai
Data-data pembebanan :
Berat penutup atap = 50 kg/m2 Berat profil kuda-kuda = 25 kg/m
BAB 3 Perencanaan Atap
14 13
P8 P7
11 6
1 7
12
P9 P10
8 9
P11
10
P3
P2
P1 2
15 3
16 17
P4
4
18 19 5
P5 P6
Gambar 3.14. Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati a. Perhitungan Beban
Beban Mati 1) Beban P1
a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording def = 12,3 x 7,5
= 92,25 kg
b) Beban atap = Luas atap abcihg x Berat atap = 15,413 x 50
= 770,65 kg
c) Beban plafon =Luas plafon abcihg x berat plafon = 13,353 x 18
= 240,354 kg
d) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 1 + 6 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,29+2,12) x 25
= 55,125 kg
e) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 55,125
= 16,538 kg
f) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 55,125
BAB 3 Perencanaan Atap
a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording jkl = 12,3 x 6
= 22 kg
b) Beban atap = Luas atap ghionm x berat atap = 10,41 x 50
= 520,5 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (1 + 2 + 11+12) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,29+2,29+0,87+2,29) x 25
= 96,75 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 96,75
= 29,025 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 96,75
= 9,675 kg 3) Beban P3
a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording pqr = 12,3 x 4,5
= 55,35 kg
b) Beban atap = Luas atap mnouts x berat atap = 7,81 x 50
= 390,5 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (2+3+13+14) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,29+2,29+1,73+2,74) x 25
= 113,125 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 113,125
= 33,938 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 113,125
BAB 3 Perencanaan Atap
4) Beban P4
a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording vwx = 12,3 x 3
= 36,9 kg
b) Beban atap = Luas atap stua’zy x berat atap = 5,213 x 50
= 260,65 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (3+4+15+16) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,29+2,29+2,6+3,35) x 25
= 131,625 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 131,625
= 39,488 kg
e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 131,625
= 13,163 kg 5) Beban P5
a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording b’c’d’ = 12,3 x 61,5
= 18,45 kg
b) Beban atap = Luas atap yza’g’f’e’ x berat atap = 2,265 x 50
= 113,25 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (4+5+17) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,29+2,29+3,46) x 25
= 100,5 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 100,5
= 30,15 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
= 10,05 kg 6) Beban P6
a) Beban atap = Luas atap e’f’g’h’ x berat atap = 0,331 x 50
= 25 kg
b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (5+18+19) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,29+4,06+4,33) x 25
= 133,5 kg
c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 133,5
= 13,35 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 133,5 = 40,05 kg 7) Beban P7
a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (6+7+11) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,12+2,12+0,87) x 25
= 63,875 kg
b) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 63,875
= 8,513 kg
c) Beban plafon =Luas plafon ghionm x berat plafon = 9,015 x 18
= 162,27 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 63,875
= 19,163 kg 8) Beban P8
a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (7+8+12+13) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,12+2,12+2,29+1,73) x 25
= 103,25 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
= 0,1 x 103,25 = 10,325 kg
c) Beban plafon =Luas plafon mnouts x berat plafon = 6,765 x 18
= 121,77 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 103,25
= 30,975 kg 9) Beban P9
a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (8+9+14+15) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,12+2,12+2,74+2,6) x 25
= 119,75 kg
b) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 119,75
= 11,975 kg
c) Beban plafon =Luas plafon stua’zy x berat plafon = 4,52 x 18
= 81,36 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 119,75
= 35,925 kg 10)Beban P10
a) Beban kuda-kuda = ½xBtg (9+10+16+17+18) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,12+2,12+3,35+3,46+4,06) x 25
= 188,875 kg
b) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 188,875
= 18,8875 kg
c) Beban plafon =Luas plafon yza’g’f’e’ x berat plafon = 2,265 x 18
BAB 3 Perencanaan Atap
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 188,875
= 56,663 kg 11)Beban P11
a) Beban kuda-kuda = ½xBtg (10+19) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,12+4,33) x 25
= 80,625 kg
b) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 0,1 x 80,625
= 8,063 kg
c) Beban plafon =Luas plafon e’f’g’h’ x berat plafon = 0,285 x 18
= 5,13 kg
d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 80,625
= 24,188 kg
Tabel 3.8. Rekapitulasi Pembebanan Jurai
Beban
Beban Atap
(kg)
Beban gording
(kg)
Beban Kuda - kuda
(kg)
Beban Bracing
(kg)
Beban Plat Penyambug
(kg)
Beban Plafon (kg)
Jumlah Beban
(kg)
Input SAP 2000 ( kg ) P1 770,65 92,25 55,125 5,513 16,538 240,354 1180,43 1181
P2 520,5 73,8 96,75 9,675 29,025 - 729,75 730
P3 390,5 55,35 113,125 11,313 33,938 - 604,226 605
P4 260,65 36,9 131,625 13,163 39,488 - 481,826 482
P5 113,25 18,45 100,5 10,05 30,15 - 272,4 273
P6 16,55 - 133,5 13,35 40,05 - 203,45 204
P7 - - 63,875 6,388 19,163 162,27 251,696 252
P8 - - 103,25 10,325 30,975 121,77 266,32 267
P9 - - 119,75 11,975 35,925 81,36 249,01 250
BAB 3 Perencanaan Atap
W6
W4
3
14 W1
6 7
1 11
13 12 2 W3 W2
8 9 10
16 15
17 18 4
W5
5
19
P11 - - 80,625 8,063 24,188 5,13 118,006 119
Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5, P6 = 100 kg
Beban Angin
Perhitungan beban angin :
Gambar 3.15. Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2.
1) Koefisien angin tekan = 0,02
0,40 = (0,02 x 30) – 0,40 = 0,2e) W1 = luas atap abcihg x koef. angin tekan x beban angin = 15,413 x 0,2 x 25
= 77,065 kg
f) W2 = luas atap ghionm x koef. angin tekan x beban angin = 10,41 x 0,2 x 25
BAB 3 Perencanaan Atap
g) W3 = luas atap mnop x koef. angin tekan x beban angin = 7,81 x 0,2 x 25
= 39,05 kg
h) W4 = luas atap mnop x koef. angin tekan x beban angin = 5,213 x 0,2 x 25
= 26,065 kg
i) W5 = luas atap mnop x koef. angin tekan x beban angin = 2,62 x 0,2 x 25
= 13,1 kg
j) W6 = luas atap mnop x koef. angin tekan x beban angin = 0,331 x 0,2 x 25
= 1,655 kg
Tabel 3.9. Perhitungan beban angin Beban
Angin Beban (kg)
Wx W.Cos (kg)
(Untuk Input SAP2000)
Wy W.Sin (kg)
(Untuk Input SAP2000)
W1 77,065 66,74 67 38,533 39
W2 45,08 45,08 46 26,025 27
W3 39,05 33,82 34 19,525 20
W4 26,065 22,573 23 13,033 14
W5 13,1 11,345 12 6,55 7
W6 1,655 1,433 2 0,83 1
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut :
Tabel 3.10. Rekapitulasi gaya batang jurai
Batang
kombinasi Tarik (+)
( kg )
Tekan (-) ( kg )
BAB 3 Perencanaan Atap
2 1248,43 -
3 677,47 -
4 2662,47 -
5 4456,67 -
6 2933,63 -
7 2916,57 -
8 1162,55 -
9 - 625,21
10 - 2457,21
11 341,44 -
12 - 1881,10
13 1179,98 -
14 - 2308,21
15 1888,62 -
16 - 2906,53
17 2764,13 -
18 - 3195,61
19 - 50,39
3.4.4. Perencanaan Profil jurai Perhitungan profil batang tarik Pmaks. = 4456,67 kg
ijin = 1600 kg/cm2
2 ijin maks. netto
cm 2,79
1600 67 , 4456
σ
P F
BAB 3 Perencanaan Atap
Dicoba, menggunakan baja profil 70. 70. 7 F = 2 . 9,4 cm2 = 18,8 cm2
F = penampang profil dari tabel profil baja
Kontrol tegangan yang terjadi :
2 mak s. kg/cm 278,9 18,8 . 0,85 67 , 4456 F . 0,85 P σ
0,75ijin
108,277 kg/cm2 1200 kg/cm2 …...…. aman !!
Perhitungan profil batang tekan Pmaks. = 3195,61 kg
lk = 4,05783 m = 405,783 cm
Dicoba, menggunakan baja profil 70. 70. 7 ix = 2,12 cm
F = 2 . 9,40 = 18,8 cm2
41 , 191 2,12 783 , 405 i lk λ x cm 111,02 kg/cm 2400 σ dimana, ... σ . 0,7 E π λ 2 leleh leleh g 724 , 1 111,02 191,41 λ λ λ g s
BAB 3 Perencanaan Atap
= 7,077
Kontrol tegangan yang terjadi :
2 maks.
kg/cm 1202,9432
18,8 077 , 7 . 61 , 3195
F
ω
. P
σ
ijin
1202,9432 1600 kg/cm2 ………….. aman !!!
3.4.5. Perhitungan Alat Sambung Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 13,7 mm.
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d = 0,625 . 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6 . ijin
= 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . ijin
= 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Kekuatan baut :
BAB 3 Perencanaan Atap
= 2430,96 kg b. Pdesak = . d . tumpuan
= 0,9 . 1,27 . 2400 = 2743,20 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg
Perhitungan jumlah baut-mur, 315 , 1 2430,96 3195,61 P
P n
geser
maks.
~ 2 buah baut
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S1 3 d
Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm
= 3 cm b) 2,5 d S2 7 d
Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm
Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur.
Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm.
BAB 3 Perencanaan Atap
Teg. Geser = 0,6 . ijin = 0,6 . 1600 =960 kg/cm2
Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . ijin
= 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2
Kekuatan baut :
a) Pgeser = 2 . ¼ . . d2 . geser = 2 . ¼ . . (127)2 . 960 = 2430,96 kg
b) Pdesak = . d . tumpuan = 0,9 . 1,27. 2400 = 2473,2 kg