• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUPERVISI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUPERVISI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKA (1)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SUPERVISI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKA

KINERJA GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

PADA MTs AL-KHAIRAAT OKI LAMA

KECAMATAN NAMROLE KABUPATEN BURU SELATAN

Mirna kwairumaratu

NIM. 150301067

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Ambon

Email: Mirnakwairumaratu01@gmail.com

A. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan bagian yang integral dalam kehidupan manusia, dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian dari nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan utama pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan pengetahuan keterampilan dan sikap anak didik secara optimal.

Hakekat pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formil dan non formil. Jadi dengan kata lain, pendidikan pada hakikatnya adalah ikhtiar manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia supaya berkembang sampai kepada titik maksimal yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.1

1

▸ Baca selengkapnya: contoh laporan hasil supervisi kepala madrasah

(2)

Maka pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik. Pendidikan memberikan kita pengetahuan yang luas, juga memberikan pelajaran kepada kita mengenai dunia sekitar, mengembangkan pemikiran tentang pandangan kehidupan.Pendidikan juga memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan membangun watak bangsa. Sekolah / Madrasah diharapkan dapat menghasilkan lulusan-lulusan ataupun output yang baik, berkualitas, memiliki prestasi belajar yang bagus dan bisa diandalkan. Untuk mencapai keberhasilan pendidikan tersebut harus melalui beberapa proses dan sistem yang baik. Oleh karena itu pendidikan mempunyai berbagai macam perangkat.

▸ Baca selengkapnya: contoh sk supervisi guru madrasah doc

(3)

diharapkan mampu berperan aktif sebagai pengelola proses pembelajaran, bertindak sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan organisasi kelas, penggunaan metode mengajar maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola belajar mengajar.Menurut Rochman Natawidjaya dalam Cece Wijaya, bahwa :

Untuk melaksanakan tugas profesionalnya, guru itu perlu memahami dan menghayati wujud peserta didik sebagai manusia yang akan dibimbingnya. Disisi lain guru harus pula memahami dan menghayati wujud anak lulusan sekolah sebagai gambaran hasil didikannya yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan filsafat hidup dan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.2

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan dapat mencetak generasi penerus yang tidak hanya pandai dalam bidang keilmuannya tapi juga memiliki akhlak yang baik. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, perlu adanya faktor pendukung baik dari orang tua peserta didik, masyarakat, pendidik, juga dari pemerintah agar menjalin hubungan yang baik supaya apa yang diharapkan dapat tercapai. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan harus menjadi fokus utama, agar bangsa ini bisa bersaing dengan negara lain.Salah satu problematika dalam dunia pendidikan saat ini adalah mengenai kualitas guru. Guru merupakanpahlawan tanpa tanda jasa, memiliki peran yang sangat penting, karena dalam pembelajaran guru memiliki hubungan yang terdekat dengan peserta didik.

Pada saat ini terdapat perkembangan baru dalam sistem pengajaran dan pendidikan.Ada kecenderungan yang kuat bahwa untuk meningkatkan kualitas layanan dalam kualifikasi profesional guru perlu dibina dan ditata kembali

2

(4)

kemampuannya sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk mengarahkan program guru.

Hal ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari supervisor.Dalam melaksanakan tugasnya pengawas berkewajiban membantu guru memberi dukungan yang dapat melaksanakan tugas dengan baik sebagai pendidik maupun pengajar.

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas guru, dilakukan melalui supervisi kepala madrasah untuk meningkatkan kinerja guru.Kepala sekolah merupakan figur yang menjadi contoh dan panutan bagi para guru dan para siswa dalam hal pembentukan karakter baik dalam hal disiplin, maupun dalam hal etika dan moral.Kepala madrasah merupakan jabatan tertinggi di suatu lembaga pendidikan, dimana ada guru dan staf-stafnya yang berada dibawah pimpinannya.Peserta didik juga tidak terlepas dari pimpinan kepala madrasah. Menurut Mulyasa dalam bukunya “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah” yaitu:

Kepala madrasah dikatakan sebagai pemimpin yang efektif bilamana ia mampu menjalankan proses kepemimpinannya yang mendorong, mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan dan tingkah laku kelompoknya. Inisiatif dan kreativitas kepala madrasah yang mengarah kepada kemajuan madrasah merupakan bagian integratif dari tugas dan tanggungjawab. Fungsi utamanya ialah menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efesien.3

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 telah terlihat arah profesionalisasi, meskipun belum tegas dalam pasal 20 Ayat (3) menyatakan

3

(5)

bahwa untuk menjadi pengawas perlu adanya pendidikan khusus.4Ini sudah lebih baik dari sebelumnya, meskipun isi pendidikan khusus yang dimaksud belum pasti menunjukkan dipenuhinya persyaratan kualitas profesional.

Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di sekolah serta mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah. Oleh karena itu ia harus melaksanakan supervisi secara baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi serta teknik dan pendekatan yang tepat.

Tugas seorang supervisor adalah membantu, mendorong dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses pembelajaran dapat dan harus diperbaiki pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap dan keterampilan guru harus dibantu secara profesional sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya yaitu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.

Persoalan-persoalan yang timbul di lapangan yang dihadapi oleh pendidik dan tenaga kependidikan, diusahakan untuk diatasi dengan bimbingan maupun koreksi oleh kepala sekolah tidak semata-mata bersifat birokratis, tetapi bersifat klinis (pembinaan teknis edukatif). Mengingat lingkup tugas kepala sekolah sebagai supervisor mencakup berbagai aspek, maka diperlukan juga modal pengetahuan dan wawasan yang cukup luas.5

4

Soejtipto,dkk, Profesi Keguruan, (Rineka Cipta, Jakarta), 2000, hlm. 236.

5

(6)

Supervisi yang dilakukan kepala sekolah antara lain untuk meningkatkan kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan dapat memenuhi misi pengajaran yang diembannya atau misi pendidikan nasional dalam lingkup yang lebih luas. Sebagaimana diketahui bahwa masalah profesi guru dalam mengemban kegiatan pembelajaran akan selalu dan terus berlanjut seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknlogi serta arus informasi yang tentunya berpengaruh dalam dunia pendidikan, maka bantuan supervisi kepala sekolah sangatlah penting dalam mengembangkan profesional guru sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Dengan adanya pengawasan tersebut dapat memberikan dampak positif dalam menumbuhkan dan mengembangkan profesi guru, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di negara kita, maka paradigma tenaga pendidikan pun sudah seharusnya mengalami perubahan pula, khususnya yang berkaitan dengan supervisi atau kepengawasan pendidikan ini. Dalam paradigma lama tergambar bahwa suatu kegiatan tidak dapat diharapkan berjalan dengan lancar dengan sendirinya sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan, jika tidak diawasi. Apa yang diharapkan untuk dikerjakan seseorang atau kelompok orang, seringkali kurang atau bahkan tidak dilakukan, bukan karena tidak mau atau tidak mengerti, tapi karena tidak ada orang yang mengawasi. Dengan seperti ini pula diharapkan suatu rencana kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan garis yang telah ditetapkan.

(7)

berbenah menata sarana fisik dan memberikan pembelajaran yang baik kepada para peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari peran kepala madrasah yang terus melakukan bimbingan kepada guru dengan baik sehingga guru pun mengerti dan bertanggugjawab atas tugas yang telah diberikan. Di sisi lain kepala madrasah bersama para guru selalu melakukan kerja sama dalam meningkatkan kinerja masing-masing.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut, maka dirumuskan permasalahannya adalah bagaimana superivisi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru PAI MTs Al-Khairat, Oki Lama Kabupaten Buru Selatan?

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang perlu dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk-bentuk pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru PAI di MTs Al-Khairaat Oki Lama Kabupaten Buru Selatan?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam menigkatkan kinerja guru PAI di MTs Al-Khairaat Oki Lama Kabupaten Buru Selatan?

(8)

Berpijak dari pokok permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini secara umum sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru PAI di MTs Al-Khairaat Oki Lama Kabupaten Buru Selatan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam menignkatkan kinerja guru PAI di MTs Al-Khairaat Oki Lama Kabupaten Buru Selatan.

E. Kegunaan Penelitian

1. Untuk dijadikan sebagai wawasan pengetahuan terutama bagi pelaksanaan pendidikan dalam menjalankan program-program kependidikan khususnya dalam membina dan mengembangkan profesionalisme guru.

2. Untuk bahan pertimbangan bagi semua pihak yang berkompeten dalam upaya pengembangan pendidikan.

3. Sebagai pengembangan kajian teoritis bagi penulis untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh agar berguna bagi agama, bangsa dan negara.

F. Kajian Pustaka 1. Supervisi

Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang

(9)

Ada beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi bahkan dalam pelaksanaannya istilah-istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Istilah-istilah tersebut, antara lain, pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi. Pengawasan mengandung arti suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan dimaksudkan untuk melihat bagaimana kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan. Inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan.6

Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.7Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor.

Dalam Dictionary of Education, Good Carter memberikan pengertian bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi pengajaran.8

Beberapa pengertian tersebut menunjukkan bahwa supervisi bukanlah kegiatan sesaat seperti inspeksi, tetapi merupakan kegiatan yang kontinu dan

6

Nick Cowel,dkk, Teknik Mengembangkan Guru dan Siswa Buku Panduan Untuk Penilik Sekolah Dasar, Jakarta, 1995, hlm . 155.

7

Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Bina Aksara,1988), hlm.134

8

(10)

berkesinambungan sehingga guru-guru selalu berkembang dalam mengerjakan tugas dan mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pengajaran secara afekitf dan efisien. Secara implisit definisi supervisi memiliki wawasan dan pandangan baru tentang supervisi yang mengandung ide-ide pokok, seperti menggalakkan pertumbuhan profesional guru, mengembangkan kepemimpinan demokratis, melepaskan energi, dan memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan efekitivitas proses belajar mengajar.

Kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya agar kualitas pembelajarannya meningkat.Sebagai dampak meningkatnya kualitas pembelajaran, tentu dapat meningkat pula prestasi belajar siswa, dan itu berarti meningkatlah kualitas lulusan sekolah itu.9

Pada hakekatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu pembinaan yang kontinu, pengembangan kemampuan profesional personil, perbaikan situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik. Dengan kata lain, dalam supervisi ada proses pelayanan untuk membantu atau membina guru-guru, pembinaan ini menyebabkan perbaikan atau peningkatan kemampuan kemudian ditransfer kedalam perilaku mengajar sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang lebih baik, yang akhirnya juga meningkatkan pertumbuhan peserta didik.

9

(11)

Untuk melaksanakan fungsi dan peranan guru supervisi dalam hal ini adalah kepala sekolah khususnya pengajaran, perlu pemahaman tentang landasan dan siapa yang melaksanakan.

Dalam usaha mempertinggi efisiensi dan efektivitas proses pelaksanaan supervisi pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah, kegiatan tersebut perlu dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut :

a. Kegiatan supervisi pendidikan harus dilandaskan atas filsafat pancasila. Ini berarti bahwa dalam melaksanakan bantuan untuk perbaikan proses belajar mengajar, supervisor harus dijiwai oleh penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila.

b. Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan ilmiah dan dilakukan secara kreatif.

c. Keberhasilan supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar. d. Supervisi harus dapat menjamin kontunuitas perbaikan dan perubahan

program pengajaran.

e. Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang Favorable untuk terjadi proses belajar mengajar yang efektif.34

2. Kinerja Guru

Dalam konsep Islam guru adalah sumber ilmu dan moral. Ia merupakan tokoh identifikasi dalam hal keluasan ilmu dan keluhuran akhlaknya, sehingga anak didiknya selalu berupaya untuk mengikuti langkah-langkahnya.

34

(12)

Kesatuan antara kepemimpinan moral dan keilmuan dalam diri seorang guru dapat menghindarkan anak didik dari bahaya keterpecahan pribadi10

Kinerja baik secara individu maupun organisasi mempunyai peran yang besar dalam keberlangsungan organisasi menjalankan peran dantugasnya di masyarakat, setiap organisasi perlu memperhatikan bagaimana upaya untuk terus meningkatkan kinerja karyawannya agar dapat memberi kontribusi optimal bagi meningkatnya kinerja organisasi.

Guru merupakan pendidik profesional, karenanya secara emplisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Mereka ini tatkala menyerahkan anaknya kesekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian tanggungjawab pendidikan anaknya kepada guru.Hal itupun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru/sekolah karena tidak sembarang orang dapat menjabat guru.11

Dengan demikian guru agama Islam tidak sama dengan guru pada umumnya. Karena guru agama Islam memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mendidik para peserta didiknya. Sebagai seorang guru agama Islam, tidak hanya terbatas menyampaikan ilmu-ilmu agama saja, tetapi juga harus mampu membentuk peserta didik menjadi makhluk yang berakhlak mulia dan menghamba kepada Khaliqnya dengan dijiwai nilai-nilai ajaran Islam.

10

Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998) hlm.167.

11

(13)

“Guru adalah prajurit terdepan di dalam membuka cakrawala peserta

didik memasuki dunia ilmu pengetahuan dalam era global ini”.12Karena guru merupakan faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan proses pendidikan. Maka, menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Selain dituntut untuk menguasai berbagai ilmu pengetahuan, guru juga memiliki “tanggung jawab yang besar dalam upaya menghantarkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang dicita-citakan”.13

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut Mangkunegara berasal dari akar kata "to perform" yaitu: "(1) melakukan, menjalankan, melaksanakan; (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar; (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab; dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin. Kinerja berasal dari kata "Performance" dan sering diartikan dengan unjuk kerja atau perilaku kerja dan hasil kerja.Kinerja adalah suatu bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa tampilan fisik, maupun

12

Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998) hlm. 167

13

(14)

gagasan.Kinerja sering juga dihubungkan dengan kompetensi pada diri pelakunya.14

Guru merupakan tonggak utama dalam proses belajar mengajar dikelas. Oleh karena itu kemampuan guru merupakan indikator keberhasilan proses belajar mengajar. Tugas personal atau pribadi yaitu tugas terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, dan terutama tugas dalam lingkungan masyarakat. Tugas-tugas tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang guru, karena bagaimanapun juga sosok kehidupan dimana ia tinggal, sehingga guru harus mempunyai pribadi yang rangkap yang harus dapat diperankan dimana ia berada.

Menurut Zakiah Daradjat menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing muridnya. Ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Selain itu, perlu diperhatikan pula dalam hal mana ia miliki kemampuan dan kelemahan.

Jadi, guru bukanlah seseorang yang hanya bertindak mengajar di sembarang tempat, tetapi ditempat-tempat khusus dan juga guru berkewajiban mendidik siswa dengan mengabdikan dirinya untuk cita-cita mulia, yaitu

14

(15)

mencapai tujuan pendidikan universal, sehingga fungsi / peranan guru menjadi sangatberat.

Jadi guru PAI merupakan orang yang melakukan kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran (menjadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa danbernegara).

3. Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah

Seperti yang telah ditulis berdasarkan ruang lingkup pembahasan yaitu pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam pengajaran.Supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengajaran tetapi tidak langsung dengan siswa.

Kepala madrasah sebagai seorang pemimpin agar dapat menjalankan tugasnya, yaitu mengelola madrasah dengan baik, harus menjadi manajer yang baik.Sedangkan untuk dapat menjadi seorang manajer yang baik, seorang kepala madrasah harus mempunyai kompetensi manajerial.Kompetensi manajerial itu meliputikemampuan menerapkan fungsi-fungsi manajemen, yaitu diantaranya adalah perencanaan. Kepala madrasah perlu membuat perencanaan dalam menentukan kebijakan atas sejumlah pilihan masa depan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(16)

terlebih dahulu perlu adanya penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek mana yang perlu dikembangkan dan bagaimana cara mengembangkannya, artinya kepala sekolah dapat memberikan penilaian performasi guru dalam mengelola proses belajar mengajar, sebagai suatu proses dalam mengelola penampilan guru dalam proses belajar mengajar.15

Namun satu hal yang perlu ditegaskan disini, bahwa setelah melakukan penilaian penampilan guru tidak berarti selesailah tugas atau kegiatan supervisi pengajaran, melainkan harus dilanjutkan dengan perancangan dan pelaksanaan pengembangan kemampuannya. Dengan demikian melalui supervisi pengajaran guru akan semakin mampu memfasilisasikan belajar bagi murid-muridnya. Tegasnya tingkat kemampuan, kebutuhan minat, dan kematangan professional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplemantasikan program supervisi pengajaran .

Untuk melaksanakan fungsi dan peranan guru supervisi dalam hal ini adalah kepala sekolah khususnya pengajaran, perlu pemahaman tentang landasan dan siapa yang melaksanakan.

Dalam usaha mempertinggi efisiensi dan efektivitas proses pelaksanaan supervisi pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah, kegiatan tersebut perlu dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut :

15

(17)

a. Kegiatan supervisi pendidikan harus dilandaskan atas filsafat pancasila. Ini berarti bahwa dalam melaksanakan bantuan untuk perbaikan proses belajar mengajar, supervisor harus dijiwai oleh penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila.

b. Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan ilmiah dan dilakukan secara kreatif.

c. Keberhasilan supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar. d. Supervisi harus dapat menjamin kontunuitas perbaikan dan perubahan

program pengajaran.

Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang Favorable untuk terjadi proses belajar mengajar yang efektif.16

Supervisi hendaknya memilih teknik-teknik supervisi yang tepat sesuai dengan tujuan yang dicapai.Adanya teknik supervisi yang dapat dipilih dan digunakan supervisor baik yang bersifat kelompok maupun individual.Adapun menurut Ngalim Purwanto teknik yang digunakan oleh supervisi dalam hal ini adalah kepala sekolah dibagi dua yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok. a. Teknik Perseorangan (individual)

Dalam teknik perseorangan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain : 1. Mengadakan kunjungan kelas(class room visitation)

Kunjungan kelas yaitu kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah, penilik, pengawas).Tujuannya untuk

16

(18)

mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktik atau metode yang sesuai. Kegiatan ini untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki dalam proses belajar mengajar.

2. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)

Kepala sekolah menugaskan guru untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya cara alat atau media yang baru, seperti Audio-Visual Aids, cara dengan metode tertentu, seperti sosiodrama, problem solving, diskusi panel, fish bowl, metode pen emuan (discovery), dan sebagainya.

Kunjungan observasi dapat dilakukan sendiri (intrashool visit atau dengan mengadakan kunjungan kesekolah lain (interschool visits).

3. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dijalani siswa.

Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa.Misalnya siswa yang nakal, siswa yang mengalami perasaan rendah guru dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya dan siswa yang lamban dalam belajar.Meskipun dibeberapa sekolah mungkin telah dibentuk bagian bimbingan dan konseling untuk mengatasinya, tapi tidak lepas dari guru atau wali kelas karena mereka adalah pembimbing yang utama. 4. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelakanaan

(19)

1. Menyusun program semester.

2. Menyusun atau membuat program satuan pelajaran. 3. Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas. 4. Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran.

5. Menggunakan media dan sumber dalam proses mengajar.

6. Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler, studi tour dan sebagainya.

Kegiatan supervisi tersebut, disamping dapat dilakukan dengan teknik perseorangan, dapat juga dengan teknik kelompok bergantung pada tujuan dan situasinya.

b. Teknik Kelompok

Dalam teknik ini supervisi dilakukan secara kelompok. Adapun kegiatan ini dapat dilakukan antara lain :

1. Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting)

Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam perencanaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru. Berbagai hal dapat dijadikan bahan yang berhubungan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, pembinaan administrasi atau tata laksana sekolah.

2. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)

(20)

terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan atau diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar mengajar. Didalam setiap diskusi supervisor atau kepala sekolah dapat memberikan pengarahan, bimbingan, nasehat-nasehat ataupun saran-saran yang diperlukan.

3. Mengadakan penataran (In-Service Training)

Teknik supervisi kelompok dilakukan melalui penataran sudah banyak dilakukan.Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu.Penataran tentang metodologi pengajaran dan penataran tentang administrasi pendidikan.10

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.17Selain itu deskriptif kualitatif yang menekankan pada deskripsi secara ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui supervisi kepala sekolah dalam menignkatkan kinerja guru PAI di MTs Al-Khairaat Oki Lama Kabupaten Buru Selatan.

2. Kehadiran Penelitian

10

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, hlm. 120-122.

17

(21)

Penelitian ini dilakukan padaKepala Madrasah MTs Al-Khairat, Oki Lama Kabupaten Buru Selatan dan Guru PAI yang diambil dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dibuktikan berdasarkan hasil pengamatan peneliti tentang cara supervis kepala madrasah.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di MTs Al-Khairat, Oki Lama Kabupaten Buru Selatan.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan setelah proposal ini diseminarkan.

1. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data pokok yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian yang diperoleh dengan cara wawancara dan pengamatan terhadap subyek penelitian.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data pendukung yang digunakan untuk mendukung data primer. Data ini berupa tinjauan kepustakaan (literatur-literatur) tentang fokus yang diteliti.

(22)

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan menggunakan hal-hal sebagai berikut:

a. Observasi

b. Yaitu pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan langsung ke objek yang diteliti guna memperoleh gambaran yang sebenarnya terhadap permasalahan yang diteliti.18

c. Wawancara

Yaitu teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang bersangkutan yaitu tentang keadaan lokasi penelitian dan pembelajaran akidah akhlak terhadap pembinaan etika berpakaian peserta didik dalam masyarakat.

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah: 1. Peneliti sendiri

Maksudnya adalah peneliti yang akan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian.

2. Pedoman Wawancara dan Pengamatan

18

(23)

Yang dimaksud pedoman wawancara adalah bentuk-bentuk pertanyaan yang disediakan peneliti untuk mewawancarai pihak tertentu.Sedangkan yang dimaksud pengamatan atau observasi adalah mengamati kegiatan siswi dalam hal etika berpakaian dalam bermasyarakat.

3. Dokumentasi

Dokumetasi adalah metode laporan tertulis suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran atau peristiwa itu dan ditulis dengan sengaja.

Metode ini dilakukan dengan cara mengutip berbagai data melalui catatan-catatan, laporan-laporan, kejadian masa lampau atau peraturan instruksi dan perundang-undangan yang menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan yang ada di Pondok pesantren Al-Anshor Ambon.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk gambar, tulisan, atau karya-karyamonumental dari seseorang.Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.19

6.Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah berupa analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk melihat sejauhmana proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan yang berkaitan dengan peluang.

Miles dan Hubermen dalam Sugiono, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data

19

(24)

ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi Reduksi Data(data reduction), Penyajian Data(data display) serta Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi(conclusion drawing/verification).20

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Miles dan Humberman mengemukakan bahwa, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.21

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.22

c. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masi bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

20

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.337.

21Ibid

., hlm.338.

22Ibid

(25)

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.23

7. Pengecekan Keabsahan Temuan

Untuk menguji keabsahan data penulis menggunakan triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data.24

Dalam penggunaan teknik triangulasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang ada di lapangan, untuk mencari kebenaran tentang fenomena atau gejala di lapangan. Dalam hal ini penulis melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah itu menganalisis hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

8. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap dalam melakukan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Persiapan Penelitian

23Ibid

., hlm.345

24

(26)

Dalam persiapan ini, penulis mempersiapkan instrumen penelitian berupa pembuatan lembar observasi (pengamatan) dan pedoman wawancara tentang permasalahan yang akan diteliti.

b. Pelaksanaan Penelitian 1. Observasi (pengamatan)

Observasi dilakukan terhadap subyek penelitian dan lingkungan sekitar.

2. Wawancara.

Wawancara dilakukan terhadap subyek untuk memperoleh data tentang masalah yang diteliti.

3. Pengolahan dan Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Bila SRPM didesain dengan 25% distribusi beban lateral, maka pada desain kapasitas, profil yang dihasilkan menjadi lebih besar sehingga sistem ganda ini tidak efisien, karena

Jika Anda merasa bahwa jawaban yang Anda berikan salah dan Anda ingin mengganti dengan jawaban yang lain, maka Anda dapat langsung mencoret dengan memberikan tanda dua garis

Hasil yang diperoleh adalah sebuah Kamus Arab – Indonesia dan Indonesia – Arab Berbasis Web yang dapat digunakan untuk menerjemahkan kata Arab ke kata Indonesia maupun kata Indonesia

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi menerima pengajuan penerbitan NUPTK dari sekolah dalam aplikasi verval PTK dengan melakukan pemeriksaan berkas persyaratan

Dengan adanya semangat pimpinan Mahkamah Agung dalam mereformasi kinerja Mahkamah Agung dan jajarannya serta terlaksanya kepastian hukum serta merespon keluhan

Penelitian yang dilakukan oleh Simuh mempunyai fokus pembahasan yang berbeda dengan penelitian naskah Islam Kejawen akan tetapi informasi tentang spiritualitas

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari PDB riil per kapita negara tujuan ekspor, daya saing kakao olahan, harga riil ekspor kakao olahan, jumlah penduduk

Menganalisis karakeristik perilaku menyiap kendaraan ringan yang meliputi kecepatan menyiap (passing speed) dan kecepatan disiap (passed speed), jarak lateral, jarak