• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perila"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN MATERI PELAJARAN

EKONOMI IPS SMAN

Munawar Thoharudin, Nuraini Asriati, Maria Ulfah Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi FKIP Untan

nawar_stg99@yahoo.co.id

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh langsung positif kecerdasan emosional siswa terhadap pemahaman materi pelajaran ekonomi, perilaku belajar siswa terhadap pemahaman materi pelajaran ekonomi, kecerdasan emosional terhadap perilaku belajar siswa. Bentuk penelitian ini penelitian kuantitatif jenis survei. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah pemeriksaan dokumen dan kuesioner. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif kecerdasan emosional terhadap pemahaman materi pelajaran ekonomi, perilaku belajar terhadap pemahaman materi pelajaran ekonomi dan kecerdasan emosional terhadap perilaku belajar. Hasil perhitungan menunjukkan nilai koefisien jalur py1 = 0,210, py2 = 0,604 dengan koefisi8en determinasi R2 = 0,611. Selanjutnya koefisien jalur p21 = 0,798 dan R2 = 0,632 dengan Koefisien determinasi R2 = 0,636.

Kunci: Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, Pemahaman

Abstract: The purpose this study to determine positive direct effect emotional intelligence of students towards understanding learning materials of economic, student learning behavior towards understanding learning materials of economic, emotional intelligence towards the student learning behavior. This research forms of quantitative research survey types. This research data collection techniques are examination of documents and questionnaires. Data processing techniques are used path analysis. The results of this study indicate that there is a positive direct effect emotional intelligence towards understanding of learning materials of economic learning behavior towards understanding learning materials of economic, and emotional intelligence towards learned behavior. The results show the value of the path coefficient = 0.210 py1, py2 = 0.604 with a coefficient of determination R2 = 0.611. Furthermore, p21 path coefficient = 0.798 and R2 = 0.632 with a coefficient of determination R2 = 0.636.

(2)

elajar merupakan kegiatan yang berproses dan termasuk unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

B

Salah satu domain di dalam ranah kognitif yakni pemahaman. Pemahaman merupakan domain satu tingkat lebih tinggi di atas pengetahuan. Dalam belajar siswa di dituntut untuk lebih dari sekedar mengetahui yakni mampu memahami materi. Pemahaman terhadap materi pelajaran penting sebab apa yang telah dipelajari akan lebih lama tertanam di dalam ingatan/memori siswa. Dalam proses pembelajaran pemahaman terhadap materi pelajaran dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan siswa dalam memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.

Siswa yang memiliki pemahaman yang baik terhadap apa yang telah dipelajari akan lebih baik dalam menerima pelajaran serta dapat mengerti makna dari yang dipelajari serta mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut. Kegiatan belajar mengajar khususnya pada tingkat sekolah menengah atas menuntut siswanya untuk dapat memahami dan mampu mengaplikasikan pelajaran yang telah dipelajari.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa adalah kecerdasan emosional. Menurut pendapat Mayer, dkk (2008:527) yang menyatakan, “Emotional intelligence (EI) is the ability to carry out accurate reasoning focused on emotions and the ability to use emotions and emotional knowledge to enhance thought”.

Kecerdasan emosional merupakan satu dari banyak faktor yang dapat memberi kesuksesan belajar siswa. Kecerdasan emosional merupakan faktor penting dari proses belajar sebab dapat mempengaruhi siswa dalam belajar. Hal tersebut sesuai dengan hasil riset yang dilakukan Goleman (dalam Patricia Patton,2002:10) yang menunjukkan, “IQ (kecerdasan intelektual) berperan 20% terhadap kesuksesan dalam hidup. Sisanya di tentukan oleh EQ (kecerdasan emosional)”. Oleh sebab itu kecerdasan emosional seseorang khususnya siswa bukan hanya sekedar kemampuan lahiriah yang serta merta dapat memberikan kesuksesan melainkan kemampuan yang harus di tingkatkan untuk dapat meraih kesuksesan.

Kecerdasan emosional merupakan faktor penting sebab kecerdasan emosional mempengaruhi kognitif dan perilaku siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang baik cenderung akan belajar dengan efektif dan efesien sehingga berhasil dalam belajar. Semakin tinggi kecerdasan emosional siswa, semakin tinggi pula kesuksesan atau keberhasilan yang akan dicapai siswa dalam belajar begitu pula sebaliknya. Keberhasilan tersebut salah satunya yaitu pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

(3)

sehingga dapat menentukan baiktidaknya hasil yang didapat oleh siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Haggerty dalam Kosasih dan Sumarna (2013:182) bahwa, “Keberhasilan belajar anak disekolah sangat dipengaruhi oleh cara belajar anak”.

Siswa yang memiliki perilaku belajar yang baik akan lebih memudahkan siswa memahami pelajaran yang dia pelajari. Siswa yang memiliki kecenderungan perilaku kurang baik terkadang tidak konsentrasi dan tidak konsisten dalam belajar sehingga siswa tersebut akan lebih sulit memahami pelajaran yang dipelajari.

Sekolah menengah atas negeri (SMAN) 2 Sintang merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di Sintang. Dari 4 (empat) sekolah negeri yang ada di sintang, SMAN 2 Sintang merupakan sekolah dengan jumlah siswa terbanyak diantara sekolah menengah atas negeri di Sintang.

Pada tanggal 10 April 2014 peneliti melakukan prariset dengan melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran ekonomi. Hasilnya yaitu diduga bahwa kecerdasan emosional ini mendorong siswa lebih baik dalam belajar sehingga mempengaruhi pemahaman siswa pada materi pelajaran Ekonomi. Siswa yang cenderung tinggi kecerdasan emosionalnya dapat lebih memahami pelajaran yang disampaikan guru dibandingkan dengan siswa yang kecerdasan emosionalnya lebih rendah. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi terlihat mampu menunjukkan kemampuannya dalam belajar dan bertindak lebih baik di dalam belajar maupun di luar jam belajar. Mereka mampu menunjukkan motivasi yang lebih baik dibandingkan siswa yang lain.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru ekonomi kelas XI IPS SMAN 2 Sintang, secara umum yaitu sebagai berikut: (1) Masih terdapat siswa yang tidak siap menerima pelajaran. Terutama jika masuk setelah jam istirahat; (2) Dalam mengikuti pelajaran, masih ada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan bermalas-malasan.; (3) Masih sangat sedikit siswa yang mempersiapkan diri dengan membaca buku pelajaran sebelum mengikuti pelajaran di kelas; (4) Masih banyak Siswa yang enggan ke perpustakaan dan memanfaatkan buku-buku di perpustakaan. Mereka cenderung ke kantin dibandingkan pergi ke perpustakaan.

Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar siswa terhadap pemahaman materi Ekonomi sangat penting. Dengan ditelitinya pengaruh kecerdasan emoional dan perilaku belajar terhadap pemahaman materi pelajaran Ekonomi dapat menentukan langkah-langkah yang lebih mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memahami konsep dan isi materi serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan masyarakat.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Theresia Dwi Hastuti (2003) tentang pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Berbeda dengan penelitian tersebut yakni sampel yang digunakan adalah siswa sekolah menengah kelas XI IPS dan variabel terikat yang di teliti adalah pemahaman pelajaran ekonomi.

(4)

mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi yaitu dimensi belajar menghadapi ulangan dan dimensi persiapan belajar di rumah. Adapun pada penelitian lain yang dilakukan oleh Lauw Tjun Tjun, dkk (2009) ditemukan pengaruh kecerdasan emosional terhadap pemahaman akuntansi.

Pada penelitian-penelitian sebelumnya, analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Sedangkan pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis), hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui apakah terdapat pengaruh variabel eksogeus terhadap variabel endogenus.

Berdasar latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar Siswa Terhadap Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMAN 2 Sintang Tahun Ajaran 2013/2014”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur atau Path Analisys yang terdiri atas 2 sub struktur. Sub struktur 1 terdiri atas pengaruh pemahaman materi pelajaran ekonomi (Y) atas kecerdasan emosional (X1); dan pengaruh pemahaman materi pelajaran ekonomi (Y) atas perilaku belajar (X2). Dan sub struktur 2 terdiri atas pengaruh perilaku belajar (X2) atas kecerdasan emosional (X1).

Populasi didalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMAN 2 Sintang yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 143 orang. Cresswell (2013:220), “Merekomendasikan agar memilih sampel acak (random sample) dimana setiap individu dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih (systematic sample atau probabilistic sample)”. Berdasar pada pemdapat tersebut agar memberikan kesempatan yang sama pada setiap elemen populasi maka pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik probability sampling. Berdasarkan hasil perhitungan matematis sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 104 siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pemeriksaan dokumen, kuesioner. Instrumen penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah lembar dokumen, angket dan pedoman wawancara.

Selanjutnya pengujian validitas instrumen dilakukan dengan kriteria: butir instrumen valid jika signifikansi (p-value) lebih kecil dari alpha 0,05 (p-value < 0,05). Uji instrumen kecerdasan emosional (X1) yang terdiri dari 28 butir pernyataan diperoleh 3 butir soal yang tidak valid yaitu item 8, 9, dan 14. Sehingga jumlah item valid yang dijadikan dasar analisis data sebanyak 25 item. Sedangkan uji instrumen perilaku belajar (X2) yang terdiri dari 29 butir pernyataan diperoleh 4 butir soal yang tidak valid yaitu item 6, 16, 27 dan 28. Sehingga jumlah item valid yang dijadikan dasar analisis data sebanyak 25 item.

(5)

keseluruhan bersifat reliabel. sedangkan hasil perhitungan terhadap 25 item angket variabel perilaku belajar (X2), keseluruhan item diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar 0,934, sehingga dapat dinyatakan bahwa 25 item angket secara keseluruhan bersifat reliabel.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan pengujian normalitas residual terhadap kelayakan data apakah berasal dari populasi yang bersifat normal, pengujian uji normalitas data menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov dan uji linieritas dengan bantuan progam SPSS versi 18 dengan menggunakan Test for Linierity pada taraf sigifikansi 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil

Data variabel penelitian yang dideskripsikan dalam penelitian ini meliputi data variabel eksogenus atau variabel bebas dan variabel endogenus atau variabel terikat.

Deskripsi variabel pemahaman materi pelajaran ekonomi (Y) berdasar nilai rata-rata ulangan harian siswa yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 104 siswa, diperoleh rata-rata hitung (mean) 85,03, median (Me) 85, modus (mode) 114. Kecerdasan emosional (X1) berdasar angket yang diberikan kepada responden sebanyak 104 siswa, diperoleh rata-rata hitung (mean) 90,74 median (Me) 91 modus (mode) 96. Perilaku belajar (X2) berdasar angket yang diberikan kepada responden sebanyak 104 siswa, diperoleh rata-rata hitung (mean) 93,86, median (Me) 94, modus (mode) 98.

Hasil perhitungan matrik korelasi antar variabel pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1

Matrik Korelasi Antar Variabel

Variabel X1 X2 Y

X1 1 ,692** ,772**

X2 ,692** 1 ,798**

Y ,772** ,798** 1

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Seluruh koefisien korelasi antar variabel bertanda positif serta signifikan pada α = 0,01. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan (korelasi) bersifat positif antar seluruh variabel penelitian.

Koefisien Jalur Sub Struktur 1 : Y atas X1, X2 (Y12)

Tabel 2

Coefficientsa Jalur Sub Struktur 1

Model Unstandardized

Coefficients StandardizedCoefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 14.062 5.649 2.489 .014

Kecerdasan Emosional .191 .093 .210 2.045 .043

Perilaku Belajar .571 .097 .604 5.873 .000

(6)

Tabel 3

Model Summaryb Jalur Sub Struktur 1

Model

a. Predictors: (Constant), Perilaku Belajar, Kecerdasan Emosional b. Dependent Variable: Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 18, diperoleh nilai koefisien jalur py1 = 0,210, py2 = 0,604 dengan koefisien determinasi R2 = 0,611 (Lampiran hal.138-139).Selanjutnya koefisien residu (e1) =

1−R2 = √1−0,611 = 0,624. Maka bentuk persamaan struktur prediktif dapat ditulis menjadi: Ŷ = 0,210X1 +0,604X2+0,624. Berdasarkan persamaan tersebut, jika diasumsikan pengaruh variabel lain adalah tetap, maka dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan satu unit Kecerdasan Emosional (X1) akan menaikkan 0,210 unit pemahaman materi pelajaran ekonomi, ditambah dengan setiap kenaikan satu unit perilaku belajar (X2) akan menaikkan 0,604 unit pemahaman materi pelajaran ekonomi.

Selanjutnya bila dilihat pengaruh langsung variabel kecerdasan emosional dan perilaku belajar secara bersama-sama terhadap pemahaman materi pelajaran ekonomi adalah sama dengan koefisien determinan R2y.12 =0,611. Artinya variabel pemahaman materi pelajaran ekonomi (Y) ditentukan oleh variabel kecerdasan emosional (X1) perilaku belajar (X2) secara bersama-sama setara dengan 61,1% sisanya 38,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.

Koefisien Jalur Sub Struktur 2 : X2 atas X1 (X21)

Tabel 4

Coefficientsa Jalur Sub Struktur 2

Model Unstandardized

Kecerdasan Emosional .765 .057 .798 13.350 .000

a. Dependent Variable: Perilaku Belajar

Tabel 5

Model Summaryb Jalur Sub Struktur 2

(7)

ε

2= 0,603

X1

X1

X1

ε

1 = 0,624 py1 = 0,210

py2 = 0,604 P21 = 0,798

bentuk persamaan struktur prediktif menjadi X2= 0,798X1 + 0,603. Berdasarkan persamaan tersebut, jika diasumsikan pengaruh variabel lain adalah tetap, maka dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan satu unit kecerdasan emosional (X1) akan menaikkan sebesar 0,798 unit perilaku belajar (X2).

Pengaruh langsung variabel kecerdasan emosional terhadap perilaku belajar adalah sama dengan koefisien determinan R22.1= 0,636. Artinya perilaku belajar (X2) ditentukan oleh variabel kecerdasan emosional (X1) setara dengan 63,6% sisanya 36,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Secara grafis hasil perhitungan analisis pada jalur subtruktur 1 dan 2 terangkum dalam model struktur penelitian dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

Gambar 1 Diagram Jalur Keseluruhan

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian terhadap penelitian ini menunjukkan adanya kesesuaian dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Sehubungan dengan hal ini Brackett dan Katulak dalam Ciarrochi dan Mayer (2007:8) menyatakan, “Emotions influence the way the think and behave, this skill effectively and to be able to generate one's own emotional states as well as those of others in order to establish the appropriate emotional conditions for different types of thinking”.

Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual (IQ) saja, tetapi juga dipengaruh kecerdasan emosional (EQ) serta perilaku belajarnya. Dengan demikian temuan dalam penelitian ini relevan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Pengaruh Langsung Positif Kecerdasan Emosional (X1) Terhadap

Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi (Y)

(8)

Berdasarkan riset Association of Teacher and Lecturers (2005:16), “In school, amongst students with low IQ those with higher emotional intelligence, as judged by self-report questionnaires, perform considerably better than do those with lower emotional intelligence.Di sekolah, siswa dengan IQ rendah dibandingkan siswa dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi berdasarkan hasil kuesioner, berbuat jauh lebih baik daripada orang-orang dengan kecerdasan emosional yang lebih rendah.

Hal ini ditegaskan oleh Brackett dan Katulak dalam Ciarrochi dan Mayer (2007:9), “The primary goal is for students to become emotionally literate by gaining a holistic understanding”. Artinya tujuan utama bagi siswa untuk menjadi melek secara emosional adalah mendapatkan pemahaman yang holistik (menyeluruh).

Jadi jelas, berdasar hasil penelitian yang dilakukan dan berdasar temuan pada penelitian terdahulu dan secara teoritik, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional siswa merupakan suatu kemampuan yang harus ditingkatkan dari waktu ke waktu, sehingga pemahaman siswa pada materi pelajaran ekonomi semakin baik semakin meningkat.

Pengaruh Langsung Positif Perilaku Belajar (X2) terhadap Pemahaman

Materi Pelajaran Ekonomi (Y)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan perhitungan yang telah dilakukan terbukti bahwa terdapat pengaruh langsung positif Perilaku Belajar (X2) terhadap Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi (Y). Hal ini dapat di lihat dari perhitungan yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki siswa maka akan meningkatkan perilaku belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemui bahwa terdapat pengaruh langsung positif Perilaku Belajar (X2) Terhadap Pemahaman Materi Pelajaran Ekonomi (Y). Hasil penelitian ini ada kesesuaian dengan penelitian Hanifah dan Abdullah (2001) menyatakan bahwa, “Perilaku belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi”. Selanjutnya Therisia Dwi Hastuti (2003) menyatakan, “Perilaku belajar berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi”.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Haggerty (1995) dalam Kosasih dan Sumarna (2013:182) bahwa, “Keberhasilan belajar anak disekolah sangat dipengaruhi oleh cara belajar anak”. Hal tersebut di dukung oleh pendapat Syah (2013:106), “Hampir semua bentuk dan manifestasinya, bukan sekedar peristiwa S-R Bond (ikatan antara stimulus dan respons) melainkan lebih banyak melibatkan proses kognitif”. Maka dapat disimpulkan semakin baik siswa perilaku belajar maka akan semakin meningkatkan pemahaman.

Pengaruh Langsung Positif Kecerdasan Emosional (X1) Terhadap Perilaku

Belajar (X2)

(9)

dilihat dari perhitungan yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki siswa maka akan meningkatkan perilaku belajar siswa.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mayer and Salovey yang dikutip Brackett dan Katulak (dalam Ciarrochi dan Mayer, 2007:2-3), “Emotional Intelligence pertains to an individual’s capacity to reason about emotions and to process emotional information to enhance cognitive processes and regulate behavior”. Yang artinya kecerdasan emosional berkaitan dengan kemampuan individu alasan emosi dan proses informasi emosional untuk meningkatkan proses kognitif dan mengatur perilaku. Hal tersebut didukung riset Association of Teacher and Lecturers (2005:16), “Emotional things to learning lead us to attend and think in different ways”. Artinya hal-hal emosional untuk belajar memimpin kita untuk mengerti dan berpikir dengan cara yang berbeda.

Hal tersebut didukung penelitian Goleman (2000:403) yang menyebutkan: Barangkali tanda yang paling jelas berpengaruh pelajaran keterampilan emosional semacam itu adalah data yang ditunjukkan kepada saya oleh kepala sekolah yang sudah berusia 12 tahun itu. Disitu ada aturan yang ketat bahwa anak yang tertangkap basah berkelahi tidak boleh masuk sekolah. Selama pelajaran keterampilan emosional itu diajarkan disitu sejak bertahun-tahun yang lalu, terjadi penurunan secara mantap jumlah anak yang tidak diizinan masuk.

Berdasarkan pendapat dan hasil temuan tersebut menguatkan hasil penelitian ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik kecerdasan emosional siswa maka akan semakin baik perilaku belajar siswa. Dalam penelitian ini didapati kecerdasan emosional berpengaruh positif signifikan, maka semakin baik tingkat kecerdasan emosional siswa makan akan semakin meningkatkan perilaku belajar. Semakin baiknya perilaku belajar siswa tersebut dapat membuat siswa lebih siap dalam belajar lebih fokus dalam belam belajar dan mempergunakan waktu yang lebih baik khususnya untuk belajar.

SIMPULAN DAN SARAN

simpulan

(10)

kecerdasan emosional. Dengan besar koefisien jalur py1 = 0,798 adalah signifikan pada taraf signifikansi α = 0,05.

Saran

Dari penelitian ini peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Siswa harus meningkatkan kecerdasan emosional serta mampu mengontrol emosi dengan seimbang. Selain itu siswa harus semangat dan meningkatkan perilaku belajarnya sehingga bersaing untuk mendapatkan prestasi terbaik di kelas; (2) Guru dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswanya melalui setiap pelajaran sehingga kecerdasan emosional siswa semakin meningkat; (3) Terhadap guru bisa bekerjasama dengan orang tua dalam memantau siswa dalam melaksanakan perilaku belajar siswa sehingga siswa mampu mencapai prestasi yang lebih baik; (4) Kecerdasan emosional dikembangkan dengan pembinaan dan dorongan sehingga siswa sadar pentingnya kecerdasan emosional, dan mampu meningkatkan kecerdasan emosional yang dimiliki; (5) Perilaku belajar siswa semakin dipertahankan dan ditingkatkan dengan mengingatkan dan memotivasi siswa untuk giat belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Association of Teachers and Lecturers. 2005. An intelligent look at Emotional Intelligence. London:ISBN: 1 902466 42 X

Ciarrochi, joseph & John D. Mayer.(Editor).(2007). Emotional Intelligence. Suffolk.UK: Psycology Press

Cresswell, John W. 2013. Research Design: PendekatanKualittif, Kuantitatif, dan Mixed(Edisi Ketiga).Alih Bahasa: Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Goleman, Daniel. 2007. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Alih Bahasa Herman T Hermaya Hanifah dan Sukriy Abdullah. 2001. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap

Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Volume 1 No. 3

Hariyoga, Septian dan Edy Supriyanto. 2011. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi”. Aceh:Universitas Syiah Kuala Syahbanda. Simposium Nasional Akuntansi VXI.http://nswahdi.com/wp/wp-content/uploads/2014/02/ 066.pdf

(11)

Kosasih, Nandang dan Dede Sumarna.2013. Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi Kecerdasan. Bandung: CV ALFABETA

Lauw Tjun Tjun, Santi Setiawan, Sinta Setiana. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dilihat dari Perspektif Gender. Jurnal Akuntansi Vol.1 No. 2 November

Manansal, Arnike Amisye. 2013. Kecerdasan Emosi Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3 September. ISSN

2303-1174. Tersedia:

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/issue/view/423/showToc

Mayer, John D., dkk. 2008. Human Abilities: Emotional Intelligence. Annual Reviews:507–536

Patton, Patricia. 2002. EQ Keterampilan Kepemimpinan.Alih Bahasa Anita B. Hariyanto.Jakarta:Mitra Media.

Sunyoto, Danang. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi (Alat Statistik & Analisis Output Komputer). Yogyakarta: CAPS

Gambar

Gambar 1 Diagram Jalur Keseluruhan

Referensi

Dokumen terkait

Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunkan purposive sampel (sampel bersyarat) yang mana informan tersebut kita tentukan yang disesuaikan dengan

Setiap inteligensi yang sekarang ini dapat dicari awalnya dari evolusi (perkembangan) manusia kuno, bahkan dari evolusi spesies lain, bukan hanya terjadi sekarang

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

Berdasarkan pendapat tersebut dia atas, menjelaskan bahwa manajemen infrastruktur adalah koordinasi antara lingkungan kerja fisik dengan karyawan dan pekerjaan pada

Kualitas air pada sumber mata air Betmanu, Oelmela dan Oelekam yang dikategorikan sebagai sumber mata air yang layak dan aman untuk dikonsumsi sesuai dengan standar

Usaha ini adalah bertujuan untuk melahirkan warganegara Malaysia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berkeupayaan mencapai

Dari hasil penelitian dari 7 (tujuh) ruangan Peneliti bahwa akibat penerimaan cahaya buatan tidak sesuai standart SNI-03-6575-2001 maka tidak menimbulkan silau disertai

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas