HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL : Laporan Hasil Analisis Tumbuhan Lumut
OLEH : Qurrata A’ Yun Idham
KELAS : X MIA 7
Penelitian ini telah diterima dengan sah pada tanggal 31 Januari 2015
Oleh :
Pembina
Mata pelajaran Bilogi
Aswati,S.Pd
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamiiin.
Kata pengantar memang ditempatkan pada halaman depan makalah ini, namun pengerjaannya dilakukan terakhir oleh penulis, setelah penulis menyelesaikan semua unsur-unsur yang harus ada pada makalah ini dengan tata bahasa yang baik dan rasional dan tekhnik penulisan yang tidak boleh cacat dan sesuai dengan EYD, serta analisis yang mendalam dengan ilmu yang sudah kami peroleh sejak tahun 2014.
Pertama, kami haturkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan membantu penyelesaian makalah ini sejak hari pemberian tugas hingga kami dapat menyelesaikannya. Ibu Aswati,S.Pd telah banyak berkontribusi dengan mengarahkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis kedepanya dan tentunya bermanfaat pula bagi pembaca yang lainnya. Beliau telah menjadi tempat kami mengadu bahkan untuk hal-hal kecil dalam penulisan makalah ini. Sekali lagi terima kasih atas ilmu, nasehat, kebaikan, serta pengalaman yang telah dibagi selama kepada penulis.
Terakhir, untuk Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan segala rahmat, petunjuk, dan karuniaNya, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan tepat pada waktunya. Berapa kalipun penulis mengucapkan terima kasih, tidak akan pernah cukup untuk membalas semua kebaikan-Nya selama ini. Sengaja penulis cantumkan nama-Nya terakhir, karena kita tahu kenikmatan ini semua datang dari-Nya, dan akan kembali kepada-Nya.
Mohon maaf jika ada kesalahan yang luput penulis lakukan. Selamat membaca, dan semoga bermanfaat bagi kita kedepannya.
DAFTAR ISI
Halaman pengesahan 1
Kata pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang 4
B. Rumusan masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat laporan 5
E. Tekhnik pengumpulan data 5
BAB II Pembahasan
A. Alat dan bahan 6
B. Cara kerja 6
C. Tentang lumut 6
D. Hasil dan jawaban pertanyaan 8
BAB III Penutup
A. Kesimpulan 14
B. Saran 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kingdom Plantae merupakan makhluk hidup yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun (kormophyta). Para ahli membagi dunia tumbuhan menjadi 2 kelompok yaitu tumbuhan non vaskuler (tumbuhan tak berpembuluh) dan tumbuhan vaskuler (tumbuhan berpembuluh). Tumbuhan non vaskuler artinya tumbuhan yang belum memiliki pembuluh. Pembuluh dalam materi sma biologi ini merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang dihubungkan satu sama lain yang berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh tubuh tumbuhan. Jenis tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan non vaskuler ini adalah kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta). Tumbuhan vaskuler artinya tumbuhan yang sudah memiliki pembuluh. Pembuluh dalam materi sma biologi ini merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang dihubungkan satu sama lain yang berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh tubuh tumbuhan. Ada 2 pembuluh inti dalam tumbuhan yaitu xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun, terdiri dari sel-sel mati. Sedangkan floemberfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan, terdiri dari sel-sel hidup. Jenis tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan vaskuler ini adalah Tumbuhan paku (Pteridophyta) dan Tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan berkormus dan bertalus. Lumut hidup di tempat-tempat yang lembab dan basah. Lumut bersifat autotrof dan berukuran kecil dan lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji. Tumbuhan lumut juga merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh.
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu (pioner). Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat kecuali di laut (Gradstein,2003).
Terdapat sekitar 16.000 spesies lumut yang sudah dikenali dan diklasifikasikan. Lumut diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu lumut Daun, lumut Hati dan lumut Tanduk. Dengan demikian untuk lebih mengetahui secara langsung dan lebih mendalam mengenai perbedaan ciri, struktur tubuh, dan cara hidup ketiga jenis lumut tersebut, maka dibuatlah laporan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah perbedaan ciri antara tumbuhan lumut (lumut daun, lumut hati dan lumut tanduk)?
2. Apakah perbedaan struktur tubuh dan cara hidup antara tumbuhan lumut (lumut daun, lumut hati dan lumut tanduk)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan ciri antara tumbuhan lumut (lumut daun, lumut hati dan lumut tanduk). 2. Untuk mengetahui perbedaan struktur tubuh dan cara hidup lumut (lumut daun, lumut hati dan lumut
D. Manfaat Laporan
Menambah pengetahuan penulis serta pembaca mengenai mengetahui perbedaan ciri, struktur tubuh dan cara hidup antara tumbuhan lumut (lumut daun, lumut hati dan lumut tanduk).
E. Tekhnik Pengumpulan Data
BAB II
PEMBAHASAN
A. ALAT DAN BAHAN
1. Lumut daun (misal: Pogonatum cirratum dan Aerobryopsis) dan Aerobryopsis) dan lumut hati (misal: Marchantia) serta lumut tanduk (misal: Anthoceros laevis).
2. Kaca pembesar (lup) 3. Silet/kater
4. Pinset
B. CARA KERJA
1. Siapkan lumut, amati morfologinya (rizoid, akar, batang, daun, kotak spora) 2. Kemudian buatlah irisan kotak spora lumut dan amatilah dengan lup 3. Gambarlah bentuk jenis lumut daun, lumut hati , dan lumut tanduk 4. Bandingkan ciri-ciri antara ketiga jenis lumut tersebut
C. TENTANG LUMUT
1. Gambar lumut daun beserta bagian-bagiannya
3. Gambar lumut tanduk beserta bagian-bagiannya
5. Perbedaan antara gametofit dan sprorofit pada tumbuhan lumut
NO Ciri-ciri Gametofit Sporofit
1. Fase haploid v
Fase diploid V
2. Penghasil ovum (spermatozoid) v
Penghasil spora V
3. Umur panjang v
Umur pendek v
4. Merupakan lumutnya v
Merupakan sporogoniumnya v
D. HASIL DAN JAWABAN PERTANYAAN 1. Reproduksi lumut
Pada lumut terjadi reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (Generatif). Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiousis sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual (vegetatif) juga dapat dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya). Sementara reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek sekitar 3-6 bulan.
Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut :
a. Arkegonium (gametangium betina), bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut; bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar; sel ini membelah menghasilkan sel telur.
b. Anteridium (gametangium jantan), bentuknya bulat seperti gada. Dinding anteridium terdiri atas selapis sel-sel yang mandul dan di dalamnya tedapat sejumlah besar sel induk spermatozoid. Sel induk ini membelah secara meiosis dan menghasilkan spermatozoid-spermatozoid yang berbentuk seperti spiral pendek. Sebagian besar terdiri atas inti dan pada bagian depannya terdapan 2 buluh cambuk.
Penjelasan pergiliran keturunan (metagenesis) Tumbuhan Lumut
Metagenesis diawali dengan berkecambahnya spora yang sangat kecil (haploid) menjadi protalium (protonema). Protonema ada yang tumbuh menjadi besar dan ada yang tidak tumbuh. Di dalam protonema terdapat kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut (tumbuhan gametofit).
Pada tumbuhan lumut (gametofit) dibentuk gametangium, yaitu sel kelamin jantan (spermatozoid) dan sel kelamin betina (ovum). Sel kelamin jantan ini dihasilkan oleh anteridium dan sel kelamin betina dihasilkan oleh arkegonium. Peleburan spermatozoid dan ovum akan menghasilkan zigot yang terus berkembang menjadi embrio yang diploid. Embrio kemudian akan tumbuh menjadi suatu badan yang bulat dengan tangkai pendek atau panjang yang disebut sporogonium (tumbuhan sporofit).
Dalam bagian yang bulat tersebut dibentuk spora sehingga sering disebut dengan kapsul spora yang identik dengan sporogonium. Spora akan terkumpul dalam kotak spora (sporangium). Jika spora jatuh di tempat yang lembap dan sesuai dengan tempat tumbuhnya, spora akan tumbuh menjadi protonema dan protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut dan begitu seterusnya.
2. Klasifikasi tumbuhan lumut
Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas yaitu lumut hati (hepaticeae) dan lumut daun (musci), tetapi hasil penelitian baru dibagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu Briofita atau Bryospida (lumut sejati atau lumut daun), Hepaticeae atau Hepatcopsida (lumut hati) dan Hecerofita atau Anthocerotopsida (lumut tanduk).
a. Lumut daun
Bryopsida merupakan lumut sejati. Jumlahnya paling banyak dibandingkan spesies dari dua kelas yang lain dan menutupi sekitar 3% dan permukaan daratan bumi. Lumut daun mudah ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Di atas permukaan tanah yang lembap, lumut daun tumbuh rapat, menyokong satu sama lain, dan memiliki sifat seperti busa yang memungkinkannya menyerap dan menahan air.
Tubuh lumut daun berbentuk seperti tumbuhan kecil yang tumbuh tegak. Pada umumnya tinggi lumut ini kurang dari 10 cm, namun ada pula yang mencapai 40 cm, misalnya Polytrichum commune. Bila diperhatikan dengan cermat, tubuh lumut daun merupakan kormus yang memiliki bagian akar sederhana (rizoid), batang, dan daun. Rizoid tersusun dari banyak sel (multiseluler) dan bercabang. Batang lumut daun bercabang-cabang, tetapi ada pula yang tidak bercabang. Daun berukuran kecil dan berkedudukan tersebar di sekeliling batang.
Lumut daun mengalami pergiliran keturunan antara gametofit dengan sporofit. Gametofit dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang akan menghasilkan spermatozoid, sedangkan alat kelamin betina (arkegonium) akan menghasilkan ovum. Ada yang berumah satu dan ada pula yang berumah dua. Fertilisasi ovum oleh spermatozoid akan menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh menjadi sporofit. Sporofit membentuk sporogonium yang bentuknya bervariasi, antara lain bulat, kapsul horizontal, kapsul tegak, atau kerucut berparuh. Sporogonium memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat banyak spora. Spora dapat tumbuh menjadi lumut daun yang baru bila jatuh pada habitat yang cocok. Selain dengan spora, lumut daun Spaghnum dapat pula bereproduksi dengan fragmentasi.
b. Lumut hati
Gambar tersebut menunjukkan salah satu contoh species lumut hati yang terkenal. Contoh lumut hati yang lain adalah Marchantia geminata, Anthoceros natans, Ricceia natans, dan Marchantia polymorpha. Tubuhnya berwujud tumbuhan yang pipih hijau seperti pita yang bercabang-cabang dan di tengahnya ada urat daun. Permukaan atasnya lebih hijau dibandingkan dengan permukaan bawahnya, hal ini menunjukkan bahwa lumut tersebut mengandung klorofil, Sebagian besar lumut hati ini mempunyai sel-sel yang mengandung minyak. Minyak tersebut berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri.
Tumbuhnya lekat dengan permukaan tanah yang lembap dengan ratusan rizoid yang panjang dan halus. Cara perkembangbiakannya sama dengan lumut pada umumnya, yaitu secara seksual dan tempat anteridium dan arkegonium terpisah, jadi Marchantiales ini berumah dua. Pendukung anteridium dinamakan anteridiofor dan pendukung arkegonium dinamakan arkegoniofor. Pada tiap lekukan (lobus) terdapat satu arkegonium yang tumbuh ke arah bawah. Pada saat turun hujan, pembuahan ini akan terjadi, yaitu oleh percikan air hujan, cairan yang mengandung spermatozoid terlempar dari anteridium ke arkegoniofor dan terbentuk zigot, kemudian menjadi sporofit dan terbentuk kapsul sebagai tempat terbentuknya spora, sementara arkegoniofor akan tumbuh terus memanjang. Spora ini akan jatuh pada tempat yang cocok sehingga akan berkecambah menjadi protonema yang berupa benang pendek dan mengandung klorofil dan selanjutnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut hati.
Lumut hati juga melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan pemisahan bagian tubuhnya (fragmentasi) dan pembentukan kuncup (gemma) pada bagian atas daun, kuncup yang terlepas tersebut akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut hati. Apa peranan lumut hati bagi kehidupan kita? Dahulu, lumut ini digunakan sebagai bahan obat penyakit hepar (hati), tetapi sampai saat ini belum diketahui secara pasti kepentingan ekonomisnya. Tetapi dapat digunakan sebagai indikator untuk daerah lembap dan basah.
c. Lumut tanduk
Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan. Contohnya adalah Anthoceros leavis. Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip dengan gametofit lumut hati, perbedaannya hanya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dan gametofit. Masing-masing mempunyai kioroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dan kebanyakan lumut. Contohnya adalah Anthoceros natans. Pada spesies ini, arkegonium dan anteridium melekat pada talus gametofit. Ciri unik dan lumut tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup gametofit (Campbell et a!. 2005; Solomon eta!. 2005).
3. Metagenesis tumbuhan lumut
Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat makanan dari gametofit seperti pada Gambar 2.2 (Mishler et al., 2003).
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun-daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya (Mishler et al., 2003).
Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous) (Gradstein, 2003).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap (Hasan dan Ariyanti, 2004).
4. Peranan dan kerugian lumut
a. Peran lumut bagi efek rumah kaca kehidupan tumbuhan
Beberapa contoh lumut adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum. Selain sebagai indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan. Tumbuhan lumut memiliki kemampuan seperti spons, menyimpan dan menopang curah hujan (hingga 25x berat kering), selain itu juga memiliki kemampuan “menyisir” kelembaban atmosfir dan hanya melepaskan air secara bertahap. Dari kemampuan lumut tersebut, jelas bahwa kehadiran lumut di alam menyebabkan keseimbangan air dapat terjaga dan kesubutan tanahnya tetap terjaga pula. Dengan demikian peranannya sangat besar bagi tumbuhan tingkat tinggi.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa biji – biji tumbuhan yang jatuh pada vegetasi lumut, 90% akan berkecambah. Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca.
b. Peran lumut bagi kehidupan manusia
Beberapa spesies tumbuhan lumut mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, diantaranya:
1. Spesies lumut Marchantia polymorpha, biasa dimanfaatkan sebagai obat hepatitis.
4. Asplenium nidus, biasa digunakan sebagai tanaman hias serta secara ekologi tumbuhan lumut dapat menyerap air dan menahan pengikisan tanah oleh air (erosi).
5. Sebagai Indikator Deposit Mineral, Lumut lebih dapat dipercaya sebagai indikator terhadap mineral daripada analisis secara langsung, karena sistim penyaringan masih belum sesempurna tumbuhan tingkat tinggi. Sebagai contoh adalah mengenai lumut tembaga. Lumut ini ditemukan pada batuan atau tanah yang mengandung tembaga, tetapi juga ada mineral seng, besi, dan timbal dalam bentuk sulfide seperti pada mata air belerang (oleh karena itu Schatz (1995) menyarankan bahwa istilah lumut belerang mungkin lebih sesuai). Beberapa contoh lumut tembaga : Cephalozoella massalongoi, Gymnocolea acutiloba, Milichloferia elongata, M millichhoferi, dan Scopeloptida ligulata.
6. Sebagai Indikator Ekologi, Lumut memiliki nilai yang sangat penting sebagai indikator kondisi habitat tertentu dikarenakan kisaran ekologi yang dimilikinya sangat terbatas dan agak sempit. Post physele malaporkan nilai ekologis lumut Pterogonionum subselide & Pepopatum sebagai indikator iklim tertentu di Cekoslovakia. Terdapat juga lumut yang suka terhadap pH, kandungan kapur, dan banyaknya pasir atau debu tertentu di lapangan.
7. Sebagai Indikator Pencemaran Air dan Udara. Penggunaan bryophyte akuatik sebagai indikator tingkat pencemaran air dapat cukup diharapkan peranannya.Telah diketahui bahwa bryophyte sangat mudah terpengaruh oleh polutan udara yang berupa gas dan partikel.
c. Peranan lumut sebagai obat alami
Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Hasil penelitian Asakawa (1998) menunjukkan bahwa tumbuhan lumut mempunya kandungan senyawa antimicrobial dan antifungi, serta mempunyai airase dan drainase, sehingga tumbuhan lumut epifit merupakan media pertumbuhan pteridophyta dan spermatophyte yang bersifat epifit. Beberapa tumbuhan lumut tersebut antara lain:
1. Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati, jenis tersebut dapat digunakan sebagai obat hepatitis, menghilangkan racun akibat gigitan ular.
2. Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati, berfungsi sebagai antibakteri, antifungi, mengobati luka bakar dan luka luar.
3. Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang dapat digunakan sebagai obat antiseptik. 4. Fissidens japonicum, merupakan lumut daun, dapat digunakan untuk membantu
pertumbuhan rambut.
5. Rhodobryum giganteum, merupakan jenis lumut daun yang dapat mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.
6. Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang mengandung senyawa untuk mengobati penyakit jantung.
7. Haplocladium catillatum, merupakan lumut daun, yang berguna untuk mengobati mengobati pneumonia.
d. Peranan lumut bagi kehidupan hewan
e. Penemuan terbaru tentang peranan lumut
Dunia alam memerlukan jutaan tahun untuk mengubah benda organik kuno menjadi minyak mentah. Para insinyur kimia di Universitas Michigan melakukannya dalam waktu kira-kira satu menit. Sekalipun banyak perusahaan sedang mengubah lumut menjadi biofuel atau bahan bakar biologis, proses Phil Savage berbeda. Dengan dukungan National Science Foundation, profesor Universitas Michigan itu bersama para mahasiswa doktoralnya menumbuhkan lumut dalam tabung kaca di laboratoriumnya. Dengan tidak mengeringkannya sebelum memperoleh minyak alamnya, mereka sebaliknya memasukkan lumut itu dalam silinder logam kecil bersama air dan merebusnya dalam tekanan udara yang tinggi pada suhu yang sangat tinggi.
Savage mengatakan hanya memerlukan waktu kurang dari 60 detik untuk menguraikan semua komponen lumut itu – bukan hanya minyak, tetapi juga gula dan protein yang dapat digunakan untuk energi bentuk lain.
Reaksi waktu singkat yang dibutuhkan untuk menciptakan biocrude atau minyak mentah biologis, dan ke-efisienan proses tersebut dapat membantu memotong ukuran dan biaya reaktor lumut-ke-energi, dan Universitas Michigan berharap untuk menyuling dan mengkomersialkan teknologi itu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada bagian penutup ini, penulis akan membahas secara lebih mendetail mengenai: Perbedaan ciri, struktur tubuh dan cara hidup antara ketiga jenis tumbuhan lumut, meskipun ketiga pokok-pokok permasalahan ini telah disinggung pada sub-bab sebelumnya, namun untuk lebih mendalamnya, simak ulasan berikut:
1. Lumut daun
Tahukah Anda lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Habitatnya yang amat luas, dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul dan secara periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Dapat tumbuh juga di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, batang dan cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi di dalam air jarang ditemukan. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam. Perhatikan bagian-bagian lumut daun pada Gambar 7.18
Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. Amatilah batang dan daunnya dengan menyayat setipis mungkin, kemudian letakkan di objek glass, tetesi dengan air lalu tutuplah dengan cover glass. Amatilah di bawah mikroskop! Apakah Anda menemukan jaringan pengangkut? Jika tidak menemukannya, berarti dia tidak mempunyai jaringan pengangkut. Inilah yang membedakan lumut dengan tumbuhan tingkat tinggi, sehingga digolongkan tersendiri.
dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong, seperti tampak pada Gambar 7.18! Apabila ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid menuju sel telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan, akan terbentuk zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian berkembang menjadi sporofit.
Karena sporofit yang ada di dalam arkegonium terus tumbuh membesar dan memanjang, maka arkegonium lama kelamaan akan robek dan akan membentuk tudung (kaliptra) pada bagian atas sporofit. Bagian atas sporofit ini akan terus membesar dan membentuk kapsul/sporangium. Kapsul yang telah masak memperlihatkan susunan yang khusus, yaitu berbentuk seperti tabung silindris dan pada puncaknya mempunyai penutup yang disebut operculum, di bawah operculum terdapat gigi peristom jika dalam keadaan lembap akan menutup sehingga spora tidak bisa keluar. Apabila keadaan kering atau kapsul sudah masak, maka gigi peristom akan membuka menghadap ke luar dan operculum terlepas sehingga spora akan keluar, lihat Gambar 7.18!
Gigi peristom juga mempunyai tangkai yang disebut seta. Seta ini akan mengangkat kapsul ke atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya mudah tertiup angin dan tersebar ke mana-mana. Spora tersebut bila jatuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi protonema, tumbuh tunas-tunas, dan menjadi tumbuhan lumut.
Contoh species lumut daun yang terkenal adalah Sphagnum sp. Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
2. Lumut hati
Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk lembaran, pipih, dan berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun, misalnya Marchantia dan Lunularia. Namun, ada lumut hati yang berdaun, misalnya Jungermannia. Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat pada substrat dengan menggunakan rizoidnya. Lumut hati banyak ditemukan di tanah yang lembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang tumbuh di permukaan air, misalnya Ricciocarpus natans.
Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan lumut hati adalah seebagai berikut: a. Hepaticopsida berasal dari kata hepatica yang artinya hati, sehingga lumut ini
dikenal dengan nama lumut hati.
b. Kebanyakan hidup di tempat-tempat basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai struktur yang higromorf.
c. Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun.
d. Sebagian besar lumut hati tubuhnya tipis seperti kulit, yang tumbuh memipih rata diatas medium penunjangnya (air tenang atau tanah basah).
e. Gametofit berwarna hijau, pipih dorsiventral, menempel pada tanah dengan rizoid.
f. Struktur talus ada yang berupa lembaran dan ada yang sudah dibedakan atas bagian yang menyerupai batang dan daun-daun.
h. Dalam kapsul spora berisi jaringan arkespora yang mana sel – sel arkeospora akan membelah menjadi sel – sel induk spora dan sel-sel yang panjang, lunak dan mempunyai penebalan berbentuk spiral namanya elatera.
i. Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. j. Hidup lumut ini mirip dengan lumut daun.
k. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.
l. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. m. Tidak memiliki batang dan daun.
n. Sel-sel induk spora melalui pembelahan reduksi akan membentuk spora. Spora yang berkecambah hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek atau boleh dikatakan lumut hati tidak membentuk protonema.
o. Sebagian besar mempunyai sel-sel yang mengandung minyak.
p. Tubuhnya mempunyai struktur yang higromof, untuk lumut yang tumbuh pada tempat yang kelembapannya tinggi. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan Contohnya: genus Riella
q. Tubuhnya mempunyai struktur yang xeromorf, untuk lumut yang tumbuh pada tempat yang kering.
Pada beberapa jenis lumut hati, misalnya Marchantia danLunularia, gametofit memiliki stuktur khas berbentuk seperti mangkok yang disebut gemmae cup (piala tunas).Gemmae cup berfungsi sebagai alat reproduksi secara vegetatif karena di dalamnya terdapat gemmae atau tumbuhan lumut kecil yang bila terlepas dan terpelanting oleh air hujan akan tumbuh menjadi lumut baru. Selain dengan gemmae cup, reproduksi vegetatif lumut hati juga dapat dilakukan dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
Pada umumnya, lumut hati berumah dua, misalnyaMarchantia sp. Namun, ada pula yang berumah satu. Pada lumut hati yang berumah dua, gametofit betina membentuk arkegoniofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cakram atau payung dengan tepi berlekuk ke dalam seperti jejari. Di bagian bawah cakram terdapat arkegonium. Arkegonium membentuk sel kelamin betina (ovum). Sementara itu, gametofit jantan membentuk anteridiofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cawan dengan tepi berlekuk tidak dalam. Di bagian atas cawan terdapat anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) berflagel dua. Bila spermatozoid membuahi ovum maka terbentuk zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit terletak tersembunyi di bagian bawah cakram arkegoniofor. Sporofit (2n) akan membentuk sporogonium yang akan menghasilkan spora (n).
Terdapat sekitar 6.500 spesies lumut hati, antara lain Marchantia polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia hemisphaerica, Pellia calycina, dan Riccardia indica.
3. Lumut tanduk
Anthocerotopsida atau hornwort berbentuk seperti lumut hati, tetapi sporofitnya berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung kutikula. Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegonium. Setelah sporofìt masak, bagian ujungnya akan terbelah dua. Sporogonium memiliki benang-benang elater yang mengatur pengeluaran spora, dan pada kapsulnya terdapatstomata. Anteridium dan arkegonium ada yang terletak pada talus yang sama (berumah satu), ada pula yang terletak pada talus yang berbeda (berumah dua).
Adapun beberapa fakta yang berkaitan dengan lumut tanduk, antara lain:
a. Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang dimasukkan dalam satu golongan saja, yaitu suku Anthocerotaceae.
b. Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh
c. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid besar
d. Pada sisi bawah talus terdapat stoma denga 2 sel penutup berbentuk ginjal. e. Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rhizoid, melekat
pada talus gametofitnya.
f. Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm.
g. Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan paling dekat dengan tumbuhan berpembuluh (vaskuler) dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut
h. Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya. Sporofit pada lumut ini membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk
i. Habitatnya di daerah yang mempunyai kelembaban tinggi
j. Sepanjang poros sporogonium terdapat jaringan yg terdiri atas beberapa deretan sel mandul yang disebut Kolumela.
k. Kolumela diselubungi oleh jaringan yg kemudian menghasilkan spora, disebut arkespora.
l. Arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang disebut elatera
m. Keunikan lumut tanduk dibandingkan lumut lain yaitu masaknya kapsul spora pada sporogonium tidak bersamaan, melainkan dimulai dari atas dan berturut-turut sampai bagian bawah.
n. Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan dua sel penutup o. Anthocerotales terdiri dari satu suku, yaitu Anthocerotaceae.
B. SARAN
Biologi disebut juga dengan ilmu hayat, dimana ilmu tersebut mempelajari tentang makhluk hidup. Beberapa makhluk hidup berukuran kecil, tetapi untuk mengamatinya tidak perlu menggunakan mikroskop, cukup dengan lup (kaca pembesar) saja. Oleh karenanya ketersediaan kaca pembesar di sekolah sangat penting bagi kami sebagai perserta didik maupun guru sebagai tenaga pendidik. Mohon stok kaca pembesar (lup) di sekolah ditambah lagi, demi kelancaran kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu alam. Jakarta. Penerbit Erlangga
Suharno, Bambang S., dkk. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu alam. Jakarta. Penerbit Erlangga
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
DOKUMEN
A’ Yun, Qurrata. 2014. Analisis Perbedaan Adat Istiadat dan Karakteristik Novel “sengsara Membawa Nikmat” Karya Tulis Sutan Sati dengan Kehidupan Masa Kini. Kota Bima. MTsN 1 Kota Bima
WEBSITE
http://www.kaskus.co.id/thread/516af3247e1243de4b000000/si-lumut-kecil-yang-bermanfaat-bagi-kehidupan-manusia-dan-alam/
http://iwak-pithik.blogspot.com/2012/04/tumbuhan-lumut-bryophyta.html
http://anisanuramalia10.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-lumut-dan-peranan-lumut_16.html http://www.artikelsiana.com/2014/08/klasifikasi-atau-kelompok-tumbuhan.html#_
http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/2.html#.VMuc4z-RLLE http://www.sridianti.com/klasifikasi-lumut-01.html