• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan bAngunan ii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode Pelaksanaan Pekerjaan bAngunan ii "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Nama Pekerjaan : Pembangunan Jalan & Jembatan Jalan Hasanuddin

Nama Penawar : CV. CAHAYA BINTANG.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat didalam dokumen lelang dan uraianYang diberikan saat rapat penjelasan yang telah didokumentasikan dalam bentuk BeritaAcara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi didalam mengikuti Pelelangan Umum Paket Kegiatan Pembangunan Jalan & Jembatan Jalan Hasanuddin

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan - pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lalulintas.

I.3 Lokasi Pekerjaan dan Lingkup Pekerjaan

Lokasi pekerjaan ini berada di wilayah Kota Tarakan, dengan lingkup pekerjaan antara lain :

A. PEKERJAAN UMUM 1 Mobilisasi

B. JEMBATAN 1 I. BANGUNAN ATAS

1 Pekerjaan Lantai Jembatan Beton K-225 2 Tiang Sandaran Cor Beton K-225 3 Expansion Joint ( Besi Siku 70x70x5 4 Pekerjaan Diafragma Beton K-225 5 Balok Gelagar Induk Cor Beton K-225 6 Pek.Besi Galvanis untuk pagar jembatan

II. BANGUNAN BAWAH

1 Galian Tanah untuk Abutmen dan Siring 2 Pemancangan Tiang Pancang Ulin 10/10 3 Urugan Pasir 10 cm

4 Lantai Kerja t = 10 cm 5 Abutmen Beton K-225 6 Pas. Batu untuk Abutment 7 Plat Injak Beton K-225

(2)

III. PEKERJAAN OPRIT DAN JALAN 1 Lapis Pondasi Atas ( LPA )

2 Pek. Prime Coat 3 Aspal ( ATB )

4 Siring Pas Batu Gunung 5 Pekerjaan Cat-catan

C. JEMBATAN 2 I. BANGUNAN ATAS

1 Pekerjaan Lantai Jembatan Beton K-225 2 Tiang Sandaran Cor Beton K-225 3 Expansion Joint ( Besi Siku 70x70x5 4 Pekerjaan Diafragma Beton K-225 5 Balok Gelagar Induk Cor Beton K-225 6 Pek.Besi Galvanis untuk pagar jembatan

II. BANGUNAN BAWAH

1 Galian Tanah untuk Abutmen dan Siring 2 Pemancangan Tiang Pancang Ulin 10/10 3 Urugan Pasir 10 cm

4 Lantai Kerja t = 10 cm 5 Abutmen Beton K-225 6 Pas. Batu untuk Abutment 7 Plat Injak Beton K-225

8 Pembesian Balok Induk ( Besi Ulir ) 9 Pembesian Bangunan Atas dan Bawah 10 Plesteran Camp. 1 : 2

III. PEKERJAAN OPRIT DAN JALAN 1 Lapis Pondasi Atas ( LPA )

2 Pek. Prime Coat 3 Aspal ( ATB )

4 Siring Pas Batu Gunung 5 Pekerjaan Cat-catan

II. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan tata cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir, yang disusun berdasarkan dokumen lelang, gambar teknis, dan spesifikasi.Teknis, Penjelasan ini akan meliputi :

.

II.1 Pengendalian Mutu Bahan Dasar dan Pekerjaan

a. Pemeriksaan / uji aspal

 Pengujian metode Marshall  Ekstraksi dengan metode sentrifugal

 Ekstraksi dengan metode Refluks  Berat jenis agregat kasar  Berat jenis agregat halus

 Pengeboran benda uji inti (core drill)  Termometer logam

 Penetrometer  Titik lembek

 Dan perlengkapan / peralatan lain.

(3)

 Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)  Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI)  Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu

II.2. Pekerjaan Penunjang

Pekerjaan penunjang merupakan pekerjaan sementara yang mempengaruhi kelancaran / keberhasilan penyelesaian pekerjaan dan salah satunya adalah Manajemen Pengaturan Lalu Lintas.

II. 2.1 Manajemen Pengaturan Lalu Lintas

Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan ini . untuk setiap tahapan pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidakmengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas dilokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai aspek, safety bagi para pengguna jalan perlu mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak.Manajemen pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan dengan dengan berbagai cara antara lain:

1. memasang berbagai jenis rambu - rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara tepat danbenar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.

2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.

3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan - pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas yang ada dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.

4. Jika tidak memungkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk pekrjaan tertentu seperti overlay , akan dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan yang cukup, agar tidak mengganggu arus lalu lintas.

II.3. Sistem Manajemen

II.3.1. pengendalian Aspek Lingkungan

Rencana pelaksanaan pekerjaan ini, akan menimbulkan dampak positif berupa peningkatan kualitas pelayanan lalu lintas, khususnya pada ruas jalan tersebut.Pekerjaan ruas jalan ini juga akan member peningkatan pada tarap perekonomian pada masyarakat sekitarnya.

Namun yang perlu di cermati bahwa pelaksanaan pekerjaan ini juga akan menimbulkan dampak negative terhadap aspek lingkungan, terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan ruas jalan tersebut.Perkiraan dampak yang akan terjadi saat pelaksanaan pekerjaan pelebaran jalan pada ruas jalan ,dalam pembahasan ini terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu:

 Tahap Pra Konstruksi

Komponen lingkungan yang di perkirakan akan terkena dampak dari proyek pekerjaan jalan ini antara lain, yaitu:.

a. Masyarakat pengguna jalur jalan angkutan material, khususnya tanah urug dan material lainnya dari sumber material dan base camp dari lokasi pekerjaan

 Tahap Konstruksi

Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan pada tahap konstruksi antara lain :.

a. Adanya kegiatan mobilisasi alat - alat berat untuk konstruksi, sehingga menimbulkkan dampak kemacetan lalu lintas..

b. Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk konstruksi, misalnya : tanah urug, agregat, batu kali, pasir, dll..

(4)

e. Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya karena adanya operasi pengangkutan tanah ex galian tanah dan untuk tibunan, serta gas buang dari alat-alat konstruksi dan alat-alat pengangkutan.

Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka kami akan melakukan upaya-upaya antara lain :.

a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di sepanjang lokasi jalur angkutan material untuk proyekdengan melibatkan penduduk dan pejabat setempat (Camat), lurah, RW, RT) setempat, pemilik proyek(Dinas PU Bina Marga) dan pelaksana proyek (Kontraktor), kegiatan penyuluhan ini harusmenjelaskan mengenai rencana/jadwal kegiatan pelaksanaan dan member gambaran bagaimana tipikal proyek tersebut setelah ditangani. Pada kesempatan ini, pihak proyek juga harus dapat akibat menampung aspirasi/kemarau, masyarakat sekitarnya yang terkena dampak lingkungan lainnya baikmasa pra maupun pasca konstruksi.

b. Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan tanah, maka terutama pada musim kering/kemarau, akan dilakukan penyiraman tanah/jalan sehingga gangguan debu dapat diminimalkan..

c. Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka semua kendaraan proyek yang membawa material keluar dan masuk kelokasi proyek harus tertutup dengan terpal penutup.

d. Terhadap dampak kebisingan yang akan timbul, akan diusahakan dengan cara menggunakan peralatan yang jalan yang membatasi kecepatan laju kenderaan saat melewati lokasi proyek, sehingga intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot kenderaan angkutan dan alat berat dapat dikurangi..

e. Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di lokasi proyek, maka akan dilakukanhal-hal sebagai berikut:

 Melaksanakan koordinasi dengan pihak kepoisian, khususnya yang berkaitan dengan pengaturan lalu lintas.

 Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan kontruksi pada saat jam yang tidak sibuk, yaitudengan terlebih dahulu mensurvey kondisi volume lalu lintas harian rata-rata setiap jamnya.

 Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat waktu

 Mengusahakan dan mengatur dan mengatur penempatan bahan dilokasi proyek sedemikian rupa sehingga tidak akan menggangggu kelancaran lalu lintas yang ada saat bongkar muat bahan.

f. Terhadap dampak yang timbul karena adanya kemungkinan pembongkaran/pemindahan utilitasumum, maka akan dilakukan koordinasi dengan pihak terkait menyangkut pemberitahuan kapankegiatan dimulai, prosedur dan pengamanan pelaksanaan.

II.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1. Dengan berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan produktivitas tenaga kerja dapat lebih meningkat dan diharapkan tingkat penyelesaian proyek dapat lebih cepat dari yang ditentukan schedule. Untuk keselamatan kerja, setiap pekerja dilengkapi dengan helm pengaman, sarung tangan, sepatu kerja, safety belt sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pekerjaan. Pada bagian mesin dan alat yang mudah atau rawan terhadap kecelakaan kerja, akan dibuat pengaman/pagar yang diperlukan. Untuk kesehatan kerja dibuat tempat-tempat sampah agar tidak berserakan dan bila sudah penuh dibuang keluar area proyek. Potongan kayu dan besi sisa ditempatkan tersusun rapi, agar tidak menganggu kelancaran perkerjaan. Penyediaan obat-obatan P3K bagi pekerja yang terluka atau mendapat kecelakaan kerja di proyek

(5)

II.5 Uraian Metode Kerja

1. Pekerjaan Persiapan

a) Pelaporan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan setiap item pelaksanaan pekerjaan akan dimulai untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan agar bisa memulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan

b) Pembuatan fasilitas kantor dan fasilitas penunjang

c) Pembersihan lokasi pekerjaan untuk memudahkan mobilisasi peralatan

d) Membuat papan nama proyek, rambu-rambu lalu lintas dan lain-lain

e) Melakukan dokumentasi (photo) pada kondisi progres nol persen

f) Melaksanakan pengukuran kembali yang disesuaikan dengan gambar rencana (pembuatan shop drawings)

g) Mobilisasi personil yang ditugaskan secara penuh dalam pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan kebutuhan dalam dokumen pengadaan serta analisa pada metoda pelaksanaan pekerjaan.

h) Melakukan pekerjaan test semua bahan/material untuk dapat memenuhi spesifikasi teknis dan mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan

i) Mobilisasi alat berat dan dan peralatan-peralatan lainnya yang diperlukan untuk menangani pekerjaan tersebut, juga mendatangkan peralatan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas yang telah sesuai dengan spesifikasi teknis serta petunjuk direksi pekerjaan.

2. Pekerjaan Jembatan 1 dan Jembatan 2

Galian Tanah

a. Galian tanah untuk Pasangan Batu Abutmen dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan pengupasan top soils.

b. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang disetujui. c. Material hasil galian tanah dibuang dilokasi kegiatan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi

Pekerjaan.

d. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran dan kedalaman tercapai sesuai dimensi dan elevasi rencana, maka akan dilakukan penyiapan dan Pemancangan tiang pancang kayu ulin.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 2 Minggu

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-2 s/d minggu ke-3) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

.Pemancangan Tiang Pancang Ulin 10/10

a. Kayu Ulin dipilih kayu ulin keras yang sesuai standar yamg telah disetujui oleh Direksi atau pengawas Lapangan..

b. Kayu ulin diletakan sesuai gambar rencana dengan cara manual.

c. Kayu ulin yang telah diletakan ditekan dengan menggunakan alat Excavator.

d. Setelah dimensi dan elevasi pancang ulin pada kedalaman tercapai sesuai dimensi dan elevasi rencana, maka akan dilakukan penyiapan dan Penghamparan urugan pasir.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 2 Minggu

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-2 s/d minggu ke-3) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Pekerjaan Urugan Pasir

(6)

b. Urugan pasir dikerjakan secara manual dengan memperhatikan kerataan dan ketebalan yang diisyaratkan dan dipadatkan dengan cara manual dengan alat bantu.

c. Setelah dimensi dan elevasi pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan pekerjan cor lantai kerja K-125.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 2 Minggu

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-2 s/d minggu ke-3) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Pekerjaan Lantai kerja Beton K-125

a. Sesuai gambar dalam dokumen, maka volume pekerjaan beton K-125 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.

b. Beton K-125 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.

c. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-125 untuk pekerjaan diatas (butir a ) dapat diuraikan secara berikut :

 Semen, pasir , batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer.

 Beton dicor ke dalam begisting yang telah disiapkan\  Penyelesaian dan perapian setelah pengecoran

d. Setelah dimensi dan elevasi pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan pekerjan pembesian dan cor abutmen beton K-225.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 2 Minggu

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-2 s/d minggu ke-3) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Pembesian Abutment

a. Periksa Bar Bending Schedule (BBS) dan gambar kerja pemasangan besi

b. Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang mau di-cor diperiksa dan diidentifikasikan

c. Periksa selimut beton/beton decking, ukur jarak bersih besi terhadap bekisting dengan meteran d. Periksa kaki ayam (KA), perhatikan jumlah dan jaraknya

e. Periksa pengikatan besi (bendrat) tidak bergeser jika diketok, direkomendasikan agar pemotongan bendrat dilakukan difabrikasi .

f. Periksa pembesian sekeliling bukaan (opening) pada pelat beton, minimum jumlah pembesian yang Setelah seharusnya dapat diletakkan pada opening dialihkan peletakannya pada kedua sisi pelat (membentuk frame) atau disyaratkan lain oleh konsultan

g. Periksa pembesian sekeliling bukaan (opening) pada pelat beton, minimum jumlah pembesian yang Setelah seharusnya dapat diletakkan pada opening dialihkan peletakannya pada kedua sisi pelat (membentuk frame) atau disyaratkan lain oleh konsultan

h. Besi harus bebas dari karat, beton kering, oli/gemuk dan material lain yang dapat mengurangi lekatan (bonding) antara besi dengan beton

i. Periksa sambungan besi pada balok harus zigzag dengan ketentuan sebagai berikut : j. besi atas sambungannya di daerah lapangan (midspan)

k. besi bawah sambungannya di daerah tumpuan

l. Periksa jarak/ruang antar beton yang cukup untuk dilewati oleh agregat beton dan vibrator

m. Periksa pembengkokan besi (bending slope) diukur dengan meteran perbandingan tinggi dan lebar maksimum 1:6

n. Pada balok, posisi sleeve/conduit harus diletakkan pada midspan (lapangan) dengan syarat diameter maksimum 1/5 h (tinggi balok) dan diberi tulangan silang 2 sisi dengan panjang 50 d (diameter tulangan balok )

(7)

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-3 s/d minggu ke-4) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Abutment Beton K-225

a. Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-225 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.

b. Beton K-225 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan agregatkasar diterima dilokasi pekerjaan.

c. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-225 untuk pekerjaan dapatdiuraikan secara berikut :

 Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

 Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan / diikatdengan menggunakan kawat beton.

 Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.

 Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

 Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.

 Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding.

 Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.

 Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton mengeras dan sesuai dengan per syaratan Spesifikasi.

e. Setelah dimensi dan elevasi pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan pekerjan pasangan batu untuk abutment.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 2 Minggu

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-3 s/d minggu ke-4) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Pekerjaan Pas. Batu untuk Abutment

a. Pekerjaan Pas. Batu akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar Abutment ,khususnya outlet dari existing Saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan kelandaian) dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan pemasangan patok serta profil kemiringan.

b. Saluran air yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum pekerjaan Pas. Batu Gunung untuk Abutment yang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga aliran air disekitar lokasi proyek dalam mengantisipasi musim hujan.

c. Galian untuk pasangan ini sudah disiapkan terlebih dahulu sesuai dimensi dan ukuran pada gambar rencana atau atas petunjuk direksi pekerjaan dengan asumsi material semen, pasir pasang dan batu belah diterima sepenuhnya di dekat lokasi pekerjaan pasangan batu dengan mortar .

d. Selanjutnya semen, pasir pasang, dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan concrete mixer sesuai dengan spesifikasi.

(8)

f. Kebutuhan peralatan dan tenaga sesuai degan rencana pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas petunjuk direksi pekerjaan.

g. Setelah dimensi dan elevasi pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan pekerjan Plesteran, pembesian dan cor Sloof abutment beton K-225.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 2 Minggu

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-3 s/d minggu ke-4) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Plesteran.

Pekerjaan ini di laksanakan apabila dimensi dan elevasi pekerjaan pasangan batu gunung pada abutment telah siap. yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Basahi permukaan dinding batu dengan menggunakan air sampai basah dan rata dalam kondisi jenuh air.

b. Buat adukan semen , pasir dan air untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan menggunakan alat concrete mixer..

c. Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertical untuk keperluan penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali ketegakan dan kerataannya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan rencana ketebalan plesteran yaitu sekitar 1,5 cm.

d. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan, selalu mengecek kerataan dengan mengunakan alat jidar. e. Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama ± 7 hari agar tidak terjadi keretakan

dinding.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-4) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Pembesian Sloof Abutment

a. Periksa Bar Bending Schedule (BBS) dan gambar kerja pemasangan besi

b. Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang mau di-cor diperiksa dan diidentifikasikan

c. Periksa selimut beton/beton decking, ukur jarak bersih besi terhadap bekisting dengan meteran d. Periksa kaki ayam (KA), perhatikan jumlah dan jaraknya

e. Periksa pengikatan besi (bendrat) tidak bergeser jika diketok, direkomendasikan agar pemotongan bendrat dilakukan difabrikasi .

f. Periksa pembesian sekeliling bukaan (opening) pada pelat beton, minimum jumlah pembesian yang Setelah seharusnya dapat diletakkan pada opening dialihkan peletakannya pada kedua sisi pelat (membentuk frame) atau disyaratkan lain oleh konsultan

g. Periksa pembesian sekeliling bukaan (opening) pada pelat beton, minimum jumlah pembesian yang Setelah seharusnya dapat diletakkan pada opening dialihkan peletakannya pada kedua sisi pelat (membentuk frame) atau disyaratkan lain oleh konsultan

h. Besi harus bebas dari karat, beton kering, oli/gemuk dan material lain yang dapat mengurangi lekatan (bonding) antara besi dengan beton

i. Periksa sambungan besi pada balok harus zigzag dengan ketentuan sebagai berikut : j. besi atas sambungannya di daerah lapangan (midspan)

k. besi bawah sambungannya di daerah tumpuan

l. Periksa jarak/ruang antar beton yang cukup untuk dilewati oleh agregat beton dan vibrator

m. Periksa pembengkokan besi (bending slope) diukur dengan meteran perbandingan tinggi dan lebar maksimum 1:6

n. Pada balok, posisi sleeve/conduit harus diletakkan pada midspan (lapangan) dengan syarat diameter maksimum 1/5 h (tinggi balok) dan diberi tulangan silang 2 sisi dengan panjang 50 d (diameter tulangan balok )

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 2 Minggu

(9)

Waktu kerja : 7 hari/minggu 7 jam/hari

Cor Sloof Abutment Beton K-225

a. Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-225 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.

b. Beton K-225 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan agregatkasar diterima dilokasi pekerjaan.

c. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-225 untuk pekerjaan dapatdiuraikan secara berikut :

 Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

 Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan / diikatdengan menggunakan kawat beton.

 Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.

 Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

 Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.

 Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding.

 Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.

 Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton mengeras dan sesuai dengan per syaratan Spesifikasi.

d. Setelah dimensi dan elevasi pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan pekerjan penyiapan dan pemasangan Pembesian Balok gelagar induk, Pembesian.diafragma, pembesian Lantai Jembatan, pembesian Tiang sandaran, pemasangan pipa Besi galvanis dan pembesian plat Injak.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 2 Minggu

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-3 s/d minggu ke-4) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Pembesian Balok Induk dan Pembesian Bangunan Atas

a. Periksa Bar Bending Schedule (BBS) dan gambar kerja pemasangan besi

b. Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang mau di-cor diperiksa dan diidentifikasikan

c. Periksa selimut beton/beton decking, ukur jarak bersih besi terhadap bekisting dengan meteran d. Periksa kaki ayam (KA), perhatikan jumlah dan jaraknya

e. Periksa pengikatan besi (bendrat) tidak bergeser jika diketok, direkomendasikan agar pemotongan bendrat dilakukan difabrikasi .

f. Periksa pembesian sekeliling bukaan (opening) pada pelat beton, minimum jumlah pembesian yang Setelah seharusnya dapat diletakkan pada opening dialihkan peletakannya pada kedua sisi pelat (membentuk frame) atau disyaratkan lain oleh konsultan

g. Periksa pembesian sekeliling bukaan (opening) pada pelat beton, minimum jumlah pembesian yang Setelah seharusnya dapat diletakkan pada opening dialihkan peletakannya pada kedua sisi pelat (membentuk frame) atau disyaratkan lain oleh konsultan

h. Besi harus bebas dari karat, beton kering, oli/gemuk dan material lain yang dapat mengurangi lekatan (bonding) antara besi dengan beton

i. Periksa sambungan besi pada balok harus zigzag dengan ketentuan sebagai berikut : j. besi atas sambungannya di daerah lapangan (midspan)

k. besi bawah sambungannya di daerah tumpuan

(10)

m. Periksa pembengkokan besi (bending slope) diukur dengan meteran perbandingan tinggi dan lebar maksimum 1:6

n. Pada balok, posisi sleeve/conduit harus diletakkan pada midspan (lapangan) dengan syarat diameter maksimum 1/5 h (tinggi balok) dan diberi tulangan silang 2 sisi dengan panjang 50 d (diameter tulangan balok )

o. Setelah dimensi dan elevasi pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan pekerjan penyiapan dan pengecoran Beton K-225.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Balok Induk Durasi Pelaksanaan : 2 Minggu

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-5 s/d minggu ke-6) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Bangunan Atas dan Bawah Durasi Pelaksanaan : 5 Minggu

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-5 s/d minggu ke-9) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Cor Beton K-225

a. Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-225 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.

b. Beton K-225 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan agregatkasar diterima dilokasi pekerjaan.

c. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-225 untuk pekerjaan dapatdiuraikan secara berikut :

 Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

 Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan / diikatdengan menggunakan kawat beton.

 Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.

 Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.

 Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.

 Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding.

 Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder.

 Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton mengeras dan sesuai dengan per syaratan Spesifikasi.

d. Setelah dimensi dan elevasi pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan pekerjan penyiapan dan pemasangan Expansion Joint ( Besi Siku 70x70x5)

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-10) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Pemasangan Expansion Joint

a. Besi sikudimuat dalam dump truck dari luar lokasi Kemudian di angkut ke lokasi kegiatan b. Di lokasi di lakukan pengukuran dan pemotongan besi sikusesuai dengan ukuran plat injak yang

dibutuhkan berdasarkan gambar rencana.

(11)

d. Setelah dimensi dan elevasi pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan pekerjan penyiapan dan pemasangan Siring Pas Batu Gunung

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-10) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Pekerjaan Siring Pas Batu Gunung

a. Pekerjaan Pas. Batu akan dimulai dengan melakukan pengukuran situasi dan elevasi dasar siring ,khususnya outlet dari existing Saluran untuk menentukan ketinggian (arah dan kelandaian) dengan menggunakan titik ikat yang disetujui dan diikuti dengan pemasangan patok serta profil kemiringan.

b. Saluran air yang ada, untuk sementara direlokasi agar tetap berfungsi sebelum pekerjaan Pas. Batu Gunung untuk siring yang permanen selesai dilaksakan, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga aliran air disekitar lokasi proyek dalam mengantisipasi musim hujan.

c. Galian untuk pasangan ini sudah disiapkan terlebih dahulu sesuai dimensi dan ukuran pada gambar rencana atau atas petunjuk direksi pekerjaan dengan asumsi material semen, pasir pasang dan batu belah diterima sepenuhnya di dekat lokasi pekerjaan pasangan batu dengan mortar .

d. Selanjutnya semen, pasir pasang, dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan concrete mixer sesuai dengan spesifikasi.

e. Campuran mortar diletakkan di dasar dengan ketebalan tertentu lalu batu yang telah dibersihkan diletakan di atas campuran mortar tersebut. Setelah dasar siring selesai lalu beranjak ke dinding siring dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana.

f. Kebutuhan peralatan dan tenaga sesuai degan rencana pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas petunjuk direksi pekerjaan.

g. Setelah dimensi dan elevasi pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan penyiapan pengecatan.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-11) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Pekerjaan Cat-catan

a) Sebelum memulai pengecatan, semua bagian yang akan dicat harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran dan debu yang melekat .

b) Lakukan pengamplasan secara merata pada permukaan yang akan di cat.

c) Setelah pengamplasan dan pembersihan, untuk mendapatkan hasil yang baik dan cat dapat merekat dengan kuat, lakukanlah tahap pertama dengan menggunakan cat dasar untuk permukaan yang akan di cat.

d) Pelaksanaan pekerjaan pengecatan dilakukan secara lapis perlapis

e) Setiap tahapan (lapisan) dilakukan setelah cat tahap sebelumnya benar-benar sudah kering (jangan tergesa-gesa).

f) Hasil akhir pengecatan akan baik apabila tat cara tahapan-tahapan dilaksanakan dengan baik dan hati-hati.

g) Setelah pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan penyiapan dan penghamparan Agregat Lapis Pondasi Atas ( LPA ).

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-11) Waktu kerja : 7 hari/minggu

(12)

Lapis Pondasi Atas (LPA)

Secara umum metode pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi Atas (LPA) sebagai berikut :

1.Persiapan Pelaksanaan

a) Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk penghamparan dan pemadatan lapis pondasi aggregate sub base.

b) Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar aggregate sub base. Lokasi tersebut harus sudahmendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

c) Lokasi pekerjaan merupakan daerah pelebaran yang sebelum nya telah digali dan dihampar imbunanpilihan dan sudah berada pada elevasi sesuai gambar kerja serta telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d) Pencampuran untuk aggregat Klas A, dilakukan di base camp dan setelah disetujui direksi, lalu material tersebut di angkut kelokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.

e) Melakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat yang digunakan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2. Proses Pelaksanaan

a) Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas

b) Material pondasi agregat diproduksi di base camp sesuai JMF yang disetujui diangkut ke lokasi penghamparan dengan menggunakan Dump Truck.

c) Material dihampar sesuai tebal dan elevasi rencana yang terlihat didalam shop drawing.

d) Material dihampar dengan menggunakan Motor grader kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibro roller dengan berat alat dan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction yang telah disetujui oleh pihak Direksi pekerjaan.

e) Water tanker disediakan untuk menjaga kadar air agar pemadatan dilakukan pada kadar air optimum.

3.Pengendalian Kualitas

a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk mengetahui nilai

kepadatanlapangan, dimana nilai kepadatan lapangan harus >100% dari nilai kepadatan hasil pengujian di lab.

b) Proof rolling test akan dilakukan terlebih dahulu terhadap lapisan agregat B sebelum pengujian density test.

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-11) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)

Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan setelah pekerjaan Lapis pondasi Atas (LPA) telah selesai dilaksanakan. Lapisan pondasi agregat ini ditutup dengan menggunakan material hotmix Lapis Asphalt Treated Base (ATB) dimana untuk perekatan ke agregat antara lapis pondasi agregat dengan Lapis Asphalt Treated Base (ATB) menggunakan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) yang disiramkan dengan menggunakan aspal sprayer.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui

b. Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor. c. Bahan dasar berupa aspal dan minyak flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi

campuran aspal cair.

d. Angkutan aspal & minyak flux menggunakan dump truck

e. Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi.

f. Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan

(13)

Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-11) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

Lapis Asphalt Treated Base (ATB)

Secara umum metode pelaksanaan penghamparan dan pemadatan pekerjaan aspal akan dilakukan sebagai berikut

1. Persiapan Pelaksanaan

a. Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan untuk penghamparan dan pemadatan lapisan aspal baru.

b. Aspal diterima di base camp Suplier dan selanjut nya diuji kualitasnya (penetrasi dan titik lembek)sebelum dituangkan ke tangki penyimpanan.

c. Pembuatan JMF hotmix ATB di laboratorium dengan pengawasan dan persetujuan Direksi pekerjaan.

d. Pengajuan shop drawing dan persetujuan Direksi Pekerjaan.

e. Hotmix diproduksi di base camp dengan alat AMP (asphalt mixing plant) dan diangkut dengan dump truck ke lokasi pekerjaan.

f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, maka dilakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat, pengujian ini disaksikan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

g. Melakukan pengukuran dan stationing, dan pembuatan temporary marking diatas lokasi permukaan yangtelah direncanakan untuk diberi lapisan aspal baru. Pengukuran disaksikan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.

h. Melakukan proses pembersihan terhadap permukaan aspal yang akan dilakukan pelapisan ulang (Overlay). Pembersihan ini dilakukan sebelum permukaan aspal diberi lapisan pengikat tack coat untuk mendapatkan kondisi bonding yang terbaik antara lapisan aspal yang lama dan lapisan baru.

2. Proses Produksi

a. Dimulai dengan pemanasan aspal ( Aspal Minyak ) di dalam aspal storage sampai temperatur yang disyaratkan.

b. Pengisian aggregat ke masing-masing cold bin yang sudah ditentukan dan tetapkan ukuran bukaan coldbin untuk masing-masing fraksi aggregat sesuai hasil percobaan bukaan / gate cold bin (kalibrasi bukaan cold bin).

c. Tetapkan garis penunjuk untuk batas penimbangan aggregat dan aspal sesuai job mix formula.

d. Material dari cold bin dikeluarkan dan dijalankan melalui conveyer ke dryer untuk dikeringkan dengan suhu pemanasan sesuai spesifikasi, kemudian dinaikkan dengan hot elevator menuju ke penimbangan material di hot bin.

e. Aspal yang sudah cukup panas sesuai item a) juga dinaikkan menuju ke penimbangan aspal.

f. Aggregat dan aspal ditimbang sesuai ketentuan untuk kemudian dicampur dalam pugmill dengan waktu pencampuran yang ditentukan ± 30 detik.

g. Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate ke aras Dump Truck dan diperiksa temperaturnya sebelum diangkut ke lapangan.

3. Proses Pelaksanaan

a. Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.

b. Apabila semua mobilisasi peralatan serta pembuatan temporary marking telah dilaksanakan dan disetujui dilapangan, maka pekerjaan akan dimulai dengan pelaksanaan Prime coating.

c. Prime Coat akan dilakukan bertahap lajur per lajur sesuai dengan metode kerja dan rencana pelaksanaan yang disetujui. Penyemprotan Prime Coat secara bertahap ini dilakukan untuk mempertimbangkan apabila terjadi kerusakan peralatan produksi (AMP), paving set dan kondisi hujan yang tidak memungkinkan pekerjaan dilanjutkan.

(14)

e. Proses penghamparan terhadap campuran material aspal panas yang diproduksi di AMP akan dimulai dengan pemeriksaan temperatur campuran aspal panas tersebut sesaat sebelum ditumpahkan ke dalam hopper finisher, yaitu untuk mendapatkan jaminan bahwa temperature campuran yang akan berkaitan dengan viskositas aspal masih memenuhi persyaratan spesifikasi teknis.

f. Setelah dihampar periksa kelurusan tepi dengan menggunakan tali.

g. Satu group tenaga dipergunakan untuk finishing, perapian permukaan dan tepi hamparan. h. Pemadatan Break Down dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai

dengan trialcompaction)

i. Pemadatan intermidiate dengan menggunakan Pneumatic Tyre Roller (jumlah lintasan sesuai denganntrial compaction)

j. Pemadatan Akhir / Finishing dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai dengan trialcompaction)

4. Pengendalian Kualitas

Pengujian di laboratorium terhadap campuran aspal, antara lain :

 Marshal test  Stability

 Density, dan properties lainnya.

Pengujian dilapangan/setelah penghamparan

 Pemeriksaan suhu campuran, saat proses pemadatan  Core drill test

 Density test

Perencanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu Jadwal Pelaksanaan : (minggu ke-11) Waktu kerja : 7 hari/minggu

7 jam/hari

PENUTUP

Demikian uraian metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di dalamnya, semoga uraian diatasdapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk kelengkapan Dokumen penawaran Paket Kegiatan Pembangunan Jalan & Jembatan Jalan Hasanuddin

Tarakan, 29 Agustus 2013

CV. CAHAYA BINTANG

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dibentuk berdasarkan peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Perda

Seorang kuli bangunan akan membuat sebuah kawat berbentuk segitiga siku-siku untuk membuat kerangka ventilasi rumah dengan alas 6 cm dan sisi miring 8 cm, Tentukan apa saja yang

oleh anak, dan keputusan yang diambil adalah untuk menikahkan keduanya sehingga menghilangkan rasa malu yang dihadapi oleh keluarga, Kedua yaitu Memberikan sejumlah materi

Karena sejak awal masuk sudah disosialisasikan bahwa mahasiswa S-2 harus bikin program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (pengmas), sehingga dalam semester akhir

Dari uji pertumbuhan bakteri, diketahui bahwa pepton isi perut ikan cunang dapat mendukung pertumbuhan bakteri dalam media terutama bakteri Staphylococcus aereus

Istilah 'identitas' , sebagaimana didefinisikan dalam Oxford English Dictionary ( Crowther , 1995) , sebagai Negara/tempat/sesuatu yang sangat mirip atau sama dengan sesuatu

Keterangan Khusus pada Reaktivitas : Juga tidak sesuai dengan logam bubuk halus (aluminium, tembaga, kromium, besi, kuningan seng, nikel, timah, mangan, magnesium, antimon),