• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH HITUNG JENIS LEUKOSIT INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH HITUNG JENIS LEUKOSIT INDONESIA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HITUNG JENIS LEKOSIT

Disusun oleh :

NAMA : Muhamad Rinaldi

NIM : AK816048

SHIFT :2

YAYASAN BORNEO LESTARI

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI BANJARBARU

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hitung Jenis Leukosit”. makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah hematologi. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang apa hitung jenis leukosit yang kami sajikan berdasarkan berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.

Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Banjarbaru, April 2018

(3)

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Pengertian Leukosit ... 3

2.2 Pengertian Hitung Jenis Leukosit ... 3

2.3 Pengertian basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit ... 4

2.4 Cara Kerja Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit ... 8

BAB V PENUTUP ... 9

3.1 Kesimpulan ... 9

3.2 Saran ... 9

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halny adengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah. Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertiga belas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Jenis sel darah manusia terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dan trombosit (keping darah).

Sel darah putih (lekosit) merupakan unit yang aktif dari system pertahanan tubuh. Lekosit berfungsi menyediakan pertahanan yang cepat dankuat terhadap setiap agen infeksi yang ada. Terdapat beberapa jenis lekosit, yaitu netrofil, eosinofil, basofil, monosit, limfosit dan megakarosit. Pada orang dewasa terdapat kira-kira 7000 sel darah putih per millimeter kubik. Peran sel darah putih (lekosit) yang begitu penting, sehingga seorang manusia perlu dilakukan pengecekan kadar sel darah putih (lekosit).

(5)

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa pengertian leukosit?

1.2.2. Apa pengertian hitung jenis leukosit ?

1.2.3. Apa yang dimaksud dengan basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit?

1.2.4. Bagaimana cara pemeriksaan hitung jenis leukosit?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Untuk mengetahui pengertian leukosit

1.3.2. Untuk mengetahui pengertian hitung jenis leukosit

1.3.3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit

(6)

BAB II

TINJAUN TEORITIS

2.1. Pengertian Leukosit

Lekosit (White Blood Cell) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis.

(7)

penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit.

Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (%).

2.3. Pengertian basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit 2.3.1. Basofil

Basofil adalah jenis leukosit yang terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain. Nilai normal dalam tubuh: 0 - 1%. Sel ini jarang ditemukan dalam darah tepi normal. Sel ini mempunyai banyak granula sitoplasma yang gelap menutup inti serta mengandung heparin dan histamin. Pada reaksi antigen-antibodi basofil akan melepaskan histamin dari granulanya. Di dalam jaringan basofil berubah menjadi sel mast basofil mrmpunyai tempat perlekatan immunoglobulin E (IgE) dan degranulasinya disertai dengan pelepasan histamin. Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Basofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah basofil lebih dari 100/µl darah. Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi. Penurunan basofil terjadi pada penderita stress, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan.

2.3.2. Eosinofil

(8)

Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil lebih dari 300/µl darah. Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi, infeksi parasit. Histamin yang dilepaskan pada reaksi antigen-antibodi merupakan substansi khemotaksis yang menarik eosinofil. Penyebab lain dari eosinofilia adalah penyakit kulit kronik, dan kanker tulang, otak, testis, dan ovarium.

Eosinopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil kurang dari 50/µl darah. Hal ini dapat dijumpai pada keadaan stress seperti syok, luka bakar, perdarahan dan infeksi berat, juga dapat terjadi pada hiperfungsi koreks adrenal dan pengobatan dengan kortikosteroid. Pemberian epinefrin akan menyebabkan penurunan jumlah eosinofil dan basofil, sedang jumlah monosit akan menurun pada infeksi akut. Walaupun demikian, jumlah basofil, eosinofil dan monosit yang kurang dari normal kurang bermakna dalam klinik. Pada hitung jenis leukosit pada pada orang normal, sering tidak dijumlah basofil maupun eosinofil.

2.3.3. Neutrofil

Neutrofil merupakan sel yang paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama fase infeksi akut. Sel ini mempunyai inti padat khas yang terdiri atas 2-5 lobus dan sitoplasma yang pucat dengan batas tida beraturan, mengandung banyak granula merah-biru (azurofilik) atau kelabu - biru. Granula terbagi menjadi granula primer yang muncul pada stadium promielosit, dan sekunder yang muncul pada stadium mielosit dan terbanyak pada neutrofil matang. Nilai normal dalam tubuh adalah 1 – 5% untuk neutrofil batang dan 50 – 70% untuk neutrofil segmen.

(9)

anak-anak netrofilia biasanya lebih tinggi dari pada orang dewasa. Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat mengakibatkan dilepasnya granulosit muda ke peredaran darah dan keadaan ini disebut pergeseran ke kiri atau shift to the left. Infeksi tanpa netrofilia atau dengan netrofilia ringan disertai banyak sel muda menunjukkan infeksi yang tidak teratasi atau respons penderita yang kurang. Pada infeksi berat dan keadaan toksik dapat dijumpai tanda degenerasi, yang sering dijumpai pada netrofil adalah granula yang lebih kasar dan gelap yang disebut granulasi toksik.

Netropenia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil kurang dari 2500/µl darah. Penyebab netropenia dapat disebabkan karena pemindahan netrofil dari peredaran darah misalnya umur netrofil yang memendek karena penggunaan obat, gangguan pembentukan netrofil yang dapat terjadi akibat radiasi atau obat-obatan dan yang terakhir yang tidak diketahui penyebabnya. Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain.

2.3.4. Monosit

(10)

Monositosis adalah suatu keadaan dimana jumlah monosit lebih dari 750/µl pada anak dan lebih dari 800/µl darah pada orang dewasa. Monositosis dijumpai pada beberapa penyakit infeksi baik oleh bakteri, virus, protozoa maupun jamur. Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.

2.3.5. Limfosit

Limfosit adalah jenis leukosit agranuler dimana sel ini berukuran kecil dan sitoplasmanya sedikit.Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi. Nilai normal: 20 - 40% dari seluruh leukosit. Limfosit adalah sel yang kompeten secara imunologik dan membantu fagosit dalam petahanan tubuh terhadap infeksi dan invasi asing lain. Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit, yaitu:

a. Sel B

Berfungsi membuat antbodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya (sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen tetapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori').

b. Sel T = CD+4 (pembantu

Berfungsi mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) serta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD+8 (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus

c. Sel natural killer

Sel pembunuh alami (NK, Natural Killer) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibinuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

(11)

tuberkulosis, sifilis, pertusis dan oleh kelainan limfoproliferatif seperti leukemia limfositik kronik dan makroglobulinemia primer.

Pada orang dewasa limfopenia terjadi bila jumlah limfosit kurang dari 1000/µl dan pada anak-anak kurang dari 3000/µl darah. Penyebab limfopenia adalah produksi limfosit yang menurun yang disebabkan oleh kortikosteroid dan obat-obat sitotoksis.

2.4. Cara Kerja Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit 2.4.1. Cara membuat sediaan apus darah tepi (SADT).

a. Pilihlah kaca obyek yang bertepi betul-betul rata untuk digunakan sebgai "kaca penghapus" atau boleh digunakan "spreader".

b. Letakkan satu tetes kecil darah pada +- 2-3 MM dari ujung kaca objek di depan tetes darah.

c. Tarik spreader ke belakang sehingga menyentuh tetes darah, tunggu sampai darah menyebar pada sudut tersebut.

d. Dengan gerak yang mantap doronglah spreader sehingga terbentuk apusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek. Darah harus habis sebelum spreader mencapai ujung lain dari kaca objek

e. Hapusan darah tidak boleh terlalu tipis atau terlalu teba;( ketebalan ini dapat diatur dengan menggunakan sudut antara kedua kaca objek dan kecepatan menggeser. Makin besar sudut atau makin cepat menggeser, makin tipis apusan darah yang dihasilkan).

f. Biarkan apusan darah mengering di udara. 2.4.2. Pewarnaan Giemsa

a. Letakkan sediaan apusan darah yang telah kering pada rak pengecatan.

b. Genangi dengan methanol selama 2 menit. c. Buang sisa cat dan cuci dengan air mengalir.

d. Genangi dengan larutan giemsa 5% selama 15 menit. e. Buang sisa cat dan cuci dengan air mengalir.

(12)
(13)

BAB II PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan granulasi sitoplasmanya, leukosit dibedakan menjadi granuler meliputi Basofil, Eosinofil, dan Neutrofil serta agranuler meliputi Limfosit dan Monosit.

Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit. 3.2. Saran

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Bakri,Samsyul,dkk.1989.Hematologi.Jakarta:Pesat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI

Gandosoebrata,R.2010.Penuntun Laboratorium Klinik edisi keenambelas.Jakarta:Dian Rakyat

Hoffbrand,A.V.2012.Kapita Selekta Hematologi edisi keempat.Jakarta:EGC

Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. 1992. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia dan Kanal Media.

Tjokronegoro, Arjatmo & Utama, Hendra. 1992. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Referensi

Dokumen terkait

a) Ivan P. Pavlov: teori belajar Dari percobaannya tersebut Pavlov menyimpulkan bahwa hampir semua organisme perilakunya terjadi secara refleks dan di batasi oleh rangsangan

Pusat Ilmu Pengetahuan Hutan Catalonia (Forest Sciences Center of Catalonia /CFTC), pada tanggal 14 Pebruari 2012, menjadi tuan rumah sebuah pertemuan antara perwakilan Satuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan perlindungan hukum klub PSIS Semarang kepada pemain sepak bola yang didasarkan atas perjanjian kontrak pemain.. Dan

data dalam satuan usaha mungkin mengharuskan auditor untuk meminta “wadah” penyimpanan informasi yang dapat digunakan dalam keperluan tinjauan atau untuk melaksanakan

dari hasil wawancara. Peran catatan lapangan dalam penelitian tindakan kelas. ini adalah sebagai alat untuk mempermudah peneliti dalam

The main focus of teaching English at the Junior High School is the four language skills, and the national exam focuses on assessing reading, writing, grammar and vocabulary

Dari hasil tes pemahaman konsep diatas, peneliti menyimpulkan bahwa tes pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS akan diberhetntikan pada siklus ketiga, karena pada

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat dapat menyelesaikan penyusunan Tugas