• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI SIMPENNAS Sistem Pendidikan Nasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INOVASI SIMPENNAS Sistem Pendidikan Nasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI SIMPENNAS

(Sistem Pendidikan Nasional)

Pendidikan merupaka kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia meembutuhkan pendidikan, sampai kapan pun dan dimana pun ia berada. Artinya pendidikan itu sangatlah penting, sebab tanpa ppendidikan manusia akan sulit untuk berkembang dan bahkan akan menjadi manusia yang terbelakang. Oleh karena itu, pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan insan yang berkualitas tinggi dan mampu bersaing, disamping memiliki budi pekerti luhur dan moral yang bagus.

Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga Negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, trampil, jujur, disiplin, demokratis, dan bermoral tinggi. Di dalam menentukan pilihan untuk menyekolahkan anaknya, setiap masyarakat menginginkan sekolah yang mempunyai asset (modal) pendidikan yang tetap seperti tanah, bangunan, guru dan administrator agar nantinya tidak hanya menghasilkan output secara kuantitas saja namun juga dapat menghailkan outcome (dampak) yang dapat memberikan peranan lebih bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Pendidikan di Indonesia masih terkesan sebagai pendidikan yang membelenggu. Pembelengguan ini mbersumber dari ketidakjelasan visi dan misi pendidikan di indonesia, dan juga adanya praktik sentralisasi dan uniformitas, serta system pendidikan dengan konsep

(2)

Pendidikan juga harus menjunjung tinggi hak-hak anak. Di Negara kita hak-hak anak terkesan dirampas. Hal ini dikarenakan masyarakat menjadikan sekolah sebagai panggung pentas, bukan sebagai tempat latihan maupun sebagai laboratorium untuk belajar. Anak yang belajar di seolah diharapkan oleh orang tuanya memperoleh rangking atas sehingga anak samapiai dikursuskan diluar sekolah. Anak diharuskan mendapat nilai yang bagus. Mereka harus naik ke panggung pentas dengan nilai terbaik, tapi bukan untuk belajar denngan baik sehingga orang tua akan merasa bangga dan senang karena anaknya maju di panggung pentas. Oleh karena itu system rangking di sekolah memacu masyarakat untuk mempeeroleh persepsi yang tentang tujuan pendidikan di sekolah.

Selain itu hendaknya pendidikan anak harus berwawasan integrative. Bahwa mata pelajaran massih terkesan terkotak-kotak. Kurikulum belum mampu menjadikan anak memiliki wawasan integrative . tujuan dari setiap satuan pendidikan belum diperoleh oleh mereka. Ia belum menjadi manusia yang terdidik yang berilmu dan berpengetahuan, yang sekaligus sebagai manusia yang beriman. Integrasi dari semua itu seharusnya menjadikan pembelajar sebagai manusia yang utuh. Di mana pun, kapan pun, ia dapat menampilkan satuan psiko-fisik, bukan hanya sebagian-sebagian saja.

Dan pendidika hendaknya menghasilkan manusia yang demokratis. Pendidikan kita masih terkesan otoriter, baik dari segi manajemen, interaksi atau transaksi, proses, kedudukan, maupun dalam substansinya. Sehingga tidak mungkin kondisi sperti demikian akan menghasilkan manusia yang demokratis. Apabila kita semua menjadi seorang pejabat, maka seakan-akan kita telah memiliki modal “benar” dalam segala hal. Berhak mengoreksi, berhak member peunjuk, berhak menyalahkan bawahan dst. Padahal justru informasi dari bawahan kebanyakan membawa kebenaran. Transaksi pendidikan kita masih satu arah dan vertical. Sumber informasi masih didominasi oleh para guru. Dan pembelajar jarang didudukkan sebagai sumber informasi alternative sehingga menyebabkan tidak terjadinya interaksi horizontal. Pengalaman demokratis tidak pernah dialami oleh pembelajar dalam hidup sehari-hari dan mereka hanya memahaminya secara tekstual. Dalam praktik, kedudukan substansi dan proses pembelajaran di Indonesia masih berorientasi vertical, yakni dari atas ke bawah.

(3)

kurikulum mulanya dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curir dalam bahasa Yunani Kunoberarti “pelari” dan curere artinya “tempat berpacu”. Kurikulum kemudian diartikan sebagai “jarak yang harus ditempuh” oleh pelari. Dalam hubungan dengan pembangunan pendidikan nasional, kurikulum pendidikan nasional mengisi upaya pembentukan sumber daya manusia untuk pembangunan. Indonesia perlu menyesuaikan system kurikulum yang kompetensinya sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Perubahan-perubahan kurikulum di Indonesia ini berjuan untuk:

1. Menyesuaikan kompetensi lulusan.

2. Menyesuaikan situasi dan kondisi pada masa sekarang.

3. Perkembangan disiplin ilmu pengetahuan dan social disesuaikan dengan perkembangan manusianya.

Selain pembaruan terhadap system kurikulum pendidikan juga perlu adanya pembaruan pada

pola masa studi. Pembaruan pola masa studi ini sebagai suatu pertanda adanya pembaruan pendidikan berupa penambahan (perpanjanngan masa studi) atau pun pengurangan (perpendekan masa studi). Pembaruan tersebut dilakukan atas dasar alasan-alasan tertentu. Misalnya untuk menyiapakan tenaga guru SD yang dulunya cukup tamatan SPG (jenjang pra-masa studi akademis) sekarang untuk menjadi guru SD harus minimal berpendidikan S1. Dan guru SMP dan SMA yang dulunya cukup tamatan D3 sekarang harus berpendidikan minimal S1. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan tenaga pendidik yang lebih kompeten.

(4)

4. Masalah efisiensi pendidikan dan masih banyak lagi.

Dengan melihat maslah-masalah di atas, analisis terhadap system pendidikan di Indonesia perlu dilakukan. Penggunaan analisis system dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara efisiensi dan efektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis system adalah bahwa kita disyaratkan untuk berpikir secara sistematik, yaitu kita harus memperhitngkan segala komponen yang terlibat dalam masalah pendidikan yang akan dipecahkan. Dengan demikian memungkinkan kita untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan setelah melihat suatu alternative sebagai satu-satunya yang dapat digunakan. Untuk memecahkan masalah dalam pendidikan, berbagai komponen dalam pendidikan perlu dikenali secara tuntas. Kadang-kadang bisa terjadi bahwa semua komponen pendukung system pendidikan sudah baik, namun hubungan antar komponenya yang belum baik.

Pendidikan akan menyiapkan peserta didiknya untuk memasuki masyarakat di masa depan atau di masa yang akan daatang. Oleh karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi pada masyarakat masa depan atau yang akan dating tersebut.

Cirri-ciri masyarakat yang akan dating tersebut anatara lain:

1. Globalisasi, utamanya dalam iptek, ekonomi, lingkngan hidup, pendidikan dan sebagainya.

2. Perkembangan iptek yang makin cepat.

3. Arus komuniksi yang semakin padat dan cepat, yang mengubah masyarakat menjadi masyarakat informasi.

4. Peningkatan layanan professional dalam berbagai segi kehidupan manusia. Khusus yang terakhir tersebut perlu lebih dimantapkan lagi dalam profesionalisasi tenaga kependidikan.

(5)

pengembangan pada system pendidikan yang ideal, perubahan nilai dan sikap, pengembangan kebudayaan dan pengembangan sarana pendidikan.

Nama : Aning Asmaiyah

NIM : K6415005

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Uno, B Hamzah.2012. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

kepada siswa tentang materi yang telah lalu. Cara guru menutup pelajaran dengan mengutarakan apa yang akan dipelajari pada minggu depan dan mengingatkan peralatan apa

Data hujan pengamatan berupa besarnya hujan titik yang terjadi di lapangan, sedangkan data hujan satelit TRMM 3B42, TRMM 3B42RT, GPM dan PERSIANN CCS berupa besarnya

organisasi, jika karyawan tidak puas dengan pekerjaan mereka, karyawan cenderung akan meninggalkan organisasi, sebaliknya jika karyawan percaya bahwa mereka diperlakukan

Yang dimaksud dengan saham yang tercatat dalam Bursa Efek dalam ketentuan ini adalah seluruh penempatan investasi dalam bentuk saham yang tercatat di Bursa Efek baik yang

Mayoritas responden yang mengajar di SMA dan SMK sedang berada di masa dewasa muda, berjenis kelamin perempuan, menempuh pendidikan terakhir di S1 (sarjana), telah bekerja

Hasil zakat adalah terdiri daripada kutipan zakat dan fitrah pada setiap umat Islam di negeri Selangor seperti mana kuasa yang telah diberikan kepada Majlis melalui seksyen

Pestisida digunakan dalam program PHT ketika cara lain yang efektif tidak tersedia atau cara lain tidak cukup kuat untuk mempertahan populasi OPT tetap di bawah ambang

Di samping juga buku–buku lain yang membahas tentang pemikiran Muhammad Husein Heikal seperti buku Islam dan Tata Negara karya Munawir Sjadzali sebagai sumber data