• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dunia Islam di Masa Kekuasaan Mongol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dunia Islam di Masa Kekuasaan Mongol"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dunia Islam di Masa Kekuasaan Mongol

Oleh: Sofyan A. Madiu

Pendahuluan

Sejarah telah mencatat keganasan bangsa-bangsa adidaya atas bangsa lemah. Mongol, adalah satu nama diantara sekian bangsa penindas, bangsa yang tadinya terbelakang, setelah melakukan ekspansi militer besar-besaran ditunjang persatuan yang kuat, mampu memberanguskan setiap 'musuh' yang dijumpai, tak pernah kenal rasa kasihan, ekspansi yang dilakukan, merambah hampir ke seluruh dunia, agama tidak mampu menghentikan kedikdayaan mereka, sekalipun pernah kalah, itu tidak menyulutkan semangat 'juang' bangsa Mongol yang datang dari Asia tengah ini, sehingga jadilah mereka bangsa yang pernah memiliki peradaban tatkala bersentuhan dengan islam, tapi kemudian mengalami kemunduran, bahkan keberadaan mereka saat ini hampir tidak dikenal masyarakat dunia.

Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu'tas}im betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung "badai" tentara Hulagu/Hulaku Khan. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagu Khan menancapkan kekuasaan di Banghdad selama dua tahun sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir. Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.

(2)

2 Mongol dan Karakteristik Mongolian.

A. Bangsa Mongol

Bangsa Mongol (Mongolian) berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur.1 Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.

Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya bangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya.2 Mereka biasa mengikuti pemimpin mereka yang memiliki pandangan dan kekuatan magis, seperti sebuah kekuatan panggilan "menuju kegelapan" untuk menghadapi pihak musuh. Hal ini sungguh memberikan pengaruh bahwa "ruh" betul-betul punya pengaruh penting di dalam kehidupan.3 Mereka juga tergolong penganut

agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.

Ada empat orang pemimpin Mongolia yang cukup terkenal dan disegani dalam sejarah perkembangan Mongol, yaitu:

1

Ahmad al-'Usayri>, Sejarah Islam, diterjemahkan oleh Samson Rahman dari "al-Ta>ri>kh al-Isla>my"

(Jakarta: Akbar Media Ika Sarana. 2007), 322.

2 Mahayudin Hj. Yahaya dan Ahmad Jelani Halimi, Sejarah islam (Kuala Lumpur: Fajar Bakti, 1995), 323.

(3)

3 1. Jenghis Khan (7 H/12-13 M)

2. Hulaku/Hulagu (7 H/13 M) 3. Timurlank (8 H/14M)

4. Zhahiruddin Babur (10 H/14 M)

C. Proses Kemajuan Mongol

Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. la herhasil menyatukan kelompok-kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia antara 13-14 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. Sejak dilantik sebagai raja, Jengis Khan semakin getol dalam ekspedisi ketentaraan, dan sesungguhnya dia bersita-cita untuk menguasai dunia.4 la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.

D. Ekspansi Perdana Mongol.

Pasukan perang Mongol terorganisasi dengan baik sebagai tindak lanjut dalam mewujudkan cita-cita menguasai dunia seorang Jengis Khan, ia berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan dan ekspansi terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. la herhasil menduduki Peking tahun 1215 M, Hingga ke Smirechya di Turkistan Utara (1218 M). Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam yang letaknya tidak jauh dari situ, Khwarizm di Asia

(4)

4

tengah. Serangkaian peristiwa lainnya yang membawa Mongol kepada kegemilangan mempercepat invasi Mongol ke wilayah kekuasaan Islam. Setelah Rusia Selatan direbut, Jenghis berencana menghadapai pemberontak di Selatan China, tapi malang nasibnya, Jenghis justru meninggal di tepi sungai Chali, Mongolia (1227 M).5 Wilayah kekuasaannya meluas ke seluruh Eurasia di Timur sampai Laut Pasifik dan Barat sampai Laut Hitam. Kekuasaan yang sangat luas wilayah ini dibagi kepada keempat anaknya: Jochi, Chaghtay, Oghtay, dan Toluy.6

Peradaban Islam (Dinasti Abba>siyah) pra-Ekspansi Mongol

Jauh sebelum Mongol menyerang Dinasti Abba>siyah, kondisi masyarakatnya cukup memprihatinkan disebabkan berbagai macam konflik yang terjadi dalam tubuh Dinasti ini, baik itu konflik internal maupun eksternal. Kerajaan Abba>siyah sejak semula telah terbagi ke beberapa negeri dan wilayah, bahkan diantara negeri-negeri itu ada yang memisahkan diri dari kerajaan Abba>siyah di pusat, sebut saja kerajaan Fatimiyah di Mesir dan kerajaan Bani Umayyah di Spanyol. Hal ini termasuk diantara konflik internal dinasti Abba>siyah. Adapaun model pemerintahan negeri-negeri tersebut sebagai berikut:

- Memilih sendiri khalifah yang memimpin

- Masih bernaung kepada pemimpin pusat (sebatas nama saja) akan tetapi mereka bebas menetukan kebijakan di wilayah-wilayah yang mereka kuasai.

- Berani memberontak tatkala bersebrangan pendapat dengan kebijakan pusat. - Memegang semua kendali dan mengatur penduduk mereka tanpa campur

tangan pusat.

5

M Abdul karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007) 286-287.

(5)

5

Menurut Mahayudin Hj. Yahaya, kerajaan Abba>siyah seperti hilang kuasanya tatkala Parsi dan Turki masuk ke tubuh pemerintahan Abba>siyah, bukti-bukti akan hal itu diantaranya adalah:7

- Kuasa khalifah berpindah kepada Wazi>r atau Ami>r al-'Umara> dari bangsa non-Arab, Turki, Parsi dan Kurdi.

- Ami>r atau Sult}a>n yang ditunjuk, secara tidak langsung mengendalikan dan menguasai pemerintahan Pusat di Baghdad.

- Setiap wilayah yang ditaklukan akan segera berpindah tangan kepada Gubernur terpilih serta berhak mengatur roda pemerintahan di wilayah itu.

- Pemberian hak memerintah kepada setiap Gubernur melahirkan ambisi menguasai wilayah sehingga hubungan pusat dan wilayah mulai renggang.

Mongol dan Kehancuran Peradaban Islam di Baghdad

Kemajuan pesat bangsa Arab sudah terlihat sejak, abad ke-7 M, kekuatan Islam mencakup Asia, Afrika, dan Eropa Barat Daya. Namun kemudian mengalami kemunduran pada abad ke-11 M. Proses kemajuan itu juga terjadi pada Dinasti Abba>siyah.

Menurut Ibnu khaldun, sebuah kepemimpinan dalam sebuah Dinasti hanya akan bertahan tidak lebih dari 100 tahun, ini terkait dengan natural system.

Demikian juga yang dialami Dinasti Abba>siyah, kemundurannya terlihat pasca kekuasaan Khalifah Wasiq (842-847 M), kemunduran atau kehancuran total Dinasti Abba>siyah ini terjadi tatkala Mongol menyerang dan memberanguskan Baghdad. Akan tetapi, peristiwa buruk yang menodai sejarah peradaban islam hingga meruntuhkan Dinasti islam terbesar dan terkuat itu, bukan semata-mata serangan bangsa Mongol saja, tapi disana ada hal-hal lain 'membantu' kesuksesan Mongol, yang jika dipetakan menjadi 2 bagian: 1. Internal dan 2. Eksternal

(6)

6 1. Faktor Internal.

Pada poin 'B' di atas,8 telah disebutkan 5 karakteristik Dinasti Abba>siyah, yang mana sangat terlihat fungsi pusat (Baghdad) mati total, suara dan peran masyarakat tidak diakomodasi, serta meniadakan keberadaan orang Arab, yang notabene cukup memberi pengaruh besar dalam kemiliteran. Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut:

- Luasnya wilayah kekuasaan, mempersulit kendali pusat atas negeri-negeri takluklan Abba>siyah.

- Minimnya sarana komunikasi, memperheambat informasi ke pusat tatkala terjadi pergolakan dan pemberontakan di negeri-negeri kecil, serta mengakibatkan lepasnya beberapa wilayah.

- Sentimen Arab dan non-Arab, Muslim dan Dzimmi juga melemahkan sendi-sendi kekuatan dan persatuan Dinasti Abba>siyah,9 begitu juga konflik agama anta sekte, Sunni dan Syi'ah.

- Pada pemerintahan Mu'tas}im, dia membangun kekuatan militer elit dari Turki terpisah dari tentara Abba>siyah, yang kemudian menjadi kekuatan besar, menguasai pemerintahan.

- Perang saudara yang terjadi pada masa khalifah Ma',u>n dan saudaranya, Ami>n seakan memberi bukti nyata tanda-tanda kehancuran Dinasti Abba>siyah.

- Dominasi kekayaan oleh keluarga kerajaan, dan kemiskinan yang melanda masyarakat akibat penarikan pajak yang cukup tinggi.

- Hidup foya-foya, cinta dunia dan suka menghamburkan uang menjadi ciri khas keluarga kerajaan, sehingga salah satu pilar islam, seperti Jihad terabaikan.

2. Faktor eksternal.

Faktor eksternal yang dimaksud adalah gangguan dari pihak luar yang memperparah keadaan Dinasti Abba>siyah, bahkan menghancurkan Dinasti yang telah

8 Lihat hal, 3.

(7)

7

berkuasa selama ratusan tahun ini. Adapun faktor ekkternal tersebut adalah serangan Bangsa Mongol yang bekerja sama dengan pengkhianat kerajaan beraliran Syi'ah.

Berkenaan dengan hal ini, ada hal-hal penting yang patut dimunculkan untuk mengetahui kebenaran sejarah hancurnya Dinasti Abba>siyah. Jika ditilik lebih jauh, sebenarnya penyerbuan Bangsa Mongol ke Baghdad yang ketika itu dipimpin oleh Khalifah al-Mu'tas}im bukanlah murni penyerangan bangsa Mongol atau kekuatan bala tentara mereka, tapi dibalik kesuksesan itu, kerja sama pemimpin Mongol, Hulagu, dengan orang dekat khalifah telah memberi andil besar, hingga Mongol mampu memberanguskan kota Baghdad rata dengan tanah. Adalah Wazi>r al-Qami (al-Qemi) lah pengkhianat kerajaan yang telah 'membantu' Hulagu dan pasukannya.

Jauh sebelum penyerangan Mongol, telah terjadi peperangan lokal antara dua sekte, Sunni dan Syi'ah, yang mana banyak orang Syi'ah terbunuh, inilah yang memicu sakit hati al-Qami, sang penganut Syi'ah itu mengkhianati khalifah al-Mu'tas}im. Meskipun telah terjadi perundingan damai, tapi tetap saja khalifah al-Mu'tas}im bersama 300 menteri juga para Qa>di dibunuh oleh Hulagu.10

Namun menurut Ira M. Lapidus, kehancuran dinasti Abba>siyah disebabkan oleh perubahan politik, sosial, dan ekonomi yang mengantarkan pada proses Negara-negara kecil menggantikan imperium tunggal.11

Kemenangan Hulagu tersebut, manghantarkan kepada masa gemilangnya Mongol, sekaligus kehancuran peradaban islam di Baghdad. Pujian demi pujian diberikan kepada Hulagu sehingga ia dijuluki "ilkhan" yang berarti Khan yang Agung, Sebuah gelar yang diwariskan turun-temurun kepada keturunannya.

Dinasti Ilkha>niyah dan Perkembangan Peradaban

"Ilkhaniyah" adalah asal kata dari "ilkhan", berarti Khan yang Agung, gelar yang diberikan kepada Hulagu karena telah memperoleh kemenangan,12 yang kemudian

10 Ibid., 487.

(8)

8

gelar ini diwarisi oleh keturunannya. Hulagu,(1256-1265 M) sebagai pendiri Dinasti Ilkhaniyah setelah menghancurkan Dinasti Abba>siyah. Daerah yang dikuasai oleh Dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia Kecil di Barat dan India, di Timur, dengan ibu kotanya Tabri>z.13 Tidak terkecuali, Irak pun tunduk kepada pemerintahan ilkhaniyah. Sebagai sebuah Dinasti baru, perebutan kekuasaan di pihak keluarga tentunya masih mewarnai Dinasti ini, bahkan menjadi tradisi. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan dihanti oleh anaknya, Abaga (1265-1282 M) yang masuk Kristen, bau rajanya yang ketiga, Ahmad Taguder (1282-1284 M) yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Taguder ditantang oleh pembesar-pembesar kerajaan yang lain. Dan akhirnya ditangkap kemudian dinunuh oleh Arghun yang mengambil alih kekuasaan.

Silsilah penguasa Dinasti Ilkha>niyah:14

Nama Raja/Penguasa Periode Pemerintahan

Hulagu Khan (1256-1265M)

Abaga (1265-1282M)

Ahmad Taguder (1282-1284M)

Arghun (1284-1291M)

Bayghatu (1291-1295M)

Baydu (1295M)

Mahmud Ghazan (1295-1304M)

Oljaytu (1304-1317M)

Abu Sa'i>d (1317-1335M)

Arpa (1335M)

Musa (1336M)

12

Ahmad Shalabi, Mausu>'at al-Ta>ri>kh al-Isla>mi> wa H{adha>rat al-Isla>miyah, (Kairo: Maktabah Al-Nahd}ah

Al-Mis}riyah, 1974),746.

13 Carl Brockelmann, History of The Islamic Peoples, (London: Routledge & Kegan Paul, 1982), 182-183.

(9)

9

Muhammad (1336-1337M)

Jahan Timur (1337-1340M)

Sati Bek (1338-1339M)

Sulaiman (1339-1343M)

Raja Dinasti Ilkhan ke-empat ini sangat kejam terhadap umat Islam, banyak diantara mereka yang dibunuh dan diusir.

Selain Tegudher, Mahmud Ghazan (1295-1304M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya memeluk Islam. Dengan masuk Ilamnya Mahmud Ghazan-sebelumnya beragama Budha- Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme, sejak itu pula, orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali.

Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Dinasti Ilkha>niyah

Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban.

1. Agama

(10)

10

fasilitas penunjang lainnya dibangun kembali untuk kemajuan islam. Reformasi pertama yang dilakukan beliau adalah:15

- Membangun Di>wa>n-e Qad}a> (departemen pengadilan).

- Mendirikan Di>wa>n Nazri fi> al-Maza>lim (pengadilan yang khusus menangani perselisihan Muslim-Mongol, masalah-masalah Gubernur dan rakyatnya, juga kasus-kasus yang sulit terpecahkan lainnya).

2. Politik dan Hukum

Kemesraan yang dibangun Ghazan Khan dengan negeri lainnya masih tetap terjaga, akan tetapi sejak berdirinya Dinasti ilkhaniyah Islamiyah, memberi warna baru dalam kebijakan-kebijakan beliau. Di sisi lain, Dinasti ini telah memutus pengaruh kerajaan Mongol di Cina, sehingga keberadaannya betul-betul independen tanpa intervensi pihak lain (kerajaan Mongol di Cina). Membuka hubungan bilateral dengan India, Cina, Mesir, Inggris, Spanyol, dll. Reformasi di bidang hukum juga mendapat perhatian penuh, pemerintahan beliau bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Warisan sistem pengambilan keputusan, yang mana Jenghis Khan sebagai pengambil keputusan dalam pemerintahan masih tetap dipelihara hingga masa akhir periode Ilkhan.

3. Ekonomi dan Militer

Membangun kesejahteraan masyarakat, tani dan buruh juga menjadi perhatian beliau, untuk membantu petani miskin, beliau menginstruksikan para gubernur dan petinggi kerajaan menyisihkan gaji dan uang pajak. Pinjaman dan biji-bijian diberikan cuma-cuma untuk mereka. Di bidang militer, reformasi besar-besaran dilakukan, beliau mendirikan Diwan-e Araz , sebuah departemen yang khusus mengurusi pendaftaran pasukan militer, pembayaran gaji mereka diambil dari sebagian pajak dan honor penugasan. Membuat mata uang/kion baru bercorak islam, bertulisakan nama Allah swt.

(11)

11 4. Arsitektur

Perkembangan di bidang arsitektur dan seni bangunan, beliau membangun Musolium (pusara/kuburan) megah, di sekitarnya dibangun biara untuk para sufi, beberapa perguruan tinggi (Sh>afi'I dan Hanafi), rumah sakit, perpustakaan, observatorium, akademi filsafat, perumahan bagi para Sayyid (pemukian Ghazaniyah), dsb.

Semua perubahan ini, menurut para pakar sejarah menjadikan wajah Mongol yang keras, bangsa pemusnah, suka berperang berubah total menjadi wajah lembut, pecinta kedamaian dan cinta ketenangan.

5. Sastra dan Ilmu Pengetahuan

Sangat terlihat jelas bahwa Ghazan memperhatikan perkembangan peradaban, ia seorang yang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra, gemar kesenian, terutama ilmu pengetahuan alam, seperti astronomi, kimia, minerologi, metalurgi, dan botani. Semua hal-hal terkait menjadi perhatian penuh beliau.16

Setelah wafat Ghazan digantikan oleh seorang penganut Syi'ah ekstrim, Muhammad Khudabanda Uljeytu (1304-1317M) dengan mendirikan kota raja Sultaniyah dekat Zanjan, pada masa pemerintahan Abu Sa'id (1317-1335M) pengganti Uljeytu, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang ddirikan Hulaghu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa'id. Masing-masing pecahan saling memerangi sampai akhirnya ditaklukan Timur Lenk.17

Timur Lenk dan Kehancuran Mongol

Pada paruh kedua abad ke-8 H, kesatuan Mongolia mulai bercerai-berai. Setiap pemimpin memisahkan diri dengan wilayahnya dan terjadi banyak pembunuhan

(12)

12

diantara mereka. Lalu muncul Timur Lenk dalam waktu yang tepat. Timur Lenk memiliki nasab kepada Kabilah Barlas dari Turki. Salah seorang kakeknya adalah orang dekat Jenghis Khan.

Dia seorang muslim Syiah fanatic. Ia menyadari bahwa dirinya seorang T{a>gu>t yang kejam, senang menumpahkan darah dan kehancuran. Karena itu, tentaranya menyukai kehancuran total. Dia membangun gunung-gunung dari tengkorak yang dikalhkannya.

Dia menguasai negeri-negeri yang berada di belakang sungai dan menjadikan Samarkhand sebagai ibukotanya pada tahun 1369 M. Dia masuk ke Moskow dan menghancurkan Rusia pada tahun 1381 M. pada masa antara 1380-1384 M dia menguasai Khurasan, Jurjan, Mazandar, Sajistan, Afghanistan, Persia, Azarbaijan, dan Kurdistan.18

Setelah lebih seabad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di bawah Hulaghu Khan, malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali, serangan yang sama dari bangsa Mongol, tapi berbeda yang ini sudah menjadi muslim Syi'ah yang sangat fanatik dan kejam. Kebiadaban dan ambisi masih melekat pada dirinya, yang dijuluki "si pincang" dari Timur (Timur Lenk).

Dengan satu tekad Timer Lenk berkata: "kalau ada satu Tuhan di alam ini maka di bumi harusnya ada satu orang Raja". Berangkat dari semboyan inilah, dia mu,ai melakukan ekspansi besar-besar, sampai ke Moskow dan tempat-tempat lainnya. Adapun faktor kehancuran Mongol di bawah naungan Dinasti Ilkhaniyah adalah:

1. Perebutan kekuasaan dari satu raja ke raja yang lain dalam keluarga Dinasti Ilkhaniyah.

2. Ambisi tiap raja dalam mencari kedudukan, sehingga melupakan rakyat yang menderita.

3. Islam yang dianut oleh sebagian besar Dinsati ini hanyalah sebatas mendapatkan simpati masyarakat, meskipun ada juga yang menjadikannya

(13)

13

keyakinan dan kemudian menjadikan satu peradaban yang santun, bermoral seperti Ghazan.

4. Konflik yang terjadi setelah perpecahan diantara mereka menjadikan Dinasti ini mulai lemah, sehingga sering terjadi perang antar sesama.

5. Selain faktor internal di atas, faktor eksternal berupa kemiskinan yang merajalela menjadikan ambisi Timur Lenk untuk mengahncurkan Dinasti Ilkhaniyah dengan cepatnya terwujud.

6. Konflik madzhab antara penganut Syi'ah dan Sunni sangat mempengaruhi perpecahan dikalangan pemuka Dinasti Ilkhaniyah.

Kesimpulan

- Dinasti Abba>siyah termasuk dinasti yang berkuasa lama akan tetapi hancur karena egoisme, rakus kekuasaan, dan menjadikan agama, yang tadinya pondasi utama dalam sebuah pemerintahan sebagai pelengkap semata, terpisah dari sistem kerajaan.

- Konflik internal dan faktor eksternal (serangan Mongol) juga menghantarkan Dinasti Abba>siyah kepada kehancuran.

- Reformasi besar-besar dan mengembalikan citra baik Bangsa Mongol muncul tatkala Gazhan Khan menjadi pemimpin dinasti Ilkhaniyah.

(14)

14 Daftar Pustaka

Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam. Diterjemahkan oleh H. Samson Rahman dari "al-Ta>ri>kh al-Isla>mi>". Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003.

Bacharavh, Jere L. A Middle East Studies Hanbook. London: Cambridge University Press, 1984.

Brockelmann, Carl. History of The Islamic Peoples. London: Routledge & Kegan Paul, 1982.

Glasse, Cyril "Mongol", Ensiklopedi islam (Ringkas), diterjemahkan oleh Ghufron A. Mas'adi dari "The Concise Enclyclopaedia of Islam". Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.

Halimi, Ahmad Jaelani dan Mahayudin Hj. Yahaya. Sejarah islam. Shah Alam: Fajar Bakti Sdn. Bhd, 1995.

Hassan, Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 1989.

Hitti, Philip K. History of The Arabs. London: The Macmillan Press Ltd, 1970. Karim, M. Abdul. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka

Book Publisher, 2007.

Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Ummat Islam, Bagian ke-satu dan ke-dua. Diterjemahkan oleh Ghufron A. Mas'adi dari "A History of Islamic Societes". Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 1999.

Shalabi, Ahmad. Mausu>'at al-Ta>ri>kh al-Isla>mi> wa H{adha>rat al-Isla>miyah. Kairo: Maktabah Al-Nahd}ah Al-Mis}riyah, 1974.

Referensi

Dokumen terkait

Negara Indonesia telah menjamin hak-hak anak dalam Undang- Undang Dasar 1945, pasal 28B ayat 2, berbunyi; “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan penerapan teori operant conditioning and reinforcement dapat memberikan pengaruh terhadap

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan mendeskripsikan bentuk kearifan lokal masyarakat di Kawasan Danau Tempe yang dapat dipertimbangkan dalam

Penulisan laporan penelitian ini diklasifikasikan ke dalam lima bab, yaitu: bab satu pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian yang menjelaskan mengenai alasan

Hasil fermentasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa terjadi perubahan warna dari warna ungu kemerahan pada sari umbi bit sebelum di fermentasi menjedi ungu yang

Aplikasi sistem tanda tangan digital pada gambar yang mengimplementasikan algoritma visual secret sharing dan steganografi berbasis PRNG yang mengamankan keberadaan tanda tangan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan masalah khusus dan penyu- sunan skripsi