• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mazhab Mazhab di dalam Filsafat Barat da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Mazhab Mazhab di dalam Filsafat Barat da"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

P e n g a n t a r F i l s a f a t | 1

Mazhab-Mazhab dalam Filsafat Barat dan Islam

1

Oleh: Fadh Ahmad Arifan

(Alumni S2 Studi Islam, Pascasarjana UIN Malang)

Dalam mempelajari ilmu filsafat, kita akan menemukan berbagai macam aliran atau

mazhab dalam filsafat. Dengan mengetahui mazhab dalam filsafat kita akan paham betapa

wacana filsafat dari masa ke masa diwarnai pergulatan maupun perbedaan pemikiran

khususnya diantara para filosof-filosof yang merumuskan bangunan filsafatnya. Dalam

pembahasan kali ini tidak hanya menguraikan aliran-aliran filsafat Barat, tetapi juga akan

disinggung aliran-aliran dalam filsafat Islam.

Dari temuan saya, terdapat sedikitnya 3 mazhab atau aliran dalam filsafat Barat, yakni

Rasionalisme, Empirisme dan Kritisisme.2 Namun dilain pihak ada yang berpendapat

bahwa mazhab/aliran dalam filsafat ada 4 macam, yakni Metafisika, Etika, Teori

Pengetahuan dan mazhab kontemporer.3 Lebih gampangnya, nanti akan saya jelaskan satu

persatu.

A. Filsafat Barat (Dari Klasik Hingga Era Modern)

1. Mazhab Rasionalisme

Filosof yang menganut mazhab ini berpandangan bahwa Pertama, akal dalam diri

manusia merupakan sumber dari semua ilmu yang hakiki. Jadi sumber pengetahuan

manusia itu bagi mereka adalah rasio/akal. Kedua, terkait alam (kosmik), mereka

menerima adanya wujud spiritual atau rasio yang merupakan asal usul dari segala entitas.

Dalam mazhab rasionalisme ini terdapat tokoh-tokoh yang terkenal diantaranya: Plato

(427-347 SM), Rene Descartes dan Leibniz untuk masa modern.4

Dalam dunia filsafat Barat, Plato dikenal sebagai murid dari Sokrates. Ketika gurunya

dihukum mati pada tahun 399 SM, Plato berusia kurang lebih 31 tahun. Ada sebuah

ungkapan terkenal bahwa keseluruhan filsafat Barat hanyalah sekedar catatan kaki untuk

1Disa paika pada perte ua ke 6 ata kuliah Pe ga tar filsafat di “TAI al

-Yasini, Kab. Pasuruan

2Lihat Fu’ad Farid Is ail da A dul Ha id Mut

awalli, Cara Mudah Belajar Filsafat, (IRCiSoD, 2012), hal 58-122

3

Lihat Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (surabaya: PT Bina ilmu), hal 94-98

4Fu’ad Farid Is ail, Cara Mudah…

(2)

P e n g a n t a r F i l s a f a t | 2

Plato saja. Ini karena tulisan-tulisan Plato telah meletakkan suatu tujuan yang kemudian

dapat dikatakan menjadi pedoman filsafat pada umumnya.5

Menurut Prof K. Bertens, Plato adalah filosof pertama dalam sejarah filsafat yang

memilih dialog sebagi bentuk sastra untuk mengeskpresikan pikiran-pikirannya. Plato

memilih dialog sebagai sastra karena ia yakin bahwa inti filsafat adalah dialog. Namun

disatu sisi karena Plato mengarang filsafatnya dengan format dialog, tidak mengherankan

pula kalau pemikirannya kurang bersifat sistematis.6 Secara garis besar ajaran filsafat

Plato meliputi: ajaran tentang Ide-ide, Jiwa, dan Negara.

Sekarang beralih ke Rene Descartes (1596-1650 M). Dia adalah filosof Perancis yang

berlatar belakang sebagai ilmuwan matematika. Namanya masyhur karena ungkapan

Cogito ergo sum yang artinya “Aku berfikir, maka aku ada”. Michael Hart memasukkan

Descartes di urutan 49 sebagai 100 tokoh yang paling berpengaruh dalam sepanjang

masa. Descartes layak masuk dikarenakan ada 5 ide Descartes yang punya pengaruh

penting terhadap jalan pikiran di Eropa seperti: 1) pandangan mekanisnya mengenai alam

semesta, 2) sikapnya yang positif terhadap penelitian ilmiah 3) perhatiannya pada

penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan, 4) pembelaannya terhadap dasar awal

sikap skeptis, 5) pemusatan perhatian terhadap epistemologi.7 Meski dia dipandang

sebagai bapak filsafat modern yang memiliki pengaruh besar di Eropa, akan tetapi seumur

hidupnya dia tidak pernah menikah. Walau tidak menikah, dia punya anak perempuan

bernama Francine yang lahir di Belanda pada tahun 1635.8

Adapun Gottfried Wilhelm Leibniz, dia adalah filosof asal Jerman. Jenjang

pendidikannya sampai doktor hukum di Universitas di mana ayahnya mengajar. Dia

dikenal sebagai pencetus “Monadologi”, maksudnya Leibniz ini mengasumsikan adanya

subtansi-subtansi yang tak terbatas jumlahnya yang dianggap sebagai unsur-unsur utama

5 Bryan Magee,

The Story Of Philosophy: Kisah Tentang Filsafat, (Kanisius, 2008), hal 24

6

K.Bertens, Sejarah Filsafat Yunani: Dari Thales ke Aristoteles, (Jogjakarta: Kanisius, 1999), hal 125-126

7

Michael H. Hart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa, (Kharisma Publishing Grup, 2005) hal 229

8

(3)

P e n g a n t a r F i l s a f a t | 3

dalam susunan alam. Dengan kata lain inilah Monad atau atom-atom spiritual.

Pemikirannya tentang monad inilah yang menjadi inti dari filsafat alamnya Leibniz. 9

2. Mazhab Empirisme

Jika mazhab Rasionalisme bertumpu pada akal sebagai sumber pengetahuan, maka

Empirisme memilih pengalaman (inderawi) sebagai sumber utama. Empirisme berasal

dari kata Yunani emperia yang berarti pengalaman. Pada masa modern, terdapat dua

pandangan mengenai siapa pelopornya, Pertama, Empirisme ini dipelopori oleh Francis

Bacon (1561-1626). Kedua, Empirisme ini dipelopori oleh John Locke (1632-1704).

Locke berkata, “Tidak ada pengetahuan manusia yang bisa melebihi pengalamannya”.

Doktrin empirisme ini sangat kuat mengakar di Inggris. Mazhab Empirisme kemudian

dikembangkan lebih luas oleh Thomas hobbes, Berkeley dan yang terpenting adalah

David Hume (1711-1776 M) dan John stuart Mills.10 Di masa klasik, empirisme

dikembangkan oleh Aristoteles. Bagi Aristoteles, pengetahuan inderawi merupakan dasar

dari semua pengetahuan kita.11

3. Mazhab Kritisisme

Kedua mazhab atau aliran diatas hanya berbeda pijakan. Yang satu mengacu pada rasio

dan yang lain pada pengalaman inderawi. Porsi perbedaan kedua aliran ini makin tajam

pada abad 17-18 M. Munculah mazhab Kritisisme yang diusung oleh Emmanuel Kant

(1724-1804). Ini adalah filsafat yang menengahi rasio/akal dan pengalaman inderawi.

Filsafat ini tidak murni rasional dan tidak murni empirik. Lantas mengapa dinamai

kritisisme? Kritisisme yang diusung Kant tujuannya untuk mengkritisi dua mazhab

tersebut dan mejelaskan kekurangan-kekurangannya.12

Sedikit membahas sosok Kant, dia adalah salah satu filosof yang berpengaruh dalam

sejarah filsafat modern. Akan tetapi pemikiran Kant sulit dipahami, bahkan oleh orang

yang menguasai bahasa Jerman sekaligus. Wilhem Windelband mengatakan “Memahami

9 Tentang Monadologi Leibniz, lihat Roger Scruton,

Sejarah Singkat Filsafat Modern: Dari Descartes Sampai Wittgenstein, (PT. Panjta Simpati, 1986), hal 87-89; Fu’ad Farid Ismail, Cara Mudah… hal 81.

10

Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu, (Belukar, 2004), hal 62; John Tyerman Williams, Pooh and The Philosophers, (Yogyakarta: Jendela, 2002), hal 71

11Fu’ad Farid Is ail, Cara Mudah…

hal 90

12

(4)

P e n g a n t a r F i l s a f a t | 4

Kant berarti melampaui dia”.13 Ajaran filsafat Kant bertumpu pada 3 hal: Proses

pengetahuan manusia, ajaran tentang moral serta hubungan Moral dengan eksistensi

Allah.14

4. Mazhab Kontemporer15

Selain ketiga Mazhab Rasionalisme, Empirisme dan Kritisisme, pengkaji ilmu filsafat

memasukkan aliran-aliran idealisme, pragmatisme (filsafat Praktis), Materialisme,16

Eksistensialisme (filsafat yang mengkaji wujud manusia dan segala persoalan hidupnya),

fenomenologi,17 dan filsafat Positivisme ke dalam mazhab kontemporer.

B. Mazhab dalam Filsafat Islam

Setelah membahas berbagai mazhab atau aliran dalam filsafat Barat, sekarang untuk

menutup pembahasan kali ini, saya akan ulas dengan singkat ada seperti apa mazhab

dalam khazanah filsafat Islam? Siapa saja perintisnya?. Sedikitnya ada lima aliran atau

mazhab dalam filsafat Islam: pertama, teologi dialektik (Ilmu Kalam); kedua, Mazhab

peripatetisme (Masysya’Iyyah) ketiga, Illuminisme (Isyraqiyyah); keempat, sufisme atau

Teosofi (Tasawuf atau ‘irfan), khususnya yang dikembangkan oleh Ibnu Arabi; kelima,

Filsafat Hikmah, (Al-hikmah Al-Mut’aliyyah) yang dikembangkan oleh Mulla Sadra.18

Sedangkan Sayyed Hossein Nasr berpendapat ada tiga mazhab dalam filsafat Islam, yakni

ilmuan-filsuf, illuminasionis dan sufi. Mazhab pertama diwakili oleh Ibnu Sina

(Avicenna), sedangkan yang kedua diwakili Suhrawardi dan Terakhir Mazhab Sufi

diwakili oleh Ibnu Arabi.19Wallahu’allam bishowwab

13 Simon Petrus L. Tjahjadi,

Petualangan Intelektual: Konfrontasi dengan Para Filsuf dari Zaman Yunani Hingga Zaman modern, (Kanisius, 2004), Hal 278.

14

Ibid.

15

Diadaptasi dari Fu’ad Farid Is ail, Cara Mudah Belajar Filsafat, hal 125-127; Endang Saifuddin Anshari,

Ilmu, Filsafat dan Agama, (surabaya: PT Bina ilmu), hal 98

16

Sebuah Filsafat yang dipelopori Karl Marx (1818-1883 M). penganut filsafat ini cenderung mengingkari hal-hal yang tidak dapat di indera.

17

Fenomenologi adalah Filsafat yang menengahi idealis e da realis e. A ua ya adalah fe o e a . Jadi fenomenologi juga bisa diartikan ilmu tentang penampakan (fenomena). Maksudnya ilmu tentang apa yang menampakkan diri pada pengalaman subjek. Hanya dengan berkonstentrasi pada apa yang tampak dalam pengalaman, maka esensi dapat dirumuskan dengan jernih. Tokoh terkemuka dalam aliran ini Edmund Husserl (1859-1938 M), Martin Heidegger, Jean Paul Satre hingga Jacques Derrida. Lihat Donny Gahral Adrian, Pengantar Fenomenologi, (Penerbit Koekoesan, 2010)

18 Haidar Bagir,

Buku saku Filsafat Islam, (Bandung: Mizan. 2006), hal, 91

19

Referensi

Dokumen terkait