• Tidak ada hasil yang ditemukan

Filsafat Barat dan islam docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Filsafat Barat dan islam docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Filsafat Barat

Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa, dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat orang-orang Yunani kuno.

Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.

Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu.

Metafisika

Metafisika mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada, dan keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam Ontologi. Adapun hakikat manusia, dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi. Dalam metafisika sendiri ada berbagai perbedaan teori-teori filsafat. Idealisme, misalnya, adalah keyakinan bahwa realitas yang dibangun mental atau material sementara realisme menyatakan bahwa realitas, atau setidaknya beberapa bagian dari itu, ada secara independen dari pikiran. Idealisme subyektif

menggambarkan objek sebagai tidak lebih dari koleksi atau "bundel" dari data yang masuk dalam perseptor. Filsuf abad ke-18 George Berkeley berpendapat bahwa keberadaan secara mendasar terkait dengan persepsi dengan kalimat Esse est aut percipi aut percipere atau "Untuk menjadi yang dirasakan atau melihat".[2]

Selain pandangan tersebut, ada juga dikotomi ontologis dalam metafisika antara konsep khusus, dan universal. Khusus adalah benda-benda yang dikatakan ada dalam ruang dan waktu, sebagai lawan dari benda-benda abstrak, seperti nomor. Universal adalah sifat yang dimiliki oleh beberapa hal khusus, seperti kemerahan atau gender. Jenis eksistensi, jika ada, universal, dan benda-benda abstrak adalah masalah perdebatan serius dalam filsafat metafisik. Realisme adalah posisi filosofis universal yang pada kenyataannya memang ada, sementara nominalisme adalah negasi, atau penolakan universal, benda abstrak, atau keduanya. Konseptualisasi menyatakan bahwa universal ada, tetapi hanya dalam persepsi pikiran.[3]

Epistemologi

Epistemologi mengkaji tentang hakikat, dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.

(2)

Rasionalisme adalah penekanan pada penalaran sebagai sumber pengetahuan. Empirisme adalah penekanan pada bukti pengamatan melalui pengalaman indrawi atas bukti lain sebagai sumber pengetahuan.

Parmenides (fl. 500 SM) berpendapat bahwa tidak mungkin untuk meragukan dari berpikir yang benar-benar terjadi. Tapi berpikir harus memiliki objek, oleh karena itu sesuatu yang melampaui pemikiran benar-benar ada.

Aksiologi

Aksiologi membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia yang terdiri dari etika dan estetika.

Etika

Etika atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak, dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan

sebagainya.

Estetika

Estetika membahas mengenai keindahan, dan implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.

Filsafat Timur

Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Republik Rakyat Tiongkok dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama pada Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol daripada agama.

Nama-nama beberapa filsuf Timur, antara lain Sidharta Budha Gautama/Budha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi, dan Mao Zedong.

Filsafat Timur Tengah

(3)

Lalu mereka menterjemahkan, dan memberikan komentar terhadap karya-karya Yunani. Ketika Eropa masuk ke Abad Pertengahan setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi dan melupakan karya-karya klasik Yunani, para filsuf Timur Tengah ini mempelajari karya-karya-karya-karya yang sama, dan bahkan terjemahan mereka dipelajari lagi oleh orang-orang Eropa.

Nama-nama beberapa filsuf Timur Tengah adalah Ibnu Sina, Ibnu Tufail, Kahlil Gibran, dan Averroes.

Filsafat Masa Abad Pertengahan

23/09/2013Afid BurhanuuddnnuLeave a commenut

Pemikiran filsafat banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Namun, pada dasarnya filsafatbbaik di Barat, India, dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Di Yunani dengan mitosnya, di India dengan kitabnya Weda (Agama Hindu), dan di Cina dengan Confusiusnya. Di Barat mitos dapat lenyap sama sekali dan rasimyang menonjol, sedangkan di India filsafat tidak pernah bisa lepas dengan induknya dalam hal ini agama Hindu. Pembagian filsafat Barat adalah zaman Kuno, zaman Abad Pertengahan, zaman Modern, dan Masa kini. Aliran yang muncul dan berpengaruh terhadap pemikiran filsafat adalah Positivisme, Marxisme, Eksistensialisme, Fenomenologi, Pragmatisme, dan Neo-Kantianianisme dan Neo-tomisme.

Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainan terjadi secara bertahap, evolutif. Karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik.

Periode Filsafat yunani telah mencapai kejayaannya sehingga melahirkan peradaban yunani dan menjadikan titik tolak peradaban manusia di dunia. Filsafat yunani telah menyebar dan

mempengaruhi di berbagai bangsa diantaranya adalah bangsa Romawi, karena Romawi merupakan kerajaan terbesar di daratan Eropa pada waktu itu. Bangsa Romawi yang semula beragama kristen dan kemudian kemasukan filsafat merupakan suatu formulasi baru yaitu agama berintegrasi dengan filsafat, sehingga munculah filsafat Eropa yang tak lain penjelmaan dari filsafat Yunani.

Filsafat barat abad pertengahan (476-1492 M) bisa dikatakan abad kegelapan, karena pihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya diatur oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan

keyakinan. Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode yaitu: periode Scholastic Islam dan periode Scholastik Kristen.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sejarah perkembangan ilmu khususnya pada abad pertengahan.secara detail. Untuk memahami perbedaan dengan masa-masa perkembangan ilmu secara periodik lainnya. Penjelasan lebih lanjut, dapat dilihat pada bab pembahasan.

(4)

Zaman abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu

pengetahuan. Para ilmuwan pada masa itu hampir semua adalah teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah anchilla theologia atau abdi agama. Namun demikian harus diakui bahwa banyak juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi pada masa ini.

Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen yang diajarkan oleh Nabi Isa as. Pada permulaan Abad Masehi membawa perubahan besar terhadap

kepercayaan keagamaan.

Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang

mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu.

Adapun pemikiran Yunani yaitu: golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran Yunani merupakan pemikiran orang kafir, karena tidak mengikuti wahyu. Menerima filsafat Yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu ciptaan Tuhan, kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran yang sejati maka akal dapat dibantu oleh wahyu.

Filasafat Yunani yang mengeluarkan banyak pemikir ulung, memiliki tempat yang cukup berpengaruh pada perkembangan ilmu filsafat di abad pertengahan. Pada masa itu,

perkembangan kehidupan di dunia tidak bisa lepas dari dua agama besar yang saat itu saling mempengaruhi, Islam dan Nasrani. Masyarakat tersebut memiliki kontribusi besar dalam perkembangan dunia selanjutnya.

Filsafat barat abad pertengahan (476-1492 M) bisa dikatakan abad kegelapan, karena pihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya diatur oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan kenyakinan. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para gerejawan, maka filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat sampai pada hukuman mati.

perspektif kosmologi modern terhadap asal usul alam semesta yang diduga kuat berawal dari satu peristiwa yang dinamakan “ledakan besar” serta perkembangannya pada era Planck. Seri kali ini membahas secara populer evolusi atau perkembangan alam semesta setelah era Planck hingga saat ini.

(5)

enam masa (“ayyaam”) patut menjadi motivasi bagi kita untuk berusaha memahami apa yang dimaksud oleh ayat tersebut melalui upaya yang sistematis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah yang universal.

Selain era Planck, setidaknya terdapat lima era lagi yang telah diklasifikasikan dalam evolusi alam semesta yaitu era paduan, era elektrolemah, era partikel, foton dan inti, kemudian era atom dan terakhir era bintang dan galaksi. Penting untuk ditekankan bahwa era yang diklasifikasikan dalam kosmologi modern ini bukan berarti sama dengan enam masa yang dimaksud dalam ayat di atas. Mengapa? Karena apa yang diperoleh oleh kosmologi modern tersebut masih berupa perkiraan walau sebagian telah berhasil dibuktikan secara eksperimen dan observasi.

1. Era Paduan

Era ini berlangsung dari detik ke 10-43 (angka desimal kurang dari 1 dengan jumlah nol sebanyak 43 buah di belakang koma) hingga detik ke 10-35 dan saat itu ruang-waktu telah terbentuk, sehingga dengan demikian gaya gravitasi telah hadir. Di era ini suhu alam semesta turun menjadi antara 1028 (1 dengan 28 nol dibelakangnya) derajat celcius hingga 1032 derajat celcius dan terjadi inflasi atau pertambahan volume alam semesta yang sangat besar secara tiba-tiba. Sementara itu tiga gaya fundamental lainnya yakni elektromagnetik, nuklir lemah dan nuklir kuat masih berbentuk paduan dan belum terbedakan. Massa dan muatan pun masih belum terdefinisikan pada era ini, dan yang ada masih berupa “energi” sebagaimana di era Planck. Di akhir era ini, gaya nuklir kuat mulai memisahkan diri dari kedua gaya yang lain dengan ditandai munculnya “plasma” (semacam sop) partikel elementer yang dinamakan quark-gluon. Kemunculan plasma tersebut diduga terjadi akibat adanya perusakan simetri alam semesta secara spontan. Kelak quark akan menjadi partikel pembentuk materi yang kita kenal saat ini dan gluon adalah partikel tak bermassa yang mengikatnya.

2. Era Elektrolemah

Setelah era paduan berakhir, kemudian dilanjutkan dengan era elektrolemah. Era ini berlangsung dari detik ke 10-35 hingga ke detik 10-10. Suhu alam semesta telah turun menjadi kurang dari 1028 derajat celcius, sedangkan inflasi alam semesta telah memasuki tahapan terakhirnya. Pada era ini, dua gaya fundamental lainnya yaitu elektromagnetik dan nuklir lemah masih belum terbedakan satu sama lain dan disebut gaya elektrolemah. Sedangkan dipihak lain, “plasma” quark-gluon telah memenuhi alam semesta.

3. Era Partikel, Foton dan Inti

(6)

lemah, serta foton untuk gaya elektromagnetik. Berbeda dengan kelompok quark, elektron dan neutrino, partikel pembawa gaya tidak memiliki antipartikel.

Pada awal era tersebut, jumlah partikel dengan antipartikel sama banyak. Akibat energi yang relatif teramat tinggi, tumbukan antara partikel dengan antipartikel dapat saling meniadakan (anihilasi) dan memunculkan foton yang tidak bermassa, sehingga alam semesta dipenuhi olehnya. Menariknya, setelah peristiwa anihilasi berkurang akibat terus turunnya suhu, foton kembali berubah menjadi partikel dan antipartikel. Tetapi kali ini jumlah partikel jauh lebih dominan ketimbang antipartikel. Terus turunnya suhu memungkinkan gluon mengikat dua atau lebih partikel quark untuk membentuk partikel-partikel hadron yang merupakan bangunan dasar materi yang kita kenal seperti proton dan neutron. Demikian pula antiquark membentuk antimateri seperti antiproton dan antineutron, walau dalam jumlah yang jauh sangat sedikit. Pada akhir era ini, inti hidrogen, yang hanya terdiri dari satu proton, dan inti helium yang terdiri atas dua proton dan dua neutron, telah terbentuk seiring dengan terus turunnya suhu dan kerapatan alam semesta. Menarik untuk dicatat bahwa ketidakseimbangan jumlah materi dengan antimateri di alam semesta merupakan suatu hal yang masih sulit untuk dijelaskan oleh kosmologi modern.

4. Era Atom

Terbentuknya inti hidrogen dan helium menandai kemunculan era baru yang dinamakan era atom. Pada era ini, yang berlangsung dari tahun ke 380.000 hingga tahun ke 1.000.000.000, suhu alam semesta telah memungkinkan bagi terbentuknya inti atom dengan jumlah proton-neutron yang lebih banyak. Semakin turunnya suhu dan kerapatan alam semesta, pada gilirannya memungkinkan inti-inti yang terbentuk menangkap elektron dan membentuk atom yang stabil. Pada era ini, unsur-unsur ringan di alam semesta yang kita kenal saat ini sebagian besar telah terbentuk.

5. Era Bintang dan Galaksi

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian variabel keamanan dan kerahasiaan, kesiapan teknologi informasi, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahaan secara bersama-sama mempengaruhi minat

Kondisi pada kuadran II ini merupakan kondisi yang cukup rawan karena akan menjadi ajang kepentingan banyak pihak, termasuk pihak asing untuk berebut memanfaatkan (eksploitasi)

Usaha dan upaya untuk senantiasa melakukan yang terbaik atas setiap kerja menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian yang berwujud dalam bentuk penulisan skripsi

Kejaksaan bertugas di bidang penuntutan dan mewakili negara sebagai Jaksa Pengacara Negara (JPN) di bidang Perdata dan TUN (DATUN) sebagaimana Pasal 30 ayat (2) UU No.

Masalah yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh komposisi bahan baku massa cor CN dalam membentuk teknologi proses dan variabel keuangan

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangatseragam.Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Sampel tintaditeteskan pada garis dasar pinsil

Dari sini dapat disebut bahwa batas dinding merupak an pencegah masuknya orang lain, karenanya pintu-pintu sebagai dinding pemisah agar mencegah orang yang masuk

Nilai p=0,958 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan karakteristik responden berdasarkan tekanan darah diastolik antara