Enam Prinsip Dasar Realisme Politik
1. Prinsip dasar pertama :
Realisme politik itu seperti masyarakat umumnyadikendalikan oleh hukum-hukum yang obyektif yang berakar pada hakikat dasar manusia.
Lalu realisme itu juga percaya pula kepada kemungkinan dalam politik untuk membedakan antara kebenaran dan pendapat antara yang benar dan secara rasional dan obyektif kemudian didukung oleh bukti bukti yang di perjelas dengan alasan, dimana penilaian subyektif terpisah dari fakta menurut adanya dan dilihat praduga atau khayalan.
Dalam pemahaman realisme menyatakan bahwa teori politik harus tunduk pada uji ganda atas cara berpikir dan pengalaman
Teori relisme sendiri terdiri atas pemastian fakta dan pemberian arti melalui kemampuan berpikir
Ketika kita mau mencari tahu apa yang sebenarnya di lakukan para negarawan dan apa sebenarnya tujuan mereka, maka kita dapat menggunaka konsep realisme yaitu memeriksa tindakan – tindakan politik yang di lakukan para negarawan dan akibat dari apa yang di duga dari tindakan tindakan itu. Namun pemeriksaan fakta tidak cukup kita harus mendekati realitas politik yaitu dengan terlibat langsung menjadi aktor dalam kedudukan kenegarawan.Sehingga kita tahu apa pilihan yang rasional dan bagaimana negarawan memilih pilihan tersebut serta apa tindakannya.
2. Prinsip dasar kedua :
Realisme berpikir bahwa hal terbesar yang terdapat dalam politik internasional adalah konsep
kepentingan yang diartikan sebagai suatu
Kekuasaan. Mengapa dikatakan kekuasaan? Secara realita dan perspektif politik internasional, kekuasaan akan menjadi bagian utama dan tujuan suatu negara. Mengapa politik luar negri Amerika, Inggris, ataupun Rusia begitu terlihat konsisten pada batas-batasnya sendiri tanpa memperhatikan perbedaan motif,
prefrensi, kuantitas intelektual dan moral negara negara. Ketiga negara ini memakai konsep bahwa kepentingan di artikan sebagai kekuasaan, memaksa displin intelektual kepada pengamat, memasukan keteratuaran rasional ke dalam pokok masalah politik sehingga konsep memungkin pemahaman politik secara teoritis.
Realisme menganggap bahwa politik luar negri yang rasional sebagai politik luar negri yang rasional dapat memperkecil risiko dan meningkatkan keuntungan sebanyak mungkin dan oleh sebab itu memenuhi aturan moral dari kebijaksanaan maupun syarat politik agar mencapai keberhasilan.
3. Prinsip dasar ketiga :
Pada konsep ini relisme menganggap bahwa konsep utama tentang kepentingan yang ditegaskan
sebagai kekuasan merupakan kategori obyektif yang berlaku secara universal.
Kepentingan merupakan inti sari dari ilmu politik yang tidak dapat dipengaruhi oleh waktu ataupun tempat.
Berdasarkan pengalaman seorang yunani kuno
Thucydides mengatakan bahwa “ identitas
kepentingan merupakan ikatan yang paling kuat apakah antara negara atau perorangan. Lalu di ikuti oleh Lord Salisburih yang berpendapat bahwa “satu satu ikatan perserikatan yang bertahan lama di antara bangsa bangsa ialah kepentingan yang tidak berbenturan. Kemudian di simpulkan oleh Max
Weber bahwa “ kepentingan (material & ideal) bukan ide – ide langsung menguasai tindakan
manusia namun “citra dunia” yang diciptakan oleh ide ide inilah yang bertindak sebagai tombol yang menentukan jalur untuk ditempuh oleh dinamis kepentingan supaya terus bergerak.
hanya dapat dilakukan melalui manipulasi yang rapi dari kekuatan kekuatan yang dapat bertahan lama yang telah membentuk masa lampau sebagaimana pula akan membantu masa depan.
Kaum realis tidak dapat di pengaruhi dengan
menantang realitas politik yang mempunyai hukum sendiri dengan cita cita yang abstrak menolak
memperhitungkan hukum tersebut.
4. Prinsip dasar ke-empat :
Realisme politik menganggap bahwa pentingnya moral dan tindakan politik. Realisme
mempertahankan bahwa prinsip moral yang universal (kemerdekaan). Tidak akan moralitas politik tanpa kebijaksanaan yaitu tanpa pertimbangan konsekuensi politik dari tindakan yang tampak moral.
Realisme menganggap bahwa kebijaksanaan
perimbangan atas konsekuensi alternate tindakan politis sebagai kebajikan tertinggi dalam politik. Etika secara abstrak menilai tindakan menurut
kecocokannya dengan hukum moral. Etika secara politik menilai tindakan menurut konsekuensi politik.
5. Prinsip dasar Ke lima :
selalu ada di sisi seseorang dan keputusan seseorang di putuskan oleh Tuhan.
Realisme mengatakan secara moral tidak dapat
dipertahankan apabila penyamaan nasionalisme tanpa ada rasa cemas. Penyamaan secara politis akan
membahayakan karena denga mudah menyebabkan penyimpangan dalam penilaian, merusak bangsa dan peradaban atas dasar prinsip moral, cita cita atau Tuhan sendiri.
6. Prinsip dasar ke enam :
Perbedaan antara realisme politik dengan mazhab pemikiran lain adalah Nyata dan Menyeluruh.
Namun masih ada begitu banyak kesalahan dalam penafsiran.
Secara intelektual, kaum realis ini atas dasar otonomi dunia politiknya terhadap sebversinya dengan cara pemikiran lainnya tidak mengandung arti bahwa diabaikan exsistensi dan pentingnya cara pemikiran yang lain, namun menunjukan bahwa masing masing pada dunianya dan fungsinya.
Realisme politik di dasarkan pada manusi sejati
KRITIK
Saya setuju dengan cara cara berpikir REALISME:
Realisme politik itu seperti masyarakat umumnya dikendalikan oleh hukum-hukum yang obyektif yang berakar pada hakikat dasar manusia
Kita harus memahami hukum mengatur kehidupan masyarakat ketika berbicara politik karena masyarakat merupakan suatu fundamental dalam berpolitik.
Ketika kita berbicara, apa yang kita bicara sesuai denga aturan (Rasional). Artinya apa kita paparkan ke depan publik merupakan fakta dan sudah di uji kebenarannya secara ganda.
Namun ketika kita mau lebih mengetahui lebih dalam tentang apa yang
sebenarnya dilakukan negarawan kita harus terlibat dalam kedudukan negara .
Yang terakhir adalah dimana Konsep kepentingan ( kekuasan ) di pakai dalam Perspektif Realisme. Saya sangat setuju dengan prinsip ini karena :
Ketika konsep kepentingan diartikan sebagai kekuasan yang menyelamatkan kita, dari ekses moral maupun kebodohan politik itu. Sebab kita melihat semua bangsa, termasuk bangsa kita sendiri, sebagai wujud politik yang mengajarkan tentang kepentingan mereka masing masing yang ditegaskan dalam arti
kekuasaan, kita mampu memperlakukan semua itu dengan adil. Dan kita sanggup memperlakukan semua itu dengan adil dalam arti ganda :