ABSTRAK
Manfaat dari reperfusi dini dengan fibrinolitik adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada pasien-pasien dengan IMA STE. Namun didalam pelaksanaannya, banyak pasien yang tidak mendapatkan terapi optimal dan hanya mendapatkan terapi konservatif.
Tujuan studi ini bertujuan untuk membandingkan angka kematian di rumah sakit pada pasien dengan IMA – STE yang diterapi dengan fibrinolitik dan terapi konservatif.
Metode ; studi ini bersifat retrospektif pada pasien-pasien yang didiagnosis dengan IMA STE dengan onset dibawah 12 jam, antara bulan Oktober 2011 sampai September 2012.
Hasil : dari 60 pasien, hanya 24 yang diterapi dengan fibrinolitik dan 36 diantaranya diterapi dengan konservatif. Ada 9 responden yang meninggal yang diterapi dengan fibrinolitik, 6 responden yang diterapi dengan konservatif meninggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan karakteristik responden pada kelompok yang mendapat streptokinase dengan kelompok responden yang mendapatkan regimen konvensional (p>0.05). Secara univariat dari 24 responden yang mendapat streptokinase terdapat dua variabel yang berhubungan secara signifikan terhadap mortalitas yaitu lokasi infark (p=0.041) dan diabetes mellitus (p=0.01).
Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan karakteristik responden pada kelompok yang mendapat streptokinase dengan kelompok responden yang mendapatkan regimen konvensional (p>0.05). Kata kunci : fibrinolitik, angka kematian, IMA STE
Background : The benefit of early reperfusion with fibrinolytic therapy was a major advance leading to a reduction in morbidity and mortality in patients with acute STEMI. But in clinical practice, many patients do not receive optimal treatment, they have only concervative treatment .
Aims : This study aimed to compare in hospital mortality in patients with
ST-Elevation Myocardial infarction treated with fibrinolytic therapy and concervative treatment .
Methods : This was a retrospective study of patients who was presenting acute
STEMI within ≤ 12 hours of the onset were treated with fibrinolytic and without fibrinolytic treatment between october 2011 until september 2012.
Result : Among 60 patients, only 24 were treated with fibrinolytic and 36 were treated with concervative treatment. There were 11 respondents (45.6%) died with streptokinase and 6 respondents (16.7%) died with conservative treatment. There was significant relationship between the incidence of mortality with streptokinase treatment compare to conservative treatment (p = 0.03)
Conclusion : The incidence of mortality of patients with fibrinolytic theraphy were higher than conservative treatment in this study.
.
Keyword : Fibrinolytic, mortality, STEMI