• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Pengertian ASI

ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam

organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu yang berguna

sebagai makanan yang utama bagi anak ( Roesli, 2000). ASI mengandung nutrisi,

hormon, unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi.

Sehingga ASI merupakan makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan

anak baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual ( Purwanti, 2004).

ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga

mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi berkualitas tinggi yang

berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak ( Maryunani,

2012).

2.2 Stadium ASI

2.2.1. ASI Stadium I

ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang

pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke -4. Setelah

persalinan komposisi kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna

kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.

Kolostrum berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi pada anak. Kolostrum

mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih

dan antibodi yang tinggi dari pada ASI matur.Protein utama pada kolostrum

(2)

untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun

kolostrum yang keluar dari payudara ibu sedikit, tetapi volume kolostrum yang

ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung anak yang berumur 1-2 hari.

Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam..

2.2.2 ASI Stadium II

ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI peralihan adalah ASI yang

keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4

sampai hari ke-10. ASI peralihan pergantian kolostrum menjadi ASI matur.

Terjadi pada hari ke 4-10, berisi karbohidrat dan lemak serta volume ASI

meningkat. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan

karbohidrat semakin tinggi. Selama dua minggu, volume air susu bertambah

banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobulin dan

protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.

2.2.3 ASI Stadium III

ASI stadium III adalah Air Susu Matur. ASI matur disekresi pada hari ke

sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak berwarna putih kekuning-kuningan ,

karena mengandung casineat, ribopflaum dan karotin. Kandungan ASI matur

relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan.

2.3 Pengertian ASI Eksklusif

Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI

secara Eksklusif adalah anak hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain

(3)

padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai

anakberumur 6 bulan (Roesli, 2008).

ASI Ekslusif adalah pemberian ASI ( air susu ibu ) sedini mungkin setelah

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lainnya, walaupun

hanya air putih, sampai anakberumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, anak mulai

dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai anakberumur

dua tahun (Purwanti, 2004).

Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila

anak hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan

ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI Eksklusif serta lamanya pemberian ASI

bersama – sama dengan makanan padat setelah anakberumur 6 bulan.

Berdasarkan hal – hal diatas, WHO/UNICEF membuat deklarasi yang dikenal

dengan Deklarasi Innocenti. Deklarasi yang dilahirkan di Innocenti, Italia tahun

1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan memberi dukungan

pada pemberian ASI. (Maryunani,2012)

2.4 Manfaat Pemberian ASI

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI Eksklusif yang dapat

dirasakan. Berikut manfaat terpenting yang diperoleh anak yaitu: (Roesli,2005).

1. Manfaat ASI Bagi Anak

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat

dirasakan yaitu: (1) ASI sebagai nutrisi. (2) ASI meningkatkan daya tahan

tubuh, (3) Meningkatkan kecerdasan. (4) Menyusui meningkatkan jalinan

(4)

kebutuhan pertumbuhan anak sampai usia selama enam bulan. (6)

Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak

sehingga anak yang diberi ASI Eksklusif potensial lebih pandai. (7)

Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anakdan

mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung. (8) Menunjang

perkembangan motorik sehingga anak yang diberi ASI ekslusif akan lebih

cepat bisa jalan. (9) Menunjang perkembangan kepribadian emosional,

kematangan spiritual danhubungan sosial yang baik (Roesli, 2005).

2. Manfaat ASI Bagi Ibu

Manfaat ASI bagi ibu adalah: (1) Mengurangi perdarahan setelah

melahirkan. Apabila anak segera disusui segera setelah dilahirkan, maka

kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan akan berkurang

karena kadar oksitosin meningkat sehingga pembuluh darah menutup dan

perdarahan akan lebih cepat berhenti. (2) Mengurangi terjadinya anemia.

(3) Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang

aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI Eksklusif dan

belum haid, 98% tidak akan hamil pada enam bulan pertama setelah

melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai anakberumur 12 bulan. (4)

Mengecilkan rahim. Kadar oksitosin ibu yang menyusui akan membantu

rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. (5) Menurunkan resiko kanker

payudara. (6) Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu

karena ASI tersedia kapan dan di mana saja. ASI selalu bersih, sehat dan

(5)

dapat segera diberikan pada anak tanpa harus menyiapkan, memasak air

dan tanpa harus mencuci botol. (9) Memberi kepuasan bagi ibu. Ibu yang

berhasil memberikan ASI Eksklusif akan merasakan kepuasan,

kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam (Roesli, 2005).

3. Manfaat ASI Bagi Keluarga

Adapun manfaat ASI bagi keluarga adalah : (1) Tidak perlu menghabiskan

banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta kayu bakar

atau minyak tanah untuk merebus air, susu, dan peralatannya. (2)

Menghemat biaya perawatan kesehatan karena anak yang diberi ASI

Eksklusif lebih sehat atau jarang sakit. (3) Menghemat waktu keluarga. (4)

Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia. (5) Menyusui

sangat praktis, karena dapat diberikan karena saja dan kapan saja.

Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula, air panas,

dan lain sebagainya ketika berpergian (Roesli, 2005).

4. Manfaat ASI Bagi Negara

Manfaat ASI bagi negara adalah: (1) Menghemat devisa negara karena

tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya. (2) Anak sehat

membuat negara lebih sehat. (3) Penghematan pada sektor kesehatan,

karena jumlah anak yang sakit hanya sedikit. (4) Memperbaiki

kelangsungan hidup anakdengan menurunkan angka kematian. (5)

Melindungi lingkungan karena tidak ada pohon yang digunakan sebagai

kayu bakar untuk merebus air, susu, dan peralatannya. (6) Menciptakan

(6)

negara, karena anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara

optimal (Roesli, 2005).

2.5 Komposisi ASI

ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang

proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya.

Kandungan ASI yang utama terdiri dari : (Maryunani,2012)

1. Laktosa ( Karbohidrat)

Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan

penting sebagai sumber energi. Selain menjadi sumber penghasil energi,

laktosa juga berperan dalam meningkatkan penyerapan kalsium dalam

tubuh, merangsang tumbuhnya laktobasilus bifidus serta berperan dalam

perkembangan sistem saraf.

2. Lemak

Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber

energi utama anak serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh anak.

Berfungsi sebagai penghasil kalori, menurunkan risiko penyakit jantung di

usia muda. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial

yaitu : asam linoleat dan asam alda linoleat yang akan diolah oleh tubuh

anak menjadi AA dan DHA.

3. Protein

Protein memiliki fungsi untuk mengatur dan pembangun tubuh anak.

Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai

(7)

sistin, taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan

dalam proses ingatan. Sistin dan taurin tidak terdapat dalam susu sapi.

4. Garam dan Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah,

tetapi bisa mencukupi kebutuhan anak sampai berumur 6 bulan.Zat besi

dankalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah

diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.

5. Vitamin

ASI mengandung berbagai vitamin lengkap yang dapat mencukupi

kebutuhan anak sampai 6 bulan keculai vitamin K, karena anak baru lahir

ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Vitamin K berfungsi

sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI

dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap.

2.6 Faktor –faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif

Salah satu faktor yang menentukan terjadinya masalah kesehatan di

masyarakat adalah ciri manusia atau karakteristik manusia. Yang termasuk dalam

unsur karakteristik manusia antara lain : pengetahuan, pendidikan, pekerjaan,

status perkawinan, status sosial ekonomi, ras/etnik agama dan sosial budaya

(Azwar,1999)

2.6.1 Umur Ibu

Umur merupakan variabel yang digunakan sebagai ukuran mutlak

(8)

semakin tua mempunyai karakteristik fisiologis dengan tanggung jawab sendiri

(Notoatmodjo, 2010)

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek

fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas

empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya

ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru.Perubahan ini terjadi karena

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir

seseorang menjadi semakin matangdan dewasa (Mubarak, 2011)

Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan,

persalinan, dan menyusui adalah 20-35 tahun. Oleh sebab itu, umur yang sesuai

dengan masa reproduksi sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI

eksklusif adalah 20-35 tahun ,sedangkan umur yang kurang dari 20 tahun

dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam

menghadapi kehamilan, persalinan,serta pemberian ASI. Umur lebih dari 35 tahun

dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh

berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi risiko bawaan pada bayinya dan

juga dapat meningkatkan kesulitan pada kehamilan, persalinan dan nifas (Arini H,

2012)

Berdasarkan hasil penelitian Wadud (2013), bahwa umur sangat

berpengaruh dalam pemberian ASI Eksklusif pada anakberumur 7-12 bulan,

kebanyakan ibu yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai tanggung jawab

dalam pemberian ASI Eksklusif sedangkan ibu yang berumur kurang dari 30

(9)

merupakan suatu bentuk karena seseorang semakin tua mempunyai karakteristik

tanggung jawab sendiri.

2.6.2 Pendidikan Ibu

Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah proses menuju ke

perubahan perilaku masyarakat dan akan memberi kesempatan pada individu

untuk menemukan nilai yang baru. Pendidikan mempengaruhi sikapdan tingkah

laku manusia. Berdasarkan hasil penelitian Dosriani (2010) bahwa makin tinggi

tingkat pendidikan seorang ibu, maka pengetahuan ibu dalam mengambil

keputusan akan semakin luas.

2.6.3 Pekerjaan Ibu

Status pekerjaan diduga mempunyai kaitan dengan pola pemberian ASI.

Tumbelaka menyatakan bahwa kemajuan teknologi, perkembangan industri,

urbanisasi dan pengaruh budaya barat telah menyebabkan pergeseran nilai-nilai

sosial, ekonomi dan budaya masyarakat (Hastuti,2005)

Ibu yang bekerja secara formal akan memberikan pengganti ASI pada

waktu ibu tersebut mulai aktif kembali bekerja. Ibu yang bekerja menaikkan

resiko terjadinya pola menyusui non-Eksklusif.

2.6.4 Penghasilan Keluarga

Berdasarkan penelitian Purwanti (2004) diketahui bahwa ibu dengan sosial

ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibanding

ibu dengan sosial ekonomi tinggi. Semakin tinggi status sosial ekonomi semakin

(10)

2.6.5 Paritas

Penelitian yang dilakukan Wadud (2013) ada hubungan bermakna antara

paritas dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu paritas rendah bila jumlah anak

kurang dari tiga sedangkan paritas tinggi adalah bila anak lebih dari atau sama

dengan tiga. Prevalensi menyusui Eksklusif meningkat dengan bertambahnya

jumlah anak, karena prevalensi anak ketiga atau lebih akan lebih banyak yang

disusui Eksklusif dibandingkan dengan anak kedua dan pertama sehingga terdapat

hubungan yang bermakna antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif.

Tingkat paritas telah banyak menentukan perhatian dalam kesehatan ibu

dan anak. Dikatakan demikian karena terdapat kecenderungan kesehatan ibu

berparitas tinggi lebih baik dari pada ibu berparitas rendah ( Notoatmodjo,2012).

2.7 Perilaku

Perilaku merupakan keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas

seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal.

Perilaku seseorang adalah sangat kompleks, dan mempunyai bentangan yang

sang.at luas. Dipandang dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya

adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Dengan kata lain perilaku adalah apa

yang dikerjakan olehorganisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun

secara tidak langsung (Hastuti, 2005).

Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan membedakan adanya

3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku, yakni kognitif (cognitif), afektif

(11)

olehpara ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan

praktis dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku yaitu:

2.7.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh indra pendengaran

(telinga) dan indra penglihatan (mata) seseorang terhadap objek mempunyai

intensitas atau tingkat yang berbeda – beda (Notoatmojdo, 2010).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, karena diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal

saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan

seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan

aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin

banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap

(12)

2.7.1.1Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan yang cukup didalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggi) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan

secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip

(13)

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek

dalam komponen – komponen tetapi masih didalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian – bagian didalam suatu keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis ini adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria –

kriteria yang telah ada.

2.7.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

A.Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan

dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi

(14)

kualitas hidup. Pada umumnya seseorang memiliki pendidikan yang lebih

tinggi akan mudah menerima informasi.

b) Pekerjaan

Menurut Thomas dalam buku Wawan dan Dewi (2011) pekerjaan adalah

keburukan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.

Sedangkan bekerja merupakan kegiatan yang menyita waktu.

c) Umur

Menurut Huclok (1998) dalam Wawan dan Dewi (2011) semakin cukup

umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa dipercayai dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Umur

sebagian dari pengalaman dankematangan jiwa

B. Faktor Eksternal

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang

atau kelompok.

b. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari

(15)

Menurut Notoatmodjo (2010) cara memperoleh pengetahuan sebagai

berikut:

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum

adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba lagi.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan – pimpinan masyarakat

baik formal ataupun informal ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai

prinsip orang lain yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik

berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

d. Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut dengan

metode penelitian.

2.7.2 Sikap

Sikap merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang

(16)

kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan –

tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya (Wawan

dan Dewi, 2011).

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2012) sikap merupakan reaksi atau

respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktifitas tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa sikap

mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

a. Kepercayaan(keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi mempunyai peranan yang penting.

Menurut Notoatmodjo (2012), sikap terdiri dari berbagai tingkatan, seperti

yang dimiliki oleh pengetahuan, yaitu :

1. Menerima (receiving)

Menerima, diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima dan

(17)

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang

lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ketiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segera

resiko adalah sikap yang paling tinggi.

2.7.3 Tindakan atau Praktik (Practice)

Menurut Notoatmodjo (2010) praktik atau tindakan dibedakan menjadi 3

tingkatan menurut kualitasnya yaitu:

1. Praktik terpimpin (guided response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan.

2. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek tahu seseorang telah melakukan atau mempraktekkan

sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan

mekanisme.

3. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang.

(18)

tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang

berkualitas.

2.8 Program Pemerintah terkait Pemberian ASI Eksklusif

Tanggung jawab Pemerintah dalam program pemberian ASI Eksklusif

meliputi: (PP No 33 Tahun 2012)

1 Menetapkan kebijakan nasional terkait program pemberian ASI Eksklusif;

2 Melaksanakanan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI

Eksklusif;

3 Memberikan pelatihan mengenai program pemberian ASI Eksklusif dan

penyediaan tenaga konselor menyusui di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

dan tempat sarana umum lainnya;

4 Mengintegrasikan materi mengenai ASI Eksklusif pada kurikulum

pendidikan formal dan nonformal bagi tenaga kesehatan;

5 Membina, mengawasi, serta mengevaluasi pelaksanaan dan pencapaian

program pemberian ASI Eksklusif di fasilitas pelayanan kesehatan, satuan

pendidikan kesehatan, tempat kerja, tempat sarana umum, dan kegiatan di

masyarakat;

6 Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan

ASI Eksklusif;

7 Mengembangkan kerja sama mengenai program ASI Eksklusif dengan

pihak lain di dalam dan/atau luar negeri; dan

8 Menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas

(19)

Menurut Perinasia (1990) ada sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui

yaitu :

1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin

disampaikan kepada semua staf pelayanan kesehatan untuk diketahui.

2. Melatih semua staf pelayanann kesehatan dengan keterampilan yang

diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut.

3. Menjelaskan kepada seluruh ibu hamil tentang manfaat dan pelaksanaan

menyusui.

4. Membantu ibu-ibu untuk mulai menyusui anaknya dalam waktu 30 menit

setelah melahirkan.

5. Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara

mempertahankannya sekalipun ibu harus berpisah dengan anaknya.

6. Tidak memberikan makanan atau minuman apa pun selain ASI kepada

anak baru lahir, kecuali bila ada indikasi medis.

7. Melaksanakan Rawat Gabung memungkinkan/ mengizinkan ibu dan anak

untuk selalu bersama selama 24 jam.

8. Mendukung ibu agar dapat memberi ASI sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan anak ( on demand).

9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada anak yang sedang menyusu.

10.Membentuk kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu-ibu

yang pulang dari rumah sakit atau klinik untuk selalu berhubungan ke

(20)

2.9 Peraturan Hukum Terkait Pemberian ASI Eksklusif

Pemerintah sangat perhatian terhadap penggalakan pemberian ASI

Eksklusif. Oleh karena itu pemerintah membuat peraturan hukum terkait

pemberian ASI Eksklusif agar cakupan ASI Eksklusif dapat tercapai sesuai target

Nasional yaitu 80%. Beberapa peraturan hukum terkait ASI Eksklusif yaitu :

a. UU Nomor 36/2009 tentang Kesehatan

Pasal 128 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa selama pemberian ASI, pihak

keluarga, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara

penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Penyediaan fasilitas

khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan

tempat sarana umum.Pasal 200 : Setiap orang yang dengan sengaja

menghalangi program pemberian air susu ibu Eksklusif sebagaimana yang

dimaksud dalam pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 (satu)

tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 ( seratus juta rupiah).

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang

Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Pasal 6 berbunyi “ Setiap ibu yang

melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada anak yang

dilahirkannya”.

c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang

Pemberian ASI secara Eksklusif di Indonesia :

1. Menentapkan ASI Eksklusif di Indonesia selama 6 bulan dan

dianjurkan dilanjutkan sampai dengan anak berumur 2 tahun atau

(21)

2. Tenaga Kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang

baru melahirkan untuk memberikan ASI Eksklusif dengan mengacu

pada 10 langkah keberhasilan menyusui.

2.10 Defenisi Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga

membina peran sera masyarakat disamping memberikan pelayanan

kesehatan menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat pada suatu wilayah

kerja dalam bentuk kegiatan pokok.

Menurut keputusan Menteri kesehatan RI

No.128/Menkes/SK/II/2004, puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Yang

dimaksud dengan :

1. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Yakni suatu unit organisasi dilingkungan dinas kesehatan

Kabupaten/Kota yang melakukan tugas teknis operasional dan

merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak

pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya

kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan

(22)

orang agar terwujud drajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Pengertian pembangunan kesehatan juga meliputi

pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan

masyarakat dan keluarga, serta pelayanan kesehatan.

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya

pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota adalah

Dinas Kesehatan/Kota, sedangkan puskesmas bertanggung

jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan

dibebankan oleh Dinas Keesehatan Kabupaten/Kota sesuai

dengan kemampuannya.

4. Wilayah Kerja

Secara Nasional, standar wilayah Puskesmas adalah satu

kecamatan. Tetapi apabila di suatu kecamatan terdapat lebih

dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi

antar puskesmas. Dengan memperhatikan keutuhan konsep

wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas

tersebut secara operasional bertanggungjawab kepada Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.

Dari uraian diatas, jelas bahwa puskesmas adalah salah

satunya organisasi yang diberikan kewenangan kemandirian

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota untuk melaksanakan

(23)

kecamatan. Adapun pengertian batasan Puskesmas dengan

kewenangan kemandirian yag dimaksud disini adalah

puskesmas yang mempunyai kewenangan sebagai berikut:

 Kewenangan menyelengarakan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan di

wilayah kecamatan sesuai dengan situasi dan kondisi,

kultur budaya dan potensi setempat.

 Kewenangan mencari, menggali dan mengelola

pembiayaan yang berasal dari pemerintah, swasta dan

sumber lain dengan sepengetahuan Dinas

Kesehatan/Kota yang kemudia dipertanggungjawabkan

untuk pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

 Kewenangan untuk mengangkat tenaga-tenaga

institusi/honorer, pemindahan tenaga, dan

pendayagunaan tenaga kesehatan di wilayah kerjanya

dengan sepengetahuan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

 Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana

termasuk peralatan medis yang dibutuhkan.

2.11 Visi dan Misi Puskesmas 2.11.1 Visi Puskesmas

Visi Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya

(24)

4 indikator utama yakni : 1) Lingkungan Sehat; 2) Perilaku Sehat; 3)

Cakupan pelayanan yang bermutu; 4) Derajat kesehatan penduduk

kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu

pada visi pembangunan kesehatan puskesmas diatas yakni terwujudnya

Kecamatan Sehat, yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi

masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

2.11.2 Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.

Misi tersebut adalah :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang

diselenggrakan diwilayah kerjanya agar memperhatikan aspek

kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak

negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan

perilaku masyarakat sehingga pembangunan itu dapat mendorong

lingkungan dan perilaku masyarakat semakin sehat.

2. Mendorong kemandirian bagi keluarga dan masyarakat untuk hidup

sehat diwilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat

(25)

kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju

kemandirian untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

merata dan terjangkau.

Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggrakan pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat,

mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan

efisiensi pengelolaan sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota

masyarakat.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

Puskesmas akan selalu berupaya memlihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit dan memulihkan

kesehatan perorangan, keluarga dan masyrakat yang berkunjung dan

bertempat tinggal diwilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan

menerapkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang

sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan

puskesmas mencakup pula aspek lingkungan diwilayah kerjanya.

2.12 Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggrakan oleh puskesmas

adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan

nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan,dan kemampuan hidup

(26)

agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka

mewujudkan Indonesia sehat 2010.

2.13 Fungsi Puskesmas

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan dan memantau

penyelenggraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat

dan dunia usaha wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan

kesehatan dan pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyrakat termasuk dunia usaha memiliki

kesadaran, kemauan, kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan

kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,

menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya

sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas bertanggungjawab menyelanggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama menjadi tanggungjawab

(27)

1. Pelayanan Kesehatan Perseorangan

Pelayanan kesehatan perseorangan adalah pelayanan bersifat

pribadi ( Private Goods) dengan tujuan utama menyembuhkan

penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa

mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan

penyakit. Pelayanan perseorangan tersebut adalah rawat jalan

dan untuk puskesmas tertentu ditambahkan dengan rawat inap.

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang

bersifat umum ( Public Goods) dengan tujuan utama

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut

antara lain adalah promosi kesehatan, memberantas penyakit,

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan

keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai

(28)

2.14 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitiandan landasan teori yang dikemukakan di

atas, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variable Independen Variable Dependen

Karakteristik Ibu Umur

Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Paritas

Pemberian ASI Eksklusif Pengetahuan

(29)

2.15 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara umur ibu dengan pemberian ASI Eksklusif

2. Ada hubungan antara pendidikan ibu denganASI Eksklusif

3. Ada hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif

4. Ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan pemberian ASI

Eksklusif

5. Ada hubungan antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif

6. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dewasa ini teknologi mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dapat dibuktikan dengan banyak diciptakannya peralatan ââ¬â peralatan elektronika yang dapat menunjang

NAMA BUKU PENERBIT TANGGAL

[r]

Nilai resistan yang dijumpai dalam perkawatan/cabling kendaraan condong mempunyai batas yang ditentukan banyak piranti mempunyai batas resistansi dibawah 10 ohm, ada beberapa

[r]

Pembangunan Daerah Tertinggal membutuhkan pendekatan perwilayahan (regional development approach) yang bersinergi antar lintas pelaku (sektor), karena itu diperlukan program

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami bagaimana wanita Batak Toba merawat diri di tengah maraknya perawatan modern, apa yang menjadi tujuan wanita Batak

Sejauh ini hanya ada beberapa penelitian yang bertujuan untuk memprediksi tingkat suku bunga Bank Indonesia menggunakan fuzzy time series, penelitian yang banyak