• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Nihil Kecelakaan Kerja Pada PT. Expro Indonesia di Kota Batam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Nihil Kecelakaan Kerja Pada PT. Expro Indonesia di Kota Batam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja melalui penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja ditujukan pada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat jenis pekerjaan tersebut, upaya pencegahan kecelakaan kerja, penyerasian peralatan kerja atau mesin, dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut ataupun orang-orang yang berada di sekelilingnya (Sholilah, 2011).

Dalam suatu kegiatan industri, paparan dan risiko bahaya yang ada di tempat kerja tidak selalu dapat dihindari. Potensi bahaya tersebut bervariasi dari tempat kerja yang satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung pada jenis produksi, jenis teknologi yang digunakan, bahan produksi dan proses produksi yang dilakukan (Budiono, 2009).

Keselamatan kerja merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam setiap kegiatan perusahaan. Salah satu usaha untuk mencapai kondisi yang aman adalah menghindari atau menekan terjadinya kecelakaan kerja (Hadipoetro, 2014).

(2)

dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 609 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja, definisi kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Dalam Standar OHSAS 18001: 2007 kecelakaan kerja didefinisikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dengan keparahannya) kejadian kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian. Pengertian juga digunakan untuk kejadian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau yang berpotensi menyebabkan merusak lingkungan.

Usaha-usaha pencegahan kecelakaan atau kerugian akibat kerja harus direncanakan, diorganisir, diarahkan dan diawasi secara terpadu dalam kegiatan produksi. Usaha ini, selain dapat meningkatkan mutu keselamatan dan kesehatan kerja, juga akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja maupun kerugian-kerugian lainnya (Budiono, 2009).

(3)

memengaruhi besarnya usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu perusahaan. Oleh karena itu usaha keselamatan dan kesehatan kerja harus diarahkan untuk mengawasi dan memperbaiki ketimpangan-ketimpangan yang ada pada unsur-unsur tersebut sebelum terjadi kecelakaan kerja dan insiden. Pemerintah juga harus mampu mengatur unsur-unsur tersebut agar dapat memberikan pengaruh positif terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja maupun keadaan tempat kerja (Budiono, 2009).

Setiap kecelakaan baik cedera pada manusia, kebakaran dan kerusakan material dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan sehingga berakibat fatal terhadap kelangsungan kegiatan produksi. Kerugian akibat kecelakaan dikategorikan atas kerugian langsung (direct cost) dan kerugian tidak langsung (indirect cost). Kerugian langsung misalnya cedera pada tenaga kerja dan kerusakan pada sarana produksi. Kerugian tidak langsung adalah kerugian yang tidak terlihat sehingga sering disebut juga sebagai kerugian tersembunyi misalnya kerugian akibat terhentinya proses produksi, penurunan produksi, klaim atau ganti rugi, dampak sosial, citra dan kepercayaan konsumen (Ramli, 2010).

(4)

pekerja meninggal setiap hari sebanyak 9 orang. Kecelakaan kerja telah membuat kerugian bagi negara hingga Rp 280 Triliun.

Sama halnya dengan tahun 2013, berdasarkan data dari Jamsostek tercatat setiap hari sembilan orang meninggal akibat kecelakaan kerja. Jumlah itu meningkat 50 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencatat enam orang meninggal akibat kecelakaan kerja. Data International Labour Organization (ILO) juga menyebutkan tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Adapun pada tahun 2014, menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan tercacat 105.383 kasus kecelakaan kerja. Demikian pula di tahun 2015 tercatat 50.08 kasus kecelakaan kerja pada semester I.

Tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia antara lain disebabkan oleh rendahnya penerapan perilaku selamat di perusahaan dan masyarakat serta penerapan pemeriksaan uji keselamatan dan kesehatan kerja yang juga masih sangat minim. Selain itu, kualitas dan kuantitas pegawai pengawas juga tidak maksimal, khususnya dalam mengawasi keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Salah satu upaya agar dapat menghindari atau menekan terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menjadikan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai kewajiban yang nantinya akan menguntungkan bagi perusahaan.

(5)

adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan yang terintegrasi salah satunya dalam rangka menciptakan nihil kecelakaan pada tempat kerja. Dalam menciptakan sebuah tempat kerja yang bebas dari kecelakaan kerja, diperlukan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja berupa kepemimpinan dan komitmen yang komprehensif yang dilaksanakan oleh semua elemen dalam perusahaan mulai dari lapisan atas sampai ke lapisan bawah.

Penghargaan nihil kecelakaan kerja diberikan dalam bentuk piagam dan plakat yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia kepada perusahaan yang telah berhasil mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan waktu kerja.

PT. Expro dibentuk tahun 1973 dan memiliki kantor pusat di UK, Aberdeen dan kantor pusat regional di Aberdeen, Accra (Ghanan), Dubai, Hosuton, Kuala Lumpur dan Rio de Janeiro. PT. Expro Indonesia termasuk di dalam regional Asia, terdiri dari tiga kota yakni Jakarta, Balikpapan dan Batam. Kantor pusat berlokasi di Jakarta sedangkan Balikpapan dan Batam merupakan cabang dari PT. Expro Indonesia. Seiring dengan perkembangan perusahaan yang cukup pesat, saat ini PT. Expro memiliki 5000 karyawan yang beroperasi di 50 negara termasuk Indonesia.

(6)

dalam mengeksplorasi kandungan minyak yang berada di dasar laut bumi (pengeboran minyak). Perusahaan tersebut memfasilitasi perusahaan minyak dan gas dengan menyewakan barang-barang maupun alat-alat perminyakan baik di darat maupun di laut seperti separator, tanki bergelombang, dan sebagainya (well test). Kemudian setelah jangka waktu yang disepakati antara pihak yang menyewakan dengan klien telah habis maka barang-barang maupun alat-alat tersebut diservis kembali untuk kemudian dijual kepada klien yang membutuhkan.

Operasi pengeboran minyak lepas pantai merupakan operasi dengan risiko yang sangat tinggi dimana terdapat sumber bahaya, misalnya tanki yang sudah siap dioperasikan dari laut, harus dilakukan servis ulang dengan cara dibersihkan terlebih dahulu oleh pekerja sehingga diperlukan alat pendeteksi gas untuk memastikan apakah terdapat gas berbahaya di dalamnya. Setelah dipastikan pada tanki yang akan diservis ulang tidak terdapat gas berbahaya, baru kemudian pekerja diizinkan untuk membersihkannya sehingga selama pembersihan tanki tersebut tidak menimbulkan bahaya. Potensi bahaya lainnya diantaranya minyak atau gas di bawah tekanan, operasi pengangkatan, partikel atau percikan bunga api, bahan yang mudah terbakar, mesin bergerak, bahan beracun, permukaan panas, api, bahan peledak, genangan air dan pematang, listrik AC/DC, dan sebagainya. Selain itu, kerasnya angin dan cuaca lingkungan laut juga turut memengaruhi operasi pengeboran minyak dan gas tersebut.

(7)

bertahan selama jangka waktu tertentu. Kriteria penilaian nihil kecelakaan kerja yang merujuk pada peraturan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga sudah mewakili kondisi nyata yang ada di perusahaan tersebut.

PT. Expro Indonesia diberikan penghargaan kecelakaan nihil oleh pemerintah atas prestasinya melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga mencapai satu juta jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan pekerja sementara tidak mampu bekerja selama 2x24 jam, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Juli 2011. Selain itu, pada tanggal 24 Agustus 2015 yang lalu, PT. Expro Indonesia merayakan I Champion Safety yang artinya “Saya Bersedia Mengikuti K3”, dimana perusahaan tersebut berhasil melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga mencapai tiga juta jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan pekerja sementara tidak mampu bekerja selama 2x24 jam terhitung sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Dan pada tahun 2016, manajemen PT. Expro Indonesia memiliki target untuk mewujudkan empat juta jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan pekerja sementara tidak mampu bekerja selama 2x24 jam.

(8)

Safety and Environment Quality (HSEQ) menyampaikan toolbox talk selama 15-20 menit kepada pekerja sebelum memulai pekerjaan dengan topik yang berbeda-beda setiap harinya. Selain itu, setiap bulan dilakukan safety meeting dengan target setiap tanggal 24. Setiap tahun perusahaan juga memberikan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja berkualitas kepada pekerja dimana setiap melakukan pelatihan ada perkenalan dan materi yang disampaikan pun sesuai dengan kebutuhan. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja dibagi dalam tiga aspek yaitu mandatory, job specific, dannon mandatory. Selain itu pelaporan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dapat diketahui secara global melalui prosedur gawat darurat oleh pemimpin, mandor, pengawas maupun koordinator HSEQ.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian nihil kecelakaan kerja pada PT. Expro Indonesia di Kota Batam”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pencapaian nihil kecelakaan kerja pada PT. Expro Indonesia di Kota Batam.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

(9)

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor komitmen perusahaan dalam pencapaian nihil kecelakaan kerja pada PT. Expro Indonesia di Kota Batam.

2. Untuk mengetahui faktor kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pencapaian nihil kecelakaan kerja pada PT. Expro Indonesia di Kota Batam. 3. Untuk mengetahui faktor komunikasi dan pelatihan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam pencapaian nihil kecelakaan kerja pada PT. Expro Indonesia di Kota Batam.

4. Untuk mengetahui faktor inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja serta penyelidikan kecelakaan dalam pencapaian nihil kecelakaan kerja pada PT. Expro Indonesia di Kota Batam.

5. Untuk mengetahui faktor evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja dalam pencapaian nihil kecelakaan kerja pada PT. Expro Indonesia di Kota Batam.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti, sebagai penerapan secara nyata bagi penulis atas ilmu yang didapat selama berada di bangku perkuliahan serta menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian nihil kecelakaan kerja PT. Expro Indonesia di Kota Batam.

(10)

lebih meningkatkan lagi kualitas tenaga kerja dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik dan benar.

3. Manfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat, sebagai tambahan informasi bagi penelitian berikutnya khususnya mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian nihil kecelakaan kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, maka kondisi tersebut, dilihat sebagai suatu kondisi yang bertentangan, melalui limbah tailings yang berbahaya bagi kehidupan masyarakat di kampung Waa, kemudian

Berdasarkan surat Pejabat Pembuat Komitmen DIPA Direktorat Bina Pemagangan Nomor ; B.156/Lattas -MaglPPK/V112013 tanggal 24 Juni 2013 tentang Penetapan Pemenang Pekedaan Pengadaan

Berdasarkan surat Pejabat Pembuat Komitmen DIPA Direktorat Bina Pemagangan Nomor | 8.157llattas-l4ag/PPK/Vl/2013 tanggal 24 Juni 2013 tentang Penetapan Pemenang Pekerjaan

Website ini dibuat menggunakan program Macromedia Dreamweaver MX dan MySQL, juga internet Explorer sebagai browser. Dan tentu saja website tersebut dapat di modifikasi di

Berdasarkan aturan dalam pelelangan umum dengan pascakualifikasi, maka panitia pengadaan diharuskan melakukan pembuktian kualifikasi terhadap data-data kualifikasi

 bangsa Indonesia yang meliputi yang meliputi segenap aspek segenap aspek kehidupan nasional kehidupan nasional yang terintegrasi, Tannas berisi keuletan dan ketangguhan

The Iron Lady menggambarkan perjuangan Margaret Thatcher, seorang Perdana Menteri perempuan pertama di daratan Inggris yang terpilih melalui pemilu, dalam memimpin Inggris

Maribel Peralta and Guadalupe Quito (2010, p. 13) state that Jazz Chants is an active learning which provides better learning than simple memorization. Most people are