• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap Kinerja pada Karyawan PT. Patra Badak Arun Solusi Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap Kinerja pada Karyawan PT. Patra Badak Arun Solusi Jakarta"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Kepemimpinan

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Menurut Kartono (2004:189) bahwa “Kepemimpinan atau Leadership

adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam

usaha-usaha menentukan tujuan mencapainya.”

Kepemimpinan merupakan segmen (bagian) penting dari organisasi

perusahaan dan industri dalam mana organisasi tersebut tersusun atas dasar

pembagian fungsi-fungsi yang berbeda, yang harus dilaksanakan.Jadi ada

perbedaan peranan atau tugas bagi setiap individu dalam organisasi yang

menentukan adanya kepemimpinan.Dengan adanya bermacam-macam peranan

dan tugas tersebut, terjadilah regulasi/pengaturan dan koordinasi yang dilakukan

oleh pemimpin.

Perubahan yang kian cepat dan persaingan bisnis yang kian ketat menuntut

berbagai organisasi untuk bergerak gesit, stretegis, dan berfokus penuh pada

bisnis masing-masing.Hampir semua aspek kerja dipengaruhi oleh, dan tergantung

kepada kepemimpinan.Artinya, kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan

sebuah organisasi untuk memenangkan persaingan secara berkelanjutan

(sustainable competitive advantage).

Menurut Kartono (2009:34) bahwa “Pemimpin mempunyai sifat,

(2)

tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya atau

Style hidupnya itu pasti akan mewarnai perilaku dan tipe Kepemimpinanya.”

Pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau

tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya,

untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran

tertentu. Kemampuan mengkonsepsikan sekaligus menjabarkan tujuan-tujuan

umum yang jelas, bersikap adil dan tidak berat sebelah, sanggup membawa

kelompok kepada tujuan yang pasti dan menguntungkan, membawa pengikutnya,

kepada kesejahteraan, dan lain-lain. Dia juga mampu membangkitkan kekuatan

rasional dan kekuatan emosional pada anak buahnya, yang bisa menggugah

kekuatan raksasa untuk membangun atau untuk menghancurkan.

2.1.2 Sifat-Sifat Pemimpin

Menurut Kartono (2011:47) sifat-sifat pemimpin terdiri dari :

1. Kekuatan

Kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat pokok bagi pemimpin yang

harus bekerja lama dan berat pada waktu-waktu yang lama serta tidak teratur,

dan ditengah-tengah situasi yang sering tidak menentu.

2. Stabilitas emosi

Pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil, artinya seorang pimpinan

(3)

3. Pengetahuan tentang relasi insani

Seorang pemimpin harus memajukan dan mengembangkan semua bakat serta

potensi anggotanya, untuk dapat bersama-sama maju dan merasakan

kesejahteraan.

4. Kejujuran

Pemimpin yang baik harus memiliki kejujuran yang tinggi, yaitu jujur pada diri

sendiri dan pada orang lain (terutama bawahannya).

5. Objektif

Pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang bersih, supaya

objektif (tidak subjektif, berdasarkan prasangka sendiri).

6. Dorongan pribadi

Keinginan dan kesesuaian untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari

dalam hati dan sanubari sendiri.

7. Keterampilan berkomunikasi

Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap

maksud orang lain, cepat menangkap esensi pernyataan orang luar dan mudah

memahami maksud para anggotanya.

8. Kemampuan mengajar

Pemimpin yang baik diharapkan dapat menjadi guru yang baik bagi

bawahannya, mengajar secara sistematis dan intensional pada sasaran tertentu,

(4)

9. Keterampilan sosial

Seorang pemimpin harus dapat bersikap ramah, terbuka, dan mudah menjalin

persahabatan berdasarkan rasa saling percaya dan mempercayai.

10. Cakap secara teknis atau manajerial

Pemimpin harus superior dalam satu atau beberapa kemahiran tekhnis tertentu,

juga memiliki kemahiran manajerial untuk membuat rencana, mengelola,

menganalisis keadaan, dan membuat keputusan yang baik.

Ada 7 (tujuh) prinsip pemimpin yang dapat meningkatkan pengaruh dan

kekuasaan seorang pemimpin didalam suatu organisasi antara lain :

1. Keramahan yang rasional

2. Setiakawan

3. Memiliki kebaikan timbal balik

4. Mengembangkan

5. Kelompok

6. Permohonan langsung

7. Memiliki kewenangan formal

Tindakan kepemimpinan pada dasarnya adalah pembentukan hubungan

(5)

serta kerjasama. Para pemimpin yang bermoral menggunakan kekuasaan untuk

mencapai tujuan organisasi, menghormati hak individu dan kelompok, dan adil

dalam berhubungan dengan orang lain (Matondang, 2008:14).

Menurut Siagian (2003:52) ciri-ciri kepemimpinan yaitu :

1. Sumber genetika, dalam arti bakat yang dibawa sejak orang dilahirkan.

2. Ciri-ciri yang dipeoleh karena belajar dari pengalaman.

3. Ciri-ciri yang diperoleh melalui pendalaman teori kepemimpinan.

Yang dikemukakan diatas merupakan serangkaian ciri-ciri yang bersifat

ideal.Artinya betapa pun besarnya bakat kepemimpinan yang dimiliki seseorang

dan betapa banyak pun kesempatan untuk menempa diri menjadi pemimpin yang

efektif melalui pengalaman dan pendidikan serta latihan, tidak ada seorang pun

yang memiliki semua ciri tersebut. Lebih jelasnya, meningkatkan efektivitas

kepemimpinan merupakan proses. Oleh karena itu kepemimpinan yang maksimal

dapat dilakukan oleh setiap orang yang menduduki jabatan kepemimpinan dengan

terus-menerus berusaha agar semakin banyak ciri-ciri tersebut menjadi miliknya

selama ia berkarya sebagai seorang pemimpin.

2.1.3 Ciri-ciri Pemimpin

Menurut Kouzes dan Posner (2004:26) ada 4 ciri-ciri pemimpin antara lain:

1. Jujur

Kejujuran berkaitan erat dengan nilai-nilai dan etika, yang bersikukuh pada

(6)

2. Berorientasi ke depan

Kemampuan berorientasi ke depan bukan berarti orang harus memiliki

kekuatan penglihatan magis untuk melihat sesuatu hal yang ada dimasa depan.

Realitanya jauh lebih sederhana, yaitu: kemampuan menentukan atau memilih

tujuan yang diinginkan, ke arah mana perusahaan, atau komunitas akan

dibawa.

3. Kompeten

Kompetensi kepimpinan mengacu pada catatan prestasi si pemimpin dan

kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan.Hal ini tidak mengacu secara

spesifik kepada kemampuan pemimpin dibidang tekhnologi dalam kegiatan

operasional saja, tetapi tergantung dari posisi pemimpin dan kondisi organisasi.

Seorang pemimpin harus mampu memberi contoh, inspirasi, tantangan,

memungkinkan orang bertindak, dan membersemangat pada bawahannya.

4. Membangkitkan semangat

Kepemimpinan yang membangkitkan semangat dapat memenuhi kebutuhan

para bawahannya akan arti dan tujuan dalam hidup, artinya menjadikan

anggotanya lebih bersemangat, positif, dan optimis mengenai masa depan yang

memberikan harapan pada orang lain.

Tindakan kepemimpinan adalah sebuah hubungan, dan bahwa hubungan itu

merupakan bentuk pelayanan untuk suatu tujuan dan orang banyak. Ketika

(7)

hasil tetapi ia juga menjawab ekspektasi dari pengikutnya.

2.1.4 Fungsi Kepemimpinan

Menurut Sule dkk, (2005:259) fungsi kepemimpinan dalam hubungannya

dengan peningkatan aktivitas dan efisiensi perusahaan yaitu:

1. Fungsi kepemimpinan sebagai inovator

Sebagai inovator, pemimpin harus mampu mengadakan berbagai

inovasi-inovasi baik yang menyangkut pengembangan produk, sistem manajemen yang

efektif dan efesiensi, maupun dibidang konseptual yang keseluruhannya

dilaksanakan dalam upaya mempertahankan dan atau meningkatkan kinerja

perusahaan.

2. Fungsi kepemimpinan sebagai komunikator

Sebagai komunikator, maka pimpinan harus mampu menyampaikan maksud

dan tujuan komunikasi yang dilakukan secara baik kepada seseorang dan atau

sekelompok karyawan sehingga timbul pengertian di kalangan

mereka.Pemimpin harus mampu memahami, mengerti dan mengambil intisari

pembicaraan orang lain.

3. Fungsi kepemimpinan sebagai motivator

Sebagai motivator, pemimpin merumuskan dan melaksanakan berbagai

kebijaksanaan yang mengarah kepada upaya mendorong karyawan untuk

melaksanakan sesuatu kegiatan tertentu sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab yang mampu memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pencapaian

(8)

4. Fungsi kepemimpinan sebagai kontroler

Sebagai kontroler pemimpin melaksanakan fungsi pengawasan terhadap

berbagai aktivitas perusahaan agar terhindar dari penyimpangan baik terhadap

pemakaian sumber daya maupun didalam pelaksanaan rencana atau program

kerja perusahaan sehingga pencapaian tujuan menjadi efektif dan efisiensi.

Dalam usahanya menggabungkan teori dan penelitian tentang kepemimpinan,

empat dimensi pokok dari struktur fundamental kepemimpinan, yaitu:

1. Bantuan (support) adalah tingkah laku yang memperbesar perasaan berharga

seseorang dan merasa dianggap penting.

2. Kemudahan Interaksi adalah tingkah laku yang memberanikan

anggota-anggota kelompok untuk mengembangkan hubungan-hubungan yang saling

menyenangkan.

3. Pengutamaan Tujuan adalah tingkah laku yang merangsang antusiasme bagi

penemuan tujuan kelompok mengenai pencapaian prestasi yang baik.

4. Kemudahan Bekerja adalah tingkah laku yang membantu pencapaian tujuan

dengan kegiatan-kegiatan seperti penetapan waktu, pengkoordinasian,

perencanaan, & penyediaan sumber-sumber seperti alat-alat, bahan-bahan &

pengetahuan teknis.

2.1.5 Dimensi Kepemimpinan

Menurut Harsiwi(2005:28) mengemukakan bahwa kepemimpinan

(9)

1. Attributed charisma.

Dimensi yang pertama ini digambarkan sebagai perilaku pemimpin yang

membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus

mempercayainya.

2. Inspirational motivation (motivasi inspirasi).

Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagai

pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap

prestasi bawahan, mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan

organisasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui

penumbuhan entusiasme dan optimisme.

3. Intellectual stimulation (stimulasi intelektual).

Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru,

memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang

dihadapi bawahan, dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk mencari

pendekatan-pendekatan yang baru dalam melaksanakantugas-tugas organisasi.

4. individualized consideration (konsiderasi individu).

Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang

pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan

bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan

akan pengembangan karir.

2.2 Kompensasi

2.2.1 Pengertian Kompensasi

(10)

karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada

organisasi atau perusahaan (Panggabean, 2002:75).Menurut William B. Werther

dan Keith Davis dalam Sofyandi, (2008:160), kompensasi adalah sesuatu yang

diterima karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya,

baik dalam bentuk upah per jam ataupun gaji secara periodik yang didesain dan

dikelola oleh bagian personalia.

Nawawi (2008:315), menyatakan bahwa kompensasi merupakan

penghargaan/ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam

mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja.Sedangkan

menurut Hasibuan (2005:133) kompensasi adalah semua pendapatan yang

berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan

sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas tentang kompensasi, maka dapat

dikatakan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diberikan oleh

perusahaan kepada karyawan baik dalam bentuk uang sebagai ganti kontribusi

yang telah diberikan oleh karyawan untuk bekerjasama mencapai tujuan yang

diharapkan. Dengan kata lain kompensasi adalah faktor penting yang

mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang–orang bekerja pada suatu

organisasi dan bukan pada organisasi yang lain.

2.2.2 Jenis – Jenis Kompensasi

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan

bahwa secara umum kompensasi dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu

(11)

kelompok besar, yaitu :

kompensasi berdasarkan bentuknya, terdiri atas kompensasi finansial dan

kompensasi nonfinansial. Kompensasi berdasarkan cara pemberiannya, terdiri atas

kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung.

1. Kompensasi finansial langsung terdiri atas bayaran (pay) yang diperoleh

seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus, atau komisi.

2. Kompensasi finansial tidak langsung yang merupakan tunjangan, meliputi

semua imbalan finansial yang tidak mencakup dalam kompensasi finansial

langsung seperti program BPJS, pertolongan sosial, pembayaran biaya sakit

(berobat), cuti dan lain-lain. Kompensasi nonfinansial merupakan imbalan

dalam bentuk kepuasan seseorang yang diperoleh dari pekerjaan itu sendiri,

atau dari lingkungan baik secara fisik atau psikologis dimana orang tersebut

bekerja. Ciri dari kompensasi nonfinansial ini meliputi kepuasan yang didapat

dari pelaksanaan tugas-tugas yang bermakna yang berhubungan dengan

pekerjaan. Kompensasi langsung merupakan hak bagi karyawan dan menjadi

kewajiban bagi perusahaan untuk membayarnya.

2.2.3 Tujuan Kompensasi

Menurut Notoadmojo (2003:254), adapun tujuan pemberian kompensasi

adalah sebagai berikut :

1. Menghargai prestasi kerja

Pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu penghargaan

organisasi terhadap prestasi kerja para karyawannya. Selanjutnya akan

(12)

diinginkan perusahaan/organisasi.

2. Menjamin keadilan

Kompensasi yang baik akan menjamin terjadinya keadilan diantara

karyawan dalam perusahaan/organisasi. Masing- masing karyawan akan

memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan, dan prestasi

kerjanya.

3. Mempertahankan karyawan

Dengan sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan betah dan

bertahan bekerja pada perusahaan tersebut. Hal ini berarti mencegah keluarnya

karyawan dari organisasi itu untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.

3. Memperoleh karyawan yang bermutu

Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon

karyawan. Dengan banyaknya pelamar atau calon karyawan, akan lebih

mempermudah perusahaan untuk mencari dan memiliki karyawan yang

bermutu tinggi.

4. Pengendalian biaya

Dengan sistem kompensasi yang baik, akan mengurangi seringnya

melakukan rekrutmen, sebagai akibat dari makin seringnya karyawan yang

keluar mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan. Hal ini berarti

penghematan biaya untuk rekrutmen dan seleksi calon karyawan baru.

(13)

Sistem administrasi kompensasi yang baik merupakan tuntutan dari

pemerintah (hukum).Suatu organisasi/perusahaan yang baik, dituntut memiliki

sistem administrasi yang baik pula.

2.2.4 Asas Kompensasi

Menurut Dessler (2005:78), penghargaan menjembatani kesenjangan antara

tujuan organisasi dengan aspirasi serta pengharapan karyawan. Supayaefektif,

kompensasi seharusnya dapat :

1. Memenuhi kebutuhan dasar.

2. Mempertimbangkan adanya keadilan eksternal (menjamin bahwa posisi yang

lebih tinggi atau orang- orang yang memiliki kualitas yang lebih baik didalam

organisasi mendapat gaji yang lebih tinggi).

3. Mempertimbangkan adanya keadilan internal (menjamin bahwa pembayaran

harus sebanding dengan tarif yang ada pada bagian lain).

4. Pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan individu.

Panggabean (2002:78) mengemukakan bahwa penghargaan

dapatmeningkatkan prestasi kerja dan kepuasan kerja apabila :

1. Mereka merasakan adanya keadilan dalam penggajian.

2. Penghargaan yang mereka terima dikaitkan dengan kinerja mereka.

3. Penghargaan yang mereka terima dikaitkan dengan kebutuhan individu.

2.2.5 Tahapan Penetapan Kompensasi

(14)

yang harus dilalui. Menurut Dessler (2005:425) ada 5 tahapan yang perlu dilalui

perusahaan sebelum menetapkan tingkat upah karyawan yaitu :

1. Adakan survei gaji.

2. Menetapkan nilai masing- masing pekerjaan melalui evaluasi kerja.

3. Mengelompokkan pekerjaan- pekerjaan yang serupa ke dalam jenjangnya

(paygrades).

4. Menetapkan harga masing- masing paygrades melalui kurva gaji.

5. Menyempurnakan tingkat upah.

Menurut Rivai (2005:366), tahapan–tahapan menetapkan kompensasi

adalah:

Tahap 1 : mengevaluasi tiap pekerjaan dengan menggunakan informasi analisis

pekerjaan, untuk menjamin keadilan internal yang didasarkan pada nilai

relatif setiap pekerjaan.

Tahap 2 : melakukan survei upah dan gaji untuk menentukan keadilan eksternal

yang didasarkan pada upah pembayaran dipasar kerja.

Tahap 3: menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembayaran upah yang

didasarkan pada keadilan internal dan eksternal.

2.2.6 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi

Menurut Hasibuan (2005:127) faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

(15)

1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja

2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan

3. Serikat buruh

4. Produktivitas kerja karyawan

5. Pemerintah dengan undang-undang dan keppresnya

6. Biaya hidup

7. Posisi jabatan karyawan

8. Pendidikan dan pengalaman karyawan

9. Kondisi perekonomian nasional

10. Jenis dan sifat pekerjaan

Menurut Sofyandi (2008:162) dalam menentukan besarnya kompensasi

sangat dipengaruhi oleh :

1. Adanya permintaan dan penawaran tenaga kerja

Permintaan tenaga kerja artinya pihak perusahaan sangat membutuhkan

tenaga kerja maka secara otomatis kompensasi relatif tinggi.Penawaran

tenaga kerja artinya pihak individu yang membutuhkan pekerjaan, maka

(16)

2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan membayar

Bahwa ukuran besar kecilnya kompensasi yang akan diberikan kepada

karyawan akan sangat tergantung kepada kemampuan finansial yang dimiliki

perusahaan, dan juga seberapa besar kesediaan dan kesanggupan perusahaan

menentukan besarnya kompensasi untuk karyawannya.

3. Serikat buruh atau organisasi karyawan

Pentingnya eksistensi karyawan dalam perusahaan, maka karyawan akan

membentuk suatu ikatan dalam rangka proteksi atas kesemena-menaan

pimpinan dalam memberdayakan karyawan.

4. Produktifitas kerja/prestasi kerja karyawan

Kemampuan karyawan dalam menghasilkan prestasi kerja akan sangat

mempengaruhi besarnya kompensasi yang akan diterima karyawannya.

5. Biaya hidup

Tingkat biaya hidup disuatu daerah akan menentukan besarnya kompensasi.

Sebagai contoh: tingkat upah didaerah atau dikota terpencil akan lebih kecil

dibandingkan dengan tingkat upah di kota- kota besar.

6. Posisi atau jabatan karyawan

Tingkat jabatan yang dipegang karyawan akan menentukan besar- kecilnya

kompensasi yang akan diterimanya, begitu juga dengan berat- ringannya

(17)

7. Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja

Pendidikan dan pengalaman berperan dalam menentukan besarnya

kompensasi bagi karyawan.Semakin tinggi pendidikan dan pengalaman kerja

karyawan, maka semakin tinggi pula kompensasinya.

8. Sektor pemerintah

Pemerintah sebagai pelindung masyarakat berkewajiban untuk menertibkan

sistem kompensasi yang ditetapkan perusahaan/organisasi, serta

instansi-instansi lainnya, agar karyawan mendapatkan kompensasi yang adil dan

layak, seperti dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah dalam hal

pemberian upah minimum bagi para karyawan.

2.2.7 Teknik Penetapan Kompensasi melalui Penilaian Pekerjaan

Menurut Ambar (2009:270), penilaian pekerjaan adalah prosedur yang

sistematik untuk menentukan nilai relatif dari berbagai pekerjaan dalam suatu

organisasi. Tujuannya adalah untuk menentukan pekerjaan mana yang dibayar

lebih tinggi atau lebih rendah dari pekerjaan-pekerjaan lain. Faktor-faktor yang

perlu dipertimbangkan antara lain adalah besar- kecilnya tanggung jawab

pelaksanaannya, pengetahuan atau keterampilan yang dituntut, berat ringannya

upaya yang harus dikerahkan dan kondisi pekerjaan yang harus dipenuhi.

Menurut Mangkunegara (2000 : 100) adapun teknik-tekniknya

dalammelakukan penilaian pekerjaan, perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Evaluasi kerja

(18)

dari suatu pekerjaan.Meskipun dalam evaluasi pekerjaan ini terdapat beberapa

pendekatan yang berbeda, namun masing- masing mempertimbangkan tanggung

jawab, kemampuan, upaya mental, upaya fisik, dan kondisi kerja.Tujuan dari

evaluasi kerja ini adalah untuk menentukan jenis pekerjaan mana yang

sepantasnya memperoleh upah yang lebih banyak.

2. Peringkat kerja ( Job Ranking )

Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan hasilnya kurang

tepat. Cara kerjanya sebagai berikut : atasan meninjau informasi analisis kerja,

kemudian masing- masing pekerjaan itu disusun menurut peringkat secara

subjektif.

3. Klasifikasi kerja ( Job Grading )

Metode ini juga disebut dengan job clasification dan hasilnya sedikit lebih

tangguh dibandingkan dengan peringkat kerja tetapi masih kurag akurat.

4. Faktor perbandingan ( comparison factor)

Metode ini memerlukan komite evaluasi kerja untuk membandingkan

komponen kerja yang penting. Komponen kerja tersebut meliputi tanggung jawab,

kemampuan, gaya mental, upaya fisik, dan kondisi kerja.

5. Sistem poin ( system point)

Evaluasi ini mengevaluasi faktor- faktor penting dari masing- masing

pekerjaan.

6. Survei upah dan gaji

(19)

perusahaanbersandar pada survei upah dan gaji

2.3 Kinerja

2.3.1 Pengertian Kinerja

Kinerjamerupakan hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitasyang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk

mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan

dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Menurut Rivai dan Basri(2005:14)

kinerja adalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan

berbagai kemungkinan seperti, standarhasilkerja, target, sasaran,atau kriteria yang

telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Mangkunegara (2010:67) menyatakan bahwa kinerja karyawan (prestasi

kerja)adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabyang

diberikan kepadanya. Oleh karena itu disimpulkan bahwa kinerja karyawanadalah

prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas yang dicapai SDM dalam

periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

Menurut Basri (Sinambela, 2012:8) menyatakan bahwa kinerjaadalah

kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang

(20)

entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan pengertian kinerja adalah hasilkerja

yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang oleh suatu perusahaan

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalamupaya

pencapaian tujuan perusahaan secara legal,tidak melanggar secara hukum dan

tidak bertentangan dengan moral atauetika.

Kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci dalam mengembangkan

suatu orgasnisasi agar berjalan efektif dan efesien. Menurut Robbins yang dikutip

oleh Rivai&Basri dalam jurnal Sumber Daya Manusia(2009), kinerja adalah suatu

prestasi/hasil yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasatau

pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalam pekerjaanitu.

2.3.2 Faktor yang MempengaruhiKinerja

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan

(ability) dan faktor motivasi (motivation).Hal ini sesuai dengan pendapat Davis

(Mangkunegara, 2010:13) yang merumuskan bahwa:

Human Performance = Ability x Motivation Motivation = Attitude x SituationAbility = Knowledge xSkill

Penjelasan:

1. Faktor Kemampuan(Ability)

Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pimpinan dan

karyawan yang memiliki IQ di atas rata–rata (IQ 110-120) dengan pendidikan

(21)

sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh

karena itu, karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya (the right man in the right place,the right man on the right job).

2. Faktor Motivasi(Motivation)

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam

menghadapi situasi (situation) kerja.Motivasi merupakan kondisi yang

menggerak kan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi

(tujuankerja).

Menurut A.Dale Timple (Mangkunegara, 2010:15) faktor-faktor kinerja terdiri

dari faktor internal dan faktoreksternal.

1. Faktor Internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-

sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik karena mempunyai

kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras,sedangkan seseorang

yang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut mempunyai

kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya- upaya untuk

memperbaiki kemampuannya.

2. Faktor Eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang

berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan

kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.

2.3.3 Dimensi Kinerja

Dimensi konsep kinerja tersebut, memiliki turunan atauindikator

pendukungnya, yaitu sebagai berikut:

(22)

Yaitu dilihat dari segi kerapian bekerja, kecepatan penyelesaian pekerjaan,

dan kecakapankerja.

2. Faktor kuantitas kerja

Aspek kuantitas kerja diukur dimulai dari penyusunan rencanakerja, kemampuan

di dalam penyelesaian tugas, dan penyelesaiantugas pekerjaan dibandingkan

dengan waktu yang telahditetapkan.

3. Faktor pengetahuan

Yaitu meninjau pengetahuan para karyawan dari aspekpersiapan pelaksanaan

pekerjaan, pengetahuan bagaimana menyelesaikan pekerjaan pelaksanaan, dan

pengetahuan melakukan evaluasi dari hasilpekerjaan yang telahdilakukan.

4. Faktor kehandalan

Yaitu mengukur kemampuan dan kehandalan dalam melaksanakan tugasnya, baik

dalam menjalankan peraturan maupun inisiatif dandisiplin.

5. Faktor inisiatif

Yaitu melihat aktivitas yang dilakukan oleh setiap pegawai dalam menyelesaikan

tugas-tugas pekerjaannya, dari aspek tumbuhnya inisiatif melakukan evaluasi hasil

pekerjaan dan upaya melaksanakan tindak lanjut pekerjaan dari hasilevaluasi.

6. Faktor kreatifitas

Yaitu melihat kreatifitas setiap pegawai dari persiapan,pelaksanaan sampai

(23)

untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan.

7. Faktor kerjasama

Melihat bagaimana para pegawai bekerja sama dengan pegawai yanglain dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan, baik tugas pribadi maupun pekerjaan bersama

(Robbins,2000:248).

2.4Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Luqman

Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok

SPSS Hasil penelitian

menunjukkankepemimpinan, kompetensi, dan kompensasi sangat signifikan mempengaruhi kinerja pegawai. Kontribusi kepemimpinan terhadap variasi kinerja pegawai adalah sebesar 10.2%. Kompensasi memberikan konrtibusi terhadap kinerja pegawai sebesar 10.4% dan kontribusi kompetensi terhadap variasi yang terjadi pada kinerja pegawai sebesar 13%.

2. Jagarin

dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan

SPSS Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan

dan kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, namun budaya organisasi tidakberpengaruh terhadap kinerja pegawai

3. Muhamad Ramzan,

MBA

Impact Of Compensation on Employee Performance (Empirical Evidence from Banking Sector ofPakistan

SPSS Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi (gaji) berdampak positif terhadap kinerja karyawan

Pengaruh Kompensasi Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Jasa Konstruksi di Denpasar

SPSS Adanya hubungan signifikan antara kompensasi dan kepemimpinan secara parsial terhadap kinerja diperoleh dari hasil analisis,

dimana hasil nilai t-hitung kompensasi sebesar 4,03 dan hasil nilai t-hitung kepemimpinan

sebesar 2,45 kedua nilai tersebut lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 2,05. Hubungan signifikan

(24)

terhadap kinerja karyawan diperoleh dari

hasil nilai F-hitung sebesar 43,801,

No Peneliti Judul penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian

lebih besar dari nilai f-tabel sebesar 3,35. Angka R square

sebesar 0,764 atau 7,64% ini berarti bahwa 7,64% kinerja karyawan jasa kontruksi di Denpasardipengaruhi variabel kompensasi dan kepemimpinan.

5. Abdul Karim (2015)

Leadership Behavior And Compensation On Employee

Satisfacation and Performance

SPSS The result showed that

transformational leadership directly has significant and positive effect on satisfaction. Trasndformational leadership oriented vision, mission, hopes, intelligence anda attention has been applied, but not significant

employee satisfacation. Transformatinal leadership direcyly

(25)

Sumber: Tran Viet Hoang Nguyen (2014),Muhaamad Rizal (2014),Mayun Nadaisa(2013),

Effect of Compensation on Motivation, Oragnizational Commitment and Employee Performance (Studies at Revenue Mangement in Kendari City)

SPSS This study results indicate that compensation has significant effect on motivation and organizational commitment, but does not have significant

effect on employee performance. Organizational commitment and motivation have significant effect on

employee's performance, as well as a significant effect of organizational commitment on employee performance.

In addition, this study found that compensation can not directly improve employee performance, but able to

increase motivation and strengthen organizational commitment. Motivation gives a strong effect on relationship

between compensation and employee performance than between motivation and organizational commitment or

through organizational commitment only.

No Peneliti Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian

7. Nguyen

The Influence of Leadership behaviors on Employee Permormance in the Context of software Companies in Vietnam

SPSS The results show that

passive/avoidant leadership behavior is the most important factor influences on individual job performance; however, this is the negative influence. Among those behaviors which are found to influence significantly and positively on individual job performance, individualized consideration is the most important; it’s then followed by idealized influence, intellectual stimulation, management by exception – active and contingent reward. Surprisingly, inspirational motivation is found not to be

(26)

Misbahuddin Azhuri (2010),Darmi Astuti (2013), Luqman Hakim (2012)

2.5 Kerangka Konseptual

2.5.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan deskripsi teori-teori yang ada dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam

mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya

upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dapat dikatakan bahwa kepemimpinanlah yang memainkan peranan

yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi dalam menyelenggarakan

berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian,

2003:3).Yang dapat dilihat dari bagaimana seorang pemimpin dapat

mempengaruhi bawahannya untuk bekerjasama menghasilkan pekerjaan yang

efektif dan efisien.

Sedangkan Kinerja pegawai adalah hasil pekerjaan atau kegiatan seorang

pegawai secara kuantitas dan kualitas untuk mencapai tujuan organisasi yang

menjadi tugas dan tanggungjawabnya dimana tugas pegawai negeri adalah bersifat

pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.

2.5.2 Hubungan antara pemberian Kompensasi dengan Kinerja Karyawan

Menurut Edwin B. Flippo dalam Sofyandi (2008:160) proses pemberian

kompensasi yang dilakukan secara adil dan layak yang dilakukan oleh perusahaan

kepada karyawannya adalah mereka diharapkan mampu memberikan motivasi

kepada karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja yang mereka miliki dan

(27)

dikelola dengan baik, maka kompensasi dapat membantu perusahaan untuk

mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan dengan

baik.Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup, karyawan yang ada sangat

mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan untuk melakukan penempatan

kembali tidaklah mudah. Jika karyawan termotivasi untuk berdisiplin, maka

kinerja karyawan akan meningkat, sehingga tujuan perusahaan pun terwujud.

Sumber: Tran Viet Hoang Nguyen (2014),Muhaamad Rizal (2014),Mayun Nadaisa(2013), Misbahuddin Azhuri (2010),Darmi Astuti (2013), Luqman Hakim (2012)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan

kebenarannya melalui peenelitian (Sugiyono, 2004). Hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

H1 : Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan

PT. Badak Arun Solusi Jakarta Kepemimpinan (X1)

Kinerja Karyawan (Y)

(28)

H2 : Kompensasiberpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karywan PT.

Badak Arun Solusi Jakarta

H3 : Kepemimpinan, dan Kompensasiberpengaruh signifikan terhadap

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Hasil generate pemasangan model baju pada model tubuh dapat dibentuk secara akurat menggunakan parameter anthropometry dan inputan jarak baju dengan model tubuh.. Virtual Web

Hanya peserta yang dinyatakan lulus seleksi administrasi dan membawa Kartu Ujian serta bukti identitas diri asli berupa KTP (sesuai dengan data saat registrasi online) yang

Untuk keuntungan dalam trading forex, Anda harus mengenali pasar dengan baik setelah Anda mengenali diri Anda sendiri.. Langkah pertama untuk mendapatkan kesadaran diri

Terkait perubahan nomenklatur SKPD berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Kepala BKPM Nomor 7 Tahun 2016 tentang Penetapan

Penelitian ini akan menganalisis fakta sosial, peristiwa sosial, perilaku sosial yang terjadi di masyarakat dan perubahan sosial pada tokoh utama dalam novel

Emulator 1 Form Tampilan Awal Berjalan Baik 2 Form Kriptografi DES Berjalan Baik 3 Form Enkripsi dan Dekripsi Kriptografi DES Berjalan Baik 4 Form Contoh Kriptografi DES

Pelaksanaan kebijakan pengendalian penyakit demam berdarah dengue di kota Semarang dilakukan secara menyeluruh di setiap tingatan pemerintah dan lapisan

bersifat publik untuk kepentingan umum, dengan demikian terdapat kepentingan pribadi warga negara. Kedua, pencabutan hak harus di ikuti dengan pemberian ganti rugi