BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen Getasan yang beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro KM.9, Desa Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas VII B untuk kelas eksperimen dan kelas VII A sebagai kelas kontrol. Data siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelas Kontrol (kelas VII A) 11 9 20
Kelas Eksperimen (kelas VII B) 11 9 20
Jumlah Keseluruhan Siswa 40
Sumber : Rekap Presensi kelas VII A dan kelas VII B
2. Kemampuan Awal sebelum diberi Perlakuan a. Deskripsi hasil Pretest
Berdasarkan pretest yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat hasil pretest sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Responden Hasil Pretest Responden Hasil Prestest
K-1 46 K-1 56
K-2 66 K-2 63
K-3 43 K-3 63
K-4 70 K-4 56
K-5 53 K-5 70
K-6 60 K-6 50
K-7 66 K-7 53
K-8 70 K-8 63
K-9 46 K-9 70
K-10 53 K-10 36
K-11 46 K-11 50
K-12 40 K-12 60
K-13 50 K-13 80
K-14 46 K-14 56
K-15 43 K-15 63
K-16 50 K-16 40
K-17 60 K-17 73
K-18 73 K-18 60
K-19 56 K-19 70
K-20 53 K-20 60
Minimal 40 Minimal 36
Maksimal 73 Maksimal 80
Penggambaran distribusi skor pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diklasifikasikan dalam bentuk interval. Penentuan jarak interval didapat dengan cara mengurangkan skor maksimum (skor ideal) dengan skor minimum dan kemudian dibagi dengan jumlah kelas interval (Widoyoko, 2012:110). Berdasarkan skor hasil belajar ekonomi, nilai kelompok sampel dapat dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah. Skor untuk masing-masing kategori pada saat pretest didapatkan dari hasil pengolahan data berikut :
Jarak interval pretest : 80 dikurangi 36 = 44 Interval tiap kategori : 44 dibagi 3 = 14,67 = 14 Kategori Tinggi : 66 ≤ skor ≤ 80
Kategori Sedang : 51 ≤ skor ≤ 65 Kategori Rendah : 36 ≤ skor ≤ 50
Hasil pengukuran hasil belajar ekonomi siswa terhadap subyek penelitian pada saat pretest dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Kategori Hasil Belajar Siswa pada Pretest Kategori Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
F % F %
Rendah 8 40,00 4 20,00 Sedang 7 35,00 11 55,00 Tinggi 5 25,00 5 25,00 Total 20 100,00 20 100,00
Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut, dapat dibuat analisis deskriptif sebagai berikut :
Tabel 4.4 Tabel Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest_Kontrol 20 40 73 54.50 10.159
Pretest_Eksperimen 20 36 80 59.60 10.699
Valid N (listwise) 20
Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, dapat diketahui bahwa dari hasil pretest di kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang, nilai rata-ratanya adalah 54,50 dengan standar deviasi 10,15. Nilai minimum pada pretest di kelas kontrol adalah 40,00 dan nilai maksimumnya adalah 73,00. Sementara itu, nilai rata-rata untuk pretest di kelas eksperimen adalah 59,60 dengan standar deviasi 10,69. Nilai minimum pada hasil pretest kelas eksperimen adalah 36,00 dan nilai maksimumnya adalah 80,00. Berdasarkan hasil tersebut, tampak bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih rata-rata nilai pretest kelas kontrol dengan rata-rata nilai pretest kelas eksperimen adalah sebesar 5,1.
b. Uji Normalitas Nilai Pretest
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Kelas
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Nilai Kelas Kontrol .925 20 .125
Kelas Eksperimen .967 20 .695
Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat nilai signifikansi pretest hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,695 dan kelas kontrol sebesar 0,125. Keduanya menunjukkan nilai signifikansi >0,05 yang berarti H0 diterima. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua data kelompok tersebut berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Nilai Pretest
Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian berasal dari populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan metode Levene. Data dikatakan homogen jika nilai signifikansi >0,05, sedangkan data dikatakan tidak homogen jika nilai signifikansi <0,05. Hasil olah data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.073 1 38 .789
disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi dengan variansi yang sama (homogen).
d. Uji Beda Rata-rata Pretest
Uji One Way Anova digunakan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok yang berasal dari dua sampel yang berbeda. Statistik uji yang digunakan adalah uji One Way Anova. Namun sebelum dilakukan uji One Way Anova, dilakukan uji normalitas populasi sebagai uji prasyarat dan uji homogenitas variansi populasi untuk menentukan uji One Way Anova yang akan digunakan. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji banding dua sampel yaitu dengan One Way Anova dengan taraf signifikansi 0,05. Jika signifikansi lebih dari 0,050 berarti kedua kelas memiliki rerata yang seimbang. Hasil olah data uji beda rerata dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7 Uji One Way Anova Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
ANOVA
Hasil_Belajar
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 260.100 1 260.100 2.390 .130
Within Groups 4135.800 38 108.837
Total 4395.900 39
3. Kemampuan Akhir setelah diberikan Perlakuan a. Deskripsi Hasil Posttest
Berdasarkan posttest yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat hasil posttest sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Penggambaran distribusi skor posttest siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol dapat diklasifikasikan dalam bentuk interval. Penentuan jarak interval didapat dengan cara mengurangkan skor maksimum (skor ideal) dengan skor minimum dan kemudian dibagi dengan jumlah kelas interval (Widoyoko, 2012:110). Berdasarkan skor hasil belajar ekonomi, sebaran nilai kelompok sampel dapat dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Sebaran skor untuk masing-masing kategori pada saat posttest didapatkan dari hasil pengolahan data berikut :
Jarak interval posttest : 83 dikurangi 53 = 30 Interval tiap kategori : 30 dibagi 3 = 10 Kategori Tinggi : 73 ≤ skor ≤ 83 Kategori Sedang : 62 ≤ skor ≤ 72 Kategori Rendah : 53 ≤ skor ≤ 61
Hasil pengukuran hasil belajar ekonomi siswa terhadap subyek penelitian pada saat posttest dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Kategori Hasil Belajar Siswa pada Posttest Kategori Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
F % F %
Rendah 1 5 2 10
Sedang 11 55 9 45
Tinggi 8 40 9 45
Total 20 100 20 100
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa hasil posttest pada kelas kontrol menunjukkan 1 siswa (5%) berada pada kategori rendah, 11 siswa (55%) berada pada kategori sedang, dan 8 siswa (40%) berada pada kategori tinggi. Pada kelas eksperimen, 2 siswa(10%) yang berada pada kategori rendah, 9 siswa (45%) berada pada kategori sedang, dan 9 siswa (45%) berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil posttest yang dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut, dapat dibuat analisis deskriptif sebagai berikut :
Tabel 4.10 Tabel Analisis Deskriptif Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kelas_Kontrol 20 53 83 69.10 6.672
Kelas_Ekseperimen 20 60 83 71.95 6.126
Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut, dapat diketahui bahwa dari hasil posttest di kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang, nilai rata-ratanya adalah 69,10 dengan standar deviasi 6,67. Nilai minimum pada posttest di kelas kontrol adalah 53,00 dan nilai maksimumnya adalah 83,00. Sementara itu, nilai rata-rata untuk posttest di kelas eksperimen adalah 71,95 dengan standar deviasi 6,13. Nilai minimum pada hasil posttest kelas eksperimen adalah 60,00 dan nilai maksimumnya adalah 83,00. Berdasarkan hasil tersebut, tampak bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih rata-rata nilai posttest kelas kontrol dengan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen adalah sebesar 2,85.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas bisa dilihat pada table Tests of Normality setelah diolah dengan SPSS 16.0 for windows. Uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas dengan metode Shapiro-Wilk. Hasil olah data uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Kelas
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Nilai Kelas Kontrol .955 20 .443
Kelas Eksperimen .917 20 .088
H0 diterima. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua data kelompok tersebut berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Posttest
Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian berasal dari populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan metode Levene. Data dikatakan homogen jika nilai signifikansi >0,05, sedangkan data dikatakan tidak homogen jika nilai signifikansi <0,05. Hasil olah data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.360 1 38 .552
Berdasarkan Tabel 4.12, didapatkan nilai signifikansi posttest hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,552 (lebih dari 0,05) yang berarti menerima H0, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi dengan variansi yang sama (homogen).
d. Uji Beda Rata-rata Posttest
seimbang. Hasil olah data uji beda rerata dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini :
Tabel 4.13 Uji One Way Anova Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
ANOVA
Hasil_Belajar
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 81.225 1 81.225 1.980 .168
Within Groups 1558.750 38 41.020
Total 1639.975 39
Berdasarkan Tabel 4.13, didapatkan nilai signifikansi posttest hasil belajar siswa adalah 0,168 yang berarti lebih besar dari 0,050 (0,168<0,050). Hal ini berarti pada kondisi akhir (setelah diberikan perlakuan) kedua kelompok sampel memiliki kemampuan ekonomi yang seimbang.
B. Pembahasan
dilihat melalui melihat perkembangan nilai rata-rata antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen setelah dilakukan posttest.
Berdasarkan pengujian uji beda rerata dengan menggunakan One Way Anova antara hasil belajar posttest kelas kontrol dengan hasil belajar posttest kelas eksperimen, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai posttest pada kelas kontrol adalah sebesar 69,10 dengan standar deviasi 6,67. Sementara itu, rata-rata nilai posttest kelas eksperimen adalah sebesar 71,95 dengan standar deviasi 6,13. Terdapat perbedaan rerata sebesar 2,85. Nilai probabilitas atau Sig. (2-Tailed) sebesar 0,168 yang berarti lebih dari 0,050 (0,168>0,050). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada data posttest di kelas kontrol dengan data posttest di kelas eksperimen. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan setelah dilakukan perlakuan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII SMP Kristen Getasan. Berdasarkan pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Kristen Getasan.
hasil belajar peserta didik pada materi pokok bidang datar kelas VII. Penelitian lain yang dilakukan oleh Eva M dan Harin Sundari (2012), yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E berbasis eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok zat dan wujudya” yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kelompok belajar siswa yang diajarkan dengan model learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 14,8% dibandingkan kelas pembelajaran konvensional.