• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN TERAPI INSULIN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 | Mamahit | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN TERAPI INSULIN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 | Mamahit | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

D UK UNG A N K E L UA R G A D E NG A N K E PA T UH A N T E R A PI I NS UL I N PA S I E N D I A B E T E S M E L I T US T I PE 2

G abr iella M amahit M ar io K atuuk R ivelino H amel

Program S tudi Ilmu K eperawatan F akultas K edokteran Universitas S am R atulangi

E mail : juztgaby@ yahoo.com

A bstarct: D iabetes Mellitus (D M) is a category of non-communicable disease that becomes a public health problem,both globally and locally. Insulin therapy is one of the managements of D M. D isobedience of therapy may lead to other harmful complications. One of the important elements in improving adherence of therapy is a family support. Purpose: The purpose of this research is to find out the correlation between family support and insulin therapy adherence of patients with type 2 D M. S ample: T he sample was 102 respondents. R esearch D esign: T his research is a descriptive cross-sectional study taken with purposive sampling technique. R esults: T he results found that p-value = 0,0001 for social, appraisal, additional support and insulin therapy adherence, and p-value = 0,001 for emotional support and insulin therapy adherence. C onclusion: T here is a significant correlation between family support and insulin therapy adherence of patients with type 2 D M.

K eywords: D iabetes Mellitus, F amily Support, Insulin T herapy Adherence

A bstr ak : D iabetes Melitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global maupun lokal. Pengelolaan D iabetes Melitus salah satunya dengan terapi insulin. K etidakpatuhan terhadap terapi dapat menimbulkan komplikasi lain yang membahayakan. S alah satu elemen penting dalam meningkatkan kepatuhan terapi adalah dukungan keluarga. T uj uan: T ujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan terapi insulin pasien D MT 2. J umlah S ampel: Penelitian ini dilakukan kepada 102 penyandang D M. D esain Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang bersifat deskriptif korelatif dengan teknik purposive sampling. H asil Penelitian: Hasil menunjukkan bahwa nilai p = 0,0001 untuk dukungan sosial, penilaian, dan tambahan dengan kepatuhan terapi insulin, dan p = 0,001 untuk dukungan emosional dengan kepatuhan terapi insulin. K esimpulan: D apat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan terapi insulin pasien D MT 2.

(2)

PE ND A H UL UA N

D iabetes Melitus (D M) merupakan kategori penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global maupun lokal. Prevalensi penyandang D M tahun 2015 adalah sebanyak 415 juta jiwa di seluruh dunia dan diprediksi akan terus meningkat mencapai 642 juta jiwa pada tahun 204, dan Indonesia masuk dalam 10 negara terbesar penderita D M di dunia dan menempati urutan ke-7 dengan jumlah penyandang sebanyak 10 juta jiwa ( ID F , 2015). Peningkatan prevalensi D M yang terjadi secara signifikan, membutuhkan pengawasan dan pemantauan dalam penatalaksanaan D M dengan baik dan benar. Penyakit ini tidak akan terkendali apabila dibiarkan dan dapat menimbulkan komplikasi lain yang membahayakan (D epkes R I, 2008). S alah satu penyebab munculnya komplikasi D M yaitu ketidakpahaman tentang tujuan terapi D M. Penatalaksanaan D M terdiri dari beberapa terapi, yaitu terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologis. T erapi nonfarmakologis meliputi perubahan gaya hidup dan aktivitas fisik seperti olahraga, sedangkan terapi farmakologis meliputi pemberian obat anti diabetes oral dan terapi insulin (A bdulazeez, Omole, & Ojulari, 2014). Insulin adalah hormon alami yang dikeluarkan oleh pankreas agar glukosa dari makanan dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh untuk diubah menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan, juga merupakan terapi farmakologis D M yang paling efektif. Penyandang D M tidak memiliki kemampuan untuk mengambil dan menggunakan gula darah, sehingga kadar gula darah meningkat. Inilah mengapa pemberian insulin sangat diperlukan untuk mengendalikan hiperglikemi. Penyandang D M yang menggunakan terapi insulin perlu mengetahui dan mengerti bagaimana penggunaan insulin yang baik dan benar, terlebih patuh dalam menjalankannya (A lfian, 2016). S alah satu hal yang

menjalankan pengobatan adalah dukungan keluarga karena salah satu fungsi keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan yang menunjukkan kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (S udiharto, 2007). Penelitian tentang dukungan keluarga yang dilakukan oleh F irdausi, S riyono, dan A smoro (2014) menunjukkan bahwa 32,8% penyandang D M mendapat dukungan keluarga yang baik dengan tingkat kepatuhan terapi insulin tinggi, 63.8% mendapat dukungan keluarga sedang dengan tingkat kepatuhan sedang, dan 3,4% mendapat dukungan keluarga kurang dengan tingkat kepatuhan rendah. K eluarga memberikan dukungan yang sangat mempengaruhi kesehatan anggota keluarganya. D ukungan tersebut meliputi dukungan sosial, penilaian, tambahan dan emosional (F riedman, B owden, & J ones, 2010). B erdasarkan data awal yang didapatkan di R S GMIM Pancaran K asih Manado, terdapat 2.042 kasus penyandang D M pada bulan J uli – S eptember 2017 dengan 757 penyandang menggunakan terapi insulin. D ata awal yang diambil di K linik K imia F arma Husada Manado terdapat 1204 kasus penyandang D M tahun 2017, dan sebesar

1

/3 penyandang D MT 2 di K linik K imia F arma Husada S ario Manado menggunakan terapi insulin. W awancara yang dilakukan kepada 3 pasien di Poliklinik Penyakit D alam R umah S akit Pancaran K asih Manado mengatakan bahwa dukungan keluarga yang didapat yaitu baik, keluarga menyediakan insulin saat akan digunakan, memperhatikan jadwal dan proses injeksi insulin, bahkan keluarga menemani pasien saat jadwal kontrol di poliklinik.

M E T O D E PE NE L I T I A N

(3)

dengan tingkat kemaknaan 95% (α <0,05). Uji statistik tersebut menggunakan program computer. J ika hasil statistik menunjukan p<0,05 itu artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan terapi insulin.

H A S I L dan PE M B A H A S A N

T abel 1

D istr ibusi D ata D emogr afi Pasien D M T 2 (n = 102)

K ategori F rekuens

i responden berdasarkan umur, jenis kelamin, lama menyandang D M, lama pemakaian insulin. K ategori distribusi frekuensi mayoritas responden penyandang D MT 2 yaitu 45-59 tahun sebanyak 68 responden (66,7%), jenis kelamin perempuan 58 responden (56,9%), lama menyandang D MT 2 >10 tahun sebanyak 48 responden (47,1%), dan lama pemakaian insulin kategori 5-10 tahun sebanyak 51 responden (50%).

T abel 2

D istr ibusi R esponden Duk ungan

K eluar ga, D uk ungan Sosial, D uk ungan Penilaian, D uk ungan T ambahan, D uk ungan E mosisonal, dan

K epatuhan T er api I nsulin Pasien D M T 2 (n = 102)

a. D ukungan K eluarga

F rekuensi Presentase

B aik

F rekuensi Presentase

B aik

F rekuensi Presentase

B aik

F rekuensi Presentase

B aik

F rekuensi Presentase

B aik

F rekuensi Presentase

(4)

T abel 3 responden memiliki dukungan sosial yang kurang dan tidak patuh.

T abel 4

H ubungan Duk ungan Penilaian dengan K epatuhan T er api I nsulin Pasien D M T 2

D uk ungan Penilaian

K epatuhan T erapi

I nsulin responden memiliki dukungan penilaian yang baik dan patuh, sedangkan 26 responden memiliki dukungan penilaian kurang dan tidak patuh.

T abel 5

H ubungan D uk ungan T ambahan dengan K epatuhan T er api I nsulin Pasien D M T 2

D uk ungan Penilaian

K epatuhan T erapi

I nsulin responden memiliki dukungan tambahan yang baik dan patuh, sedangkan 21 responden memiliki dukungan tambahan yang kurang dan tidak patuh.

T abel 6

H ubungan D uk ungan E mosional dengan K epatuhan T er api I nsulin Pasien D M T 2

D uk ungan Penilaian

K epatuhan T erapi

I nsulin responden memiliki dukungan emosional yang baik dan patuh, sedangkan 11 responden memiliki dukungan emosional yang kurang dan tidak patuh.

T abel 7

H ubungan D uk ungan K eluar ga dengan K epatuhan T er api I nsulin Pasien D M T 2

D uk ungan Penilaian

K epatuhan T erapi

I nsulin responden memiliki dukungan keluarga yang baik dan patuh, sedangkan 13 responden memiliki dukungan keluarga yang kurang dan tidak patuh.

Pembahasan

H ubungan D uk ungan S osial K eluar ga dengan K epatuhan T er api I nsulin B erdasarkan hasil penelitian pada tabel 3, menunjukkan bahwa 61 responden D uk ungan

Sosial

K epatuhan T erapi

(5)

terhadap terapi insulin. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh S aputri et al (2017) di K ecamatan Puger dan B alung K abupaten J ember, di mana 33 responden ( 62,3%) mendapat dukungan sosial baik dan patuh terhadap terapi.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa 7 pasien kurang mendapat dukungan sosial tetapi patuh pada terapi, dan 26 pasien kurang mendapatkan dukungan sosial dan tidak patuh pada terapi. Hal ini mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan terapi insulin, yakni pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, sikap dan kepribadian pasien, dan dukungan sosial keluarga (Niven, 2000). S alah satu dukungan sosial adalah informasi. Informasi yang diberikan keluarga sangat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi insulin, seperti manfaat melakukan terapi insulin dan bagaimana cara untuk melakukan injeksi secara mandiri. D alam hal ini dukungan sosial yakni keluarga terus berusaha untuk mencari berbagai informasi mengenai kesehatan anggota keluarganya. J ika pasien tidak mendapatkan dukungan berupa informasi mengenai kondisinya, maka akan ditemui beberapa kesulitan dalam menjalani terapi.

H ubungan D uk ungan Penilaian K eluar ga dengan K epatuhan T er api I nsulin

B erdasarkan hasil penelitian pada tabel 4, menunjukkan bahwa 50 responden mendapat dukungan penilaian baik dan patuh terhadap terapi insulin. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh S aputri et al (2017) di K ecamatan Puger dan B alung K abupaten J ember, di mana 36 responden ( 67,9%) mendapat dukungan penilaian baik dan patuh terhadap terapi insulin.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa 18 pasien kurang mendapat dukungan penilaian tetapi patuh pada terapi, dan 26 pasien kurang mendapatkan dukungan penilaian dan tidak patuh pada terapi. Hal

ini dikarenakan ada faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan, yakni akomodasi, pendidikan, perubahan model terapi, faktor lingkungan, dan peningkatan interaksi professional kesehatan dengan pasien. D ukungan keluarga yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu keluarga memberi kepercayaan kepada pasien untuk melakukan injeksi secara mandiri, serta menanyakan perasaan setelah injeksi, dan memberi pujian ketika pasien dalam keterbatasan.

H ubungan Duk ungan T ambahan K eluar ga dengan K epatuhan T erapi I nsulin

B erdasarkan hasil penelitian pada tabel 5, menunjukkan bahwa 54 responden mendapat dukungan tambahan baik dan patuh terhadap terapi insulin. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh S aputri et al (2017) di K ecamatan Puger dan B alung K abupaten J ember, di mana 36 responden ( 67,9%) mendapat dukungan tambahan baik dan patuh terhadap terapi insulin.

Hasil penelitian di atas didapatkan bahwa 14 pasien kurang mendapat dukungan tambahan tetapi patuh pada terapi, dan 21 pasien kurang mendapatkan dukungan tambahan dan tidak patuh pada terapi. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosial ekonomi, dan pendidikan.. Hal ini didasarkan oleh kategori umur paling banyak yaitu lansia, di mana pasien pada usia ini cenderung memiliki keterbatasan, sehingga keluarga sangat berperan untuk menyediakan pengobatan yang diperlukan pasien.

H ubungan D uk ungan E mosional K eluar ga dengan K epatuhan T er api I nsulin

(6)

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh S aputri et al (2017) di K ecamatan Puger dan B alung K abupaten J ember, di mana 37 responden ( 69,8%) mendapat dukungan emosional baik dan patuh terhadap terapi insulin.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa 5 pasien kurang mendapat dukungan emosional tetapi patuh pada terapi, dan 11 pasien kurang mendapatkan dukungan emosional dan tidak patuh pada terapi. S alah satu faktor yang mempengaruhi hal ini, yaitu dari data demografi status pasien. S ebagian besar pasien sudah berkeluarga, sehingga keluarga/pasangan pasien selalu memberikan waktu untuk mendengar keluhan pasien, perhatian, dan motivasi dalam melakukan terapi insulin. W irja (2012) dalam penelitiannya berpendapat bahwa ikatan kekeluargaan dan persahabatan dianggap sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan individu, yaitu saat seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa lebih mudah. D alam penelitian ini juga, aspek status pernikahan mayoritas (95 responden) berada pada status menikah, di mana pasien mendapat perhatian dan motivasi dari suami /istri/ keluarganya. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan emosional dan kepatuhan terapi insulin terjalin erat.

H ubungan D uk ungan K eluar ga dengan K epatuhan T erapi I nsulin

B erdasarkan hasil penelitian pada tabel 7, menunjukkan bahwa 65 responden mendapat dukungan keluarga baik dan patuh terhadap terapi insulin. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh S eptia, R ahmalia, dan S abrian (2013) di R umah S akit Umum D aerah A rifin A chmad dan Poli MD R , bahwa 43 responden (74,1%) mendapat dukungan keluarga yang positif.

Padila (2012) mengatakan bahwa salah satu fungsi keluarga adalah fungsi perawatan/pemeliharan kesehatan, yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan

memiliki produktivitas tinggi. K eluarga memiliki beberapa komponen yang saling berkaitan, yakni ke-empat dukungan di atas, di mana salah satunya dapat mempengaruhi yang lainnya. D ampak negatif yang dapat timbul jika pasien tidak mendapatkan dukungan keluarga secara utuh antara lain pasien cenderung akan merasa tertekan bahwa tidak ada yang memperhatikan kondisinya dan hal ini dapat mempengaruhi kesehatan tubuhnya. J adi, keluarga diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup dan mencegah penyakit. Hasil penelitian ini semakin menguatkan pendapat peneliti bahwa hubungan dukungan keluarga dan kepatuhan terapi insulin pada pasien D MT 2 sangat erat.

S I M PUL A N

S ebagian besar responden mendapatkan dukungan keluarga yang baik dan patuh terhadap terapi insulin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan terapi insulin pasien D MT 2.

D A F T A R PUS T A K A

A bdulazeez, F .I., Omole, M., Ojulari, S .L . (2014). Medication Adherence Amongst D iabetic Patients in a T ertiary Healthcare Institution in C entral Nigeria, T ropical J ournal of Pharamaceutic al Research; 13(6): 997-1001.

(7)

D epkes R I. (2008). D iabetes Melitus Ancaman Umat Manusia di D unia. www.depkes.go.id/indeks/. D iakses pada 9 November 2017.

F irdausi, A .Z ., S riyono, A smoro, C .P. (2014). Hubungan D ukungan K eluarga D engan K epatuhan Melakukan Aktivitas F isik D an T erapi Insulin Pada Pasien D iabetes Melitus T ipe I D i Poliklinik Penyakit D alam RSUD D R. Abdoer Rahem Situbondo. F riedman, MM, B owden, V .R , & J ones,

E .G. (2010). Buku Ajar K eperawatan K eluarga: Riset, teori, dan praktik, alih bahasa, Akhir Y ani S. Hamid dkk; E d 5. ID F. (2015). D iabetes Atlas (Seventh

E dition). International D iabetes F ederation.

Niven, N. (2000). Psikologi K esehatan: Pengantar Untuk P erawat & Profesional K esehatan L ain. E d 2. J akarta: E GC .

Padila. (2012). Buku Ajar K eperawatan K eluarga. J ogjakarta: Nuha Medika.

S aputri, Y .P., T hohirun, & L uthviatin, N. (2017). Hubungan Antara D ukungan Sosial K eluarga D engan K epatuhan Minum Obat Penderita K usta di K ecamatan Puger dan Balung K abupaten J ember.

S eptia, A ., R ahmalia, S ., & S abrian, F . (2013). Hubungan D ukungan K eluarga D engan K epatuhan Minum Obat Pada Penderita T B Paru.

S udiharto. (2007). Asuhan K eperawatan K eluarga D engan Pendekatan K eperawatan T ranskultural. J akarta: E GC .

Gambar

Tabel 1 Distribusi Data Demografi Pasien DMT2 (n = 102) Kategori FrekuensPresentas

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk data terkait dengan SMK3, statistika kecelakaan kerja berupa Injured Frequency Rate (IFR) dan Injured Severity Rate

meningkatkan kecepatan, jangkauan, dan efisiensi komunikasi antar sesama manusia. Selain itu new media juga memiliki potensi yang sangat signifikan dalam memperkuat

fidusia seluruh Indonesia dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidak lagi menerima permohonan pendaftaran jaminan fidusia secara manual, tapi tetap turut

Hasil penelitian menunjukkan sintasan benih ikan betutu yang dipelihara pada berbagai padat tebar tidak berbeda secara nyata, pertumbuhan spesifik panjang (1,50 ± 0,37%/hari)

Dari data yang disebutkan WHO tahun 2002 terdapat lebih dari 4000 bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok dan asap rokok, diperkirakan bahwa tiap hisapan rokok

Analisis data tes akhir dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep fisika setelah diberikan materi pembelajaran kalor antara kelas

bahwa dalam rangka mewujudkan akuntabilitas penatausahaan keuangan dalam penanggulangan bencana alam/non alam/sosial di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kendal, maka

Hasil penelitian menunjukkan pembatasan pakan 75% dari standar pada berbagai frekuensi pemberian pakan 4 kali, 3 kali, dan 2 kali tidak mempengaruhi bobot karkas,