BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian akan dilaksanakan di wilayah Sumatera Utara pada jaringan
distribusi 20 kV dari Gardu Induk Tele pada penyulang TL.2-Gelas/DS 3 yang
terkoneksi dengan PLTMH Aek Silang (1 x 750 kW).Penelitian ini akan
dilaksanakan setelah seminar proposal telah disetujui. Lama penelitian
direncanakan dua bulan.
3.2. Bahan Penelitian
Bahan yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah :
1. One line diagram jaringan distribusi 20 kV Aek Silang.
2. Data bus, data line, dan data pembangkit DG.
3. Menggunakan software Matlab.
3.3. Variabel Yang Diamati
Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini ialah:
1. Level tegangan tiap bus pada jaringan distribusi 20 kV.
2. Perubahan rugi-rugi daya reaktif.
3. Perubahan titik koneksi pada saluran jaringan distribusi.
4. Kapasitas DG yang akan dipasang.
3.4. Prosedur penelitian
Ada beberapa tahapan dalam melakukan penelitian ini dapat dilihat pada
1. Pengambilan data
Data yang dibutuhkan diambil dari PT.PLN (Persero) pada GI Tele yang
terhubung dengan GH Dolok Sanggul dan berikut data-data yang dibutuhkan
dalam penelitian:
a) Data pembangkit terbarukan (PLTMH Aek Silang).
Berikut data pembangkit energi terbarukan yang dibutuhkan untuk
melakukan perhitungan aliran daya:
1. Identitas (ID generator pada DG (PLTMH Aek Silang)
2. Rating tegangan dan kapasitas generator
3. Daya aktif dan daya reaktif DG
b) Data busbar.
Berikut data busbar yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan
aliran daya:
1. ID bus
2. Nominal kilovolt (kV)
c) Data penyulang.
Berikut data penyulang yang dibutuhkan untuk melakukan
perhitungan aliran daya:
1. ID penyulang
2. Diagram satu garis (one line diagram) penyulang
3. Data dimensi penyulang pada jaringan distribusi 20 kV:
a. Panjang penyulang
d) Data beban (daya terpasang) pelanggan penyulang.
Berikut data beban yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan
aliran daya:
1. ID beban
2. Rating tegangan
3. Kapasitas daya terpasang pada beban (kVA)
2. Melakukan perhitungan aliran daya tanpa DG
Data yang sudah diperoleh dibuat kedalam bentuk tabel dan dilakukan
perhitungan dengan menggunakan metode Newton-Raphson pada software
Matlab untuk mendapatkan kondisi tegangan dan rugi-rugi daya aktif sebelum
pemasangan DG.
3. Menentukan kandidat bus terpilih pemasangan DG
Kandidat bus yang terpilih adalah bus yang berada di sekitar daerah
sumber potensi tempat pemasangan DG dan kondisi bus yang berada pada kondisi
standart.
4. Memasang DG pada sistem dengan kapasitas tertentu
Kapasitas DG yang akan diinjeksikan adalah mulai dari 0,75 MW – 1.5
MW
5. Melakukan perhitungan aliran daya
Perhitungan aliran daya dilakukan setelah pemasangan DG pada kapasitas
6. Membandingkan nilai fitness
Hasil perhitungan akan dibandingkan pada seluruh bus kandidat. Dalam
proses optimasi, kerugian yang paling minimumlah yang menjadi kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan data
4.1.1. Data Beban
Data beban dapat dilihat pada tabel 4.1 yang merupakan data yang akan
digunakan dalam penelitian studi aliran daya yaitu jaringan distribusi rayon Gardu
Hubung (GH) Dolok Sanggul yang terhubung/terkoneksi dengan PLTMH Aek
Silang.
Tabel 4. 1Data beban saluran distribusi 20 kV
4.1.2. Data pembangkit
Dalam perhitungan perlu juga diketahui data pembangkit yang saat ini digunakan dan yang terhubung langsung dengan saluran distribusi 20 kV.
Data Generator
Merk/Type RELIANCE/SDGB 8063-16/D Gen
Kapasitas generator 940 KVA
RPM 375 RPM
Tegangan eksitasi 80 V
Kelas isolasi F/H JP 23
Nr 174728 VL Arus nominal primer 289 A Arus nominal sekunder 1443 A
4.1.3. Data saluran distribusi
Data saluran terlebih dahulu dikonversikan kedalam satuan p.u (per unit) dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4. 2 Data saluran distribusi 20 kV
Kabel Dari bus Ke bus JenisKabel Panjang (km) R (pu) jX (pu)
Kabel 1 Bus 1 Bus 2 AAAC 3x150 mm2 1,57 0,0428 0,1905
Kabel 2 Bus 2 Bus 3 AAAC 3x150 mm2 1,57 0,0428 0,1905
Kabel 3 Bus 3 Bus 4 AAAC 3x150 mm2 1,57 0,0428 0,1905
Kabel 4 Bus 4 Bus 5 AAAC 3x150 mm2 5,085 0,1385 0,6171 Kabel 5 Bus 5 Bus 6 AAAC 3x150 mm2 5,085 0,1385 0,6171 Kabel 6 Bus 6 Bus 7 AAAC 3x150 mm2 5,085 0,1385 0,6171 Kabel 7 Bus 7 Bus 8 AAAC 3x150 mm2 5,085 0,1385 0,6171
Kabel 8 Bus 8 Bus 9 AAAC 3x240 mm2 0,75 0,0159 0,0902
Lanjutan Tabel 4.2 Data saluran distribusi 20 kV
Kabel Dari bus Ke bus JenisKabel Panjang (km) R (pu) jX (pu)
Kabel 35 Bus 35 Bus 36 AAAC 3x50 mm2 0,575 0,0342 0,0714 Kabel 36 Bus 36 Bus 37 AAAC 2x35 mm2 1,75 0,1404 0,2187 Kabel 37 Bus 36 Bus 38 AAAC 3x50 mm2 0,4 0,0238 0,0497 Kabel 38 Bus 38 Bus 39 AAAC 3x50 mm2 0,4 0,0238 0,0497 Kabel 39 Bus 39 Bus 40 AAAC 3x35 mm2 0,6 0,0481 0,0750 Kabel 40 Bus 40 Bus 41 AAAC 3x35 mm2 0,42 0,0337 0,0525 Kabel 41 Bus 40 Bus 42 AAAC 2x35 mm2 0,6 0,0481 0,0750 Kabel 42 Bus 42 Bus 43 AAAC 2x35 mm2 2,04 0,1637 0,2550 Kabel 43 Bus 39 Bus 44 AAAC 3x50 mm2 0,53 0,0315 0,0658 Kabel 44 Bus 44 Bus 45 AAAC 3x50 mm2 0,53 0,0315 0,0658 Kabel 45 Bus 45 Bus 46 AAAC 3x50 mm2 0,53 0,0315 0,0658 Kabel 46 Bus 46 Bus 47 AAAC 2x35 mm2 2,07 0,1661 0,2587 Kabel 47 Bus 22 Bus 48 AAAC 3x150 mm2 0,73 0,0199 0,0886 Kabel 48 Bus 48 Bus 49 AAAC 3x150 mm2 0,73 0,0199 0,0886 Kabel 49 Bus 49 Bus 50 AAAC 3x150 mm2 0,73 0,0199 0,0886 Kabel 50 Bus 50 Bus 51 AAAC 2x35 mm2 1,55 0,1244 0,1937 Kabel 51 Bus 51 Bus 52 AAAC 2x35 mm2 0,775 0,0622 0,0969 Kabel 52 Bus 52 Bus 53 AAAC 2x35 mm2 0,775 0,0622 0,0969 Kabel 53 Bus 52 Bus 54 AAAC 2x35 mm2 1,63 0,1308 0,2037 Kabel 54 Bus 50 Bus 55 AAAC 3x150 mm2 0,5 0,0136 0,0607
Kabel 55 Bus 55 Bus 56 AAAC 3x150 mm2 1 0,0272 0,1214
Kabel 56 Bus 56 Bus 57 AAAC 3x150 mm2 0,6 0,0163 0,0728 Kabel 57 Bus 57 Bus 58 AAAC 3x150 mm2 4,22 0,1149 0,5121 Kabel 58 Bus 58 Bus 59 AAAC 3x50 mm2 1,2 0,0714 0,1490 Kabel 59 Bus 59 Bus 60 AAAC 3x50 mm2 0,05 0,0030 0,0062 Kabel 60 Bus 60 Bus 61 AAAC 3x50 mm2 0,05 0,0030 0,0062 Kabel 61 Bus 61 Bus 62 AAAC 3x50 mm2 0,5 0,0297 0,0621 Kabel 62 Bus 62 Bus 63 AAAC 3x50 mm2 0,35 0,0208 0,0435 Kabel 63 Bus 62 Bus 64 AAAC 3x50 mm2 0,4 0,0238 0,0497 Kabel 64 Bus 64 Bus 65 AAAC 3x50 mm2 1,06 0,0631 0,1316 Kabel 65 Bus 64 Bus 66 AAAC 3x50 mm2 0,4 0,0238 0,0497 Kabel 66 Bus 66 Bus 67 AAAC 3x50 mm2 0,4 0,0238 0,0497 Kabel 67 Bus 67 Bus 68 AAAC 3x50 mm2 0,8 0,0476 0,0993 Kabel 68 Bus 68 Bus 69 AAAC 3x50 mm2 0,2 0,0119 0,0248
Kabel 69 Bus 58 Bus 70 AAAC 3x70 mm2 2 0,0913 0,2467
Kabel 70 Bus 70 Bus 71 AAAC 3x35 mm2 0,5 0,0401 0,0625
Kabel 71 Bus 70 Bus 72 AAAC 3x70 mm2 1 0,0457 0,1234
Lanjutan Tabel 4.2 Data saluran distribusi 20 kV
Kabel Dari bus Ke bus JenisKabel Panjang (km) R (pu) jX (pu) Kabel 74 Bus 58 Bus 75 AAAC 3x150 mm2 0,9 0,0245 0,1092 Kabel 75 Bus 75 Bus 76 AAAC 3x150 mm2 1,3 0,0354 0,1578 Kabel 76 Bus 76 Bus 77 AAAC 3x50 mm2 0,35 0,0208 0,0435 Kabel 77 Bus 76 Bus 78 AAAC 3x150 mm2 0,3 0,0082 0,0364
Kabel 78 Bus 78 Bus 79 AAAC 3x150 mm2 1 0,0272 0,1214
Kabel 79 Bus 79 Bus 80 AAAC 3x50 mm2 1 0,0595 0,1241
Lanjutan Tabel 4.2 Data saluran distribusi 20 kV
Lanjutan Tabel 4.2 Data saluran distribusi 20 kV
Kabel Dari bus Ke bus JenisKabel Panjang (km) R (pu) jX (pu) Kabel 149 Bus 149 Bus 150 AAAC 3x35 mm2 1,1 0,0883 0,1375 Kabel 150 Bus 140 Bus 151 AAAC 3x150 mm2 0,8 0,0218 0,0971 Kabel 151 Bus 151 Bus 152 AAAC 2x35 mm2 0,9 0,0722 0,1125 Kabel 152 Bus 151 Bus 153 AAAC 3x150 mm2 0,7 0,0191 0,0849 Kabel 153 Bus 153 Bus 154 AAAC 2x35 mm2 1,1 0,0883 0,1375 Kabel 154 Bus 153 Bus 155 AAAC 3x150 mm2 0,53 0,0144 0,0643 Kabel 155 Bus 155 Bus 156 AAAC 3x150 mm2 0,53 0,0144 0,0643 Kabel 156 Bus 156 Bus 157 AAAC 3x150 mm2 0,53 0,0144 0,0643
Nomor bus yang ada sesuai dengan gambar yang terdapat pada lampiran, dan untuk ukuran kabel sesuai dengan SPLN tahun 2012 dimana jenis kabel yang digunkan adalah AAAC dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan data lapangan.
4.2. Kandidat bus yang terpilih untuk di interkoneksikan
Bus yang terpilih adalah bus yang akan diinterkoneksikan dengan bus pembangkit yaitu bus 69, estimasi jarak antara bus terpilih dengan bus generator dalam satuan kilometer. Adapun hal yang perhatikan dalam pemilihan bus adalah bus yang terletak tidak terlalu jauh dari bus generator atau daerah pembangkit dan memiliki posisi berada dicenterjaringan distribusi.
Dalam pemilihan bus dibagi menjadi 5 daerah lokasi yang terpilih yang memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dan berada di daerahcenterjaringan. Dari 5 daerah lokasi ini dilakukan pemilihan bus secara acak untuk mewakili daerah yang sudah dibagikan.
1. Lokasi daerah I
Gambar 4. 1 Bus yang terpilih pada lokasi I
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bus yang terpilih yaitu bus 24 untuk mewakili lokasi daerah I untuk di interkoneksikan dengan DG. Hal ini dikarenakan posisi 24 yang berada cukup strategis untuk dilakukannya interkoneksi karena berada dicenterdari lokasi I.
2. Lokasi daerah II
Pada daerah ini terdapat 4 buah bus yang akan di pilih untuk mewakili lokasi daerah II yaitu bus 50, bus 55, bus 56 dan bus 57. Berikut gambar pembagian wilayah pada lokasi daerah II.
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bus yang terpilih yaitu bus 56 untuk mewakili lokasi daerah II untuk di interkoneksikan dengan DG. Hal ini dikarenakan posisi 56 yang berada cukup strategis untuk dilakukannya interkoneksi karena berada dicenterdari lokasi II.
3. Lokasi daerah III
Pada daerah ini terdapat 4 buah bus yang akan di pilih untuk mewakili lokasi daerah III yaitu bus 51, bus 52, bus 53 dan bus 54. Berikut gambar pembagian wilayah pada lokasi daerah III.
Gambar 4. 3 Bus yang terpilih pada lokasi III
Pada gambar 4.3 dapat dilihat bus yang terpilih yaitu bus 52 untuk mewakili lokasi daerah III untuk di interkoneksikan dengan DG. Hal ini dikarenakan posisi 52 yang berada cukup strategis untuk dilakukannya interkoneksi karena berada dicenterdari lokasi III.
4. Lokasi daerah IV
Gambar 4. 4 Bus yang terpilih pada lokasi IV
Pada lokasi IV yang terpilih adalah bus 58 karena bus ini adalah gardu hubung yang dimana posisi strategis untuk bisa di interkonesikan dengan DG.
Setelah dilakukan nya pemilihan bus pada jaringan distribus maka tahapan selanjutnya menghitung jarak estimasi dari bus generator yaitu bus 69 ke bus yang akan di interkoneksikan. Berikut tabel jarak estimasi tiap bus ke bus generator.
Tabel 4. 3 Estimasi jarak dari bus pembangkit ke bus yang akan di interkoneksikan
Dari bus- Ke bus- EstimasiJarak (km)
69 56 1.17
69 52 3.13
69 58 2.79
69 24 4.33
69 68 0.2
4.3. Pemasangan DG titik interkoneksi pada bus 68 4.3.1. Kapasitas 0.75 MW
Pengkoneksian di bus 68 adalah kondisi interkoneksi yang ada pada saat ini di saluran pembangkit DG. Pada saat DG dikoneksikan dengan pembangkit berkapasitas 0.75 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9073 pu. Total nilai rugi-rugi
pada saluran adalah 0.086 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalamprogram
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4. 4 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 0.75 MW.
10 0.973 40 0.969 70 0.976 100 0.966
11 0.973 41 0.969 71 0.976 101 0.964
12 0.973 42 0.969 72 0.976 102 0.963
13 0.973 43 0.969 73 0.976 103 0.963
14 0.972 44 0.969 74 0.976 104 0.963
15 0.972 45 0.969 75 0.976 105 0.963
16 0.972 46 0.969 76 0.976 106 0.963
17 0.972 47 0.969 77 0.976 107 0.963
18 0.972 48 0.972 78 0.975 108 0.963
19 0.972 49 0.973 79 0.975 109 0.963
20 0.972 50 0.973 80 0.975 110 0.963
21 0.972 51 0.973 81 0.974 111 0.962
22 0.972 52 0.973 82 0.974 112 0.961
23 0.972 53 0.973 83 0.974 113 0.96
24 0.972 54 0.973 84 0.973 114 0.96
25 0.972 55 0.973 85 0.973 115 0.96
26 0.971 56 0.974 86 0.973 116 0.959
27 0.971 57 0.974 87 0.973 117 0.959
28 0.97 58 0.977 88 0.973 118 0.959
29 0.97 59 0.984 89 0.973 119 0.958
Lanjutan Tabel 4.4 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 0.75 MW.
121 0.958 130 0.959 139 0.964 148 0.963
122 0.958 131 0.959 140 0.964 149 0.963
123 0.958 132 0.959 141 0.963 150 0.963
124 0.958 133 0.959 142 0.963 151 0.963
125 0.959 134 0.959 143 0.963 152 0.963
126 0.959 135 0.959 144 0.963 153 0.963
127 0.959 136 0.959 145 0.963 154 0.963
128 0.959 137 0.964 146 0.963 155 0.963
129 0.959 138 0.964 147 0.963 156 0.963
157 0.963
4.3.2. Kapasitas 1 MW
DG dikoneksikan dengan pembangkit berkapasitas 1 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9704 pu. Total nilai rugi-rugi pada saluran adalah 0.067 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tanda negatif pada tabel 4.5 menjelaskan tegangan mengalami kenaikan tegangan.
Lanjutan Tabel 4.5 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1 MW.
DG dikoneksikan dengan pembangkit berkapasitas 1.25 MW maka didapatkan level rata-rata teganganberada pada 0.9703 pu. Total nilai rugi-rugi pada saluran adalah 0.054 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4. 6 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1.25 MW.
Lanjutan Tabel 4.6 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan
21 0.973 57 0.974 92 0.972 125 0.959
22 0.973 58 0.976 93 0.972 126 0.959
23 0.973 59 0.983 94 0.972 127 0.959
24 0.973 60 0.983 95 0.972 128 0.959
25 0.973 61 0.984 96 0.972 129 0.959
26 0.972 62 0.987 97 0.973 130 0.958
27 0.972 63 0.987 98 0.971 131 0.958
28 0.971 64 0.989 99 0.968 132 0.958
30 0.971 65 0.989 100 0.966 133 0.959
31 0.971 66 0.991 101 0.964 134 0.958
32 0.971 67 0.994 102 0.963 135 0.959
33 0.971 68 0.999 103 0.963 136 0.959
34 0.971 69 1 104 0.962 137 0.963
35 0.971 70 0.975 105 0.962 138 0.963
36 0.97 71 0.975 106 0.962 139 0.963
37 0.97 72 0.975 107 0.962 140 0.963
38 0.97 73 0.975 108 0.963 141 0.963
39 0.97 74 0.975 109 0.963 142 0.963
40 0.97 75 0.975 110 0.963 143 0.963
41 0.97 76 0.975 111 0.961 144 0.963
42 0.97 77 0.975 112 0.96 145 0.962
43 0.97 78 0.975 113 0.96 146 0.962
44 0.97 79 0.974 114 0.959 147 0.962
45 0.97 80 0.974 115 0.959 148 0.962
46 0.97 81 0.974 116 0.959 149 0.962
47 0.97 82 0.973 117 0.958 150 0.962
48 0.973 83 0.973 118 0.958 151 0.963
49 0.973 84 0.973 119 0.958 152 0.963
50 0.974 85 0.973 120 0.958 153 0.962
51 0.974 86 0.972 121 0.957 154 0.962
52 0.974 87 0.972 122 0.958 155 0.962
53 0.974 88 0.972 123 0.958 156 0.962
54 0.974 89 0.972 124 0.957 157 0.962
55 0.974 90 0.972
4.3.4. Kapasitas 1.5 MW
DG dikoneksikan dengan pembangkit berkapasitas 1.5 MW maka didapatkan level rata-rata teganganberada pada 0.97 pu. Total nilai rugi-rugi pada saluran adalah 0.046 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4. 7 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1.5 MW.
No. Bus Tegangan
9 0.977 48 0.973 87 0.972 126 0.958
10 0.976 49 0.973 88 0.972 127 0.958
11 0.975 50 0.974 89 0.972 128 0.958
12 0.975 51 0.973 90 0.971 129 0.959
13 0.975 52 0.973 91 0.971 130 0.958
14 0.975 53 0.973 92 0.971 131 0.958
15 0.975 54 0.973 93 0.971 132 0.958
16 0.974 55 0.974 94 0.971 133 0.958
17 0.974 56 0.974 95 0.971 134 0.958
18 0.974 57 0.974 96 0.971 135 0.958
19 0.973 58 0.975 97 0.973 136 0.958
20 0.973 59 0.983 98 0.97 137 0.963
21 0.973 60 0.983 99 0.968 138 0.963
22 0.973 61 0.983 100 0.965 139 0.963
23 0.973 62 0.986 101 0.963 140 0.962
24 0.973 63 0.986 102 0.962 141 0.962
25 0.973 64 0.989 103 0.962 142 0.962
26 0.972 65 0.989 104 0.962 143 0.962
27 0.972 66 0.991 105 0.962 144 0.962
28 0.971 67 0.994 106 0.962 145 0.962
29 0.971 68 0.999 107 0.962 146 0.962
30 0.971 69 1 108 0.962 147 0.962
31 0.971 70 0.975 109 0.962 148 0.962
32 0.971 71 0.975 110 0.962 149 0.962
33 0.971 72 0.975 111 0.96 150 0.962
Lanjutan Tabel 4.7 Level tegangan saat interkoneksi di bus 68 dengan kapasitas 1.5 MW.
35 0.971 74 0.974 113 0.959 152 0.962
36 0.97 75 0.975 114 0.958 153 0.962
37 0.97 76 0.974 115 0.958 154 0.962
38 0.97 77 0.974 116 0.958 155 0.962
39 0.97 78 0.974 117 0.958 156 0.962
157 0.961
Penempatan titik koneksi pada bus 68 memiliki level tegangan yang berada pada level tegangan yang standar yang diinginkan. Jarak antara bus generator yaitu bus 69 dan bus 68 memiliki jarak yang dekat ini mengakibatkan rugi-rugi pada saluran lebih kecil.
4.4. Pemasangan DG titik interkoneksi pada bus 52 1.4.1. Kapasitas 0.75 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 52 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 52 dengan kapasitas 0.75 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9413 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.116 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4. 8 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 0.75 MW.
2 0.997 41 0.963 80 0.934 119 0.916
3 0.995 42 0.963 81 0.933 120 0.916
4 0.993 43 0.963 82 0.933 121 0.916
5 0.986 44 0.963 83 0.932 122 0.916
6 0.979 45 0.963 84 0.932 123 0.916
7 0.974 46 0.963 85 0.932 124 0.916
8 0.969 47 0.963 86 0.931 125 0.917
9 0.968 48 0.966 87 0.931 126 0.917
10 0.968 49 0.966 88 0.931 127 0.917
11 0.968 50 0.966 89 0.931 128 0.917
12 0.967 51 0.976 90 0.931 129 0.917
13 0.967 52 0.981 91 0.931 130 0.917
14 0.967 53 0.981 92 0.931 131 0.917
15 0.967 54 0.981 93 0.931 132 0.917
16 0.966 55 0.964 94 0.931 133 0.917
17 0.966 56 0.959 95 0.931 134 0.917
18 0.966 57 0.959 96 0.931 135 0.917
19 0.966 58 0.935 97 0.932 136 0.917
20 0.966 59 0.935 98 0.93 137 0.922
21 0.966 60 0.935 99 0.927 138 0.922
22 0.966 61 0.935 100 0.925 139 0.922
23 0.965 62 0.935 101 0.922 140 0.922
24 0.965 63 0.935 102 0.922 141 0.921
25 0.965 64 0.935 103 0.921 142 0.921
26 0.965 65 0.935 104 0.921 143 0.921
27 0.964 66 0.935 105 0.921 144 0.921
28 0.964 67 0.935 106 0.921 145 0.921
29 0.963 68 0.935 107 0.921 146 0.921
30 0.963 69 1 108 0.922 147 0.921
Lanjutan Tabel 4.8 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan
32 0.963 71 0.935 110 0.921 149 0.921
33 0.963 72 0.934 111 0.92 150 0.921
34 0.963 73 0.934 112 0.919 151 0.921
35 0.963 74 0.934 113 0.918 152 0.921
36 0.963 75 0.935 114 0.917 153 0.921
37 0.963 76 0.934 115 0.917 154 0.921
38 0.963 77 0.934 116 0.917 155 0.921
39 0.963 78 0.934 117 0.917 156 0.921
157 0.921
1.4.2. Kapasitas 1 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 52 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukanpada bus 52 dengan kapasitas 1 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9407 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.1 MW.Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4. 9 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 1 MW.
No. Bus Tegangan
2 0.998 41 0.962 80 0.933 119 0.915
3 0.995 42 0.962 81 0.932 120 0.915
4 0.993 43 0.962 82 0.932 121 0.915
5 0.986 44 0.962 83 0.931 122 0.915
6 0.98 45 0.962 84 0.931 123 0.915
7 0.975 46 0.962 85 0.931 124 0.915
8 0.97 47 0.962 86 0.931 125 0.917
9 0.969 48 0.965 87 0.931 126 0.917
10 0.968 49 0.965 88 0.931 127 0.917
11 0.968 50 0.965 89 0.931 128 0.917
12 0.968 51 0.976 90 0.93 129 0.916
13 0.968 52 0.981 91 0.93 130 0.916
14 0.967 53 0.981 92 0.93 131 0.916
15 0.967 54 0.981 93 0.93 132 0.916
Lanjutan Tabel 4.9 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan
17 0.966 56 0.958 95 0.93 134 0.916
18 0.966 57 0.955 96 0.93 135 0.916
19 0.966 58 0.935 97 0.932 136 0.916
20 0.966 59 0.934 98 0.929 137 0.921
21 0.965 60 0.934 99 0.926 138 0.921
22 0.965 61 0.934 100 0.924 139 0.921
23 0.965 62 0.934 101 0.922 140 0.921
24 0.965 63 0.934 102 0.921 141 0.921
25 0.965 64 0.934 103 0.921 142 0.921
26 0.964 65 0.934 104 0.92 143 0.921
27 0.964 66 0.934 105 0.92 144 0.921
28 0.963 67 0.934 106 0.92 145 0.92
29 0.963 68 0.934 107 0.92 146 0.92
30 0.963 69 1 108 0.921 147 0.92
31 0.963 70 0.934 109 0.921 148 0.92
32 0.963 71 0.934 110 0.921 149 0.92
33 0.963 72 0.934 111 0.919 150 0.92
34 0.963 73 0.934 112 0.918 151 0.921
35 0.963 74 0.934 113 0.917 152 0.921
36 0.963 75 0.934 114 0.917 153 0.92
37 0.962 76 0.933 115 0.917 154 0.92
38 0.962 77 0.933 116 0.917 155 0.92
39 0.962 78 0.933 117 0.916 156 0.92
157 0.92
1.4.3. Kapasitas 1.25 MW
Tabel 4. 10 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 1.25 MW.
2 0.998 41 0.962 80 0.932 119 0.914
3 0.996 42 0.962 81 0.931 120 0.914
4 0.994 43 0.962 82 0.931 121 0.914
5 0.987 44 0.962 83 0.931 122 0.914
6 0.981 45 0.962 84 0.93 123 0.914
7 0.975 46 0.962 85 0.93 124 0.914
8 0.97 47 0.962 86 0.93 125 0.916
9 0.969 48 0.965 87 0.93 126 0.916
10 0.968 49 0.965 88 0.93 127 0.916
11 0.968 50 0.965 89 0.93 128 0.916
12 0.968 51 0.975 90 0.93 129 0.915
13 0.968 52 0.981 91 0.929 130 0.915
14 0.967 53 0.981 92 0.929 131 0.915
15 0.967 54 0.981 93 0.929 132 0.915
16 0.966 55 0.962 94 0.929 133 0.916
17 0.966 56 0.957 95 0.929 134 0.915
18 0.965 57 0.954 96 0.929 135 0.916
19 0.965 58 0.934 97 0.931 136 0.916
20 0.965 59 0.933 98 0.928 137 0.921
21 0.965 60 0.933 99 0.926 138 0.92
22 0.965 61 0.933 100 0.923 139 0.92
23 0.964 62 0.933 101 0.921 140 0.92
24 0.964 63 0.933 102 0.92 141 0.92
25 0.964 64 0.933 103 0.92 142 0.92
26 0.964 65 0.933 104 0.92 143 0.92
27 0.963 66 0.933 105 0.919 144 0.92
28 0.963 67 0.933 106 0.919 145 0.92
29 0.962 68 0.933 107 0.919 146 0.92
30 0.962 69 1 108 0.92 147 0.92
31 0.962 70 0.933 109 0.92 148 0.92
32 0.962 71 0.933 110 0.92 149 0.919
33 0.962 72 0.933 111 0.918 150 0.919
34 0.962 73 0.933 112 0.917 151 0.92
35 0.962 74 0.933 113 0.917 152 0.92
36 0.962 75 0.933 114 0.916 153 0.919
37 0.962 76 0.933 115 0.916 154 0.919
38 0.962 77 0.933 116 0.916 155 0.919
39 0.962 78 0.932 117 0.915 156 0.919
1.4.4. Kapasitas 1.5 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 52 dapat dilihat pada lampiran Interkoneksi dilakukanpada bus 52 dengan kapasitas 1.5 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9392 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.084 MW.Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4. 11 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan kapasitas 1.5 MW
2 0.998 41 0.961 80 0.931 119 0.913
3 0.996 42 0.961 81 0.93 120 0.913
4 0.994 43 0.961 82 0.93 121 0.913
5 0.987 44 0.961 83 0.929 122 0.913
6 0.981 45 0.961 84 0.929 123 0.913
7 0.976 46 0.961 85 0.929 124 0.913
8 0.97 47 0.961 86 0.929 125 0.915
9 0.969 48 0.964 87 0.929 126 0.915
10 0.969 49 0.964 88 0.929 127 0.915
11 0.968 50 0.964 89 0.929 128 0.915
12 0.968 51 0.975 90 0.929 129 0.914
13 0.967 52 0.98 91 0.928 130 0.914
14 0.966 53 0.98 92 0.928 131 0.914
15 0.966 54 0.98 93 0.928 132 0.914
16 0.966 55 0.961 94 0.928 133 0.915
17 0.965 56 0.956 95 0.928 134 0.914
18 0.965 57 0.953 96 0.928 135 0.915
19 0.964 58 0.933 97 0.93 136 0.914
20 0.964 59 0.932 98 0.927 137 0.92
21 0.964 60 0.932 99 0.925 138 0.919
22 0.964 61 0.932 100 0.922 139 0.919
23 0.963 62 0.932 101 0.92 140 0.919
24 0.963 63 0.932 102 0.919 141 0.919
25 0.963 64 0.932 103 0.919 142 0.919
26 0.963 65 0.932 104 0.919 143 0.919
27 0.962 66 0.932 105 0.918 144 0.919
28 0.962 67 0.932 106 0.918 145 0.919
29 0.962 68 0.932 107 0.918 146 0.919
30 0.961 69 1 108 0.919 147 0.918
31 0.961 70 0.932 109 0.919 148 0.918
Lanjutan Tabel 4.11 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 52 dengan
33 0.961 72 0.932 111 0.917 150 0.918
34 0.962 73 0.932 112 0.916 151 0.919
35 0.961 74 0.932 113 0.915 152 0.919
36 0.961 75 0.932 114 0.915 153 0.918
37 0.961 76 0.932 115 0.915 154 0.918
38 0.961 77 0.932 116 0.915 155 0.918
39 0.961 78 0.931 117 0.914 156 0.918
157 0.918
Penempatan titik koneksi pada bus 52 memiliki level tegangan yang berada dibawah level tegangan yang standar yang diinginkan. Jarak antara bus generator yaitu bus 69 dan bus 52 memiliki jarak yang cukup jauh mengakibatkan rugi-rugi pada saluran lebih besar ketika bus generator (bus 69) dikoneksikan dengan bus 68.
4.5. Pemasangan DG titik interkoneksi pada bus 56 1.5.1. Kapasitas 0.75 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 56 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 56 dengan kapasitas 0.75 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.906 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.086 MW.Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4. 12 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 0.75 MW
2 0.999 41 0.986 80 0.968 119 0.951
3 0.997 42 0.986 81 0.968 120 0.951
4 0.996 43 0.986 82 0.967 121 0.951
5 0.992 44 0.986 83 0.967 122 0.951
6 0.99 45 0.986 84 0.967 123 0.951
7 0.988 46 0.986 85 0.967 124 0.951
8 0.986 47 0.986 86 0.966 125 0.953
9 0.986 48 0.989 87 0.966 126 0.953
10 0.986 49 0.99 88 0.966 127 0.953
11 0.987 50 0.991 89 0.966 128 0.953
12 0.987 51 0.991 90 0.966 129 0.952
13 0.987 52 0.991 91 0.966 130 0.952
14 0.987 53 0.991 92 0.966 131 0.952
15 0.987 54 0.991 93 0.966 132 0.952
16 0.987 55 0.991 94 0.966 133 0.952
17 0.988 56 0.992 95 0.966 134 0.952
18 0.988 57 0.99 96 0.966 135 0.952
19 0.988 58 0.97 97 0.967 136 0.952
20 0.988 59 0.97 98 0.965 137 0.957
21 0.988 60 0.97 99 0.962 138 0.957
22 0.989 61 0.97 100 0.96 139 0.957
23 0.989 62 0.97 101 0.957 140 0.957
24 0.989 63 0.97 102 0.957 141 0.957
25 0.989 64 0.97 103 0.956 142 0.957
26 0.988 65 0.97 104 0.956 143 0.956
27 0.987 66 0.97 105 0.956 144 0.956
28 0.987 67 0.97 106 0.956 145 0.956
29 0.987 68 0.97 107 0.956 146 0.956
Lanjutan Tabel 4.12 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas
31 0.987 70 0.969 109 0.957 148 0.956
32 0.986 71 0.969 110 0.957 149 0.956
33 0.986 72 0.969 111 0.955 150 0.956
34 0.987 73 0.969 112 0.954 151 0.957
35 0.986 74 0.969 113 0.953 152 0.956
36 0.986 75 0.969 114 0.953 153 0.956
37 0.986 76 0.969 115 0.953 154 0.956
38 0.986 77 0.969 116 0.953 155 0.956
39 0.986 78 0.969 117 0.952 156 0.956
157 0.956
4.2. Kapasitas 1 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 56 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 56 dengan kapasitas 1 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9707pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.069 MW.Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4. 13 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 1 MW
2 0.999 41 0.986 80 0.968 119 0.951
3 0.998 42 0.986 81 0.968 120 0.951
4 0.997 43 0.986 82 0.967 121 0.951
5 0.994 44 0.986 83 0.967 122 0.951
6 0.991 45 0.986 84 0.967 123 0.951
7 0.989 46 0.986 85 0.967 124 0.951
8 0.988 47 0.986 86 0.966 125 0.952
9 0.988 48 0.99 87 0.966 126 0.952
10 0.988 49 0.99 88 0.966 127 0.952
11 0.988 50 0.991 89 0.966 128 0.952
12 0.988 51 0.991 90 0.966 129 0.952
13 0.988 52 0.991 91 0.966 130 0.952
14 0.988 53 0.991 92 0.966 131 0.952
Lanjutan Tabel 4.13 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan
16 0.988 55 0.991 94 0.966 133 0.952
17 0.988 56 0.992 95 0.966 134 0.952
18 0.988 57 0.989 96 0.966 135 0.952
19 0.989 58 0.97 97 0.967 136 0.952
20 0.989 59 0.97 98 0.964 137 0.957
21 0.989 60 0.97 99 0.962 138 0.957
22 0.989 61 0.97 100 0.96 139 0.957
23 0.989 62 0.97 101 0.957 140 0.957
24 0.989 63 0.969 102 0.957 141 0.956
25 0.989 64 0.969 103 0.956 142 0.956
26 0.988 65 0.969 104 0.956 143 0.956
27 0.988 66 0.969 105 0.956 144 0.956
28 0.987 67 0.969 106 0.956 145 0.956
29 0.987 68 0.969 107 0.956 146 0.956
30 0.987 69 1 108 0.957 147 0.956
31 0.987 70 0.969 109 0.957 148 0.956
32 0.987 71 0.969 110 0.956 149 0.956
33 0.987 72 0.969 111 0.955 150 0.956
34 0.987 73 0.969 112 0.954 151 0.956
35 0.987 74 0.969 113 0.953 152 0.956
36 0.987 75 0.969 114 0.953 153 0.956
37 0.987 76 0.969 115 0.953 154 0.956
38 0.986 77 0.969 116 0.953 155 0.956
39 0.986 78 0.969 117 0.952 156 0.956
157 0.956
4.3. Kapasitas 1.25 MW
Tabel 4. 14Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 1.25
2 0.999 41 0.987 80 0.968 119 0.951
3 0.998 42 0.987 81 0.967 120 0.951
4 0.997 43 0.987 82 0.967 121 0.951
5 0.994 44 0.987 83 0.967 122 0.951
6 0.992 45 0.986 84 0.966 123 0.951
7 0.99 46 0.986 85 0.966 124 0.951
8 0.989 47 0.986 86 0.966 125 0.952
9 0.989 48 0.99 87 0.966 126 0.952
10 0.988 49 0.99 88 0.966 127 0.952
11 0.988 50 0.991 89 0.966 128 0.952
12 0.989 51 0.991 90 0.966 129 0.952
13 0.988 52 0.991 91 0.966 130 0.952
14 0.989 53 0.991 92 0.966 131 0.952
15 0.989 54 0.991 93 0.966 132 0.952
16 0.989 55 0.991 94 0.966 133 0.952
17 0.989 56 0.992 95 0.966 134 0.952
18 0.989 57 0.989 96 0.965 135 0.952
19 0.989 58 0.97 97 0.967 136 0.952
20 0.989 59 0.969 98 0.964 137 0.957
21 0.989 60 0.969 99 0.962 138 0.957
22 0.989 61 0.969 100 0.959 139 0.957
23 0.989 62 0.969 101 0.957 140 0.957
24 0.989 63 0.969 102 0.956 141 0.956
25 0.989 64 0.969 103 0.956 142 0.956
26 0.988 65 0.969 104 0.956 143 0.956
27 0.988 66 0.969 105 0.956 144 0.956
28 0.987 67 0.969 106 0.956 145 0.956
29 0.987 68 0.969 107 0.956 146 0.956
30 0.987 69 1 108 0.956 147 0.956
31 0.987 70 0.969 109 0.956 148 0.956
32 0.987 71 0.969 110 0.956 149 0.956
33 0.987 72 0.969 111 0.955 150 0.956
34 0.987 73 0.969 112 0.954 151 0.956
35 0.987 74 0.969 113 0.953 152 0.956
36 0.987 75 0.969 114 0.952 153 0.956
37 0.987 76 0.969 115 0.952 154 0.956
38 0.987 77 0.969 116 0.952 155 0.956
39 0.987 78 0.968 117 0.952 156 0.956
4.4. Kapasitas 1.5 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 56 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 56 dengan kapasitas 1.5 MW makadidapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9707 pu. Total rugi-rugipadasaluranadalah0.046 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4. 15Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan kapasitas 1.5 MW.
2 0.999 41 0.987 80 0.968 119 0.951
3 0.998 42 0.987 81 0.967 120 0.951
4 0.997 43 0.987 82 0.967 122 0.951
5 0.995 44 0.987 83 0.966 123 0.951
6 0.993 45 0.987 84 0.966 124 0.951
7 0.991 46 0.987 85 0.966 125 0.952
8 0.989 47 0.987 86 0.966 126 0.952
9 0.989 48 0.99 87 0.966 127 0.952
10 0.989 49 0.99 88 0.966 128 0.952
11 0.989 50 0.991 89 0.966 129 0.952
12 0.989 51 0.991 90 0.966 130 0.952
13 0.989 52 0.991 91 0.966 131 0.952
14 0.989 53 0.991 92 0.965 132 0.952
15 0.989 54 0.991 93 0.965 133 0.952
16 0.989 55 0.991 94 0.965 134 0.952
17 0.989 56 0.992 95 0.965 135 0.952
18 0.989 57 0.989 96 0.965 136 0.952
19 0.989 58 0.969 97 0.967 137 0.957
20 0.989 59 0.969 98 0.964 138 0.957
21 0.989 60 0.969 99 0.962 139 0.957
22 0.989 61 0.969 100 0.959 140 0.957
23 0.989 62 0.969 101 0.957 141 0.956
24 0.989 63 0.969 102 0.956 142 0.956
25 0.989 64 0.969 103 0.956 143 0.956
26 0.989 65 0.969 104 0.956 144 0.956
27 0.988 66 0.969 105 0.956 145 0.956
28 0.988 67 0.969 106 0.956 146 0.956
29 0.987 68 0.969 107 0.956 147 0.956
30 0.987 69 1 108 0.956 148 0.956
Lanjutan Tabel 4.15 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 56 dengan
32 0.987 71 0.969 110 0.956 150 0.956
33 0.987 72 0.969 111 0.955 151 0.956
34 0.987 73 0.969 112 0.954 152 0.956
35 0.987 74 0.969 113 0.953 153 0.956
36 0.987 75 0.969 114 0.952 154 0.956
37 0.987 76 0.968 115 0.952 155 0.956
38 0.987 77 0.969 116 0.952 156 0.956
39 0.987 78 0.968 117 0.952 157 0.956
157 0.956
Penempatan titik koneksi pada bus 56 memiliki level tegangan yang berada pada level tegangan yang standar yang diinginkan. Jarak antara bus generator yaitu bus 69 dan bus 56 memiliki jarak yang cukup dekat ini mengakibatkan rugi-rugi pada saluran lebih kecil.
4.6. Pemasangan DG titik interkoneksi pada bus 58 4.6.1. Kapasitas 0.75 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 58 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 58 dengan kapasitas 0.75 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9755 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.081 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4. 16 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan kapasitas 0.75 MW
2 0.998 41 0.976 80 0.981 119 0.964
3 0.997 42 0.976 81 0.981 120 0.964
4 0.996 43 0.976 82 0.98 121 0.964
5 0.991 44 0.976 83 0.98 122 0.964
6 0.987 45 0.976 84 0.98 123 0.964
7 0.984 46 0.976 85 0.98 124 0.964
8 0.981 47 0.975 86 0.979 125 0.966
9 0.98 48 0.979 87 0.979 126 0.966
10 0.98 49 0.979 88 0.979 127 0.966
11 0.98 50 0.979 89 0.979 128 0.966
12 0.979 51 0.979 90 0.979 129 0.965
13 0.979 52 0.979 91 0.979 130 0.965
14 0.979 53 0.979 92 0.979 131 0.965
15 0.979 54 0.979 93 0.979 132 0.965
16 0.979 55 0.98 94 0.979 133 0.965
17 0.979 56 0.98 95 0.979 134 0.965
18 0.979 57 0.98 96 0.978 135 0.965
19 0.978 58 0.983 97 0.98 136 0.965
20 0.978 59 0.982 98 0.977 137 0.97
21 0.978 60 0.982 99 0.975 138 0.97
22 0.978 61 0.982 100 0.973 139 0.97
23 0.978 62 0.982 101 0.97 140 0.97
24 0.978 63 0.982 102 0.97 141 0.97
25 0.978 64 0.982 103 0.969 142 0.97
26 0.978 65 0.982 104 0.969 143 0.969
27 0.977 66 0.982 105 0.969 144 0.969
28 0.977 67 0.982 106 0.969 145 0.969
29 0.976 68 0.982 107 0.969 146 0.969
30 0.976 69 1 108 0.97 147 0.969
Lanjutan Tabel 4.16 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan
32 0.976 71 0.982 110 0.97 149 0.969
33 0.976 72 0.982 111 0.968 150 0.969
34 0.976 73 0.982 112 0.967 151 0.97
35 0.976 74 0.982 113 0.966 152 0.969
36 0.976 75 0.982 114 0.966 153 0.969
37 0.976 76 0.982 115 0.966 154 0.969
38 0.976 77 0.982 116 0.966 155 0.969
39 0.976 78 0.981 117 0.965 156 0.969
157 0.969
4.6.2. Kapasitas 1 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 58 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 58 dengan kapasitas 1 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9756 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.062 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4. 17 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan kapasitas 1 MW.
2 0.998 41 0.975 80 0.981 119 0.965
3 0.997 42 0.975 81 0.981 120 0.965
4 0.995 43 0.975 82 0.98 121 0.965
5 0.99 44 0.975 83 0.98 122 0.965
6 0.986 45 0.975 84 0.98 123 0.965
7 0.983 46 0.975 85 0.98 124 0.965
8 0.979 47 0.975 86 0.979 125 0.966
9 0.979 48 0.978 87 0.979 126 0.966
10 0.979 49 0.979 88 0.979 127 0.966
11 0.979 50 0.979 89 0.979 128 0.966
12 0.978 51 0.979 90 0.979 129 0.966
13 0.978 52 0.979 91 0.979 130 0.966
14 0.978 53 0.979 92 0.979 131 0.966
15 0.978 54 0.979 93 0.979 132 0.966
Lanjutan Tabel 4.17 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan
17 0.978 56 0.98 95 0.979 134 0.966
18 0.978 57 0.98 96 0.979 135 0.966
19 0.978 58 0.983 97 0.98 136 0.966
20 0.978 59 0.983 98 0.978 137 0.971
21 0.978 60 0.983 99 0.975 138 0.97
22 0.978 61 0.983 100 0.973 139 0.97
23 0.978 62 0.983 101 0.971 140 0.97
24 0.978 63 0.983 102 0.97 141 0.97
25 0.978 64 0.983 103 0.97 142 0.97
26 0.977 65 0.983 104 0.97 143 0.97
27 0.977 66 0.983 105 0.969 144 0.97
28 0.976 67 0.983 106 0.969 145 0.97
29 0.976 68 0.983 107 0.969 146 0.97
30 0.976 69 1 108 0.97 147 0.97
31 0.976 70 0.982 109 0.97 148 0.97
32 0.976 71 0.982 110 0.97 149 0.969
33 0.976 72 0.982 111 0.968 150 0.969
34 0.976 73 0.982 112 0.967 151 0.97
35 0.975 74 0.982 113 0.967 152 0.969
36 0.975 75 0.983 114 0.966 153 0.969
37 0.975 76 0.982 115 0.966 154 0.969
38 0.975 77 0.982 116 0.966 155 0.969
39 0.975 78 0.982 117 0.965 156 0.969
157 0.969
4.6.3. Kapasitas 1.25 MW
Tabel 4. 18 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan kapasitas 1.25
2 0.998 41 0.976 80 0.981 119 0.964
3 0.997 42 0.976 81 0.981 120 0.964
4 0.996 43 0.976 82 0.98 121 0.964
5 0.991 44 0.976 83 0.98 122 0.964
6 0.987 45 0.976 84 0.98 123 0.964
7 0.984 46 0.976 85 0.98 124 0.964
8 0.981 47 0.975 86 0.979 125 0.966
9 0.98 48 0.979 87 0.979 126 0.966
10 0.98 49 0.979 88 0.979 127 0.966
11 0.98 50 0.979 89 0.979 128 0.966
12 0.979 51 0.979 90 0.979 129 0.965
13 0.979 52 0.979 91 0.979 130 0.965
14 0.979 53 0.979 92 0.979 131 0.965
15 0.979 54 0.979 93 0.979 132 0.965
16 0.979 55 0.98 94 0.979 133 0.965
17 0.979 56 0.98 95 0.979 134 0.965
18 0.979 57 0.98 96 0.978 135 0.965
19 0.978 58 0.983 97 0.98 136 0.965
20 0.978 59 0.982 98 0.977 137 0.97
21 0.978 60 0.982 99 0.975 138 0.97
22 0.978 61 0.982 100 0.973 139 0.97
23 0.978 62 0.982 101 0.97 140 0.97
24 0.978 63 0.982 102 0.97 141 0.97
25 0.978 64 0.982 103 0.969 142 0.97
26 0.978 65 0.982 104 0.969 143 0.969
27 0.977 66 0.982 105 0.969 144 0.969
28 0.977 67 0.982 106 0.969 145 0.969
29 0.976 68 0.982 107 0.969 146 0.969
30 0.976 69 1 108 0.97 147 0.969
31 0.976 70 0.982 109 0.97 148 0.969
32 0.976 71 0.982 110 0.97 149 0.969
33 0.976 72 0.982 111 0.968 150 0.969
34 0.976 73 0.982 112 0.967 151 0.97
35 0.976 74 0.982 113 0.966 152 0.969
36 0.976 75 0.982 114 0.966 153 0.969
37 0.976 76 0.982 115 0.966 154 0.969
38 0.976 77 0.982 116 0.966 155 0.969
39 0.976 78 0.981 117 0.965 156 0.969
4.6.4. Kapasitas 1.5 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 58 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 58 dengan kapasitas 1.5 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9754 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.03 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4. 19 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan kapasitas 1.5 MW.
2 0.999 41 0.976 80 0.981 119 0.964
3 0.997 42 0.976 81 0.98 120 0.964
4 0.996 43 0.976 82 0.98 121 0.964
5 0.992 44 0.976 83 0.979 122 0.964
6 0.988 45 0.976 84 0.979 123 0.964
7 0.985 46 0.976 85 0.979 124 0.964
8 0.981 47 0.976 86 0.979 125 0.965
9 0.981 48 0.979 87 0.979 126 0.965
10 0.981 49 0.979 88 0.979 127 0.965
11 0.98 50 0.979 89 0.979 128 0.965
12 0.98 51 0.979 90 0.978 129 0.965
13 0.98 52 0.979 91 0.978 130 0.965
14 0.98 53 0.979 92 0.978 131 0.965
15 0.98 54 0.979 93 0.978 132 0.965
16 0.979 55 0.98 94 0.978 133 0.965
17 0.979 56 0.98 95 0.978 134 0.965
18 0.979 57 0.98 96 0.978 135 0.965
19 0.979 58 0.982 97 0.98 136 0.965
20 0.979 59 0.982 98 0.977 137 0.97
21 0.979 60 0.982 99 0.975 138 0.97
22 0.979 61 0.982 100 0.972 139 0.97
23 0.978 62 0.982 101 0.97 140 0.97
24 0.978 63 0.982 102 0.969 141 0.97
25 0.978 64 0.982 103 0.969 142 0.97
26 0.978 65 0.982 104 0.969 143 0.969
27 0.977 66 0.982 105 0.969 144 0.969
28 0.977 67 0.982 106 0.969 145 0.969
29 0.977 68 0.982 107 0.969 146 0.969
30 0.976 69 1 108 0.969 147 0.969
Lanjutan Tabel 4.19 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 58 dengan
32 0.976 71 0.982 110 0.969 149 0.969
33 0.976 72 0.981 111 0.967 150 0.969
34 0.977 73 0.981 112 0.967 151 0.969
35 0.976 74 0.981 113 0.966 152 0.969
36 0.976 75 0.981 114 0.966 153 0.969
37 0.976 76 0.981 115 0.965 154 0.969
38 0.976 77 0.981 116 0.965 155 0.969
39 0.976 78 0.981 117 0.965 156 0.969
157 0.968
Penempatan titik koneksi pada bus 58 memiliki level tegangan yang berada pada level tegangan yang standar yang diinginkan. Jarak antara bus generator yaitu bus 69 dan bus 58 memiliki jarak yang cukup dekat ini mengakibatkan rugi-rugi pada saluran lebih kecil.
4.7. Pemasangan DG titikinterkoneksipada bus 24 4.7.1. Kapasitas 0.75 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 24 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 24 dengan kapasitas 0.75 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9379 pu. Total rugi-rugi pada saluranadalah 0.116 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4. 20 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan kapasitas 0.75 MW.
10 0.972 49 0.963 88 0.925 127 0.91
11 0.972 50 0.96 89 0.924 128 0.91
12 0.972 51 0.959 90 0.924 129 0.91
13 0.972 52 0.959 91 0.924 130 0.91
14 0.971 53 0.959 92 0.924 131 0.91
15 0.971 54 0.959 93 0.924 132 0.91
16 0.971 55 0.957 94 0.924 133 0.91
17 0.971 56 0.952 95 0.924 134 0.91
18 0.971 57 0.949 96 0.924 135 0.91
19 0.971 58 0.928 97 0.926 136 0.91
20 0.971 59 0.928 98 0.923 137 0.915
21 0.971 60 0.928 99 0.92 138 0.915
22 0.971 61 0.928 100 0.918 139 0.915
23 0.97 62 0.928 101 0.915 140 0.915
24 0.973 63 0.928 102 0.915 141 0.915
25 0.973 64 0.928 103 0.914 142 0.914
26 0.972 65 0.928 104 0.914 143 0.914
27 0.972 66 0.928 105 0.914 144 0.914
28 0.971 67 0.928 106 0.914 145 0.914
29 0.971 68 0.928 107 0.914 146 0.914
30 0.971 69 1 108 0.915 147 0.914
Lanjutan Tabel 4.20 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan kapasitas
32 0.971 71 0.928 110 0.915 149 0.914
33 0.971 72 0.928 111 0.913 150 0.914
34 0.971 73 0.927 112 0.912 151 0.915
35 0.971 74 0.927 113 0.911 152 0.914
36 0.971 75 0.928 114 0.91 153 0.914
37 0.971 76 0.927 115 0.91 154 0.914
38 0.97 77 0.927 116 0.91 155 0.914
39 0.97 78 0.927 117 0.91 156 0.914
157 0.914
4.7.2. Kapasitas 1 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 24 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 24 dengan kapasitas 1 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9377 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.1 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4. 21 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan kapasitas 1 MW.
10 0.973 49 0.963 88 0.924 127 0.91
11 0.972 50 0.959 89 0.924 128 0.91
12 0.972 51 0.959 90 0.924 129 0.91
13 0.972 52 0.959 91 0.924 130 0.91
14 0.971 53 0.959 92 0.924 131 0.91
15 0.971 54 0.959 93 0.924 132 0.91
Lanjutan Tabel 4.21 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan
17 0.971 56 0.952 95 0.924 134 0.91
18 0.971 57 0.949 96 0.924 135 0.91
19 0.971 58 0.928 97 0.925 136 0.91
20 0.971 59 0.928 98 0.923 137 0.915
21 0.97 60 0.928 99 0.92 138 0.915
22 0.97 61 0.928 100 0.917 139 0.915
23 0.97 62 0.928 101 0.915 140 0.914
24 0.973 63 0.928 102 0.914 141 0.914
25 0.973 64 0.928 103 0.914 142 0.914
26 0.972 65 0.928 104 0.914 143 0.914
27 0.971 66 0.928 105 0.914 144 0.914
28 0.971 67 0.928 106 0.914 145 0.914
29 0.971 68 0.928 107 0.914 146 0.914
30 0.971 69 1 108 0.914 147 0.914
31 0.97 70 0.927 109 0.914 148 0.914
32 0.97 71 0.927 110 0.914 149 0.914
33 0.97 72 0.927 111 0.912 150 0.914
34 0.971 73 0.927 112 0.912 151 0.914
35 0.97 74 0.927 113 0.911 152 0.914
36 0.97 75 0.928 114 0.91 153 0.914
37 0.97 76 0.927 115 0.91 154 0.914
38 0.97 77 0.927 116 0.91 155 0.914
39 0.97 78 0.927 117 0.909 156 0.914
157 0.913
4.7.3. Kapasitas 1.25 MW
Tabel 4. 22 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan kapasitas 1.25
2 0.998 41 0.969 80 0.926 119 0.908
3 0.996 42 0.969 81 0.925 120 0.908
4 0.994 43 0.969 82 0.925 121 0.908
5 0.989 44 0.969 83 0.924 122 0.908
6 0.983 45 0.969 84 0.924 123 0.908
7 0.979 46 0.969 85 0.924 124 0.908
8 0.974 47 0.969 86 0.924 125 0.909
9 0.973 48 0.966 87 0.924 126 0.909
10 0.973 49 0.962 88 0.924 127 0.909
11 0.973 50 0.959 89 0.924 128 0.909
12 0.972 51 0.959 90 0.923 129 0.909
13 0.972 52 0.959 91 0.923 130 0.909
14 0.971 53 0.959 92 0.923 131 0.909
15 0.971 54 0.959 93 0.923 132 0.909
16 0.971 55 0.956 94 0.923 133 0.909
17 0.971 56 0.951 95 0.923 134 0.909
18 0.971 57 0.948 96 0.923 135 0.909
19 0.97 58 0.928 97 0.925 136 0.909
20 0.97 59 0.927 98 0.922 137 0.914
21 0.97 60 0.927 99 0.919 138 0.914
22 0.97 61 0.927 100 0.917 139 0.914
23 0.97 62 0.927 101 0.915 140 0.914
24 0.972 63 0.927 102 0.914 141 0.914
25 0.972 64 0.927 103 0.914 142 0.914
26 0.971 65 0.927 104 0.913 143 0.913
27 0.971 66 0.927 105 0.913 144 0.913
28 0.97 67 0.927 106 0.913 145 0.913
29 0.97 68 0.927 107 0.913 146 0.913
30 0.97 69 1 108 0.914 147 0.913
31 0.97 70 0.927 109 0.914 148 0.913
32 0.97 71 0.927 110 0.914 149 0.913
33 0.97 72 0.927 111 0.912 150 0.913
34 0.971 73 0.927 112 0.911 151 0.914
35 0.97 74 0.927 113 0.91 152 0.914
36 0.97 75 0.928 114 0.91 153 0.913
37 0.97 76 0.926 115 0.91 154 0.913
38 0.97 77 0.926 116 0.909 155 0.913
39 0.97 78 0.925 117 0.909 156 0.913
4.7.4. Kapasitas 1.5 MW
Hasil program interkoneksi yang dilakukan pada bus 24 dapat dilihat pada lampiran. Interkoneksi dilakukan pada bus 24 dengan kapasitas 1.5 MW maka didapatkan level rata-rata tegangan berada pada 0.9368 pu. Total rugi-rugi pada saluran adalah 0.083 MW. Level tegangan tiap bus hasil aliran daya dalam program dapat dilihat pada Tabel 4.23.
Tabel 4. 23 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan kapasitas 1.5 MW.
No. Bus Tegangan
2 0.998 41 0.969 80 0.925 119 0.908
3 0.996 42 0.969 81 0.925 120 0.908
4 0.995 43 0.969 82 0.924 121 0.908
5 0.989 44 0.969 83 0.924 122 0.908
6 0.984 45 0.969 84 0.924 123 0.908
7 0.979 46 0.969 85 0.924 124 0.907
8 0.974 47 0.969 86 0.923 125 0.909
9 0.974 48 0.966 87 0.923 126 0.909
10 0.973 49 0.962 88 0.923 127 0.909
11 0.973 50 0.958 89 0.923 128 0.909
12 0.972 51 0.958 90 0.923 129 0.909
13 0.972 52 0.958 91 0.923 130 0.908
14 0.971 53 0.958 92 0.923 131 0.908
15 0.971 54 0.958 93 0.923 132 0.908
16 0.971 55 0.956 94 0.923 133 0.909
17 0.971 56 0.951 95 0.923 134 0.909
18 0.97 57 0.948 96 0.923 135 0.909
19 0.97 58 0.927 97 0.924 136 0.909
20 0.97 59 0.927 98 0.921 137 0.914
21 0.97 60 0.927 99 0.919 138 0.914
22 0.969 61 0.927 100 0.916 139 0.913
23 0.969 62 0.927 101 0.914 140 0.913
24 0.971 63 0.927 102 0.913 141 0.913
25 0.971 64 0.927 103 0.913 142 0.913
26 0.971 65 0.927 104 0.913 143 0.913
27 0.97 66 0.927 105 0.913 144 0.913
28 0.97 67 0.927 106 0.913 145 0.913
29 0.97 68 0.927 107 0.913 146 0.913
30 0.969 69 1 108 0.913 147 0.913
31 0.969 70 0.926 109 0.913 148 0.913
32 0.969 71 0.926 110 0.913 149 0.913
Lanjutan Tabel 4.23 Level tegangan pada saat interkoneksi di bus 24 dengan kapasitas 1.5
34 0.97 73 0.926 112 0.91 151 0.913
35 0.969 74 0.926 113 0.91 152 0.913
36 0.969 75 0.926 114 0.909 153 0.913
37 0.969 76 0.926 115 0.909 154 0.913
38 0.969 77 0.926 116 0.909 155 0.912
39 0.969 78 0.926 117 0.908 156 0.912
157 0.912
Penempatan titik koneksi pada bus 24 memiliki level tegangan yang berada dibawah level tegangan yang standar yang diinginkan. Jarak antara bus generator yaitu bus 69 dan bus 24 memiliki jarak yang cukup jauh mengakibatkan rugi-rugi pada saluran lebih besar ketika bus generator (bus 69) dikoneksikan dengan bus 58.
4.8. Penentuan titik interkoneksi yang optimal
Dalam menentukan titik interkoneksi dengan data yang telah tersedia maka dilakukan dengan cara menghitung nilai fitness pada setiap data dengan cara menganalisa rugi-rugi daya dan tegangan yang ada pada tiap bus pada saluran. Artificial immune negative selection melakukan pencarian titik bus yang optimal untuk mengkoneksikan pembangkit generator. Sel-T melakukan pencarian untuk mengelompokkan self-antigen
dan nonself-antigendan membandingkan jumlah bus yang memiliki tegangan berada di bawah ketetapan dan tegangan yang sesuai ketetapan yang diinginkan. Dari tabel 4.24 didapat hasil profil tegangan dan rugi-rugi daya pada setiap posisi bus yang di pilih. Setelah itu maka dilakukan perhitungan nilaifitnessuntuk melihat posisi yang terbaik.
Dari tabel 4.25 dapat dilihat bahwa posisi bus 58 memiliki nilai fitness yang terbaikdengan nilai sebesar 0.8817.
Tabel 4. 24 Profil tegangan,kapasitas dan total rugi-rugi
No Bus yang dikoneksikan Kapasitas Tegangan (pu) Rugi-Rugi ( MW)
Bus 68
penurunanan rugi-rugi dipengaruhi oleh jarak dari pembangkit terhadap titik koneksi yang akan dibuat, semakin jauh titik koneksi maka drop tegangan akan semakin besar ini dipengaruhi oleh reaktansi pada saluran dan jenis konduktor yang akan dibuat.
Tabel 4. 25 NilaiFitness
Bus yang dikoneksikan NilaiFitness
58 0.8817
56 0.8678
24 0.8229
68 0.8753
52 0.8496
Berikut gambar grafik perbandingan rugi-rugi daya pada saluran dan gambar rata-rata tegangan dari tabel 4.24 yang di peroleh;
Gambar 4. 5 Grafik rugi-rugi daya
Dari gambar 4.5 didapat bahwa semakin tinggi kapasitasnya maka rugi-rugi daya semakin kecil dan titik koneksi bus yang memiliki rugi-rugi daya terkecil adalah pada bus 58 yaitu sebesar 0.03 MW dengan kapasitas 1.5 MW.
Level rata-rata tegangan pada tiap bus dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4. 6 Level tegangan rata-rata
Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa level tegangan yang baik berada pada saat di interkoneksikan pada bus 58 dengan rata-rata level tegangan berada pada level 0.9754 pu.
4.9. Perbandingan Hasil Peletakan Titik Koneksi dan Penentuan
Kapasitas DG Antara MetodeAnt Colony Optimization(ACO) dengan MetodeArtificial Immune Negative Selection.
Metodeant colonyadalah salah satu metode kecerdasan buatan yang digunakan untuk dapat mengoptimasikan suatu permasalahan yang akan diselesaikan dengan menggunakan prinsip kerja semut.
Berikut tabel hasil perbandingan pengoptimasian menggunakan metode ant colonydengan metodeartificial immune negative selection.
Tabel 4. 26 Hasil perbandingan dengan metode lain
Parameter Ant Colony Negative Selection
Titik koneksi optimal Bus 56 Bus 58
Rugi-rugi daya aktif 0.038 MW 0.03 MW
Kapasitas DG 2.255 MW 1.5 MW
Kualitas tegangan 0.97 pu 0.9707 pu
Dari tabel 4.25 bahwa terdapat beberapa perbedaan antara metodeant colonydan
artificial immune negative selection yaitu dalam hal penempatan titik koneksi yang optimal dan kapasitas .Padaant colonytitik koneksi yang optimal terdapat pada bus 56 sementara untukartificial immune negative selection terdapat pada bus 58. Jarak antara bus 56 dan bus 58 pada jaringan distribusi tidak terlalu jauh itu dapat terlihat pada one line diagram berikut :
Gambar 4. 7 Perbandingan titik koneksi bus 56 dan bus 58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Penempatan titik koneksi DG yang optimal berada pada bus 58 yang memiliki jarak 2.79 km dari bus generator yaitu bus 69 dengan kapasitas 1.5 MW dapat memperbaiki kualitas tegangan dari 0.9703 menjadi 0.9754 pu dan mengurangi rugi-rugi daya aktif dari 0.086 MW menjadi 0.03 MW pada saluran.
2. Kapasitas DG mempengaruhi kualitas level tegangan dan rugi-rugi daya aktif, semakin besar kapasitas maka kualitas tegangan semakin baik dan rugi-rugi daya aktif semakin kecil.
3. Metode artificial immune negative selection dapat aplikasikan dalam pengoptimasian DG pada saluran distribusi.
5.2. Saran
1. Penelitian dapat dikembangkan dengan menambahkan parameter yaitu perencanan penambahan beban 5 tahun kedepan. Penambahan parameter ini di buat supaya dapat melihat bagaimana pelayanan system yang ada terhadap beban yang akan bertambah.