• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Putusan Mahkamah Syari’ah Provinsi Aceh Dalam Kasus Pembatalan Hibah (Studi Putusan Mahkamah Syari’ah Provinsi Aceh Nomor 28 PDT-G 2015 MS-ACEH)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Putusan Mahkamah Syari’ah Provinsi Aceh Dalam Kasus Pembatalan Hibah (Studi Putusan Mahkamah Syari’ah Provinsi Aceh Nomor 28 PDT-G 2015 MS-ACEH)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Hibah adalah pemberian seseorang kepada ahli warisnya, sahabat-sahabatnya atau kepada urusan umum, sebagian daripada hartanya atau semuanya sebelum ia meninggal. Dalam KHI hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki. Hibah bersyarat terjadi apabila hibah dikaitkan dengan sesuatu syarat, seperti syarat pembatasan penggunaan barang oleh pihak penghibah kepada penerima hibah, maka syarat tersebut tidak sah. Penarikan kembali atas sesuatu pemberian (hibah) adalah merupakan perbuatan yang diharamkan, meskipun hibah tersebut terjadi antara dua orang yang bersaudara atau suami istri. Adapun hibah yang boleh ditarik kembali hanyalah hibah yang dilakukan atau diberikan orang tua kepada anaknya. Adapun rumusan masalahnya adalah 1.Mengapa Masyarakat Kota Banda Aceh masih menggunakan praktik Hibah Bersyarat, 2.Bagaimana dalil Hukum pembatalan hibah dalam perspektif Hukum Islam, 3.Kenapa Majelis Hakim Mahkamah Syariah Provinsi Aceh tidak menjadikan hibah bersyarat menjadi pertimbangan hukum dalam membatalkan hibah di Putusan Mahkamah Syariah Aceh nomor 28/PDT-G/2015/MS-Aceh.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yuridis normatif, yang bersifat deskriptif analisis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berkaitan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan di atas, dikatakan deskriptif karena penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai segala hal yang berhubungan dengan pembatalan hibah di Banda Aceh.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa, 1. Pelaksanaan praktek hibah bersyarat pada masyarakat Kota Banda Aceh sampai sekarang ini merupakan kebiasaan masyarakat itu sendiri yang telah terjadi sampai saat ini, walaupun tidak ada aturan yang mengaturnya tentang hibah bersyarat. 2. Adapun dalil pembatalan hibah dalam perspektif hukum islam menyebutkan bahwa penarikan kembali atas sesuatu pemberian (hibah) adalah merupakan perbuatan yang diharamkan. Adapun hibah yang boleh ditarik kembali hanyalah hibah yang dilakukan atau diberikan orang tua kepada anaknya. 3.Oleh sebab itu hakim memutuskan perkara diluar dari dalil gugatan yang dikarenakan hibah bersyarat tidak ada aturan hukum sehingga majelis hakim menilai dari penarikan hibah dari orang tua terhadap anaknya yang di bolehkan dalam KHI. Saran yang ditujukan terhadap 1.Seharusnya masyarakat Kota Banda Aceh melihat dari segi aturan Hukum Islam dan KHI yang tidak mengatur adanya tentang hibah bersyarat tersebut, hibah bersyarat tidak dibenarkan dalam aturan Hukum Islam, sehingga tidak perlu di laksanakan lagi, khususnya masyarakat Kota Banda Aceh yang telah menjadi kebiasaan sampai saat ini. 2.Seharusnya dalam pemberian suatu hibah telah memikirkan dan mencermati secara matang atas apa yang diberikannya sehingga tidak adanya suatu tuntutan ke pengadilan atas suatu pemberian hibah tersebut. 3 Seharusnya majelis hakim juga menjelaskan bahwa tidak ada aturan yang mengatur hibah bersyarat tersebut kepada kedua belah pihak.

Kata Kunci : Hibah, Hibah Bersyarat, Pembatalan Hibah

(2)

ii

ABSTRACT

Hibah is a part or all of someone’s property given to his heir, friends, or other

people before he dies. In KHIU (the Compilation of the Islamic laws), hibah is an

object given voluntarily, without any reward, from someone to other people who are

still alive. A conditional hibah occurs when it is related to a requirement such a

requirement of the limitation of using it by the giver to the receiver so that it becomes

invalid. A withdrawal of something which has already been given (hibah) is illegal

although the hibah is between sibling or husband and wife. Hibah can only be

withdrawn when it is given by parents to their children. The problems of the research

were as follows: how about the people in Banda Aceh who still use conditional hibah,

how about the clause of hibah revocation law in the perspective of the Islamic law,

and why the Panel of Judges of the Sharia Court in Aceh Province does not use it as

legal consideration in revoking hibah in the Ruling of Aceh Sharia Court No.

28/PDT-G/2015/MS-Aceh.

The research used judicial normative and descriptive analytic methods which

described the prevailing legal provisions on legal theories and the implementation of

positive law related to the problems above. What it meant by ‘descriptive’ was

because this research was expected to be able to describe in detail, systematic, and

complete everything related to the revocation of hibah in Banda Aceh.

The result of the research shows that 1. The implementation of conditional

hibah in the people of Banda Aceh has been their own tradition even though there is

no regulation on it, 2. The clause of revoking hibah in the Islamic law perspective

states that withdrawal of something which has been given (hibah) is illegal; hibah

which can be withdrawn when it is given by parents to their children. 3. Therefore,

the judge hands down the verdict outside of the lawsuit because conditional hibah is

not regulated in law so that the judge considers that the withdrawal of hibah given by

parents to their children is permitted in the KHI. It is recommended that 1) the people

in Banda Aceh perceive from the Islamic law and the KHI which do not regulate

conditional hibah since it is illegal in the Islamic law so that it should not be

implemented, especially for the people in Banda Aceh who have traditionally carried

it out, 2) Hibah should be given after it has been though over and heeded carefully so

that there will be no lawsuit to the Court on it, and 3) the Panel of Judges should give

explanation that there is no regulation on conditional hibah to both parties.

Keywords: Hibah, Conditional Hibah, Hibah Revocation

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, partisipasi masyarakat desa Babalan Lor dapat disimpulkan bahwa masyarakat sudah berpartisipasi dalam keseluruhan proses pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan mengkaji masalah tersebut dengan melakukan penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran tematik dengan

Berdasarkan hasil analisis pengujian penelitian menyimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak yang dimana membuktikan bahwa peranan strategi diversifikasi terbukti

Material bahan disiapkan sebanyak 16 ton/1 Ball Mill atau sebanyak 80 ton/hari dan dicampur air sebanyak 8 ton diputar dan digiling dalam Ball Mill selama 60 menit sampai

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Pramuka dalam menumbuhkan karakter Toleransi dan serta bentuk-bentuk peran Pramuka dalam menumbuhkan karakter

Kegiatan IbM yang telah dilaksanakan pada Mitra Rezeki Jaya masih dalam tahap pembuatan minuman instan jahe merah. Kelayakan minuman ini untuk dipasarkan telah dilaksanakan. Pada

Pada tahap refleksi ini peneliti menganalisis data-data yang di ambil pada siklus 1 pada saat proses pembelajaran berlangsung menurut jenis data yaitu proses

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang situasi umum RA Al Hidayah Dharma Wanita Persatuan IAIN Walisongo Ngaliyan Semarang dan TK Al Hidayah IX Ngaliyan Semarang