• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Jumlah Angkatan Kerja di Kota Medan pada tahun 2016-2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peramalan Jumlah Angkatan Kerja di Kota Medan pada tahun 2016-2018"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Data

Berdasarkan sumbernya, data dan informasi yang dikumpulkan dapat dibedakan menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Data primer adalah yang diperoleh langsung dari sumbernya yang belum mengalami perubahan atau pengolahan apapun (data mentah) sedangkan data sekunder adalah data yang dalam pengumpulannya tidak dilakukan oleh peneliti tetapi melalui suatu lembaga terkait. Dalam penelitian Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data sekunder dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.

2.2 Pengumpulan Data

(2)

2.3 Pengertian Angkatan Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk yang siap melakukan pekerjaan, penduduk yang telah memasuki usia kerja (working age population). Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab. Angkatan kerja (labour force) secara demografi angkatan kerja bergantung dari tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang menjadi angkatan kerja. Jadi, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yang memproduksi barang dan jasa. Kelompok angkatan kerja terdiri dari 2 (dua) golongan yaitu:

1. Angkatan kerja yang bekerja

a. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua hari.

(3)

2. Angkatan kerja yang mencari pekerjaan

a. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari/ mendapatkan pekerjaan.

b. Mereka yang bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan berusaha mendapatkan pekerjaan.

c. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

Bukan angkatan kerja (not in the labour force) adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Jadi, mereka bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari:

1. Sekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya bersekolah.

2. Mengurus rumah tangga adalah untuk mereka yang kegiatannya hanya mengurus rumah tangga mendapat upah.

3. Penerimaan pendapatan adalah untuk mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan tetapi memperoleh penghasilan, misalnya pensiun, bunga simpanan, hasil persewaan dan sebagainya.

(4)

2.3.1 Jenis Pekerjaan

Urutan jenis pekerjaan diurutkan pada tingkat produktifitas kerja, mulai dari yang paling produktif sampai dengan yang tidak produktif. Selain itu, jenis pekerjaan seringkali dihubungkan dengan tingkat pendidikan, keterampilan dan jumlah jam kerja untuk mengetahui dimana ada setengah pengangguran dan tempat tinggal. Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja. Jenis pekerjaan ini dibagikan dalam 7 (Tujuh) golongan yaitu:

1. Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain. 2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan. 3. Tenaga administrasi, tenaga tata usaha. 4. Tenaga penjualan.

5. Tenaga usaha.

6. Tenaga usaha pertanian.

7. Tenaga produksi dan sejenisnya, dan operator alat-alat pengangkutan.

2.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

(5)

TPAK =

Masalah yang sering dihadapi adalah masalah setengah menganggur atau pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut :

1. Setengah menganggur adalah jika seseorang bekerja tidak tetap diluar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.

2. Pengangguran tidak ketara, di dalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika dilihat dari segi produktifitasnya.

3. Pengangguran friksionil adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.

2.3.3 Status Kedudukan dalam Pekerjaan dari Angkatan Kerja

(6)

1. Pengusaha tanpa buruh adalah mereka yang melakukan usaha/pekerjaan atas resiko/tanggungan sendiri dan tidak memakai buruh yang dibayar atau hanya anggota rumah tangganya dengan membayar upah.

2. Pengusaha pakai buruh adalah seseorang yang dalam usahanya dibantu oleh salah satu atau beberapa buruh yang dibayar.

3. Buruh/pekerja adalah mereka yang bekerja dengan menerima upah atau gaji baik berupa uang maupun barang.

4. Pekerja keluarga adalah anggota rumah tangga yang membantu usaha yang dilakukan salah seorang anggota rumah tangga tanpa mendapat gaji/upah.

2.3.4. Lapangan Pekerjaan/usaha

Menurut Chris Manning (1993) analisis data mengenai kegiatan ekonomi penduduk umumnya menitikberatkan pada alokasi angkatan kerja yang bekerja menurut sektor, trend perpindahan dan penyebab perpindahan tersebut serta implikasinya. Lapangan pekerjaan/usaha adalah kegiatan dari usaha/perusahaan/ instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja.

Lapangan pekerjaan/usaha ini dibagi dalam 10 (sepuluh) golongan yaitu: 1. Pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan.

2. Pertambangan dan penggalian. 3. Industri pengolahan.

4. Listrik, gas dan air. 5. Bangunan.

(7)

8. Keuangan, asuransi dan perdagangan tak bergerak. 9. Jasa-jasa kemasyarakatan, sosial dan pribadi. 10. Kegiatan yang tidak / belum jelas.

2.4 Peramalan

Forecasting adalah peramalan atau perkiraan mengenai sesuatu yang belum terjadi. Ramalan yang dilakukan pada umumnya akan berdasarkan data yang terdapat di masa lampau yang dianalisis dengan mengunakan metode-metode tertentu. Forecasting diupayakan dapat meminimumkan pengaruh ketidakpastian. Dengan kata lain bertujuan mendapatkan ramalan yang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan Mean Absolute Deviation, Absolute Error, dan sebagainya.

Atas dasar logika, langkah dalam metode peramalan secara umum adalah mengumpulkan data, menyeleksi dan memilih data, memilih model peramalan, menggunakan model terpilih untuk melakukan peramalan, evaluasi hasil akhir. Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan menjadi:

1. Peramalan Kualitatif

Peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan kualitatif didasarkan pada pengamatan kejadian-kejadian di masa sebelumnya digabung dengan pemikiran dari penyusunnya.

2. Peramalan Kuantitatif

(8)

pada metode yang digunakan, menggunakan metode yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda.

2.5 Metode-Metode Peramalan

Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai. Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara lain:

1. Deret berkala atau Deret Waktu

Data deret waktu adalah data hasil pencatatan secara terus menerus dari waktu ke waktu (periodik), biasanya dalam interval waktu yang sama. Trend melukiskan gerak data deret waktu selama jangka waktu yang panjang atau cukup lama. Gerakan ini yang menggambarkan keadaan yang secara terus menerus bergarak dari waktu ke waktu secara stabil (Supangat, 2008:167). 2. Causal Methods atau sebab akibat merupakan metode peramalan yang

didasarkan kepada hubungan antara variabel yang diperkirakan dengan variable lain yang mempengaruhinya tetapi bukan waktu. Dalam prakteknya jenis metode peramalan ini terdiri dari:

a. Metode regresi dan kolerasi, merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least squares yang dianalisis secara statis.

(9)

c. Model ekonometri, merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka panjang dan jangka pendek.

2.6 Data Deret Berkala

Deret waktu merupakan serangkaian pengamatan/observasi yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu, biasanya dengan interval-interval yang sama (Murray R. Spiegel, 1972: 301). Deret waktu adalah waktu sekumpulan hasil observasi yang diatur dan didapat menurut urutan kronologis, biasanya dalam interval waktu yang sama (Sudjana, 198:240).

Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan, jumlah penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah kejahatan, dsb).

2.6.1 Komponen Deret Berkala Empat Komponen Deret Berkala:

1. Trend Sekuler, yaitu gerakan yang berjangka panjang, lamban seolah-olah alun ombak dan berkecenderungan menuju ke satu arah, arah menaik atau menurun. 2. Variasi Musim, yaitu ayunan sekitar trend yang bersifat musiman serta kurang

lebih teratur.

3. Variasi Sikli, yaitu ayunan trend yang berjangka lebih panjang dan agak lebih tidak teratur.

(10)

2.6.2 Pengolahan Data Analisis Deret Berkala

Data kuantitatif deret berkala merupakan bahan analisis trend sekunder, variasi musim (seasonal), dan variasi siklikal. Pada hakekatnya, pengolahan dan penyesuaian data harus dilakukan sebelum data tersebut digunakan untuk tujuan analisis. Berkaitan dengan hal tersebut, pengguna data harus memperhatikan beberapa tentang permasalahan tentang:

1. Variasi Penanggalan. 2. Perubahan Harga. 3. Perubahan Penduduk. 4. Perbandingan Data.

A. Variasi Penanggalan

Pada umumnya, setahun dianggap memiliki 365 hari. Meskipun satu tahun terdiri dari 12 bulan, setiap bulan dapat memiliki jumlah hari yang berbeda yang bervariasi antara 28 sampai dengan 31 hari. Sebelum data time series digunakan untuk tujuan analisis, pengguna data wajib mengadakan penyesuaian terhadap jumlah hari dalam bulan atau jumlah hari kerja dalam bulan. Data tentang konsumsi, penjualan, dan sebagainya umumnya disesuaikan atas dasar jumlah hari dalam 1 bulan.

(11)

konsumsi harian yang diperoleh harus dikalikan dengan jumlah hari rata-rata per bulan sebanyak 365/12 = 30,4167 hari.

B. Perubahan Harga

Dalam banyak kasus, data deret berkala terdiri dari angka-angka nilai produksi. Jika menggunakan deret berkala untuk menganalisis perubahan fisik yang bebas dari pengaruh fluktuasi harga, data kuantitatif tersebut harus di deflasikan dengan indeks harga yang sesuai sebelum dapat digunakan untuk tujuan analisis. Deret berkala tentang penjualan, pendapatan, ongkos bahan mentah dan sebagainya, harus di deflasikan agar fluktuasinya bebas dari perubahan harga-harganya. Proses deflasi penting sekali mengingat angka-angka nilai produksi yang meningkat kemungkinan di sebabkan oleh kenaikan harga, sedangkan jumlah fisiknya mungkin saja konstan bahkan menurun.

C. Perubahan Penduduk

(12)

D. Perbandingan Data

Semua data deret berkala yang digunakan sebagai dasar analisis, seharusnya betul-betul sebanding. Jika sumber data berbeda, maka perlu dilakukan penelitian terhadap perumusan istilah-istilah oleh beberapa sumber yang berbeda. Perumusan yang berbeda tentang suatu istilah yang sama oleh beberapa sumber, perlu disesuaikan sebelum data tersebut digunakan. Sebagai contoh, terdapat dua sumber yang berbeda dimana keduanya merumuskan suatu istilah yang sama yaitu produksi “sikat”. Sumber yang pertama merumuskan istilah sikat sebagai

gabungan perusahaan atau industri yang memproduksi sikat gigi, sikat lantai, dan sebagainya. Sedangkan sumber yang kedua merumuskan istilah sikat sebagai gabungan dari perusahaan atau industri sikat gigi saja.

Berdasarkan model klasik, nilai deret berkala atau time series (Y) merupakan gabungan perkalian dari nilai-nilai komponennya, dan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

Y = T x C x S x I

Jadi suatu data runtut waktu merupakan hasil kali dari 4 komponen yaitu “trend

(T), cyclus (C), seasonal (S) dan irregular (I).

2.6.3 Trend Sekunder

Perkembangan suatu kejadian, gejala atau variabel yang mengikuti “gerakan trend sekunder “ dapat disajikan dalam bentuk:

1. Persamaan trend, baik persamaan linier maupun persamaan non linier.

(13)

2.6.4 Trend Linear

Trend Linier adalah trend yang variabel X nya (periode waktu) berpangkat paling tinggi satu (Dergibson, 2000). Sering kali data deret waktu jika digambarkan ke dalam plot mendekati garis lurus. Deret waktu seperti inilah yang termasuk dalam trend linier.

Penentuan persamaan dan garis “trend linier” dapat dilakukan dengan metode-metode berikut:

1. Metoda tangan bebas (freehand method).

2. Metoda setengah rata-rata (semi average method). 3. Metoda matematis.

4. Metoda kuadrat terkecil (least square method).

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya yang terjadi pada kelas VIII MTs Al Huda Bandung Tulungagung, dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah peserta didik diberikan permasalahan dan

Judul skripsi : APLIKASI PERANGKAT AJAR PENGENALAN SENI DAN BUDAYA INDONESIA “PETUALANGAN SIBI” UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS VI.. Memberikan kepada Universitas Bina Nusantara hak

Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat

Hasil simulasi menunjukkan bahwa distribusi temperatur dan kelembaban relatif di dalam ruangan dengan konsentrasi liquid desiccant 30% mengalami penurunan

Pelibatan Keluarga dalam Penyelenggaraan Program Makan Bersama di TK Negeri Pembina Centeh.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tool Wear and Machining Performance of CBN TiN Coated Carbide Inserts and PCBN Compact Inserts in Turning AISI 4340 Hardened Steel.. Journal of materials

jenis gaya bahasa yang mendominasi dan gaya bahasa simile paling mendominasi; (2) penggunaan diksi dalam kumpulan cerpen Kesetiaan Itu ditemukan 4 jenis diksi yang

Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika dengan model 3N Kelas X SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.. Nurul Hidayat 1 dan Benedictus