• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Anemia dan Kadar Vascular Endothelial Growth Factor A (VEGFA) pada Neonatus Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Anemia dan Kadar Vascular Endothelial Growth Factor A (VEGFA) pada Neonatus Chapter III V"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain

Desain penelitian ini adalah Cross Sectional untuk menganalisis hubungan anemia dengan kadar VEGFA pada neonatus

3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di unit Perinatologi di RSUP H. Adam Malik Medan mulai Februari 2015 sampai Juni 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah neonatus yang mengalami anemia dan tidak anemia. Populasi terjangkau adalah populasi target yang berusia 0 sampai 28 hari selama bulan Februari 2015 sampai Juni 2015. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4. Perkiraan Besar Sampel

(2)

Zα ��. (1− ��) + Zβ ��. (1− ��) 2

n = Pa - Po

n = jumlah sampel minimum

Z = kesalahan tipe I, ditetapkan 5 %, sehingga Z = 1,96

Zβ = kesalahan tipe II, ditetapkan 20%, sehingga Zβ = 0.842 Po = prevalensi anemia pada neonatus (kepustakaan) = (0,425)3 Pa = perkiraan proporsi di populasi

Pa-Po = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi (prevalensi judgement = 0,2)

Dengan menggunakan rumus di atas didapat besar sampel sebanyak 47 orang.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1. Kriteria Inklusi

1. Bayi usia 0 sampai 28 hari

2.Diagnosis anemia neonatus berdasarkan pemeriksaan hemoglobin 3. Bayi belum mendapat transfusi eritrosit.

(3)

3.5.2. Kriteria Eksklusi

1. Bayi yang menderita penyakit jantung sianotik 2. Bayi yang menderita asfiksia berat

3.6. Persetujuan / Informed Consent

Semua subyek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu untuk pemeriksaan darah neonatus.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian

3.8.1 Subjek

Subjek dikumpulkan secara consecutive sampling, setelah sebelumnya dilakukan penjelasan mengikuti penelitian kepada orang tua subjek dan orangtua subjek telah menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan.

3.8.2 Pemeriksaan sampel darah

(4)

2. Pengambilan darah sebanyak 5 cc dengan menggunakan dispossible syringe 5cc kemudian dibagi atas 2 bagian:

a. 3 cc darah untuk pemeriksaan hemoglobin.

b. 2 cc darah tanpa antikoagulan dan diambil serumnya untuk pemeriksaan VEGFA

Cara Kerja pemeriksaan hemoglobin37:

1. Sampel Darah diambil dari pasien dengan menggunakan Vacutainer Tubes.

2. Tombol utama hematology analyzer (sysmex XT 4000i) dinyalakan dan secara otomatis alat akan melakukan start up sampai layar menampilkan tulisan ready.

3. Siapkan bahan pemeriksaan ( darah EDTA)

4. Tempelkan alat penghisap sampai dasar tabung kemudian tekan sampel bar sampai jarum masuk kembali dan melakukan pemeriksaan

(5)

Cara Kerja pemeriksaan VEGFA37:

1. Sampel darah diambil dari pasien dengan menggunakan Vacutainer Tubes.

2. Sampel tanpa antikoagulan dibiarkan membeku pada suhu ruangan, selanjutnya disentrifus dengan alat sentrifugasi 5702 kecepatan 3000 rpm selama 15 menit

3. Dipisahkan serumnya, dan disimpan pada suhu -70, setelah itu kadar VEGFA diukur dengan prosedur pemeriksaan Enzyme-Link Immunoabsorbent Assay (ELISA) dengan menggunakan mesin ChemWell seri 9210 dan menggunakan Human VEGFA kit produksi Abnova.

4. Tambahkan 100 µl standar atau sampel ke tiap-tiap sumur, kemudian inkubasi selama 2 jam pada suhu 370C

5. Buang cairan dalam tiap-tiap sumur, jangan dicuci

6. Tambahkan 100 µl Biotin-antibodi (1 kali) pada tiap-tiap sumur, kemudian inkubasi selama 1 jam pada suhu 370C

7. Aspirasi dan cuci sebanyak 3 kali.

8. Tambahkan 100 µl HRP-avidin (1 kali) pada tiap-tiap sumur, kemudian inkubasi selama 1 jam pada suhu 370C

(6)

10. Tambahkan 90 µl TMB substrat pada tiap-tiap sumur, kemudian inkubasi selama 15 sampai 30 menit pada suhu 370C, lindungi dari cahaya.

(7)

3.8.2 Alur Penelitian

Gambar 3.1. Alur penelitian Pemeriksaan hemoglobin dan VEGFA

Anemia dan VEGFA tinggi

Anemia dan VEGFA rendah

Tidak

Anemia dan VEGFA tinggi

Tidak

Anemia dan VEGFA rendah Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan

(8)

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

Anemia Nominal dikotomik

Variabel tergantung

Skala

VEGF Nominal dikotomik

3.10. Definisi Operasional

1. Neonatus adalah Bayi usia 0 sampai 28 hari.38

2. Usia kehamilan adalah masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Bila HPHT tidak ingat dapat diketahui melalui pemeriksaan New Ballard Score.38

3. Neonatus cukup bulan (aterm) adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan 37-42 minggu.38

4. Neonatus kurang bulan (prematur) adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan < 37 minggu.38

(9)

6. Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.38

7. Bayi berat lahir normal adalah bayi yang dilahirkan dengan berat > 2500 gram – 4000 gram.38

8. Bayi berat lahir lebih adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 4000 gram.38

9. Anemia neonatus adalah kadar hemoglobin dibawah rata-rata kadar hemoglobin menurut usia neonatus. Pada neonatus cukup bulan kadar hemoglobin normal berkisar 11,0 g/dl - 14,9 g/dl. pada neonatus kurang bulan kadar hemoglobin normal berkisar 19,1 – 21,2 g/dl. Pada penelitian ini ditetapkan nilai cut off point hemoglobin untuk anemia pada neonatus adalah < 10 g/dl.4

10.Hipoksia jaringan adalah berkurangnya jumlah oksigen pada jaringan tubuh.5

11.Titik potong (cut off point) pemeriksaan kadar VEGF pada anemia neonatus adalah batas nilai kadar VEGF yang menunjukkan terjadinya hipoksia jaringan pada anemia neonatus yaitu > 140 pg/ml.10 Dikatakan VEGF tinggi bila kadar VEGF > 140 pg/ml dan dikatakan VEGF rendah bila kadar VEGF < 140 pg/ml.

(10)

kehidupan fetus, ditandai dengan berkurangnya jumlah oksigen di darah arteri dan warna kulit kebiruan yaitu Tetralogi Fallot (TOF), Transposisi Arteri Besar sekitar, Double Outlet Right Ventricle (DORV), Atresia Trikuspid, Hypoplastic Left Heart Syndrome (HLHS), Ebstein's Anomaly, Persistent Truncus Arteriosus, Single Ventricle, Total Anomalous Pulmonary Venous Return (TAPVR).39

13.Asfiksia pada neonatus adalah suatu keadaan yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis. Asfiksia pada neonatus menunjukkan karakteristik asidemia metabolik atau campuran yang jelas yaitu pH < 7 pada sampel darah arteri umbilikal, nilai APGAR 0-3 pada menit ke-5, manifestasi neurologi (kejang, hipotonia), disfungsi sistem multiorgan.40

3.11. Pengolahan dan Analisa Data

(11)

BAB 4. HASIL

(12)

Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik sampel penelitian berupa usia gestasi, jenis kelamin, berat badan lahir, jenis persalinan dan kadar hemoglobin. Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi kelompok neonatus yang menderita anemia yaitu sampel dengan kadar hemoglobin < 10 gr/dl dan kelompok neonatus yang tidak menderita anemia yaitu sampel dengan kadar hemoglobin > 10 g/dl. Dari 54 neonatus yang diperiksa didapatkan usia rata-rata kelompok neonatus yang menderita anemia adalah 14,4 hari, terdapat neonatus dengan usia gestasi > 37 minggu lebih banyak yaitu 18 neonatus, jenis kelamin laki-laki lebih bayak yaitu 16 neonatus, berat badan lahir < 2500 gram lebih banyak yaitu 18 neonatus dan jenis persalinan dengan operasi caesar lebih banyak yaitu 16 neonatus. Kadar hemoglobin rata-rata neonatus yang menderita anemia adalah 8,45 gram/dl.

(13)

Pada kelompok neonatus dengan VEGFA tinggi, jenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 20 neonatus. Sedangkan pada kelompok neonatus dengan VEGFA rendah jenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 12 neonatus. Berat badan rata-rata lebih tinggi pada neonatus dengan VEGFA rendah. Pada kelompok neonatus dengan VEGFA tingg berat badan lahir ≥ 2500 gram sama banyak dengan berat badan < 2500 gram yaitu 17 neonatus sedangkan pada kelompok neonatus dengan VEGFA rendah, berat badan lahir < 2500 gram lebih banyak yaitu 11 neonatus.

Pada kelompok neonatus dengan VEGFA tinggi jenis persalinan tidak berbeda antara kelahiran spontan dan operasi caesar, sedangkan pada kelompok dengan VEGFA rendah, jenis persalinan spontan lebih banyak yaitu 11 persalinan dan persalinan operasi caesar sebanyak 9 persalinan. Kadar rata-rata hemoglobin pada neonatus dengan VEGFA rendah jauh lebih rendah yaitu 9.3 g/dL dibandingkan pada neonatus dengan VEGFA rendah yaitu 14.3 g/dL. Pada kelompok neonatus dengan VEGFA tinggi, terdapat 28 neonatus yang menderita anemia dan 6 neonatus tidak menderita anemia. Sedangkan pada kelompok neonatus dengan VEGFA rendah terdapat 2 neonatus yang menderita anemia dan 18 neonatus yang tidak menderita anemia.

(14)

persalinan neonatus. Pada neonatus cukup bulan didapatkan kadar rata-rata VEGFA yaitu 450,02 pg/ml lebih tinggi dari kadar rata-rata VEGFA pada neonatus kurang bulan yaitu 360,89 pq/ml yaitu. Pada neonatus dengan jenis kelamin laki-laki didapatkan kadar rata-rata VEGFA yaitu 544,38 pg/ml lebih tinggi dari kadar VEGFA rata-rata dengan jenis kelamin perempuan yaitu 335,07 pq/ml. Pada neonatus dengan berat badan lahir > 2500 gram kadar VEGFA rata-rata yaitu 505,73 pg/ml lebih tinggi dari kadar VEGFA rata-rata dengan neonatus dengan berat badan < 2500 gram yaitu 337,82 pg/ml. Pada neonatus dengan persalinan dengan operasi caesar didapatkan kadar rata-rata VEGFA yaitu 490,73 pg/ml lebih tinggi dari kadar rata-rata-rata-rata VEGFA dengan persalinan normal yaitu 342,13 pg/ml.

(15)
(16)

BAB. 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini mendapatkan 30 neonatus (55%) menderita anemia berdasarkan hasil pemeriksaan hemoglobin dari 54 neonatus sebagai sampel penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat usia gestasi yang bervariasi pada sampel penelitian dan yang paling banyak menderita anemia yaitu usia gestasi lebih dari 37 minggu sebanyak 18 neonatus.

Penelitian ini mendapatkan 34 neonatus mengalami peningkatan kadar VEGFA diatas kadar normal dan 28 neonatus diantaranya adalah neonatus yang menderita anemia. Pada penelitian yang dilakukan di Berlin tahun 2004 pada 109 neonatus yang menderita anemia didapatkan peningkatan kadar VEGFA pada 75 neonatus.10

(17)

dari polipeptida dengan berat molekul 14 kD dan merupakan suatu homolog dari pancreatic RNase.41

Kadar VEGFA meningkat dengan bertambahnya berat badan neonatus. Neonatus dengan kadar VEGFA yang rendah setelah lahir dapat mengalami gangguan pertumbuhan setelah lahir karena berkurangnya kapasitas jaringan adipose yang penting untuk pertambahan berat badan dan pertumbuhan linier.42 Pada penelitian ini, kadar rata-rata VEGFA pada neonatus dengan berat badan < 2500 gram adalah 337,82 pg/ml lebih rendah dibandingkan dengan kadar VEGFA pada neonatus dengan berat badan >2500 gram yaitu 505,73 pg/ml. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tentang kadar VEGFA yang dilakukan di Chicago tahun 2014 pada 123 neonatus dimana pada neonatus dengan berat badan lahir > 2500 gram dijumpai kadar VEGFA yang lebih tinggi.42

(18)

pg/ml lebih tinggi dibanding kadar VEGFA pada neonatus dengan persalinan normal yaitu 374,13 pg/ml. Pada penelitian yang dilakukan di Ahena tahun 1997 pada 17 neonatus dengan persalinan normal dan 13 neonatus dengan operasi caesar didapatkan kadar VEGFA yang tidak berbeda antara neonatus yang lahir dengan cara operasi caesar dan cara persalinan normal.43

Meskipun beberapa hal dapat berperan dalam meningkatkan regulasi gen VEGF, hipoksia menjadi bagian paling penting dalam regulasi gen VEGF.31 Pada penelitian ini didapatkan 28 neonatus yang menderita anemia disertai dengan peningkatan kadar VEGFA yang disebabkan telah terjadi hipoksia jaringan.

Androgen adalah salah satu faktor yang menentukan perbedaan jenis kelamin terhadap respon pada gen VEGF. Pada penelitian in vitro dan in vivo telah membuktikan bahwa androgen dapat meningkatkan regulasi ekspresi gen VEGF, dimana ablasi androgen dapat menghambat ekspresi VEGF. Sebaliknya pada estrogen mengurangi ekspresi VEGF.44 Penelitian ini didapatkan kadar rata-rata VEGFA pada neonatus berjenis kelamin laki-laki adalah 544,38 pg/ml lebih tinggi dibandingkan dengan kadar rata-rata VEGFA pada neonatus berjenis kelamin perempuan yaitu 335,07 pg/ml

(19)

oleh sel tumor dalam konsentrasi tinggi.33 VEGFA / vascular permeability factor pertama kali diidentifikasi sebagai stimulator yang kuat permeabilitas sel endotel, yang meningkatkan proliferasi. migrasi dan ketahanan hidup sel endotel. Selain itu VEGFA juga memiliki peranan dalam proses inflamasi dan koagulasi, sebagai contoh pada lingkungan in vitro VEGF memicu ekspresi adhesi molekul sel (E-selectin, intrascellular adhesion molecul 1 [ICAM-1], dan vascular cell adhesion molecul-1[VICAM-1] ) pada sel endotel dan meningkatkan adhesi sel leukosit.45 Penelitian ini mendapatkan 6 neonatus yang tidak menderita anemia tetapi mengalami peningkatan kadar VEGFA diatas nilai normal atau VEGFA tinggi. Hal ini disebabkan 6 neonatus dengan VEGFA tinggi tersebut memiliki diagnosis dasar sangkaan sepsis dengan neonatal pneumonia, ikterik neonatorum, pasca operasi atresia ani.

(20)

injury (TRALI) dan imunosupresi.4 Tujuan transfusi eritrosit adalah untuk memperbaiki dan mencegah hipoksia jaringan.46 Penelitian ini didapatkan kesimpulan terdapat hubungan antara anemia dan kadar VEGFA pada neonatus. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memulai transfusi eritrosit pada neonatus yang menderita anemia.

(21)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Pada penelitian ini terdapat hubungan antara anemia dan kadar VEGFA pada neonatus.

6.2. SARAN

Gambar

Tabel 4.1. Karakteristik subjek penelitian
Tabel 4.2. Hubungan antara anemia dengan VEGFA pada neonatus

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Sistem Informasi Karya Ilmiah Mahasiswa Berbasis Web di Perpustakaan Universitas Pendidikan Ganesha, Jurnal Sains dan Teknologi Vol.. Perancangan dan

Penelitian ini berjudul “Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kualitas informasi akuntansi pada

Dengan perspektif feminis posmodern, Galtung yang melihat sumber kekerasan juga berasal dari kultur yang melegitimasi kekerasan atau paling tidak membuatnya nampak

Berdasarkan hasil evaluasi heuristik yang tampak pada Tabel 3, website pariwisata Indonesia memiliki masalah usability yang lebih tinggi dibanding website

[r]

Untuk melihat kinerja instruktur maka diperlukan suatu sistem evaluasi dimana sistem ini menilai kinerja instruktur dan menghasilkan prioritas instruktur terbaik

8 Pengasahan batu akik harus memakai APD dalam bekerja 9 Meskipun bekerja singkat anda tetap memakai APD 10 Pemakaian APD sangat bermanfaat dalam proses. pengasahan batu akik

Baik bagi pria ataupun wanita pada segala usia, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dan memiliki sikap yang sehat terhadap seksualitas sebagai aspek