33 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy experiment, karena peneliti memberikan perlakuan, namun partisipan tidak dipilih secara acak serta tidak ada pengontrolan variabel secara ketat. Data hasil penelitian yang didapatkan kemudian diolah secara kualitatif, berupa persentase kemunculannya saja.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Tes Perlakuan Tes
Eksperimen 1 O1 X1 O2
Eksperimen 2 O1 X2 O2
Keterangan :
O1 = tes untuk pretest
O2 = tes untuk posttest
X1 = pembelajaran dengan menggunakan mikroskop cahaya
X2 = pembelajaran dengan menggunakan microcam
B.Partisipan dan Lokasi Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA 7 di SMA Negeri 3 Cimahi. Jumlah total siswa dari kedua kelas tersebut adalah 42 orang. Kelas eksperimen 1 berjumlah 21 orang dan kelas eksperimen 2 berjumlah 21 orang. Usia dari partisipan berkisar 15-17 tahun.
C.Populasi dan Sampel
34 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Definisi Operasional
1. Penggunaan soal pretest, posttest dan lembar observasi, dijadikan sebagai alat ukur untuk melihat kemampuan siswa terhadap keterampilan proses sains. Siswa kelas eksperimen 1 menggunakan mikroskop cahaya dan siswa kelas eksperimen 2 menggunakan microcam, sehingga siswa pada kedua kelas tersebut dapat dilihat perubahan nilainya antara kelas yang menggunakan microcam dengan kelas yang menggunakan mikroskop cahaya. Perubahan nilai dapat dilihat dari peningkatan rata-rata keseluruhan nilai pretest dan posttest pada kedua kelas, nilai n-gain dan peningkatan persentase kemunculan indikator sebelum dan sesudah praktikum. Lembar observasi digunakan untuk melihat persentase kemunculan indikator keterampilan proses sains pada setiap kelompok.
2. Penggunaan angket minat belajar siswa dijadikan sebagai alat ukur untuk melihat ketertarikan siswa dalam kegiatan praktikum, baik menggunakan microcam maupun mikroskop cahaya. Aspek minat belajar yang dijaring menggunakan model ARCS (Keller, 2000) yaitu meliputi aspek perhatian, relevansi, percaya diri dan kepuasan, kemudian dianalisis mengacu pada skala Likert (4-1). Perubahan minat belajar siswa setelah menggunakan mikroskop cahaya (pada kelas eksperimen 1) dan microcam (pada kelas eksperimen 2) dilihat dari persentase rata-rata keseluruhan nilai angket minat belajar, persentase kemunculan setiap aspek minat belajar dan persentase respon pernyataan positif dan negatif.
E.Instrumen Penelitian
35 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proses sains, lembar observasi keterampilan proses sains dan angket minat belajar siswa.
1. Soal pretest dan posttest keterampilan proses sains
Keterampilan proses sains mengklasifikasi, menginterpretasi dan berkomunikasi digunakan instrumen soal tertulis yang meliputi enam pertanyaan keterampilan proses sains berbentuk essay. Soal keterampilan yang diberikan yaitu mengenai materi struktur jaringan tumbuhan. Kisi-kisi soal instrumen penguasaan keterampilan proses sains diperlihatkan pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen soal keterampilan proses sains
No. Jenis Keterampilan
Proses Sains Indikator Terpilih No. Soal Jml.
1. Mengelompokkan atau
mengklasifikasi
Mencari persamaan atau
perbedaan 1,2,3,10 4
2. Interpretasi Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan 4,9 2
3. Berkomunikasi
- Memberikan/
menggambarkan data
empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik/ tabel/ diagram
7,8
4
- Menjelaskan hasil
percobaan atau penelitian 5,6
Jumlah pertanyaan 10
(Rustaman, 2007)
Keterampilan proses sains yang diamati melalui lembar observasi yaitu keterampilan menggunakan alat dan bahan, keterampilan mengobservasi atau mengamati dan keterampilan berkomunikasi. Lembar observasi untuk menjaring penguasaan keterampilan proses sains siswa pada setiap kelompok yang diamati secara langsung selama pembelajaran berlangsung. Untuk membantu penilaian menggunakan bantuan observer yang sebelum pembelajaran dilakukan penyamaan persepsi tentang penilaian lembar observasi. Masing-masing setiap indikator keterampilan proses sains pada lembar observasi terdapat dua aspek atau kriteria yang diamati oleh setiap observer.
Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar observasi keterampilan proses sains
36 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu proses cahaya sesuai dengan prosedur
1
Siswa melakukan kegiatan praktikum secara berurutan sesuai dengan prosedur yang
Siswa menuliskan hasil pengamatan dalam bentuk gambar disertai dengan keterangan
1
Siswa menuliskan
persamaan dan perbedaan struktur jaringan akar, batang dan daun dalam bentuk tabel.
1
(Rustaman, 2007)
2. Instrumen angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa ini digunakan untuk melihat persentase minat belajar siswa setelah menggunakan mikroskop cahaya dan microcam.. Berikut kisi-kisi angket minat belajar siswa yang terdapat pada tabel 3.2.
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen angket minat belajar siswa
No. Aspek
Nomor
Pernyataan positif Pernyataan negatif
1 Perhatiaan (attention) 1,2 3,4
2 Relevasi (relevance) 5,6 7,8
3 Percaya diri (confidence) 9,10 11,12
4 Kepuasan (satisfaction) 13,14 15,16
(Keller, 2000)
1. Hasil analisis uji coba instrumen
37 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
praktibilitas dan ekonomis (Arikunto, 2012). Selain harus diketahui validitas dan reliabilitasnya, sebuah tes juga harus memiliki tingkat kesukaran dan daya pembeda.Uji butir soal essay meliputi: 1) uji reliabilitas; 2) uji validitas; 3) tingkat kesukaran dan 4) daya pembeda.
a. Uji reliabilitas
1) Rumus product moment Pearson
Keterangan :
rxy: koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total
N : jumlah siswa
rxy : koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total
Menurut ketentuan yang sering diikuti, reliabilitas sering diklasifikasikan pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Klasifikasi reliabilitas
Koefisiensi korelasi Kategori reliabilitas
0,80-1,00 Sangat tinggi
Validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya dari kenyataan. Tes dikatakan valid apabila soal dapat mengukur apa yang hendak diukur. Mengukur validitas suatu soal menggunakan rumus product moment yaitu:
rxy
-
√ - -
∑XY − ∑X ∑Y
38 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
rxy = koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah seluruh siswa
X = skor tiap butir soal untuk setiap uji coba Y = skor total tiap siswa uji coba
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks validitas sering diklasifikasikan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Klasifikasi validitas
Koefisensi korelasi Kategori validasi
0,80 – 1,00 Sangat tinggi Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya (Arikunto, 2012).
Mengukur nilai tingkat kesukaran dapat dilihat dari indeks kesukaran suatu soal, mendapatkan nilai indeks kesukaran dapat menggunakan rumus:
TK
=
Keterangan:TK: tingkat kesukaran
U : jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar untuk tiap soal L : jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar untuk tiap soal T : jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Klasifikasi tingkat kesukaran
Indeks kesukaran Kategori soal
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
(Arikunto, 2012)
39 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
DP
=
Keterangan:DP: daya pembeda
U : jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar untuk tiap soal L : jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar untuk tiap soal T : jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah
Tabel 3.8 Klasifikasi daya pembeda
Indeks daya pembeda Kategori soal
Untuk mengetahui soal dapat dipergunakan atau tidak, maka dilakukan kualifikasi butir soal berdasarkan aturan Zainul (2002) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.9 Kualifikasi butir soal
Kategori Penilaian antara 0,20 sampai 0,40
Dibuang Apabila:
1) Daya pembeda < 0,40 dan ada tingkat kesukaran p < 0,25 atau p > 0,80 2) Validitas < 0,20
3) Daya pembeda < 0,40 dan validitas < 0,40
40 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10 Hasil analisis butir soal keterampilan proses sains pretest dan posttest Jenis Keterampilan kesukaran (S= sukar, SD= sedang, M= mudah); Reliabilitas (CK= cukup)
** Kesimpulan item: (Buang; Revisi; Pakai). Interpretasi kesimpulan item soal berdasarkan kriteria masing-masing karakteristik nilai analisis soal.
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
Secara umum, pengembangan instrumen penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu a) judgment oleh dosen ahli, b) uji keterbacaan instrumen, c) analisis uji keterbacaan instrumen, dan d) revisi instrumen.
41 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan pada siswa yang bukan merupakan partisipan dalam penelitian, namun memiliki karakteristik yang sama dengan partisipan penelitian.
Hasil uji keterbacaan menunjukkan bahwa kalimat yang digunakan dalam pertanyaan sudah sesuai dan dapat dimengerti oleh siswa, sehingga kesalahan siswa dalam menjawab bukan karena kalimat yang terlalu rumit dalam pertanyaan, melainkan karena siswa belum memiliki pengetahuan tentang kasus dalam pertanyaan tersebut.
G.Prosedur Penelitian
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pasca pelaksanaan. Berikut ini merupakan penjelasan secara mendalam dari ketiga tahapan tersebut:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini: a. Merumuskan masalah yang akan diteliti.
b. Melakukan kajian pustaka.
c. Penyusunan proposal yang kemudian dipresentasikan pada seminar proposal. d. Perbaikan proposal setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen.
e. Penyusunan instrumen penelitian yang kemudian melalui proses judgment oleh dosen-dosen ahli
f. Perbaikan instrumen setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen. g. Uji coba instrumen pada subjek uji coba instrumen
h. Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen. 2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini: a. Penentuan kelas yang akan menjadi subjek penelitian
b. Melakukan kegiatan penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran yang sudah direncanakan.
42 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap pasca pelaksanaan
Tahap pasca penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini: a. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian.
b. Melakukan kesimpulan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data. c. Menyusun laporan hasil penelitian (skripsi).
H. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Data pretest dan posttest siswa dihitung dengan perhitungan rata-rata keseluruhan, perhitungan persentase berdasarkan kemunculan setiap jenis keterampilan proses sains dan perhitungan n-gain pada masing-masing siswa. Angket minat belajar siswa dihitung dengan perhitungan rata-rata keseluruhan, perhitungan persentase berdasarkan aspek kemunculan setiap aspek minat belajar siswa dan perhitungan persentase respon pernyataan positif dan negatif. Lembar observasi dihitung persentase rata-rata keseluruhan dan persentase berdasarkan kemunculan setiap jenis keterampilan proses sains.
1. Teknik analisis data pretest dan posttest
Untuk menghitung nilai per siswa maka dilakukan cara sebagai berikut: a. Melakukan perhitungan tabulasi jawaban pretest dan posttest.
b. Menghitung presentase jawaban siswa dengan perhitungan sebagai berikut:
(Arikunto, 2012)
c. Menghitung kemunculan tiap indikator keterampilan proses sains dengan perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
NP = nilai persen munculnya aspek keterampilan proses R = jumlah aspek yang muncul selama pembelajaran
SM = jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran
Tabel 3.11 Interpretasi kemunculan keterampilan proses sains siswa
Indeks kemunculan Kriteria
43 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
76 – 85 Baik
60 – 75 Cukup
55 – 59 Kurang
< 54 Kurang sekali
(Purwanto, 2012)
d. Menghitung gain ternormalisasi antara skor rata-rata pretest dan skor rata-rata posttest. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain masing-masing siswa. Nilai N-gain yang diperoleh dapat digunakan untuk melihat peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah kegiatan pembelajaran. Rumus N-Gain menurut Hake (1999) sebagai berikut:
− − −
Tabel 3.12 Kriteria N-Gain
Nilai N-Gain Tingkat
≥ 0,7 Tinggi
0,7 > N-gain ≥ 0,3 Sedang
< 0,3 Rendah
(Hake, 1999)
2. Teknik analisis data angket minat belajar siswa
Hasil angket minat belajar siswa dianalisis dengan mengacu pada skala Likert. Partisipan dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang telah diatur oleh peneliti, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS) dan sangat tidak setuju (STS). Masing-masing jawaban tersebut diberikan skor sesuai kategori pernyataan yang diajukan. Berikut ini adalah ketentuan skor pada angket respons siswa yang ada pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13. Ketentuan Skoring Pernyataan dalam Angket Respons Siswa terhadap Pembelajaran (Sukardi, 2008)
Pilihan Skor
Pernyataan positif Pernyataan negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
44 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Respon siswa dikelompokkan ke dalam masing-masing tingkatan respons di setiap pernyataan yang ada dalam angket (sangat setuju [SS], setuju [S], kurang setuju [KS], dan sangat tidak setuju [STS]) dan dihitung frekuensinya. Total frekuensi pada masing-masing kategori jawaban, dikonversikan ke dalam bentuk persentase kemunculan (%) dalam satu kelas, sesuai dengan perhitungan Arikunto (2012). Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ketidaksesuain respons siswa dengan pernyataan yang tersedia, seperti pemberian respons negatif terhadap pernyataan positif atau respons positif terhadap pernyataan negatif.
(Arikunto, 2012)
3. Teknis analisis data lembar observasi
Lembar observasi siswa digunakan selama pembelajaran berlangsung dan berisi kriteria fokus siswa yang merupakan hal-hal yang seharusnya dilakukan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan untuk menilai siswa secara bekelompok, mengenai bagaimana sikap siswa dalam melakukan diskusi di dalam kelompoknya dan juga diskusi kelas. Sistem skoring yang digunakan untuk penilaian rubrik, yaitu skala 1-4. Skor total yang didapat kemudian dikonversikan ke dalam bentuk persen (%) berdasarkan Arikunto (2012), lalu disesuaikan dengan kategori pada Tabel 3.6.
Rumus untuk melakukan perhitungan tersebut adalah:
Keterangan:
NP : nilai yang dicari R : skor mentah SM : skor maksimal ideal
I. Alur Penelitian
Penyusunan Kelengkapan Penelitian dan Revisi Proposal Setelah Seminar
Judgement dan Uji Coba Instrumen
Revisi Instrumen Seminar Proposal Penelitian Perizinan Penelitian
PENENTUAN MASALAH
45 Diska Kania, 2016
ANALISIS PENGGUNAAN MICROCAM D AN MIKROSKOP CAHAYA TERHAD AP KETERAMPILAN
PROSES SAINS D AN MINAT BELAJAR SISWA MENGENAI MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN