• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PROGRAM KEMITRAAN TEBU SISTEM TEBU RAKYAT MANDIRI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (STUDI KASUS PT GUNUNG MADU PLANTATIONS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PROGRAM KEMITRAAN TEBU SISTEM TEBU RAKYAT MANDIRI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (STUDI KASUS PT GUNUNG MADU PLANTATIONS)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PROGRAM KEMITRAAN

TEBU SISTEM TEBU RAKYAT MANDIRI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(STUDI KASUS PT GUNUNG MADU PLANTATIONS)

Oleh :

Cyntia Pertiwi1, Harris Hasyim2, M.Irfan affandi3

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Menganalisis pendapatan petani plasma berdasarkan luas lahan yang dimiliki pada program kemitraan.

(2)Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani tebu program kemitraan tebu.

Penelitian ini dilaksanakan di PT Gunung Madu Plantations. Lokasi ini dipilih secara sengajadengan mempertimbangkan adanya program kemitraan tebu antara petani pemilik lahan dengan PT Gunung Madu Plantations. Analisis yang

digunakan yaitu : Analisis Pendapatan dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan .

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Usahatani petani tebu peserta kemitraan PT Gunung Madu Plantatioons di Kabupaten Lampung Tengah secara ekonomi menguntungkan dengan R/C > 1. R/C atas biaya tunai dan biaya total untuk petani mitra yaitu 1,83 dan 1,63. Pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total yang diterima oleh petani mitra per ha adalah 14.869.104,15 dan

12.580.433,30. (2).Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan atas biaya tunai petani mitra di PT Gunung Madu Plantations adalah luas lahan biaya tebang angkut, biaya penyusutan, dan biaya pembinaan. Variable besar seperti biaya pupuk, biaya herbisida, biaya bibit, biaya biaya tanam, dan biaya tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan atas biaya tunai.

1. Alumni Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2. Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

(2)
(3)
(4)

VI. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Usahatani petani tebu peserta kemitraan PT Gunung Madu Plantatioons

di Kabupaten Lampung Tengah secara ekonomi menguntungkan

dengan R/C > 1. R/C atas biaya tunai dan biaya total untuk petani mitra

yaitu 1,83 dan 1,63. Pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas

biaya total yang diterima oleh petani mitra per ha adalah 14.869.104,15

dan 12.580.433,30.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan atas biaya tunai

petani mitra di PT Gunung Madu Plantations adalah luas lahan biaya

tebang angkut, biaya penyusutan, dan biaya pembinaan. Variable besar

seperti biaya pupuk, biaya herbisida, biaya bibit, biaya biaya tanam, dan

biaya tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan atas

(5)

B. Saran

1. Untuk pihak PT Gunung Madu Plantations dalam hal bermitra dengan

petani tebu, perusahaan hanya akan diuntungkan dari tonase tebu yang

dikirimkan ke pabrik, sebaiknya

2. Diharapkan pada pembagian hasil, petani harus mengingat biaya-biaya

yang dikeluarkan pada waktu memproduksi tebu. Agar tidak terjadi

salah paham antara Perusahaan dengan petani, petani harus mempunyai

catatan tersendiri atau arsip nota-nota pembelian pupuk / herbisida/

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembangunan pertanian pada era globalisasi seperti saat ini harus dibangun

secara terintegrasi mulai dari pembangunan industri hulu, hilir dan kebijakan

pemerintah yang konsisten yang mendukung pembangunan pertanian.

Pembangunan pertanian dinilai berhasil jika mampu melibatkan petani sebagai

subyek pembangunan pertanian itu sendiri. Pembangunan pertanian adalah

membangun petani dan masyarakatnya.

Sasaran pembangunan di sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan

produksi industri guna memenuhi kebutuhan pasar dan kebutuhan bahan baku

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor dan mengurangi impor hasil

pertanian. Oleh karena itu sektor pertanian perlu dikembangkan menjadi sektor

yang tidak sekedar berfungsi sebagai penampung tenaga kerja,melainkan dapat

merangsang peningkatan produktivitas, meningkatkan pendapatan masyarakat

dan meningkatkan pendapatan negara. Salah satu sub sektor pertanian yang

tidak kalah pentingnya adalah sub sektor perkebunan, khususnya perkebunan

(7)

Tanaman tebu(Saccharum officinarum)merupakan salah satu tanaman penting

penghasil gula, karena lebih dari setengah produksi gula di dunia berasal dari

tanaman tebu. Provinsi Lampung merupakan daerah industri gula terbesar di

Sumatera, karena di Lampung banyak berdiri pabrik-pabrik gula baik milik

swasta maupun milik BUMN. Provinsi lampung berupaya meningkatkan

produksi gulanya dengan menambah areal perkebunan dan meningkatkan

produktivitas tanaman. Lampung menjadi pemasok gula nasional dengan

kontribusi sekitar 30% karena potensi pengembangan perkebunan tebu masih

terbuka lebar. Apalagiagrolimatedi Lampung sangat menunjang untuk

pertumbuhan tanaman tebu. Daerah yang menjadi sentra pengembangan tebu di

Lampung antara lain : Lampung Tengah, Tulang Bawang, Lampung Utara dan

Way Kanan. Perkebunan tersebut milik perusahaan swasta maupun BUMN.

Ada juga perkebunan tebu milik rakyat, namun dalam jumlah yang relatif kecil.

Lampung memiliki banyak lahan yang bisa diubah menjadi perkebunan tebu.

Pembukaan perkebunan tebu juga memberi nilai guna bagi lahan tidur yang

selama ini kurang dimanfaatkan. Peningkatan produksi gula di Lampung

menjadi salah satu agenda penting perkebunan ke depan. Lampung menjadi

salah satu Provinsi yang akan dijadikan sentra pengembangan gula, selain Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan, Maluku,

Pada tahun 2009, produksi gula dalam negeri ditargetkan sebanyak 2,9 juta ton.

Sedangkan produksi gula pada 2010 di proyesikan meningkat menjadi 2,96 ton.

(8)

Adanya peningkatan produksi diharapkan dapat menambah kontribusi

Lampung terhadap produksi gula nasional. Peningkatan produksi dilakukan

dengan menambah luas lahan perkebunan dan peningkatan produktivitas.

[image:8.595.141.488.252.484.2]

Terlihat pada gambar 1 grafik berikut ini :

Gambar 1. Grafik Peningkatan Luas Areal Perkebunan Tebu Propinsi Lampung.

Sumber : BPS Lampung, 2009

Grafik tersebut menunjukan bahwa Provinsi Lampung mengalami

perkembangan luas areal perkebunan tebu setiap tahunnya. Perkembangan ini

harus memberi dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan petani.

Salah satu caranya yaitu dengan membentuk kemitraan antara perusahaan inti

dengan petani.

Program kemitraan merupakan solusi dari masalah ketidakmampuan petani

tebu dalam hal keterbatasan lahan, biaya dan teknologi dalam hal pemenuhan

sistem agribisnis. Pemenuhan empat subsistem agribisnis (kelembagaan,

96258 100077 105915 108921 113784 85000 90000 95000 100000 105000 110000 115000 120000

2004 2005 2006 2007 2008

(9)

input, farmingdanoutput) inilah yang membutuhkan pembinaan dari

perusahaan inti, karena perusahaan inti yang memiliki kemampuan dalam

sistem agribisnis.

Pola kemitraan sangatlah penting. Selama ini pengembangan perkebunan tebu

di Lampung di dominasi perusahaan besar tanpa melibatkan petani lokal.

Adanya kemitraan diharapkan menjadi titik temu untuk melibatkan petani

dalam pengembangan perkebunan tebu.

Pola kemitraan memberi manfaat bagi perusahaan dan petani. Perusahaan

yang menjadi pembina akan mendapat bahan baku tebu untuk meningkatkan

produksi. Sedangkan petani mendapat keuntungan karena tebu hasil

panennya bisa langsung terserap oleh industri gula. Maka pola ini disebut

simbiosis Mutualismeatau saling menguntungkan. Sehingga kekurangan dan

keterbatasan pengusaha kecil dalam hal permodalan untuk biaya produksi da

teknologi dapat teratasi serta diharapkan dapat membantu golongan ekonomi

lemah dalam memecahkan masalah pengangguran dan meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Oleh karena itu, PT Gunung Madu Plantations menjalin kerjasama kemitraan

dengan petani disekitar perusahaan melalui upaya pemanfaatan lahan yang

mereka miliki untuk tanaman tebu, peningkatan produksi, dan pemasaran

tebu ke perusahaan perkebunan, yang diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan petani.

PT Gunung Madu Plantations adalah salah satu perusahaan swasta yang

(10)

produksi gula, dengan bahan baku utama tebu. Supaya dapat menjamin

pasokan tebu yang cukup, maka perlu didukung dengan kemitraan tanaman

tebu antara PT Gunung Madu Plantations dengan pemilik lahan. Program uji

coba kemitraan tanaman tebu antara petani pemilik lahan dengan PT Gunung

Madu Plantations telah terlaksana sejak tahun 2003. Jumlah petani peserta

yang mengikuti kemitraan tersebut sampai dengan 2009 sebanyak 264 orang

petani.

Berdasarkan Surat Keputusan General Manajer PT Gunung Madu Plantaions

No : 002.03/GM-271/VII/07 tentang Pelaksanaan Program Kemitraan

Tanaman Tebu, sistem pengelolaan yang akan diterapkan adalah Sistem

kerjasama Operasi (KSO) dan Sistem Tebu Rakyat Mandiri (TRM).

Program kemitraan sistem Kerja Sama Operasi (KSO) adalah ditujukan untuk

lahan yang berbatasan langsung atau menyatu dengan lahan perkebunan

Perusahaan inti. Sedangkan Sistem Tebu Rakyat Mandiri (TRM) ditujukan

untuk lahan yang terpisah dengan lahan perkebunan perusahaan inti.

Sistem Kerjasama Operasi (KSO) adalah pola kerjasama antara

petani/kelompok petani pemilik lahan sebagai plasma dengan PT Gunung

Madu Plantations dalam menyelenggarakan budidaya tanaman tebu dimana

PT Gunung Madu Plantations akan menunjuk Kopersi Gunung Madu sebagai

wadah/badan peyerahan lahan dari petani, kemudian lahan diubah menjadi

kebun tebu dengan sumber daya yang disediakan oleh Perusahaan mulai dari

tahap pembukaan, penyiapan lahan, pemeliharaan, pemanenan, penggilingan

dan penjualan hasil akhir berupa gula perusahaan, dan setiap tahunnya/musim

(11)

tunai kepada pemilik lahan setelah seluruh beban biaya pengelolaan dilunasi

kepada pihak-pihak terkait.

Sedangkan Sistem Tebu Rakyat Mandiri (TRM) adalah pola kerjasama antara

petani/kelompok petani pemilik lahan sebagai plasma dengan PT Gunung

Madu Plantations dalam menyelenggarakan budidaya tanaman tebu dimana

PT Gunung Madu Plantations akan menunjuk PT Bumi Madu Mandiri

sebagai wadah/badan peyerahan lahan dari petani, kemudian lahan diubah

menjadi kebun tebu dengan sumber daya yang disediakan oleh Perusahaan

mulai dari tahap pembukaan, penyiapan lahan, pemeliharaan, pemanenan,

penggilingan dan penjualan hasil akhir berupa gula perusahaan, dan setiap

tahunnya/musim tanam, perusahaan akan membagikan hasil pengelolaan

dalam bentuk uang tunai kepada pemilik lahan setelah seluruh beban biaya

pengelolaan dilunasi kepada pihak-pihak terkait.

Adapun tujuan Program kemitraan pada PT Gunung Madu Plantations

(GMP) terutama adalah untuk Meningkatkan produksi serta wujud kepedulian

perusahaan kepada masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan

petani disektor perkebunan tebu.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

(1) Apakah pendapatan petani plasma berbeda berdasarkan usahataninya

pada program kemitraan?

(2) Faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhi pendapatan petani tebu

(12)

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

(1) Menganalisis pendapatan petani plasma berdasarkan luas lahan yang

dimiliki pada program kemitraan.

(2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani

tebu program kemitraan tebu.

C. Kegunaan Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan berguna bagi :

(1) Petani plasma, sebagai sumber informasi, acuan serta bahan bacaan

dalam mengelola usahatani tebu program kemitraan tebu PT Gunung

Madu Plantations

(2) Instansi terkait, sbg bhn informasi dlm pengambilan keputusan untuk

perencanaan & peningkatan produktivitas tebu.

(3) Penulis, sebagai media pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

mengenai kemitraan dan pendapatan petani plasma program kemitraan

Gambar

Gambar 1. Grafik Peningkatan Luas Areal Perkebunan Tebu PropinsiLampung.

Referensi

Dokumen terkait

To speed up the resource access and avoid the bottleneck problem during the authentication, this paper purposed a multi-domain alliance authentication protocol based

Di era global ini media Internet telah menjadi terobosan baru yang di masa depan mungkin akan dapat mengambil alih fungsi semua media massa yang

Dalam pengajaran tersebut diperlukan aplikasi-aplikasi khusus yang sesuai dengan tema pembelajaran agar proses belajar mengajar menjadi lebih atraktif dan interakrif. Untuk

dapat saya sebutka , teri akasih atas se ua do’a da duku ga ya... 100 130 097 Pemberdayaan Unit Produksi Program Keahlian Pemasara Toko Karista “ari di “ekolah Me e gah

Produksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang atau badan untuk menghasilkan atau menambah nilai atau badan untuk

Jika ukuran kotak mainan tersebut panjang = 40 cm, lebar = 24 cm, dan tinggi 20 cm, maka luas triplek yang diperlukan untuk membuat kotak mainan tersebut adalah. Atap

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji bagi Allah tuhan semesta alam ini atas karunia serta anugrah-Nya yang tidak terbatas sehingga penulis dapat menyelesaikan

Gambar 5 menunjukkan bahwa, skor daya terima biskuit tertinggi diberikan oleh variasi campuran tepung jagung dan tepung terigu dengan volume air yang proporsional dari