PENGENAAN PPh FINAL DAN BPHTB TERHADAP
PERMOHONAN HAK BARU ATAS TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN YANG BELUM BERSERTIPIKAT YANG DIALIH
SETELAH BERSERTIPIKAT DI KOTA BINJAI
TESIS
Oleh
YUSNIAMAN HAREFA
137011091/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGENAAN PPh FINAL DAN BPHTB TERHADAP
PERMOHONAN HAK BARU ATAS TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN YANG BELUM BERSERTIPIKAT YANG DIALIH
SETELAH BERSERTIPIKAT DI KOTA BINJAI
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
YUSNIAMAN HAREFA
137011091/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : PENGENAAN PPh FINAL DAN BPHTB TERHADAP PERMOHONAN HAK BARU ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN YANG BELUM
BERSERTIPIKAT YANG DIALIH SETELAH
BERSERTIPIKAT DI KOTA BINJAI
Nama Mahasiswa : YUSNIAMAN HAREFA
Nomor Pokok : 137011091
Program Studi : MAGISTER KENOTARIATAN
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)
Pembimbing Pembimbing
(Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum) (Dr. Bastari, MM)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 22 Oktober 2015
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
Anggota : 1. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum
2. Dr. Bastari, MM
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : YUSNIAMAN HAREFA
Nim : 137011091
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : PENGENAAN PPh FINAL DAN BPHTB TERHADAP PERMOHONAN HAK BARU ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN YANG BELUM BERSERTIPIKAT YANG DIALIH SETELAH BERSERTIPIKAT DI KOTA BINJAI
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama : YUSNIAMAN HAREFA
ABSTRAK
Permohonan hak baru atas tanah dan/atau bangunan yang belum bersertipikat (Pendaftaran Tanah untuk Pertama kali), pada saat melakukan pendaftaran pada Kantor Pertanahan Kota Binjai, sebelum sertipikat diterbitkan kepada pemohon dikenakan/diwajibkan membayar terlebih dahulu PPh Final PHTB dan juga BPHTB. PPh Final PHTB dikenakan berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 jo. PP No. 71 Tahun 2008 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas tanah dan/atau Bangunan. BPHTB dikenakan berdasarkan UU PDRD No. 28 Tahun 2009 jo. Perda Kota Binjai Nomor 2 Tahun 2011 Tentang BPHTB. Setelah tanah yang dimohon tersebut bersertipikat dialihkan, dalam transaksi (jual-beli) dikenakan/diwajibkan membayar PPh Final PHTB kepada penjual dan BPHTB kepada pembeli, sehingga pemilik tanah membayar PPh Final PHTB dua kali dan membayar BPHTB sekali. “logikanya, karena tidak mungkin pemilik tanah menjual tanahnya dua kali atau lebih sehingga baginya dibebankan/dikenakan PPh Final PHTB dua kali atau lebih”. Hal inilah yang mendasari penelitian dengan judul“Pengenaan PPh Final dan BPHTB Terhadap Permohonan Hak Baru atas Tanah dan/atau Bangunan yang Belum Bersertipikat yang Dialihkan Setelah Bersertipikat di Kota Binjai”.
Teori utama yang digunakan sebagai pisau analitis dalam penelitian ini adalah Teori Keadilan, yaitu Teori Keadilan menurut Hukum maupun teori keadilan menurut Hukum Pajak. Jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris/hukum sosiologis, yang bersifat deskriptif analitis, yakni yang berupaya menggambarkan, menjelaskan serta menganalisis peraturan-peraturan yang berhubungan dengan PPh Final PHTB dan BPHTB, pelaksanaan pemungutan terhadap objek dan pengenaan terhadap permohonan hak baru (pendaftaran tanah untuk pertama kali) pada Kantor Pertanahan Kota Binjai. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) huruf d, UU PPh jo PP No. 71 Tahun 2008 Tentang Pembayaran Pajak Pengasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, permohonan hak baru atas tanah dan/atau bangunan yang belum bersertipikat adalah bukan objek pajak, karena pemohon tidak mendapat keuntungan secara ekonomis (penghasilan). Pengenaan PPh Final PHTB tersebut tidak memenuhi syarat subjektif maupun syarat objektif, sehingga bertentangan dengan azas kepastian hukum (certainty), azas kenyamanan (convinience of payment) dan azas keadilan (equity) dalam perpajakan.
ii
Untuk memenuhi aspek keadilan, maka seharusnya Permohonan hak baru (pendaftaran tanah untuk pertama kali) PPh Final PHTB tidak dikenakan, karena bukan objek pajak. pengenaan BPHTB telah memenuhi aspek keadilan karena merupakan objek pajak. Setelah memperoleh sertipikat, tanah dan bangunan tersebut dialihkan, penjual dikenakan PPh Final PHTB dan pembeli dikenakan BPHTB, sehingga tidak terjadi pembebanan PPh Final PHTB dua kali bayar kepada pemohon (pemilik tanah).
Karena pengenaan PPh F PHTB terhadap permohonan hak baru (pendaftaran tanah untuk pertama kali) bukan objek pajak, dan pengenaan tersebut tidak memenuhi aspek keadilan, hendaknya Badan Pertanahan / Kantor Pertanahan Kota Binjai sebagai instansi pemerintah yang mengatur mengenai pendaftaran tanah, tidak lagi menjadikan pembayaran PPh F PHTB sebagai syarat permohonan hak baru atas tanah dan/atau bangunan yang belum bersertipikat (pendaftaran tanah untuk pertama kali).
ABSTRACT
An applicant who requests for a new right of uncertified land and/or building (the first land registration) to the Land Office, Binjai, is required to pay PPh Final PHTB and BPHTB. The levying on PPh Final PHTB is based on UU PPh No. 36/2008 in conjunction with PP No. 71/2008 on the Levying on Income Tax of the Income from the Transfer of Title on Land and/or Building. The levying on BPHTB is based on UU PDRB No. 28/2009 in conjunction with the Regional Regulation of Binjai No. 2/2011 on BPHTB. After the land is certified and transferred, the seller is required to pay for PPh Final PHTB and the buyer is required to pay for BPHTB so the land owner pays for PPh Final PHTB twice and pays for BPHTB once. Logically, it is impossible for the land owner to sell his land twice or more, and thus he has to pay for PPH twice or more. This is the reason why the title of the research is“The Levying on PPh Final PHTB and BPHTB of the applicant who Requests for a New Right on Uncertified Land and/or Building Transferred and after it is certified at Binjai.”
The theory used in the research was the theory of justice according to law and to tax law. The type of the research was judicial empirical/sociological law and descriptive analytic approaches which was aimed to describe, explain, and analyze regulations concerning PPh Final PHTB and BPHTB, the implementation of levying on object and requirement for paying by the applicant who requested for a new right (the first land registration) in the Land Office, Binjai. The result of the research shows that, based on Article 2, paragraph 2, letter d of UU PPH, in conjunction with PP No. 71/2008 on the Levying on Income Tax of the Income from the Transfer of Title on Land and/or Building, a request for a new right on uncertified land and/or building is not a taxable item since the applicant does not get profit economically (income). The levying on PPh Final PHTB does not meet subjective and objective requirements so that it is contrary to the principles of legal certainty, convenience of payment, and equity in tax.
Meanwhile, the levying on BPHTB of the request for a new right on uncertified land and/or building (the first land registration), based on Article 85, paragraph 2, letter b of UU PDRB in conjunction with Article 2, paragraph 3, letter b of Regional Regulation of Binjai No. 2/2011 on BPHTB, is a taxable item.
In order to fulfill the aspect of justice, PPh Final PHTB should not be levied in the request for a new right (the first land registration) because it is not a taxable item since levying on BPHTB has fulfilled the aspect of justice, for it is a taxable item. After the land is certified and transferred, PPh Final PHTB is imposed on the seller and PHTB is imposed on the buyer so that the applicant (land owner) does not pay for PPh Final PHTB twice.
iv
that regulates land registration should not use levying on PPh Final PHTB as the requirement for requesting a new right on uncertified land and/or building (the first land registration).
KATA PENGANTAR
Segala pujian, hormat, kemuliaan dan ucapan syukur hanya-lah bagiNya,
dalam nama YESUS KRISTUS, karena Anugerah dan Kasih SetiaNya, penulis
dapat menyelesaikan Tesis dengan judul “PENGENAAN PPh FINAL DAN
BPHTB TERHADAP PERMOHONAN HAK BARU ATAS TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN YANG BELUM BERSERTIPIKAT YANG
DIALIHKAN SETELAH BERSERTIPIKAT DI KOTA BINJAI”, sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn) pada
Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis
sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, Bapak
Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum, dan Bapak Dr. Bastari, MM, selaku
Dosen/Komisi Pembimbing yang dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan, ilmu
pengetahuan, petunjuk, arahan dan motivasi, sehingga dapat diperoleh hasil yang
maksimal dalam penyempurnaan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. T. Keizerina
Devi Azwar, SH, CN, MHum, dan Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum
selaku dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan arahan untuk
kesempurnaan tesis ini.
Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D, selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program
vi
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, MHum, selaku Sekretaris
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.
5. Bapak dan Ibu para Dosen pada Program Studi Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
6. Pegawai, Staf / Karyawan pada Program Studi Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada semua rekan-rekan mahasiswa se-angkatan penulis di Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumtarea Utara.
Teristimewa, ucapan terima kasih kepada istri dan anak-anak yang penulis
cintai Mutiara Ardiani, Arya Edric Gallen Harefa, Kezia Nathania Harefa, serta
orang tua penulis Bapak Foarota Harefa sebagai inspirator bagi masa depan penulis,
sehingga menjadi motivator penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Akhir kata kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu,
penulis ucapkan terima kasih atas dukungan, kebaikan dan ketulusan yang telah
diberikan dalam penyelesaian tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 22 Oktober 2015 Penulis,
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : YUSNIAMAN HAREFA.
Tempat / Tanggal Lahir : Lolofaoso-Nias, 20 Januari 1974.
Alamat : Jl. St. Hasanuddin No. 7 Kelurahan Kartini,
Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Umur : 41 Tahun.
Kewarganegaraan : Indonesia.
Nama Istri : Mutiara Ardiani.
Anak I : Arya Edrick Gallen Harefa.
Anak II : Kezia Nathania Harefa.
Nama orang tua / Bapak : Foarota Harefa.
Nama orang tua / Ibu : Alm. Nur amin Lase.
II. PENDIDIKAN
Tahun 1986 : Lulus Sekolah Dasar (SD) Negeri 070981 Fodo, Gunung Sitoli, Nias.
Tahun 1989 : Lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Gunung Sitoli, Nias.
Tahun 1993 : Lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Banda Aceh, Nangroe Aceh Darusalam (NAD).
Tahun 2012 : Lulus Sarjana Hukum (SH) Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, Sumatera Utara.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR SINGKATAN... x
DAFTAR ISTILAH ASING... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR BAGAN... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 11
E. Keaslian Penelitian ... 11
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 13
1. Kerangka Teori ... 13
2. Konsepsi... 22
G. Metode Peneltian ... 24
BAB II PENGENAAN PPh Final PHTB DAN BPHTB TERHADAP PERMOHONAN HAK BARU ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN YANG BELUM BERSERTIPIKAT DI KOTA BINJAI... 32
A. Permohonan Hak Baru ... 32
C. Pengenaan BPHTB Terhadap Permohonan Hak Baru atas Tanah
dan/atau Bangunan yang Belum Bersertipikat di Kota Binjai ... 46
D. Pengenaan PPh Final PHTB dan BPHTB terhadap Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan di Kota Binjai ... 52
BAB III KEPASTIAN HUKUM TENTANG KETENTUAN PENGENAAN PPh Final PHTB DAN BPHTB TERHADAP PERMOHONAN HAK BARU ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN YANG BELUM BERSETIPIKAT DI KOTA BINJAI ... 63
A. Pajak dan Hukum Pajak ... 63
B. Kepastian Hukum Pengenaan PPh Final PHTB... 71
C. Kepastian Hukum Pengenaan BPHTB ... 83
BAB IV PEMENUHAN ASPEK KEADILAN DALAM PENGENAAN PPh Final PHTB DAN BPHTB TERHADAP PERMOHONAN HAK BARU ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN YANG BELUM BERSERTIFIKAT, YANG DIALIHKAN SETELAH BERSERTIPIKAT DI KOTA BINJAI... 92
A. Keadilan Menurut Hukum ... 92
B. Keadilan menurut Hukum Pajak ... 96
C. Teori dan azas Pemungutan Pajak ... 97
D. Tinjauan Hukum Peralihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan . 102 E. Pemenuhan Aspek Keadilan dalam Pengenaan PPh Final PHTB dan BPHTB Terhadap Permohonan Hak Baru atas Tanah dan/atau Bangunan yang Belum Bersertipikat ... 119
F. Pemenuhan Aspek Keadilan dalam Pengenaan PPh Final PHTB dan BPHTB Terhadap Permohonan Hak Baru atas Tanah dan/atau Bangunan yang Belum Bersertipikat, yang dialihkan Setelah Bersertipikat ... 126
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 127
A. Kesimpulan ... 127
B. Saran... 128
DAFTAR PUSTAKA ... 129
x
DAFTAR SINGKATAN
AJB : Akta Jual Beli.
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
BPHTB : Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.
BW : Burgerlijk Wetboek.
BN ; Balik Nama.
DISPENDA : Dinas Pendapatan Daerah.
DJP : Direktorat Jenderal Pajak.
DPP : Dasar Pengenaan Pajak.
INI : Ikatan Notaris Indonesia.
IPPAT : Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
JBNPHTB : Jumlah Bruto Nilai Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.
KUP : Ketentuan Umum Pajak.
KMK : Keputusan Menteri Keuangan.
KUHPer : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
LD : Lembaran Daerah.
LNRI : Lembaran Negara Republik Indonessia.
MPO : Menghitung Pajak Orang.
MPS : Menghitung Pajak Sendiri.
NJOP : Nilai Jual Objek Pajak.
NPOP : Nilai Perolehan Objek Pajak.
NPOPTKP : Nilai Perolehan Onjek Pajak Tidak Kenak Pajak.
NJOPTB : Nilai Jual Objek Pajak Tanah dan Bangunan.
NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak.
PBB : Pajak Bumi dan Bangunan.
PPh F : Pajak Penghasilan bersifat Final.
PHTB : Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.
PPh F PHTB : Pajak Penghasilan Final Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.
PMK : Peraturan Menteri Keuangan.
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak.
PP : Peraturan Pemerintah.
PERDA : Peraturan Daerah.
PDRD : Peraturan Daerah dan Restribusi Daerah.
PHGR : Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi.
PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah.
PENGDA : Pengurus Daerah
SK : Surat Keputusan.
SPTPD : Surat Pemberitahuan Pajak Daerah.
SPPT : Surat Pemberitahuan Pajak Terutang.
SPOP : Surat Pemberitahuan Objek Pajak.
STPD : Surat Tagihan Pajak Daerah.
SSP : Surat Setoran Pajak.
SSPD : Surat Setoran Pajak Daerah.
SKPD : Surat Ketepan Pajak Daerah.
SKNJOP : Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak.
SKPDKB : Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar.
SKPDKBT : Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan.
SKPDN : Surat Ketepan Pajak Nihil.
SE : Surat Edaran.
Stb. : Staatsblad.
SHM : Sertipikat Hak Milik.
xii
UUD : Undang-Undang Dasar.
UUPA : Undang-Undang Pokok Agraria.
UUPPh : Undang-Undang Pajak Penghasilan.
UUPDRD : Undang-Undang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah.
DAFTAR ISTILAH ASING
Analitis : Analisis, analisa.
Ability to pay principle : Azas kemampuan bayar
Administratively Simple : Admitratif yang sederhana, administrasi mudah.
Advanced rulling : Keterangan,penjelasan, petunjuk. Ability To Pay Principle Approach : Pendekatan azas kemampuan
bayar.
Benefits received principle : Azas keuntungan, azas penghasilan.
Benefit Prinsiple Approach : Pendekatan azas keuntungan, penghasilan.
Burgerlijk Wetboek : Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
Budgetair : Anggaran belanja.
Certainty : Terang, pasti.
Convenience : Hal yang menyenagkan, perasaan
senang, gembira.
Certainty Principle : Azas kepastian
Comprenhensive income : Seluruh Pendapatan, penghasilan.
Convenience of payment : Perasaan senang untuk membayar.
Dikaiosune : Moralitas individu dan sosial.
Deskriptif analitis : Menguraiakan, menggambar
sesuatu/peristiwa.
Essential : Hal yang pokok, utama, terpenting,
dasar.
Equity : Keadilan
Economic : Ekonomi.
Economically efficient : Penghematan ekonomi, cara mudah untuk menghemat.
Equal treatment for the equals : Tindakan sama, azas kesamaan.
Ease of administration : Kemudahan dalam administrasi.
Eigendom : Hak milik.
Ex oficio : Karena jabatan, kedudukan.
Expenditur : Pengeluaran, belanja.
Economic Of Collection : Pungutan,
Frame of thinking : Kerangka berpikir, pola piker.
Foundation of Behaviour Reasearch : Dasar-dasar penelitian, sifat penelitian.
Flexible : Luwes, mudah disesuaikan.
xiv
Fiscus : Tukang pajak, orang pajak.
Fiat jutitia bereat mundus : Memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya.
Global tax system : Sistem pemajakan atas seluruh pendapatan, penghasilan.
Global taxation : Pemajakan atas seluruh
pendapatan, pengasilan.
Horizontal equity : Keadilan horizontal.
Human welfare : Kesejahteraan umat manusia.
Interview : Wawancara.
Inbreng : Pemasukan modal dalam
perseroan.
Initial registration : Pendaftaran tanah untuk pertama kali, pemberian status awal dalam pendaftaran tanah.
Legalitas : Keabsahan menurut hukum,
pembuktian secara hukum.
Lex duraset tamen scipta : Undang-Undang itu kejam, tetapi demikian bunyinya.
Library research : Penelitian kepustakaan.
Law enforcement : Penegakkan hukum.
Maintanence : Pemeliharaan, pemeliharaan data
dalam pendaftaran tanah.
Option : Pilihan.
Offiicial Assessment System : Sistem perhitungan pajak ditentukan/dihitung oleh fiscus.
Policy : Kebijakan.
Practice : Praktis, mudah, gampang.
Politically Accountable : Dapat dipertanggungjawabkan, tindakan, kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Privaatrecht : Hukum perdata.
Public saving : Pemasukan, pendapatan
negara/pemerintah.
Public investment : Investasi pemerintah, pembiayaan negara/pemerintah.
Policy option : Kebijakan yang dipilih.
Quality of sacrifice : Pengorbanan yang berharga.
Real estate : Perumahan, hunian.
Rechtgerechtigheid : Keadilan hukum.
Rechtsuilititeit : Manfaat hukum.
Revenue productivity : Sektor pendapatan, pengahasilan, sumber-sumber penghasilan.
Rasioneele aanvaarding : Peraturan yang rasional, masuk akal.
Registration of rights : Pendaftaran hak baru
Registration of deeds : Pendaftaran hak.
Regulerend : Pengaturan.
Realtivitas : Kenyataannya, hasilnya.
Revenue : Pendapatan, penghasilan.
Rechtspersoon : Orang hukum, penegak hukum.
Resident : Penduduk, kediaman, tempat
tinggal.
Self Assessment System : Sistem pemungutan pajak yang didasarkan pada kepercayaan yang diberikan kepada Wajib Pajak, jumlah pajak terutang
dihitung sendiri oleh Wajib Pajak.
Semi Assessment System : Sistem pemungutan pajak dimana wewenag untuk menentukan besarnya utang pajak berada pada dua belah pihak yakni fiscus dan Wajib Pajak.
Schedular taxation : Pemajakan khusus, tertentu,
tersendiri, pajak final.
Schedullar taxation system : Sistem pemajakan tertentu, khusus, pajak final
Suum jus,Summa injuria : Summa lex, Summa crux : Hukum yang keras dapat melukai kecuali keadilan menolongnya.
Taxation : Pajak, pemajakan.
Tax reform : Reformasi pajak.
Transfer of resources : Sumber-sumber penghasilan.
The Revenue Adequacy Principle : Azas pnghasilan.
The Equity Principle : Azas keadilan.
Taxation without representation is robbery : Pemajakan tanpa peraturan sama dengan perampokkan, perampasan.
Unitary tax system : Sistem pemajakan.
Value judgement : Nilai-nilai dalam pertimbangan.
Vertical equit : Azas keadilan vertikal.
xvi
menyetorkan pajak ke kas negara atas nama Wajib Pajak.
World-wide income concept : Penghasilan yang diperoleh di luar negeri.
Yuridis-Dogmatis : Prinsip hukum, kepastian hukum.
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel II-1 Notaris/PPAT yang menangani Permohonan Hak Baru atas Tanah dan/atau Bangunan yang Belum Bersertipikat di Kota Binjai ... 41
Tabel II-2 PPh F PHTB Terhadap Permohonan Hak Baru atas Tanah dan/atau Bangunan yang Belum Bersertipikat di Kota Binjai ... 41
Tabel II-3 Dasar Hukum Pengenaan PPh F PHTB Terhadap Permohonan Hak Baru atas Tanah dan/atau Bangunan yang Belum Bersertipikat di Kota Binjai ... 42
Tabel II-4 Dasar Pengenaan Pajak PPh F PHTB ... 43
Tabel II-5 BPHTB Terhadap Permohonan Hak Baru atas Tanah dan/atau Bangunan yang Belum Bersertipikat di Kota Binjai ... 46
Tabel II-6 Dasar Hukum Pengenaan Pajak BPHTB Terhadap Permohonan Hak Baru atas Tanah dan/atau Bangunan yang Belum Bersertipikat di Kota Binjai ... 47
Tabel II-7 Dasar Pengenaan Pajak BPHTB... 47
Tabel II-8 Pengenaan PPh F PHTB dan BPHTB Terhadap Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Bersertipikat di Kota Binjai ... 54
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Alur Prosedur Pembayaran BPHTB oleh Wajib Pajak di Kota Binjai ... 50