xi
Salah satu penyebab kematian pasien stroke adalah aspirasi pneumonia yang berhubungan dengan disfagia. Jumlah pasien stroke yang mengalami disfagia diperkirakan sekitar 29% hingga 64%. Penanganan yang baik terhadap disfagia dapat membantu mencegah risiko dehidrasi, malnutrisi, aspirasi, infeksi paru, meningkatkan kemampuan makan dan menelan, mempercepat proses penyembuhan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh latihan menelan terhadap status fungsi menelan pada pasien stroke dengan disfagia di Ruang RA4 RSUP Haji Adam Malik Medan. Desain penelitian ini adalah quasi experimental dengan pendekatan one group pre test and post test. Sampel berjumlah 18 orang, yang diambil dengan metode purposive sampling. Latihan menelan dilakukan tiga kali sehari pada jam makan pagi, siang, dan malam selama 6 hari berturut-turut. Evaluasi status fungsi menelan responden dilakukan pada hari pertama sebelum latihan menelan dan hari ketujuh sesudah latihan menelan. Hasilnya adalah ada perbedaan yang signifikan status fungsi menelan antara sebelum dan sesudah latihan menelan (p<0.05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa latihan menelan berpengaruh terhadap peningkatan status fungsi menelan pasien stroke dengan disfagia. Lebih lanjut direkomendasikan perawat melakukan latihan menelan secara terstruktur sebagai intervensi mandiri keperawatan dalam menangani pasien stroke yang mengalami disfagia.
Kata Kunci: latihan menelan, status fungsi menelan, stroke, disfagia
xii