1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic acid atau metabolisme purin dalam tubuh. Berdasarkan penelitian bahwa 90% dari
asam urat merupakan hasil katabolisme purin yang dibantu oleh enzim guanase dan xantin oxidase (Shamley, 2005). Jika produksi asam urat meningkat (overproduction) dan ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat dengan cukup dari dalam tubuh (underexcretion), maka kadar asam urat dalam darah akan meningkat di atas normal, keadaan ini disebut dengan hiperurisemia. Apabila keadaan hiperurisemia tidak ditangani dalam jangka waktu lama, maka keadaan tersebut dapat menjadi penyebab timbulnya arthritis gout, nefropati gout atau batu ginjal (Hidayat, 2009).
Usaha untuk menurunkan kadar asam urat darah dapat dilakukan dengan mengurangi produksi asam urat atau meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal (Price and Wilson, 2002). Umumnya untuk mengatasi penyakit asam urat digunakan obat sintesis seperti allopurinol. Allopurinol merupakan obat yang bekerja menghambat pembentukan asam urat melalui penghambatan aktivitas enzim xantin oxidase, namun karena allopurinol mempunyai efek samping yang merugikan dan membahayakan seperti gangguan pada gastrointestinal, neuritis perifer, toksisitas hati dan reaksi alergi pada kulit (Katzung, 2002), maka dikembangkan pengobatan alternatif menggunakan tumbuhan, salah satunya yaitu daun pegagan.
2
Pegagan merupakan tumbuhan kosmopolit atau memiliki daerah penyebaran sangat luas. Pegagan tumbuh liar di seluruh Indonesia, umumnya pada daerah-daerah beriklim tropis, dari dataran rendah hingga ketinggian 2,500 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini ditemui tumbuh melimpah di tempat-tempat terbuka, seperti telaga dan tempat yang agak terlindung. Tumbuhan ini lebih menyukai lingkungan yang basah seperti selokan, areal persawahan, tepi-tepi jalan, padang rumput bahkan tepi-tepi tembok atau pagar (Depkes RI, 1977).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tumbuhan pegagan memiliki khasiat sebagai antiulcer (Abdulla, dkk., 2010), anticemas (Bradwejn, dkk., 2000), antioxidant (Jayshree, dkk., 2003), antihipertensi (Incandela, dkk., 2001; Cesarone, dkk., 2001), kardioprotektif (Gnanapragasama, dkk., 2004; Gnanapragasama, dkk., 2007), immunodulator (Jayathirtha, M., 2004), neuroprotektif (Kumar, dkk., 2009), sitotoksik (Babykutty, dkk., 2009) serta antiinflamasi (Li, dkk., 2009). Berdasarkan penelitian Sugianto, dkk (2012) daun pegagan dapat menghambat enzim xantin oxidase secara in vitro, dimana xantin oxidase merupakan enzim yang mengubah hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat (Price dan Wilson, 2005), selain itu efek antiinflamasi tumbuhan pegagan dapat meredakan radang pada gout yang disebabkan oleh keadaan hiperurisemia yang tidak ditangani dalam jangka waktu lama.
Kandungan kimia pegagan diantarnya triterpenoid: asiatikosida, madekasosida, asam sianat, asam indosentoat, bayogenin; flavonoid: kaemferol, kuesertin; saponin: sentelasapogenol A,B dan D (BPOM RI, 2010). Kandungan yang diduga mampu menurunkan kadar asam urat yaitu flavonoid, dimana flavonoid dilaporkan dapat menghambat kerja enzim xantin (Lin, dkk., 2002).
3
Secara tradisional pegagan telah digunakan masyarakat untuk mengobati penyakit kulit, sakit perut, batuk, batuk berdarah, disentri, penyembuhan luka, radang, pegal linu, asma, wasir, tuberkulosis, lepra, demam dan penambah selera makan (BPOM RI, 2010).
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan uji in vivo terhadap efek antihiperurisemia daun pegagan dengan metode induksi menggunakan potassium oxonate.
1.2Perumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.apakah ekstrak etanol daun pegagan mempunyai efek antihiperurisemia terhadap mencit jantan yang diinduksi potassium oxonate?
b.berapakah dosis dan waktu paling efektif ekstrak etanol daun pegagan sebagai antihiperurisemia?
1.3Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.ekstrak etanol daun pegagan mempunyai efek antihiperurisemia terhadap mencit jantan yang diinduksi potassium oxonate.
b.ekstrak etanol daun pegagan dosis tertinggi memiliki efek antihiperurisemia paling baik dari semua dosis yang diberikan dan waktu pengamatan jam ke-4 memiliki efek antihiperurisemia paling baik.
4
1.4Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
a.efek antihiperurisemia ekstrak etanol daun pegagan terhadap mencit jantan. b.dosis dan waktu paling efektif ekstrak etanol daun pegagan yang mempunyai
efek antihiperurisemia.
1.5Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kemampuan daun pegagan sebagai antihiperurisemia.
1.6Kerangka Pikir Penelitian
Adapun kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1
Variabel bebas Variabel terikat Parameter
Dosis :
- EEDP 200 mg/kg BB - EEDP 400 mg/kg BB - EEDP 600 mg/kg BB
Waktu Pengamatan - 1 jam
- 2 jam - 3 jam - 4 jam
Efek
antihiperurisemia
Kadar asam urat -Nilai normal
asam urat mencit: 0,4-1,5 mg/dL
Kontrol positif :
-Allopurinol 10 mg/kg BB Kontrol negatif :
-CMC Na 1 % BB