• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Inisiasi Menyusui Dini Diwilayah kerja Puskesmas pancur batu kabupaten deli serdang Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Inisiasi Menyusui Dini Diwilayah kerja Puskesmas pancur batu kabupaten deli serdang Tahun 2015"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Inisiasi Menyusu Dini 1. Pengertian

a. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di

mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting

susu). Pada keadaan ini IMD merupakan proses membiarkan bayi dengan nalurinya

sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan

kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu (Depkes RI, 2008).

b. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang dan

disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling

sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar,

ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal

sampai usia 6 bulan.

c. Inisiasi Menyusu Dini (early initiaton) atau permulaan Menyusu Dini adalah bayi mulai

Menyusu sendiri segera setelah lahir dengan dibiarkan kontak kulit bayi dengan ibunya,

setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi manusia seperti

bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan

kontak kulit bayi dengan ibunya. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan

The breast crawl atau merangkak mencari payudara.

d. Pada tahun 1992 WHO/UNICEF mengeluarkan protocol tentang Inisiasi Menyusu Dini

(2)

harus diketahui oleh setiap tenaga kesehatan. Segera setelah dilahirkan,bayi diletakkan di

dada atau perut atas ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan pada

bayi untuk mencari dan menemukan putting ibunya .

Sejak di sadari bayi baru lahir dapat merangkak kearah payudara, putting susu,

kemudian menyusu sendiri, kita semua orang tua, ibu, ayah bahkan tenaga kesehatan

sangat terpesona menyaksikan keajaiban ini. Bayangkan selama berpuluh-puluh tahun,

baik tenaga kesehatan maupun orang tua berpendapat bahwa bayi baru lahir tidal

mungkin dapat menyusu sendiri. Kita berfikir untuk mendapat ASI yang pertama kalinya,

kita harus membantu bayi dengan memasukkan putting kemulut bayi atau menyusuinya.

Padahal, bayi baru lahir belum siap menyusu sehingga jika ibu menyusui bayi untuk

pertama kali, kadang ia hanya melihat dan menjiat puting susu, bahkan kadang menolak

tindakan yang mengganggunya ini. Sebenarnya, saat dilahirkan, bayi mungkin lebih

mengerti akan hal ini dari pada ibu dan kita .

Setelah lahir bayi hanya perlu dibersihkan secukupnya dan tidak perlu membersihkan

vernik atau tangan bayi karena bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantu bayi

mencari puting ibu. Dengan waktu yang diberikan, bayi akan mulai menendang dan

bergerak menuju puting. Bayi yang siap menyusu akan menunjukkan gejala refleks

seperti membuka mulut dan mulai mengulum puting. Refles menghisap yang pertama ini

timbul 20-30 menit setelah lahir dan menghilang cepat. Dengan protokol IMD ini, bayi

dapat langsung menyusu dan mendapat kolostrum yang kadarnya maksimal pada 12 jam

pasca persalinan.

Dalam beberapa menit pertama setelah proses melahirkan, biarkan ibu dan bayi

(3)

dan menjaga agar tidak tidak terjadi hipotermi pada bayi. Selain itu, ibu bisa menelus

halus punggung bayi dan mengajaknya berbicara. Inisiasi menyusu dini tidak

memaksakan anda untuk meletakkan mulut bayi kepayudara ataupun hanya sekedar

mendekatkan. Dalam beberapa menit, bayi akan berusaha untuk merangkak kearah

payudara dan mencari-cari sendiri putting payudara ibu. Beberapa saat kemudian, bayi

akan mengangkat kepalanya serta menoleh ke kiri dan kekanan. Kemudian, dalam waktu

kurang dari 25 menit, bayi akan berusaha mencari putting susu ibunya.

Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk

mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Di antaranya, obat kimiawi yang

diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai kejanin melalui ari-ari dan mungkin

menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu. Kelahiran dengan obat-obatan atau

tindakan, seperti operasi Caesar, vakum, forcep, bahkan perasaan sakit di daerah yang

digunting saat episiotomi dapat pula mengganggu kemampuan alamiah ini. Penting untuk

menyampaikan informasi tentang IMD pada tenaga kesehatan yang belum menerima

informasi ini. Juga dianjurkan untuk menciptakan suasana yang tenang, nyaman, dan

penuh kesabaran untuk memberi kesempatan bayi merangkak mencari payudara ibu atau

‘the breast crawl’ .

2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

b. Ketika proses menyusu berlansung, terjadi pelepasan hormon oksitosin. Oksitosin adalah

hormon yang menyebabkan kontraksi. Kontraksi inilah yang membantu Rahim untuk

(4)

dapat mengurangi jumlah perdarahan pasca melahirkan yang merupakan salah satu

penyebab kematian ibu.

c. Refleks hisap bayi paling kuat terjadi pada 30 menit pertama setelah dilahirkan. Isapan

bayi pada putting ibu akan merangsang pengeluaran hormon prolactin (yang merangsang

produksi ASI) dan hormon oksitosin (yang merangsang pengeluaran ASI). Kerja kedua

hormon tersebut akan membuat kolostrum cepat keluar.

d. Kontak kulit antara ibu dan bayi dapat mengurangi tingkat stress pada bayi. Bayi akan

merasa hangat karena kulit ibu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhu dengan

suhu yang dibutuhkan.

e. Kedekatan antara ibu dengan bayi membuat bayi tampak lebih tenang sehingga denyut

jantungnya pun stabil.

f. Pemberian ASI pada jam-jam pertama dapat menekan angka kematian bayi pada

beberapa bulan pertama kehidupannya.

g. Kontak kulit dalam proses menyusu dini sangat penting karena alasan-alasan berikut :

1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat sehingga akan menurunkan angka kenatia

bayi akibat Hipotermi (penurunan suhu tubuh).

2) Ibu dan bayi merasakan ketenangan. Ibu merasa tenang karena bayi terlahir dengan

selamat, bayi pun merasa tenang karena merasakan kehangatan dalam dekapan ibu.

3) Saat berada diatas dada, bayi akan menjilati dada ibu. Ketika proses ini terjadi,

sebenarnya bayi sedang menelan bakteri yang ada didada ibu. Bakteri ini berperan dalam

meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

4) Bayi yang terjaga dalam 1-2 jam pertama setelah kelahiran yang mengeratkan jalinan

(5)

5) Saat bayi berhasil menemukan putting susu ibu dan menyusu untuk yang pertama

kalinya, saat itulah ia mendapatkan kolostrum. Kolostrum sudah diketahui mempunyai

banyak manfaat, salah satunya kaya akan zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi

tubuh bayi dari berbagai jenis infeksi.

6) Saat bayi berhasil menyusu dini, ini akan mempengaruhi keberhasilannya dalam

menyusu secara eksklusif berikutnya.

7) Segala aktivitas yang dilakukan bayi diatas dada dan perut ibu, seperti menyentuh,

menghisap, dan menjilati dada maupun putting susu, akan merangsang pelepasan hormon

oksitosin, yang berperan dalam pencegahan perdarahan pascapersalinan dengan

meningkatkan kontraksi Rahim dan berperan penting pula dalam refleks pengeluaran

ASI.

8) Menyempurnakan fungsi neurologis. Koordinasi syaraf untuk menelan, menghisap. Dan

bernapas, pada bayi yang baru lahir bisa jadi belum sempurna. Dengan sesegera mungkin

memberikan kesempatan kepada bayi untuk menghisap ASI dari putting payudara ibu,

fungsi koordinasi saraf-saraf tersebut jadi lebih cepat sempurna (Riskana R, 2012).

Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan, mengendalikan

suhu tubuh bayi lebh baik dibandingkan dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman

yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosocomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih

cepat normal karena pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga dapat meurunkan

insiden ikterus bayi baru lahir. Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang

sehingga didapat pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian, berat badan bayi cepat

(6)

pengeluaran hormon oksitosin, prolactin dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan

batin antara ibu dan bayi.

3. Proses Inisiasi Menyusu Dini

a. Segera setelah lahir, badan dikeringkan seperlunya, kecuali kedua tangannya.

b. Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.

Ibu dan bayi dapat diselimuti agar tetap hangat. Bila perlu, pakaikan topi pada kepala

bayi.

c. Bayi dibiarkan mencari sendiri putting susu ibunya.

d. Ibu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sbelum menyusu.

e. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersetuhan dengan kulit ibu sampai minimal

satu jam atau lebih sampai kegiatan menyusui pertama selesai.

f. Setelah selesai menyusu, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang berat badannya, diukur,

dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.

g. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat gabung.

4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini

a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat bersalin.

b. Disarankan untuk mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat diganti

dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan, atau hypnobirthing.

c. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan misalnya melahirkan normal,

di dalam air, atau dengan jongkok.

d. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya. Lemak

(7)

e. Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu.

Posisi kontak kulit dengan kontak kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah

menyusu awal selesai. Keduanya dselimuti. Jika perlu gunakan topi bayi.

f. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan

lembut tapi tidak memaksa bayi ke putting susu.

g. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi

sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih.

Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit

bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam. Jika belum menemukan

putting payudara ibunya dalam waktu satu jam,biarkan kulit bayi tetap bersentuhan denga

kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.

h. Di anjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit pada ibu yang melahirkan

dengan tindakan misalya operasi Caesar.

i. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam atau

menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan vitamin K dan tetesan

mata bayi dapat dtunda.

j. Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu dan bayi tetap

tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman pre-laktal

(cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan.

4. Penatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini pada Operasi Caesar

Apabila menjalani operasi Caesar dengan pembiusan secara spinal (pembiusan

lokal) dan ibu tetap sadar selama proses operasi berlangsung, bayi yang lahir segera

(8)

Kemudian bayi akan ditengkurapkan diperut atau dada ibu. Bayipun dibiarkan untuk

berusaha mencari sendiri putting susu ibu, dengan tidak memaksakan meletakkan bayi

diputing susu ibu. Apabila dilakukan pembiusan (anastesi) umum, sang ayah dapat

melakukan kontak kulit dengan kult bayi saat menunggu ibu selesai operasi. Bila kontak

ditunda, bayi dapat dimasukkan kedalam inkubator. Inisiasi menyusu dini dapat

dilakukan setelah kondisi ibu dan bayi stabil.

Untuk mendukung terjadinya inisiasi menyusu dini pada persalinan Caesar, berikut

ini tatalaksananya :

a. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.

b. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20º-25ºC. Disediakan selimut untuk menutupi

punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya

panas dari kepala bayi.

c. Jika inisiasi dini belum terjadi dikamar bersalin, kamar operasi, atau bayi harus dipindah

sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan didada ibu ketika dipindahkan ke kamar

perawatan atau pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan dikamar perawatan ibu atau kamar

pulih.

B. Tinjauan Tentang Bidan

1. Pengertian

a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1464/MENKES/PER/X/2010, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari

pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan

(9)

1) Pelayanan kesehatan ibu

2) Pelayanan kesehatan anak

3) Pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga

b. Bidan menurut IBI adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang

berlaku, dicatat diberi izin secara syah untuk menjalankan praktik (Simatupang, 2008).

c.Bidan menurut WHO adalah seseorang yang telah berhasil sukses menyelesaikan

pendidikan bidan yang terakreditasi dan diakui Negara, telah memperoleh kualifikasi yang

dibutuhkan untuk didaftarkan mendapat sertifikat dan/atau resmi diberikan lisensi untuk

melakukan praktik kebidanan.

2. Kebidanan

Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu atau multi disiplin

yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu

sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen untuk

dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post

partum dan bayi baru lahir serta melaksanankan konseling dan pendidikan kesehatan

terhadap individu, keluarga dan masyarakat .

3. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan ibu meliputi :

a. Pelayanan konseling pada masa hamil

b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c. Pelayanan persalinan normal

(10)

e. Pelayanan ibu menyusui

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.

C. Tinjauan Tentang Variabel Yang Diteliti 1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra

manusia, yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan adalah gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan

inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budidaya untuk

mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya

(Meliono, 2007)

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan

yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek,

pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan

tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu

pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi

karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

b. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (bentuk

(11)

penelitian responden. Tes yang digunakan adalah pilihan ganda (multiple choice) terdiri dari

suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap.

Untuk melengkapinya harus memilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban atau

alternative (options) yang telah disediakan). Options ini terdiri atas satu jawaban benar yaitu

kunci jawaban benar dan beberapa pengecoh (distractor)

c. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitive

mempunyai 6 tingkatan.

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk

kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam perhitungan hasil

(12)

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu metode kedalam

komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,s

eperti dapat menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Misalnya dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu

teori atau rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification atau penilaian

terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian tersebut didasarkan pada suatu

kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu

tidak mau ikut ber-KB, tidak mau memeriksakan kehamilan dan sebagainya.

2. SIKAP

1) Pengertian

a) Sikap adalah evaluasi umum dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau

issue (Wawan, 2010)

b) Sikap adalah sebuah kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu dalam situasi

(13)

bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka individu terhadap issu,

ide, ada orang lain, kelompok social dan objek ( Anonim, 2011).

2) Komponen sikap (Wawan, 2010)

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu :

a) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik

sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai

sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau

problem yang kontroversial.

b) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek

emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan

merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah

mengubah sikap seseorang komponen afektif yang disamakan dengan perasaan yang

dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

c) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan beperilaku tertentu sesuai dengan sikap

yang dimiliki seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/beraksi

terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu, dan berkaitan dengan objek yang dihadapi

adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk

tendensi perilaku.

3) Tingkatan sikap ( Wawan, 2010)

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan

(objek) misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian

(14)

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan

adalah suatu indikasi dari sikap.

c) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan dan mendiskusikan dengan orang lain terhadap

suatu masalah adalah terindikasi sikap tingkat tiga. Misalnya :seorang ibu yang mengajak

ibu lain (tetangga, saudaranya dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke

Posyandu atau mendiskusikan tentang status gizi anaknya, adalah suatu bukti bahwa si ibu

tersebut mempunyai sikap positif terhadap anaknya.

d) Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggungjawab terhadap sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan

sikap yang paling tinggi misalnya : seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun

mendapat tantangan dari mertua atau dari orang tuanya sendiri. Sikap mungkin terarah

terhadap benda, orang tetapi juga peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan nilai.

4) Cara pengukuran sikap (Wawan, 2010)

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan melihat pernyataan sikap seseorang. Pernyataan

sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak

diungkap. Pernyataan sikap mungkin beriksi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai

obyek sikap yaitu kalimatnya mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini

disebut pernyataan yang Favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi

hal-hal yang negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontak

terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak

(15)

mendukung dan tidak mendukung dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian

pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung

dapat ditanyakan bagaiman pendapat/pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara

tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian

ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner.

Pada penelitian ini pengukuran sikap akan menggunakan skala likert yang terdiri dari 5

point (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju) selanjutnya jawaban

responden akan dikonfirmasi menjadi skala nominal yaitu sikap baik dengan sikap kurang

Referensi

Dokumen terkait

dimaksud dengan efisiensi kerja adalah suatu proses kegiatan yang mencapaia. hasil sebesar mungkin dan dengan pengorbanan yang sekecil

Beberapa temuannya adalah: (1) Media dengan efektif memberi tahu kepada kita mengenai masalah politik dan mempengaruhi persepsi kita terhadap pentingnya masalah politik; (2)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia- Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

lipid diet than in those fed diets containing 10% and 25% lipid Table 5. Hepatic fat content varied between 12% to 21% of wet weight and was significantly higher in fish fed the

Recent studies have shown that feeding diets supplemented with fish meal containing high levels of biogenic amines to shrimp reduced growth and feed consumption. An improvement

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK.. TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN

Kime then compares in vitro and in vivo approaches to the investigation of pollutant impacts and this leads to two detailed chapters on the disruption of male and female

Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 03. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan