BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Inisiasi Menyusu Dini 1. Pengertian
a. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di
mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting
susu). Pada keadaan ini IMD merupakan proses membiarkan bayi dengan nalurinya
sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan
kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu (Depkes RI, 2008).
b. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang dan
disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar,
ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal
sampai usia 6 bulan.
c. Inisiasi Menyusu Dini (early initiaton) atau permulaan Menyusu Dini adalah bayi mulai
Menyusu sendiri segera setelah lahir dengan dibiarkan kontak kulit bayi dengan ibunya,
setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi manusia seperti
bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan
kontak kulit bayi dengan ibunya. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan
The breast crawl atau merangkak mencari payudara.
d. Pada tahun 1992 WHO/UNICEF mengeluarkan protocol tentang Inisiasi Menyusu Dini
harus diketahui oleh setiap tenaga kesehatan. Segera setelah dilahirkan,bayi diletakkan di
dada atau perut atas ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan pada
bayi untuk mencari dan menemukan putting ibunya .
Sejak di sadari bayi baru lahir dapat merangkak kearah payudara, putting susu,
kemudian menyusu sendiri, kita semua orang tua, ibu, ayah bahkan tenaga kesehatan
sangat terpesona menyaksikan keajaiban ini. Bayangkan selama berpuluh-puluh tahun,
baik tenaga kesehatan maupun orang tua berpendapat bahwa bayi baru lahir tidal
mungkin dapat menyusu sendiri. Kita berfikir untuk mendapat ASI yang pertama kalinya,
kita harus membantu bayi dengan memasukkan putting kemulut bayi atau menyusuinya.
Padahal, bayi baru lahir belum siap menyusu sehingga jika ibu menyusui bayi untuk
pertama kali, kadang ia hanya melihat dan menjiat puting susu, bahkan kadang menolak
tindakan yang mengganggunya ini. Sebenarnya, saat dilahirkan, bayi mungkin lebih
mengerti akan hal ini dari pada ibu dan kita .
Setelah lahir bayi hanya perlu dibersihkan secukupnya dan tidak perlu membersihkan
vernik atau tangan bayi karena bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantu bayi
mencari puting ibu. Dengan waktu yang diberikan, bayi akan mulai menendang dan
bergerak menuju puting. Bayi yang siap menyusu akan menunjukkan gejala refleks
seperti membuka mulut dan mulai mengulum puting. Refles menghisap yang pertama ini
timbul 20-30 menit setelah lahir dan menghilang cepat. Dengan protokol IMD ini, bayi
dapat langsung menyusu dan mendapat kolostrum yang kadarnya maksimal pada 12 jam
pasca persalinan.
Dalam beberapa menit pertama setelah proses melahirkan, biarkan ibu dan bayi
dan menjaga agar tidak tidak terjadi hipotermi pada bayi. Selain itu, ibu bisa menelus
halus punggung bayi dan mengajaknya berbicara. Inisiasi menyusu dini tidak
memaksakan anda untuk meletakkan mulut bayi kepayudara ataupun hanya sekedar
mendekatkan. Dalam beberapa menit, bayi akan berusaha untuk merangkak kearah
payudara dan mencari-cari sendiri putting payudara ibu. Beberapa saat kemudian, bayi
akan mengangkat kepalanya serta menoleh ke kiri dan kekanan. Kemudian, dalam waktu
kurang dari 25 menit, bayi akan berusaha mencari putting susu ibunya.
Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk
mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Di antaranya, obat kimiawi yang
diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai kejanin melalui ari-ari dan mungkin
menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu. Kelahiran dengan obat-obatan atau
tindakan, seperti operasi Caesar, vakum, forcep, bahkan perasaan sakit di daerah yang
digunting saat episiotomi dapat pula mengganggu kemampuan alamiah ini. Penting untuk
menyampaikan informasi tentang IMD pada tenaga kesehatan yang belum menerima
informasi ini. Juga dianjurkan untuk menciptakan suasana yang tenang, nyaman, dan
penuh kesabaran untuk memberi kesempatan bayi merangkak mencari payudara ibu atau
‘the breast crawl’ .
2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
b. Ketika proses menyusu berlansung, terjadi pelepasan hormon oksitosin. Oksitosin adalah
hormon yang menyebabkan kontraksi. Kontraksi inilah yang membantu Rahim untuk
dapat mengurangi jumlah perdarahan pasca melahirkan yang merupakan salah satu
penyebab kematian ibu.
c. Refleks hisap bayi paling kuat terjadi pada 30 menit pertama setelah dilahirkan. Isapan
bayi pada putting ibu akan merangsang pengeluaran hormon prolactin (yang merangsang
produksi ASI) dan hormon oksitosin (yang merangsang pengeluaran ASI). Kerja kedua
hormon tersebut akan membuat kolostrum cepat keluar.
d. Kontak kulit antara ibu dan bayi dapat mengurangi tingkat stress pada bayi. Bayi akan
merasa hangat karena kulit ibu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhu dengan
suhu yang dibutuhkan.
e. Kedekatan antara ibu dengan bayi membuat bayi tampak lebih tenang sehingga denyut
jantungnya pun stabil.
f. Pemberian ASI pada jam-jam pertama dapat menekan angka kematian bayi pada
beberapa bulan pertama kehidupannya.
g. Kontak kulit dalam proses menyusu dini sangat penting karena alasan-alasan berikut :
1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat sehingga akan menurunkan angka kenatia
bayi akibat Hipotermi (penurunan suhu tubuh).
2) Ibu dan bayi merasakan ketenangan. Ibu merasa tenang karena bayi terlahir dengan
selamat, bayi pun merasa tenang karena merasakan kehangatan dalam dekapan ibu.
3) Saat berada diatas dada, bayi akan menjilati dada ibu. Ketika proses ini terjadi,
sebenarnya bayi sedang menelan bakteri yang ada didada ibu. Bakteri ini berperan dalam
meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
4) Bayi yang terjaga dalam 1-2 jam pertama setelah kelahiran yang mengeratkan jalinan
5) Saat bayi berhasil menemukan putting susu ibu dan menyusu untuk yang pertama
kalinya, saat itulah ia mendapatkan kolostrum. Kolostrum sudah diketahui mempunyai
banyak manfaat, salah satunya kaya akan zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi
tubuh bayi dari berbagai jenis infeksi.
6) Saat bayi berhasil menyusu dini, ini akan mempengaruhi keberhasilannya dalam
menyusu secara eksklusif berikutnya.
7) Segala aktivitas yang dilakukan bayi diatas dada dan perut ibu, seperti menyentuh,
menghisap, dan menjilati dada maupun putting susu, akan merangsang pelepasan hormon
oksitosin, yang berperan dalam pencegahan perdarahan pascapersalinan dengan
meningkatkan kontraksi Rahim dan berperan penting pula dalam refleks pengeluaran
ASI.
8) Menyempurnakan fungsi neurologis. Koordinasi syaraf untuk menelan, menghisap. Dan
bernapas, pada bayi yang baru lahir bisa jadi belum sempurna. Dengan sesegera mungkin
memberikan kesempatan kepada bayi untuk menghisap ASI dari putting payudara ibu,
fungsi koordinasi saraf-saraf tersebut jadi lebih cepat sempurna (Riskana R, 2012).
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan, mengendalikan
suhu tubuh bayi lebh baik dibandingkan dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman
yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosocomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih
cepat normal karena pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga dapat meurunkan
insiden ikterus bayi baru lahir. Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang
sehingga didapat pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian, berat badan bayi cepat
pengeluaran hormon oksitosin, prolactin dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan
batin antara ibu dan bayi.
3. Proses Inisiasi Menyusu Dini
a. Segera setelah lahir, badan dikeringkan seperlunya, kecuali kedua tangannya.
b. Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Ibu dan bayi dapat diselimuti agar tetap hangat. Bila perlu, pakaikan topi pada kepala
bayi.
c. Bayi dibiarkan mencari sendiri putting susu ibunya.
d. Ibu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sbelum menyusu.
e. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersetuhan dengan kulit ibu sampai minimal
satu jam atau lebih sampai kegiatan menyusui pertama selesai.
f. Setelah selesai menyusu, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang berat badannya, diukur,
dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
g. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat gabung.
4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini
a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat bersalin.
b. Disarankan untuk mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat diganti
dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan, atau hypnobirthing.
c. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan misalnya melahirkan normal,
di dalam air, atau dengan jongkok.
d. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya. Lemak
e. Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu.
Posisi kontak kulit dengan kontak kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah
menyusu awal selesai. Keduanya dselimuti. Jika perlu gunakan topi bayi.
f. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan
lembut tapi tidak memaksa bayi ke putting susu.
g. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih.
Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit
bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam. Jika belum menemukan
putting payudara ibunya dalam waktu satu jam,biarkan kulit bayi tetap bersentuhan denga
kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.
h. Di anjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit pada ibu yang melahirkan
dengan tindakan misalya operasi Caesar.
i. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam atau
menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan vitamin K dan tetesan
mata bayi dapat dtunda.
j. Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu dan bayi tetap
tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman pre-laktal
(cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan.
4. Penatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini pada Operasi Caesar
Apabila menjalani operasi Caesar dengan pembiusan secara spinal (pembiusan
lokal) dan ibu tetap sadar selama proses operasi berlangsung, bayi yang lahir segera
Kemudian bayi akan ditengkurapkan diperut atau dada ibu. Bayipun dibiarkan untuk
berusaha mencari sendiri putting susu ibu, dengan tidak memaksakan meletakkan bayi
diputing susu ibu. Apabila dilakukan pembiusan (anastesi) umum, sang ayah dapat
melakukan kontak kulit dengan kult bayi saat menunggu ibu selesai operasi. Bila kontak
ditunda, bayi dapat dimasukkan kedalam inkubator. Inisiasi menyusu dini dapat
dilakukan setelah kondisi ibu dan bayi stabil.
Untuk mendukung terjadinya inisiasi menyusu dini pada persalinan Caesar, berikut
ini tatalaksananya :
a. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.
b. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20º-25ºC. Disediakan selimut untuk menutupi
punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya
panas dari kepala bayi.
c. Jika inisiasi dini belum terjadi dikamar bersalin, kamar operasi, atau bayi harus dipindah
sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan didada ibu ketika dipindahkan ke kamar
perawatan atau pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan dikamar perawatan ibu atau kamar
pulih.
B. Tinjauan Tentang Bidan
1. Pengertian
a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari
pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
1) Pelayanan kesehatan ibu
2) Pelayanan kesehatan anak
3) Pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga
b. Bidan menurut IBI adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang
berlaku, dicatat diberi izin secara syah untuk menjalankan praktik (Simatupang, 2008).
c.Bidan menurut WHO adalah seseorang yang telah berhasil sukses menyelesaikan
pendidikan bidan yang terakreditasi dan diakui Negara, telah memperoleh kualifikasi yang
dibutuhkan untuk didaftarkan mendapat sertifikat dan/atau resmi diberikan lisensi untuk
melakukan praktik kebidanan.
2. Kebidanan
Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu atau multi disiplin
yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu
sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen untuk
dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post
partum dan bayi baru lahir serta melaksanankan konseling dan pendidikan kesehatan
terhadap individu, keluarga dan masyarakat .
3. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan ibu meliputi :
a. Pelayanan konseling pada masa hamil
b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
c. Pelayanan persalinan normal
e. Pelayanan ibu menyusui
f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
C. Tinjauan Tentang Variabel Yang Diteliti 1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra
manusia, yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan adalah gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan
inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budidaya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya
(Meliono, 2007)
Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan
yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek,
pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan
tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu
pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman-pemahaman baru.
b. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (bentuk
penelitian responden. Tes yang digunakan adalah pilihan ganda (multiple choice) terdiri dari
suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap.
Untuk melengkapinya harus memilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban atau
alternative (options) yang telah disediakan). Options ini terdiri atas satu jawaban benar yaitu
kunci jawaban benar dan beberapa pengecoh (distractor)
c. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitive
mempunyai 6 tingkatan.
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk
kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam perhitungan hasil
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu metode kedalam
komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,s
eperti dapat menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5) Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Misalnya dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification atau penilaian
terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian tersebut didasarkan pada suatu
kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu
tidak mau ikut ber-KB, tidak mau memeriksakan kehamilan dan sebagainya.
2. SIKAP
1) Pengertian
a) Sikap adalah evaluasi umum dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau
issue (Wawan, 2010)
b) Sikap adalah sebuah kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu dalam situasi
bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka individu terhadap issu,
ide, ada orang lain, kelompok social dan objek ( Anonim, 2011).
2) Komponen sikap (Wawan, 2010)
Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu :
a) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik
sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai
sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau
problem yang kontroversial.
b) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek
emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah
mengubah sikap seseorang komponen afektif yang disamakan dengan perasaan yang
dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
c) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan beperilaku tertentu sesuai dengan sikap
yang dimiliki seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/beraksi
terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu, dan berkaitan dengan objek yang dihadapi
adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk
tendensi perilaku.
3) Tingkatan sikap ( Wawan, 2010)
a) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek) misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian
b) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dari sikap.
c) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan dan mendiskusikan dengan orang lain terhadap
suatu masalah adalah terindikasi sikap tingkat tiga. Misalnya :seorang ibu yang mengajak
ibu lain (tetangga, saudaranya dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke
Posyandu atau mendiskusikan tentang status gizi anaknya, adalah suatu bukti bahwa si ibu
tersebut mempunyai sikap positif terhadap anaknya.
d) Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggungjawab terhadap sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan
sikap yang paling tinggi misalnya : seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun
mendapat tantangan dari mertua atau dari orang tuanya sendiri. Sikap mungkin terarah
terhadap benda, orang tetapi juga peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan nilai.
4) Cara pengukuran sikap (Wawan, 2010)
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan melihat pernyataan sikap seseorang. Pernyataan
sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak
diungkap. Pernyataan sikap mungkin beriksi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai
obyek sikap yaitu kalimatnya mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini
disebut pernyataan yang Favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi
hal-hal yang negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontak
terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak
mendukung dan tidak mendukung dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian
pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung
dapat ditanyakan bagaiman pendapat/pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara
tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian
ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner.
Pada penelitian ini pengukuran sikap akan menggunakan skala likert yang terdiri dari 5
point (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju) selanjutnya jawaban
responden akan dikonfirmasi menjadi skala nominal yaitu sikap baik dengan sikap kurang