• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Intrinsik dan Nilai-Nilai Moral Terhadap Cerita Rakyat Karo Deleng Pertektekken

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Intrinsik dan Nilai-Nilai Moral Terhadap Cerita Rakyat Karo Deleng Pertektekken"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian unsur intrinsik. Namun penelitian lain yang menggunakan kajian unsur intrinsik telah banyak dilakukan.

2.2 Konsep

Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini.

2.2.1 Cerita Rakyat

▸ Baca selengkapnya: apa tema dari cerita batu menangis

(2)

melainkan tetap ada alibi yang jelas di balik karya tersebut. Ciri (3) merujuk pada aspek pelestarian dan upaya perlindungan folklor itu. Menjadi milik kolektif kalau ada apa-apa yang menyangkut folklor itu, pemiliknya rela berkorban. Ciri (4) menggambarkan proses permunculan folklor itu sendiri. Folklor hadir serta merta, tidak disengaja, dan kurang disadari.

Dari pendapat di atas, menurut peneliticerita rakyat merupakan salah satu karya sastra yaitu berupa cerita yang lahir, hidup, dan berkembang pada beberapa generasi dalam masyarakat tradisional, baik masyarakat itu telah mengenal huruf atau belum, disebarkan secara lisan, mengandung survival, bersifat anonim serta disebarkan diantara kolektiftertentu dalam kurun waktu yang cukup lama.

2.2.2 Cerita Rakyat Deleng Pertektekken

Cerita rakyat Deleng Pertektekken adalah cerita rakyat masyarakat Karo. Cerita Deleng Pertektekken yang penulis teliti terdapat di Desa Doulu, Kecamatan Berastagi,

Kabupaten Karo.

2.2.3 Intrinsik

(3)

2.2.4 Nilai Moral

Nilai moral adalah suatu nilai yang didalamnya terkandung nilai positif dan sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan tidak menyimpang (https://brainly.co.id/tugas/945148)Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Intrinsik

Intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.Unsur Intrinsik

merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari dalam karya itu sendiri. Pada novel unsur intrinsik itu berupa, tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Berikut ulasan unsur-unsur intrinsik novel (dalam Bai Haq, 2015).

1) Tema

(4)

tambahan.Tema menurut Nurgiyantoro dapat digolongkan menjadi dua, tema tradisional dan nontradisional. Tema tradisional adalah tema yang biasa atau sudah diketahui secara umum oleh masyarakat. Tema ini banyak digunakan dalam berbagai cerita seperti, kebenaran dan keadilan mengalahkan kejahatan, kawan sejati adalah kawan di masa duku, atau setelah menderita orang baru mengingat Tuhan. Tema tradisional bersifat universal dan novel-novel serius sering menggunakan tema tradisional dalam menyajikan kisah-kisahnya. Tema selanjutnya adalah tema nontradisional. Tema nontradisional adalah lawan dari tema tradisional yang artinya tema yang tidak sesuai dengan harapan pembaca atau melawan arus. Pada dasarnya pembaca menggemari hal-hal yang baik, jujur, kesatria, atau sosok protagonis harus selalu menang, namun pada tema nontradisional tidak seperti itu.

2) Amanat

Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya.

3) Plot/Alur

Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan peristiwa secara kronologis. Adapun macam-macam alur:

a. Alur Maju

(5)

b. Alur mundur/Flash back

Alur mundur adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup ceruta diceritakan terlebih dahulu, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan atau masa lalu si tokoh.

c. Alur gabungan/Campur

Alur gabungan adalah peristiwa-peristiwa pokok diceritakan. Dalam penceritaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa masa lampau tokoh,kemudian mengenang peristiwa yang dialami oleh tokoh utama.

4) Perwatakan atau Penokohan

Perwatakan atau penokohanadalah bagaimana pengarang melukiskan atau menggambarkan watak tokoh. Ada tiga cara melukiskan watak tokoh:

a. Analitik

Pengarang langsung menceritakan watak tokoh secara mendetail. b. Dramatik

Pengarang melukiskan watak tokoh seara tidak langsung. Misalnya bisa melalui percakapan atau dialog antartokoh, perilaku tokoh atau tingkah laku, tempat tinggal,lingkungan,komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu dab sebagainya. c. Campuran

(6)

5) Latar/Setting

Latar adalah landasan yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Adapun macam-macam latar:

a. Latar tempat

Latar dimana pelaku cerita berada di suatu tempat misalnys (di sekolah, di kota, di ruangan dl desa dan lainnya

b. Latar waktu.

Kapan cerita terjadi. Misalnya pagi, siang,malam. c. Latar suasana

Dalam keadaan bagaimana cerita terjadi misalnya sedih, gembira, dingin, damai, dan lainnya.

6) Sudut Pandang Pengarang

Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang dibedakan atas :

a. Sudut pandang orang pertama

(7)

Adalah cara pengarang berada di luar cerita, pengarang menuturkan tokoh-tokoh dari luar, pengarang tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya misalnya ia, dia, dan mereka.

2.3.2 Nilai Moral

2.3.2.1 Pengertian Nilai Moral

Moral berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan sehari-hari.

Moral dalam cerita menurut Kenny (dalam Nurgiantoro 1995:322) biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Ia merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang

tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Ia bersifat praktis sebab “petunjuk” itu dapat ditampilkan, atau ditemukan modelnya, dalam kehidupan nyata, sebagaimana model yang ditampilkan dalam cerita itu lewat tokoh-tokohnya.

(8)

kehidupan bermasyarakat dan tidak menyimpang. Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.

2.3.2.2 Contoh Nilai Moral

Jenis ajaran moral sangat luas, bisa dikatakan tidak terbatas segala yang menyangkut pada persoalan hidup dan kehidupan. Secara garis besar Nurgiyantoro (1995:324) membedakan persoalan hidup dan kehidupan manusia ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya.

Adapun nilai-nilai moral menurut Sulistyarini (2006:2) dapat dibagi tiga kategori sebagai berikut.

a. Nilai-Nilai Moral Individual

Nilai-nilai moral individual, meliputi meliputi: 1) kepatuhan,

2) pemberani, 3) rela berkorban, 4) jujur,

5) adil dan bijaksana,

(9)

8) menepati janji, 9) tahu balas budi, 10) baik budi pekerti, 11) rendah hati, dan

12) hati-hati dalam bertindak.

b. Nilai-Nilai Moral Sosial Nilai-nilai moral sosial, meliputi: 1) bekerjasama,

2) suka menolong, 3) kasih sayang, 4) kerukunan,

5) suka memberi nasihat, 6) peduli nasib orang lain, dan 7) suka mendoakan orang lain.

c. Nilai-Nilai Moral Religi Nilai-nilai moral religi, meliputi: 1) Percaya kekuasaan Tuhan, 2) Percaya adanya Tuhan,

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan

Equaliz adalah band asal kota Medan bergenre pop-rock yang beranggotakan lima?. personil yang merupakan alumni dan mahasiswa Etnomusikologi USU, terdiri

* Ziarah bid'iyah yaitu ziarah kubur untuk tujuan-tujuan tertentu bukan sebagaimana yang tersebut diatas, diantaranya untuk shalat disana, thawaf, mencium dan

proses dan data hasil. Instrumen yang digunakan untuk pengolahan data proses yaitu lembar observasikinerja guru, lembar aktivitas siswa dan pedoman wawancara guru dan

 Menentukan operasi aljabar dari transformasi geometri dan mengubahnya ke dalam bentuk persamaan matriks. geometri dari suatu

Dengan menggunakan model pembelajaran CLIS siswa tidak hanya difokuskan dalam pemahaman konsep sajanamun dengan adanya kegiatan percobaan siswa dapat mengembangkan ide

Musik digital adalah reproduksi suara dari sinyal digital yang telah diubah.. keaslnya menjadi

PENERAPAN PROGRAM PEND IDIKAN KECAKAPAN HID UP MELALUI PELATIHAN MEMASAK D ALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN VOKASIONAL PESERTA D IDIK DI SMP TERBUKA BAKTI BANGSA BAND UNG..