• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Pengelolaan Persediaan Pupuk Urea Bersubsidi Oleh Vendor Berdasarkan Analisis Fluktuasi Permintaan (Bullwhip Effect) di PT. Pupuk Iskandar Muda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sistem Pengelolaan Persediaan Pupuk Urea Bersubsidi Oleh Vendor Berdasarkan Analisis Fluktuasi Permintaan (Bullwhip Effect) di PT. Pupuk Iskandar Muda"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Pupuk Iskandar Muda merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak dibidang industri pupuk urea dan industri kimia lainnya. PT Pupuk Indonesia (Persero) adalah pabrik pupuk urea pertama di Indonesia yang dibangun oleh kontraktor nasional PT Rekayasa Industri sebagai proyek berskala besar pertama yang dipercayakan pemerintah. Perusahaan ini didirikan berdasarkan Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita SH No. 54 pada tanggal 24 Februari 1982, dengan nama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Penetapan lokasi pembangunan pabrik PT PIM di Lhokseumawe – Aceh Utara berdasarkan faktor kesediaan cadangan gas bumi sebagai sumber bahan baku, fasilitas water intake dan adanya sarana pelabuhan sebagai tempat bongkar muat peralatan pabrik, serta letak yang sangat strategis bagi negara tujuan ekspor.

PT. Pupuk Iskandar Muda memiliki 2 pabrik yang dibedakan atas bentuk produk akhir yang dihasilkan, yaitu 1 dan 2. Pembangunan Pabrik PIM-1 selesai tahun PIM-1984 dengan total investasi sebesar US$ 308,4 juta, sedangkan Pabrik PIM-2 selesai dibangun pada tahun 2005 dengan total investasi sebesar US$ 310,2 juta.

Pabrik PT Pupuk Iskandar Muda terdiri dari :

(2)

2. Unit Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 1) dengan kapasitas produksi sebesar 386.000 ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika.

3. Unit Pabrik Urea Granule ( Pabrik Urea 2 ) dengan kapasitas produksi sebesar 570.000 ton/tahun, menggunakan teknologi Toyo Acces dari Jepang.

4. Unit Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 2) dengan kapasitas produksi sebesar 396.000 ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika.

Saat ini PT. Pupuk Iskandar Muda memiliki 2 unit pabrik yang

memproduksi urea jenis prill (butiran) dan granule (tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. Kedua jenis urea itu diproyeksikan dapat mensuplai pupuk nasional setiap tahun dan bahkan dapat mengekspor melalui fasilitas pelabuhan sendiri.

PT. Pupuk Iskandar Muda melakukan pengembangan dan penyempurnaan diversifikasi untuk menguatkan posisi perusahaan sebagai perusahaan pupuk dan petrokimia yang terus maju dan berkembang di masa depan, sehingga dapat memberikan nilai tambah kepada stakeholders dan berperan aktif dalam menunjang ketahanan pangan dengan memenuhi standar mutu yang berwawasan lingkungan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

(3)

Seluruh produk pupuk telah terdaftar secara resmi di Badan Sertifikasi. Untuk memperoleh sertifikasi masing-masing produk dilakukan serangkaian uji mutu di laboratorium dan uji efektifitas di lapangan oleh lembaga penguji independen yang telah ditentukan oleh pemerintah. Sehingga, produk yang dihasilkan mampu memberi manfaat maksimal bagi konsumen.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Pupuk Iskandar Muda terletak di wilayah Zona Industri Lhokseumawe (ZILS) ± 250 Km sebelah selatan Banda Aceh, berlokasi di Jl. Medan – Banda Aceh, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Indonesia. Lokasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(4)

2.4. Proses Produksi Urea

Proses pembuatan urea secara umum berlangsung dengan mereaksikan amonia dan karbondioksida pada tekanan dan temperatur tinggi di dalam reaktor membentuk amonium karbamat yang kemudian didehidrasi menjadi urea dan air.

Unit urea PT Pupuk Iskandar Muda menerapkan proses Mitsui Toatsu Total Recycle C Improved (TRCI). PT Pupuk Iskandar Muda memproduksi pupuk urea dengan kapasitas terpasang 1.725 ton/hari. Proses ini dipilih karena

mempunyai beberapa kelebihan, antara lain mutu produk yang tinggi, tidak ada problem eksplosif, lowest steam consumption process, dan limbah dengan tingkat polusi yang rendah. Bahan baku pupuk urea adalah larutan NH3 (Amonia) dan

Gas CO2 yang diperoleh dari hasil produksi Ammonia Plant milik PT.PIM.

Urutan proses pembuatan urea secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Tahap Sintesis Urea

Urea disintesis dengan mereaksikan NH3 cair dengan gas CO2 dari unit

amonia dan larutan recycle karbamat dari unit recovery pabrik urea. Larutan dan sintesa urea dikirim ke unit purifikasi untuk memisahkan amonium karbamat dan amonia berlebih, setelah dilepaskan dengan gas CO2 , amonia

cair dipompakan ke dalam Reaktor melalui Ammonia Preheater dengan pompa Centrifugal Ammonia Feed Pump.

2. Tahap Purifikasi/Pemurnian

(5)

a. Reaksi Dekomposisi Amonium Karbamat

Reaksi berlangsung pada temperatur 151˚C – 165˚C. Pengurangan tekanan akan menaikkan temperatur sehingga akan memperbesar konversi. Selama dekomposisi reaksi, menyebabkan berkurangnya urea yang dikehendaki sebagai produk akibat hidrolisis.

b. Reaksi Hidrolisis Urea

Hidrolisa mudah terjadi pada suhu tinggi, tekanan rendah dan waktu tinggal zat yang lama. Pembentukan biuret adalah faktor lain yang harus diperhatikan baik dalam proses dekomposisi, maupun dalam proses berikutnya.

c. Reaksi Pembentukan Biuret

Reaksi ini bersifat bolak-balik dan berlangsung pada temperatur di atas 90oC, dan tekanan parsial amonia yang rendah. Pembentukan biuret dapat ditekan dengan adanya kelebihan amonia. Dekomposisi berlangsung pada saat larutan keluar dari top reaktor urea dengan temperatur 126oC melalui kerangan ekspansi yang disebut Letdown Valve, pada proses tersebut sebagian besar karbamat akan terurai menjadi amonia dan CO2

yang disebabkan turunnya tekanan sebesar 17 kg/cm2G. 3. Tahap Recovery/Daur Ulang

Gas-gas amonia dan CO2 yang telah dipisahkan pada seksi purifikasi diserap

(6)

Gas dari bagian atas Low Pressure Decomposer pada seksi purifikasi dikirim ke Low Pressure Absorber, yang dioperasikan untuk penyerapan amonia dan CO2 dengan sempurna. Sedangkan gas dari sebagian atas High Pressure

Decomposer dikirim ke High Pressure Absorber, untuk dikondensasikan dan diserap dengan sempurna oleh larutan dari Low Presssure Absorber.

Gas yang keluar dari Low Pressure Decomposer dikondensasikan diserap secara sempurna dalam Low Pressure Absorber dengan cara bubbling melalui pipa Sparger di dasar permukaan cairan.

Panas yang dihasilkan dalam proses penyerapan pada High Pressure Absorber diserap oleh larutan di dalam Vacum Consentrator dengan mensirkulasikan larutan urea dan digunakan sebagai sumber panas untuk memekatkan larutan urea. Larutan karbamat yang terbentuk didalam High Pressure Absorber didaur ulang ke Kondenser Karbamat dan Scrubber. 4. Tahap Kristalisasi

Larutan urea dari Gas Separator dengan konsentrasi 70-75% dikirim ke Crystalizer dengan Pompa urea disini urea divakumkan untuk mengurangi kandungan air yang ada dalam larutan urea. Kristal-kristal yang terbentuk dalam vakum Crystalizer dikirim ke Centrifuge untuk dipisahkan Mother Liquor, kemudian dikeringkan melalui Dryer sampai kadar airnya 0,3% dengan menggunakan udara panas.

(7)

Spraying Nozzle Granulator di dalam Prilling Tower dan di bawahnya dihembus dengan udara sebagai media pendingin sehingga dihasilkan butiran urea.

Urea keluar dari bagian bawah Prilling Tower diayak melalui Tromel untuk dipisahkan ukuran yang besar dengan yang memenuhi spesifikasi selanjutnya dikirim ke gudang dengan menggunakan Belt Conveyer. Butiran Urea yang lebih besar dilarutkan di dalam Solving Tank, selanjutnya dikirim ke Crystalizer dan sebagian lagi dikirim ke recovery. Debu urea yang tidak terserap dibuang ke atmosfir melalui Urethane Foam Filter. Butiran urea yang dihasilkan memiliki kadar air yang relatif rendah yaitu 0,3% berat maksimum.

2.5. Daerah Pemasaran

PT. Pupuk Iskandar Muda berdiri dengan strategi untuk mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan Indonesia bagian barat yang secara geografis termasuk kawasan agraris. Hasil produksi pupuk urea didistribusi sebagai pupuk bersubsidi maupun pupuk non-subsidi. Pupuk urea bersubsidi dipasarkan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Riau, dan Jambi. Pupuk subsidi diberi warna merah muda dan dikemas dalam karung berkapasitas 50 kg, sedangkan produk urea non-subsidi dipasarkan untuk keperluan ekspor dan dapat didistribusikan dalam bentuk kemasan maupun curah.

(8)

Jambi. Posisi PT. Pupuk Iskandar Muda juga sangat strategis untuk mengekspor kelebihan produknya ke negara-negara tetangga karena secara topografis memiliki jarak yang dekat.

2.6. Sistem Persediaan dan Rantai Pasok

PT. Pupuk Iskandar Muda merupakan bagian dari PT. Pupuk Indonesia yang memiliki visi untuk mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan Indonesia bagian barat. Hasil produksi pupuk urea didistribusi sebagai pupuk bersubsidi maupun pupuk non-subsidi. Pupuk urea bersubsidi didistribusikan ke wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Riau, dan Jambi.

(9)

PT. Pupuk Iskandar Muda

Lini II Lini III Lini IV Konsumen

Kelompok Tani Penerima Pupuk Urea Bersubsidi

Pemasok

Kutacane

Kutacane CV.Meuligo Raya

Gambar 2.2. Pola Distribusi dan Rantai Pasok Pupuk Urea Bersubsidi PT.

Pupuk Iskandar Muda

(10)

bersubsidi disetiap wilayah tanggungan berdasarkan data kebutuhan kelompok tani dan jumlah lahan.

Untuk Provinsi Aceh, gudang distributor pusat milik PT. Pupuk Iskandar Muda langsung berada di kota – kota (Lini III), berbeda dengan provinsi lain, dimana gudang distributor milik perusahaan hanya satu disetiap provinsi (Lini II). Biaya persediaan, biaya sewa dan biaya administrasi gudang distributor milik perusahaan ditanggung oleh PT. Pupuk Iskandar Muda.

Gambar

Gambar 2.1. Lokasi PT. Pupuk Iskandar Muda
Gambar 2.2. Pola Distribusi dan Rantai Pasok Pupuk Urea Bersubsidi PT.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 5 Uji Anava Daya Serap Warna Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil uji anava pada daya serap warna memiliki hasil F hitung 11,617 dan memiliki nilai

Santrock (2007) memberi suatu gagasan bahwa penalaran ( reasoning ) adalah pemikiran logis yang menggunakan logika induksi dan deduksi untuk menghasilkan kesimpulan.

Kewirausahaan ( entrepreneurship) merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu

Dengan demikian, pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk yaitu strategi pembelajaran yang mengakomodasi potensi kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa, sehingga guru dapat

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala anugerah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

Sampel yang telah dicetak kemudian di sintering dengan menggunakan vacuum furnace pada suhu 1100°C selama 2 jam dan dikarakterisasi meliputi sifat fisis ( true

Satuan waktu yang biasa digunakan dalam metode PERT adalah minggu karena kebanyakan aktivitas dalam jaringan PERT memerlukan waktu yang lama untuk dapat diselesaikan,

Prakonsepsi ini nantinya akan mempengaruhi konsep baru yang diterima oleh siswa, jika prakonsepsi dari siswa benar, maka akan memudahkannya untuk memahami konsep baru,