• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Matching Impedance L Network untuk RF Energy Harvesting pada Frekuensi 2.4 GHz

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Matching Impedance L Network untuk RF Energy Harvesting pada Frekuensi 2.4 GHz"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II DASAR TEORI

2.1 RF Energi Harvesting

Pengertian dari energy harvesting merupakan suatu proses dimana energi dari berbagai macam sumber yang ada ditangkap dan dipanen. Sistem energy harvesting ini dapat diaplikasikan untuk catudaya bagi perangkat berkebutuhan daya rendah. Dalam aplikasinya, system energy harvesting dapat digunakan untuk menyuplai perangkat berkebutuhan daya rendah secara kontinyu dikarenakan terdapat banyak sekali sumber energi yang tersedia untuk dipanen.

Teknologi energy harvesting adalah teknologi yang diciptakan untuk menghasilkan tenaga listrik melalui proses pemanenan energy yang diperoleh dari lingkungan sekitar yang berupa sinyal RF yang berbentuk gelombang elektromagnetik. Energy yang tadi telah dipanen diubah menjadi energi listrik DC (Direct Current), Gambar 2.1 menunjukkan diagram blog dasar sistem konversi RF DC [3].

Gambar 2.1. Diagram blog dasar dari RF energy harvesting.

(2)

2.2 Gelombang Elektromagnetik

Gelombang didefinisikan sebagai getaran atau gangguan yang merambat. Elektromagnetik adalah gejala listrik yang diakibatkan oleh gerak mekanik magnet. Magnet adalah benda yang dapat menghasilkan gaya tarik atau gaya tolak terhadap benda lain (yang mungkin juga bersifat magnet).

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang mempunyai sifat listrik dan sifat magnet secara bersamaan. Gelombang radio merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik pada spektrum frekuensi radio. Transmisi gelombang elektromagnetik di ruang adalah sebagai gelombang transversal. Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Hertz .Gelombang dikarakteristikkan oleh panjang gelombang dan frekuensi. Panjang gelombang (λ) memiliki hubungan dengan frekuensi (ƒ) dan kecepatan (ν) yang ditunjukkan pada Persamaan 2.1 .

λ=

(2.1)

Dimana :

λ = panjang gelombang (m)

c = cepat rambat cahaya (m/s) ƒ = frekuensi (Hz)

2.3 Antena

(3)

Gambar 2.2 Antena sebagai perangkat transisi

Antena juga tergolong sebagai Transduser karena dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Kinerja dari suatu antena depengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain:

2.3.1 Pola Radiasi

Pola radiasi adalah penggambaran pancaran energi antena sebagai fungsi koordinasi ruang. Pola radiasi dibentuk dari pancaran medan jauh pada antena. Pancaran energi yang dimaksud adalah intensitas medan listrik . Berdasarkan pola radiasinya, antena dikelompokan menjadi 2 yaitu[6] :

1) Antena terarah (directional antenna), yaitu Antena yang mampu memancarkan atau menerima gelombang elektromagnetik pada arah tertentu saja.

(4)

2.3.2 Keterarahan (Directivity)

Keterarahan (Directivity) merupakan penggambaran dari arah pancar atau terima gelombang elektromagnetik dari suatu antena. Jika daya radiasi sama baik pada semua arah atau Pn (θ,Φ) = 1 untuk semua θ dan Φ maka ΩA = 4π, sehingga

Penguatan (gain) merupakan besaran nilai yang menunjukkan adanya penambahan tingkat sinyal dari sinyal masukan menjadi sinyal keluaran. Penguatan bergantung pada keterarahan dan efisiensi. Semakin tinggi keterarahan maka semakin besar pula penguatannya. Seperti yang ditunjukkan pada Persamaan 2.2 [7].

= . � � �.

� �� (2.2)

dimana:

G = gain antena (Db)

Um = intensitas radiasi antena (watt)

Pin = daya input total yang diterima oleh antena (watt) 2.3.4 Polarisasi (Polarization)

(5)

2.3.5 Impedansi masukan

Impedansi masukan adalah perbandingan rasio impedansi pada bagian terminal antena atau perbandingan antara tegangan dan arus listrik pada terminal antena. Impedensi masukan ini bervariasi untuk nilai posisi tertentu. Seperti yang ditunjukkan pada Persamaan 2.3 [7].

�� = � + � � (2.3)

dimana:

ZA= impedansi antena (Ω)

RA= resistansi antena (Ω)

XA= reaktansi antena (Ω)

2.3.6 VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)

VSWR adalah perbandingan antara ampiltudo gelombang berdiri (standing wave) maksimum (|V|max) dengan minimum (|V|min). Koefisien refleksi tegangan (Γ) memiliki nilai kompleks, yang merepresentasikan besarnya magnitude dan fasa dari refleksi. Seperti yang ditunjukkan pada Persamaan 2.4 [7].

= ��

� =

+[г]

−[г] (2.4)

2.3.7 Return Loss

(6)

terjadi karena adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedensi masukan beban (antena) seperti Persamaan 2.5[7].

� = log Γ (2.5)

Untuk koefisien pantul dapat dinyatakan dengan Persamaan 2.6: Γ = �

� (2.6)

dimana:

г = koefisien pantul

Vr = tegangan gelombang pantul (reflected wave)

Vi = tegangan gelombang maju (incident wave)

RL = return loss (dB)

2.3.8 Lebar Pita (Bandwidth)

Bandwidth antena didefinisikan sebagai rentang frekuensi antena dengan beberapa karakteristik sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Bandwidth dapat dipertimbangkan sebagai range frekuensi, dibagian lain dijadikan sebagai frekuensi tengah dimana karakteristik antena bisa diterima menjadi nilai frekuensi tengah. Untuk antena Broadband, bandwidth dinyatakan sebagai perbandingan frekuensi operasi atas (upper) dengan frekuensi bawah (lower)[5].

Bandwidth antena didefinisikan sebagai ”range frekuensi antena dengan beberapa karakteristik, sesuai dengan standar yang telah ditentukan”. Untuk Broadband antena, lebar bidang dinyatakan sebagai perbandingan frekuensi operasi atas (upper) dengan frekuensi bawah (lower). Sedangkan untuk Narrowband antena, maka lebar bidang antena dinyatakan sebagai persentase dari

selisih frekuensi di atas frekuensi tengah dari lebar bidang .Untuk persamaan bandwidth dalam persen (Bp) atau sebagai bandwidth rasio (Br).

Bandwidth dapat dihitung dengan Persamaan 2.7 – 2.9 [8].

(7)

l

fu = jangkauan frekuensi atas (Hz)

fl = jangkauan frekuensi bawah

Ada beberapa jenis bandwidth di antaranya :

1. Impedance bandwidth, yaitu rentang frekuensi dimana patch antena berada pada keadaan matching dengan saluran pencatu. Hal ini terjadi karena impedansi dari elemen antena bervariasi nilainya tergantung dari nilai frekuensi. Nilai matching ini dapat dilihat dari return loss dan VSWR. Nilai return loss dan VSWR yang masih dianggap baik adalah kurang dari -9,54dB.

2. Pattern bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana bandwidth, sidelobe, atau gain, yang bervariasi menurut frekuensi memenuhi nilai tertentu. Nilai tersebut harus ditentukan pada awal perancangan antena agar nilai bandwidth dapat dicari.

3. Polarization atau axial ratio bandwidth adalah rentang frekuensi dimana polarisasi (linier atau melingkar) masih terjadi. Nilai axial ratio untuk polarisasi melingkar adalah kurang dari 3 dB.

2.4 Matching Impedance ( Penyesuai Impedansi )

(8)

impedansi ekivalen �. Karena kegunaan utama saluran transmisi adalah untuk mentransfer daya secara sempurna, maka beban yang matched sangat diperlukan.

Pada banyak sekali aplikasi, diinginkan kondisi tak adanya refleksi pada sambungan saluran transmisi. Oleh sebab itu untuk mengeliminasi refleksi akibat perbedaan impedansi beban dengan impedansi gelombang, dipakai teknik penyamaan/penyesuaian impedansi (impedance matching techniques). Prinsip kerjanya adalah menyisipkan sebuah rangkaian matching di antara beban dan saluran transmisi yang akan dipasangkan seperti pada Gambar 2.3[6].

Gambar 2.3 Prinsip teknik rangkaian matching

2.4.1 L Matching Network

Untuk meningkatkan efisiensi konversi, sirkuit yang dirancang harus beresonansi pada frekuensi yang ditargetkan. Rangkaian yang cocok dirancang agar sesuai dengan impedansi rangkaian pengali dengan antena standar 50 Ω secara berurutan untuk memungkinkan transfer daya maksimum dari antena ke sirkuit. L Matching Network dapat ditunjukan pada Gambar 2.4[9].

Gambar 2.4 L matching konfigurasi (a) � kurang dari � (B) � lebih besar dari ��

(9)

Untuk menjaga kerugian di sirkuit seminimal mungkin, matching L diterapkan karena hanya memiliki dua elemen disejajarkan pada rangkaian pencocokan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4. Konfigurasi pada Gambar 2.4 (a) adalah untuk input Impedansi (� ) lebih rendah dari impedansi beban (�) dan Gambar 2.4 (b) adalah untuk � lebih besar dari �. Elemen ja dan jb di rangkaian merupakan komponen reaktif, bisa jadi induktor atau kapasitor.

2.4.2 T Matching Network

Penyesuai impedansi yang sering dipakai yaitu bentuk L, bentuk Pi dan bentuk T dikarenakan bentuk dari rangkaiannya yang sederhana, bandwidth, kelayakan manufaktur, dan kemudahan penyetelan. Sebenarnya ada 3 tipe dalam penyesuaian impedansi, salah satunya adalah LC Matching dan terbagi lagi ke dalam beberapa tipe lagi yaitu bentuk L, bentuk T, bentuk Pi, dan bentuk Q dimana, induktor dan kapasitor digunakan untuk menghasilkan transformasi impedansinya. LC Matching merupakan penyesuaian impedansi yang mudah dalam penyetelan sesuai dengan variasi perangkat yang kita inginkan apakah ingin bandpass, lowpass, ataupun highpass. T Matching Network ditunjukkan pada Gambar 2.5[10].

Gambar 2.5 T Matching Network

(10)

harmonisa kedua, arus yang dihasilkan berkurang melalui transistor dan menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi [10].

2.4.3 PI Matching Network

Pi Matching Network sangat berguna untuk mencocokkan sumber impedansi hingga 50  beban. Pi Matching Network biasanya digunakan pada amplifier katup. Gambar 2.6 menunjukkan jaringan Pi yang digunakan untuk penyesuaian impedansi[10].

Gambar 2.6 Pi Matching Network

Untuk mendapatkan nilai komponen, pertama-tama dengan menentukan nilai impedansi sumber dan menentukan nilai impedansi beban dan dimatchingkan dengan menggunakan bantuan smitchat [10].

2.5 Smith Chart

Smith Chart adalah alat grafis yang canggih yang dapat memecahkan masalah saluran transmisi, salah satu aplikasi yang lebih sederhana adalah untuk menentukan impedansi feed-point dari sebuah antena berdasarkan pengukuran impedansi pada input dari panjang jalur transmisi, dengan menggunakan bagan smith chart pengukuran impedansi dapat dilakukan dengan menempatkan antena

(11)

masalah yang ingin inginkan yang berhubungan dengan elektronikas atau teknik listrik. Smitchart ditunjukkan pada Gambar 2.7[11].

Gambar 2.7 Smith chart.

2.6 Advanced Design System (ADS)

(12)

Adapun kemampuan atau keunggulan dari aplikasi ADS ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk langsung membuat S-Paramater model dari layout PCB Allegro.

2. Untuk mencampur teknologi pemodelan dalam simulasi tunggal, misalnya pada Touchstone, IBIS, dan HSPICE.

3. Library komponen yang khusus untuk pemodelan aplikasi frekuensi tinggi. 4. Kemampuan untuk dengan cepat menganalisa ciri kanal, dan dapat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model

karya sastra dalam kajian feminisme yang difokuskan adalah:. Peneliti mengidentifikasi satu atau beberapa tokoh

<P>Our spa products range from aromatherapy massage oil to various body treatments, for example : Sensual Sindoro, Enlighten Merbabu,

Faktor produksi benih, pupuk phonska, pestisida, dan tenaga kerja laki-laki yang digunakan dalam proses produksi usahatani padi sawah dengan sistem bagi hasil di

Di kuburan ini akan di pasang dua batu nisan, satu atas nama Liang Shanbo, yang lain atas nama Zhu Yingtai, tetapi sekarang mengapa mengapa cuma satu batu dengan nama Liang

Laporan tugas akhir ini disusun guna untuk memperoleh gelar Ahli Madya Komputer pada Program Studi Diploma Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi

Masalah kesulitan belajar sering kali dialami anak baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan sosialnya. Masalah kesulitan belajar dapat bersifat umum dan

9.1 Mengungkap-kan makna dalam percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi) resmi dan berlanjut (sustained) dengan menggunakan