ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Bahasa Binan pada Kalangan Waria” (Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Bahasa Binan pada Kalanga nWaria di Kota Kisaran). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah empat orang waria yang aktif menggunakan bahasa binan.Data yang diperoleh dari lapangan melalui penelitian kepustakaan dan wawancara mendalam terhadap informan.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa waria sangat tertarik dengan bahasa binan, sehinggamereka menggunakan bahasa binan dalam kehidupan sehari-hari. Para waria menggunakan bahasa binan untuk berkomunikasi dengan sesama waria. Namun, tidak menutup kemungkinan jika bahasa binan juga digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang bukan waria (jika paham). Penggunaan bahasa binan tidak secara penuh dilakukan oleh waria ketika berkomunikasi, karena tidak semua kata memiliki istilah lain dalam bahasa binan.Dalam menggunakan bahasa binan, tidak ada penggunaan logat tertentu, cara melafalkan bahasa binan sama dengan bahasa Indonesia pada umumnya. Waria juga menggunakan bahasa binan saat berkomunikasi dengan sesama waria melalui media (Line, BBM, Whatsapp, dan lain-lain). Bahasa binan memiliki peran penting dalam proses komunikasi antarwaria. Perannya tidak hanya untuk mempererat hubungan sesama waria, namun bahasa binan juga berperan penting dalam menjaga privasi kelompok waria. Hambatan yang dihadapi waria ketika berkomunikasi dengan sesama waria saat menggunakan bahasa binan adalah terdapat perbedaan adaptasi kosakata/istilah dari setiap daerah atau kelompok waria.
Kata kunci : bahasa gaul, bahasa binan, waria
ABSTRACT
The title of this study is “Bahasa Binan among Transvestites” (Qualitative Descriptive Study of the Use of Bahasa Binan among Transvestites in Kisaaran City). A method of qualitative descriptive was used in this study which only described a situation or phenomenon without finding out or explaining the correlation, and without testing any hypothesys or predicting. Subjects were chosen using purposive sampling technique. The subjects of this study were four transvestites who actively use bahasa binan. Data collected through literature study and deep interview on the subjects.Finding of this study shows that transvestites are interested in bahasa binan, thus they use bahasa binan in their daily conversation. Transvestites use bahasa binan to communicate with other tranvestites. However, it doesn’t rule out the possiblity that the transvestites use bahasa binan to communicate with non-transvestites (who understand the language). Bahasa binan is notused by transvestites in their entire communication, because not every word has a term in bahasa binan. In the use of bahasa binan, there is no accent of dialect. Bahasa binan is pronounced as well as Bahasa Indonesia. Transvestites also use bahasa binan to communicate with other transvestites in social medai such as Line, BBM, Whatsapp, etc. Bahasa binan has an important role in the commications among transvestites. The role is not only tightening the relationship between tranvestites, but also maintaining privacy of transvestites’ communities. An obstacle faced by the transvestites in the using of bahasa binan among others is the term difference of the laguage in every region or community.
Keywords: slang, bahasa binan, transvestites