• Tidak ada hasil yang ditemukan

KTSP SMA Pantang Mundur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KTSP SMA Pantang Mundur"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

DOKUMEN KURIKULUM 2013

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SMA PANTANG MUNDUR KOTA BOGOR

Dokumen Disusun Sebagai Panduan

Pemangku Kewenangan Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013

Logo

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

SMA PANTANG MUNDUR KOTA BOGOR

TAHUN 2017 / 2018

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Pantang Mundur Bogor mendapat pertimbangan Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, selanjutnya para pihak menyatakan bahwa dokumen ini berlaku mulai tanggal yang ditetapkan pada tahun pelajaran 2017/2018.

Ditetapkan di : Bogor

Tanggal : 01 Agustus 2017

Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

... ... Mengetahui,

Kepala Wilayah Pengawas Pembina

Provinsi

... ... …...

Kepala Dinas Pendidikan ...

(3)

KATA PENGANTAR

Sebagaimana ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 kemudian diubah kembali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, setiap sekolah/madrasah wajib mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan kebutuhan khas satuan pendidikan dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.

KTSP SMA Pantang Mundur Kota Bogor ini disusun dengan berpedoman pada panduan implementasi Kurikulum 2013 yang terintegrasi dengan bahan pelatihan pelaksanaan kurikulum, Peraturan Menteri Pedidikan dan Kebudayaan yang relevan, acuan regulasi daerah, dan aturan yang relavan pada tingkat satuan pendidikan.

Di samping memperhatikan karakter pelaksanaan Kurikulum 2013, SMA Pantang Mundur Kota Bogor juga mempertimbangkan segenap sumber daya yang sekolah miliki untuk mewujudkan keunggulan sekolah yang berporos pada usaha mewujudkan visi dan misi. Poros utama pertimbangan adalah bagaimana merumuskan mutu lulusan yang sekolah harapkan yang dikembangkan dalam bentuk indikator mutu lulusan sebagai basis bagi pengembangan standar yang lainnya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini tersusun berkat kerjasama dari berbagai pihak. Kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan KTSP ini. Selain itu, secara khusus kami sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada tim pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah berjuang sehingga dapat menyelesaikan dokumen tepat pada waktu yang diperlukan.

Bogor, 01 Agustus 2017 Kepala Sekolah

(4)

DAFTAR ISI

BAB III. VISI, MISI, DAN TUJUAN SMA PANTANG MUNDUR KOTA BOGOR. .15 A. Analisis Konteks SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor...15

B. Visi Sekolah...15

C. Misi Sekolah...16

D. Tujuan Sekolah...16

E. Indikator Kompetensi Lulusan...18

BAB IV. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM...21

A. Karakteristik Kurikulum...21

1. Kompetensi inti SMA KELAS X-XII...25

2. Mata Pelajaran...26

H. Pengembangan Sekolah Adwiyata dan Sekolah Sehat...45

1. Sekolah Adiwiyata...45

2. Sekolah Sehat...47

3. Program pokok UKS meliputi:...47

(5)

1. Pengertian...48

B. Program Tahunan dan Program Semester...64

C. Silabus...65

G. Bentuk layanan BK dalam kelas meliputi...78

H. Bentuk layanan BK di luar kelas:...79

BAB VIII. PENGETURAN EKSTRAKURIKULER...79

C. Pengelolaan Layanan Peningakatan Keterampilan TIK...89

(6)

D. Pemanfaatan Hasil Penilaian...100

1. Mekanisme penilaian...100

2. Penilaian Oleh Pendidik...102

3. Laporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik...103

E. Ruang Lingkup Penilaian...104

BAB X. PENGATURAN KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN...137

A. Kenaikan Kelas...137

E. Tugas Kepala Sekolah dalam Kegiatan Supervisi...145

F. Tim Penjaminan Program Supervisi...145

G. Instrumen Supervisi...146

H. Laporan Kegiatan Supervisi Individual...146

BAB XII. PENUTUP...148

LAMPIRAN-LAMPIRAN...149

1. SK Kepala Sekolah No. ... Tahun...Tentang Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Tingkat Satuan Pedididikan...149

2. SK Kepala Sekolah No... Tahun... Tentang Pembentukan Tim Pelaksana Supervisi dan Penilai Kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan tingkat Satuan Pendidikan ...149

3. SK Kepala Sekolah No.... Tahun... Tentang Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum Satuan Penddikan...149

4. SK Kepala Sekolah No .... Tahun... Tentang Kalender Pendidikan...149

5. Format Program Tahunan Per Mata Pelajaran...149

6. Format Program Semester Per Mata Pelajaran...149

7. Format Silabus...149

(7)

BAB 1. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Posisi SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor sangatlah penting, karena mempunyai peran besar dalam pengembangan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini dikarenakan kondisi riil SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor yang berada di lingkungan penduduk yang sudah lebih maju dibandingkan dengan daerah lain. Selain itu, dari proses pembelajaran di SMA PANTANG MUNDUR menghasilkan peserta didik yang berpotensi dan berprestasi baik di dalam bidang akademik maupun non akademik.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 berfokus pada mewujudkan kompetensi yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional. Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 kemudian diubah kembali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib menyusun dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidian (KTSP) sebagai acuan untuk mewujudkan target kompetensi peserta didik yang menjadi targetnya.

Dokumen KTSP diharapkan dapat berfungsi sebagai acuan yang mengarahkan seluruh pemangku kewenangan melaksanakan kurikulum 2013. Dengan berfungsinya KTSP sebagai acuan maka semua pihak dapat fokus pada pencapaian tujuan, menerapkan aturan main dalam menerapkan prosedur program, serta proses kegiatan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik mengembangkan kompetensi dirinya dalam perubahan kehidupan pada abad 21. Di samping itu, diharapkan pula seluruh pergerakan para pemangku kewenangan lebih fokus dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan baik pendidikan dan pembelajaran terutama dalam mengelola program peminatan; menata struktur kurikulum, memetakan beban belajar peserta didik, dan menyusuan pedoman pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrakurikuler, pedoman akademik, dan instrumen evaluasi penyelenggaraan kurikulum.

(8)

proses dan pencapaian program pelaksanaan kurikulum. Kedua TIM di SMAN 2 Kota Bogor ini menjadi suatu keharusan (necesssery being) yang harus dikembangkan, karena merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya menjadi komponen sistem penjaminan terwujudnya proses pelaksanaan kurikulum yang efektif untuk terwujudnya keunggulan mutu lulusan.

B.

Acuan Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Pernyataan ini menegaskan tentang besarnya kewenangan satuan pendidikan untuk menentukan keunggulan mutu lulusan masing-masing dalam kerangka sistem pendidikan nasonal.

Pengembangan KTSP paling sedikit memperhatikan: 1) Acuan konseptual

2) Prinsip pengembangan, dan 3) Prosedur operasional.

Acuan konseptual paling sedikit meliputi: 1) Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia; 2) Toleransi dan kerukunan umat beragama; 3) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

4) Peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik;

5) Kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu; 6) Kebutuhan kompetensi masa depan;

7) Tuntutan dunia kerja;

8) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

9) Keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan; 10) Tuntutan perkembangan daerah dan nasional;

11) Dinamika perkembangan global, dan 12) Karakteristik satuan pendidikan

(9)

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.

2) Belajar sepanjang hayat;

3) Menyeluruh dan berkesinambungan.

Prosedur operasional meliputi: 1) Analisis

2) Penyusunan; 3) Penetapan; 4) Pengesahan

Analisis mencakup kegiatan sebagai berikut:

1) Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kurikulum; 2) Analisis kebutuhan peserta didik, aturan pendidikan, dan lingkungan; 3) Analisis ketersediaan sumber daya pendidikan;

Penyusunan mencakup kegiatan berikut;

1) Perumusan visi, misi, dan tujuan pendidikan;

2) Pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;

3) Pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas;

4) Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

5) Penyusunan silabus, muatan, atau mata pelajaran muatan lokal, dan

6) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran. Penetapan dilakukan oleh kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

C.

Landasan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

(10)

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 kemudian diubah kembali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah/ Madrasah sebagaimana yang diubah dari Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil;

7. Peraturan pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2017 tentang Guru;

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah.

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi guru dalam jabatan;

12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.

(11)

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya 17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014

tentang Implementasi Kurikukulum 2013.

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA;

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014, tentang Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan;

20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014, tentang Ekstrakurikuler;

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014, tentang Pramuka sebagai Ekstrakurikuler Wajib;

22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2014, tentang Peminatan pada SMA;

23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014, tentang Guru TIK;

24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 079 Tahun 2014, tentang Muatan Lokal;

25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014, tentang Guru BK/BP;

26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti

27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015, tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan

28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah 29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016

Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

(12)

32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan;

34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah;

35. Peraturan Daerah No. 5 tahun 2017 tentang Pendidikan di Jawa Barat

36. Panduan Kerja Kepala Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidkan Tahun 2017.

D. Tujuan Perumusan KTSP Tujuan perumusan KTSP adalah:

1. Menyediakan acuan kepala sekolah dan segenap warga sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi program pelaksanaan kurikulum 2013 dengan tujuan yang terukur.

2. Menyediakan dokumen acuan operasional bagi dinas pendidikan dalam melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum di setiap satuan Pendidikan

3. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi program.

4. Menyediakan acuan untuk menyusun instrumen pengukuran ketercapaian program.

5. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua peserta didik untuk lebih memahami arah penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

(13)

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Khusus untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan ini di SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor dilaksanakan juga program pendalaman agama Islam yang diisi dengan kegiatan pengajian, akhlak dan budi pekerti yang terhimpun dalam kegiatan BBQ. Selain itu peringatan hari-hari besar keagamaan dilaksanakan dengan mengundang penceramah yang kompeten atau memanfaatkan warga sekolah yang penyelenggaraannya dilaksanakan per kelas dibawah bimbingan wali kelas dan guru agama, juga melaksanakan qurban dan bantuan sosial terhadap warga sekitar sekolah yang kurang mampu dengan anggaran yang direncanakan di RKAS dan atau partisipasi orang tua peserta didik.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. Kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor disusun dengan memperhatikan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Kota Bogor memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah, terutama dalam bidang tata boga sebagai dasar dalam pengembangan kuliner yang menopang daerah kota Bogor sebagai daerah wisata dan peduli lingkungan, serta keterampilan sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Prakarya.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

(14)

yang ditunjukkan dengan adanya Mulok Bahasa Sunda, merupakan kebutuhan dan ciri khas Jawa Barat. Tetapi tidak melupakan kebutuhan Nasional dan global yang ditandai dengan adanya pembinaan TIK yang lebih ke arah praktis.

5. Tuntutan dunia kerja

Kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di antaranya ialah program Mulok atau PBKL yang terintegrasi dalam mata pelajaran.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta perubahan kurikulum yang berlaku. 7. Agama

Kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah sesuai dengan kompetensi Inti yang diharapkan.

8. Dinamika perkembangan global

Kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain dengan membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan minatnya, agar mereka mampu mengembangkannya secara mandiri di dunia nyata/kehidupan sehari-hari. 9. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian

autentik dengan mancakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 10. Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan potensi

diri peserta didik, serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti.

(15)

Kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor dikembangkan mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

12. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.

13. Kesetaraan Gender

Kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh-kembangnya kesetaraan gender.

14. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

15. Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa

(16)

BAB II. KURIKULUM 2013

A. Pengertian dan Prinsip Pengembangan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi.

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan isu-isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif serta budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Tantangan global yang dihadapi bangsa sperti dalam forum World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).

Demikian pula dalam capaian pada hasil pengujian TIMMS (The Trends in International Mathematics and Science Study), dalam kurun waktu 2007 hingga tahun 20011 Lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan Lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance.

Dalam pengembangan KTSP sekolah memperhatikan enam prinsip utama, yaitu: 1. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.

2. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.

3. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

4. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. 5. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.

(17)

B. Rasional

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat perubahan pada ruang lingkup lokal semakin menggelobal. Nilai-nilai global, baik diajarkan atau tidak, telah menjadi bagian keseharian para peserta didik. Dalam kondisi ini, sekolah siap tidak siap tak dapat terhindar dari tantangan besar ini. Pembelajaran diharapkan pada tantang penguatan kompetensi peserta didik yang menguasai kearifan lokal, mengandung jiwa penguatan jati diri bangsa dalam konteks nasional, dan penguatan daya saing pada konteks global. Selain itu, kebutuhan peserta didik didasarkan pada kerangka kompetensi dalam pengembangan hidup dan karir, belajar dan berinovasi, serta melek informasi dan teknologi informasi

Kompetensi pengembangan hidup dan karir meliputi lima keterampilan utama yang dibutuhkan pada abad ke-21, yaitu;

1) Keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking); 2) Keterampilan berkomunikasi (Communication) 3) Keterampilan berkolaborasi (Collaborarion); 4) Keterampilan berkreasi (Creativity);

5) Keterampilan merumuskan dan memecahkan masalah (Pantang Mundur).

Pembelajaran membutuhkan proses yang terintegrasi dengan lingkungan terdekat peserta didik untuk membangun kesadaran lingkungan tingkat local, nasional, dan global untuk mendukung tumbuhnya karakter manusia Indonesia yang berbudi pekerti luhur.

C. Perubahan Mindset (Pola Pikir)

Pergeseran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumya harus responsip tantangan dalam persaingan pada kawasan karena generasi muda Indonesia memperebutkan peluang yang sama. Perubahan terpenting adalah semangat pemangku kewenangan untuk memandang perlu dan harus melakukan hal yagn berbeda dari aktivitas profesional sebelumnya. Seluruh pemangku kewenangan perlu beradaptasi dalam mengawal perubahan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan proses perubahan terencana, bertahap, dan berkelanjutan.

(18)

konsekuensi atas pelaksanaan perubahan terutama dalam proses pembelajaran dan penilaian untuk meningkatkan pengetahuan baru, penguasaan strategi baru, penguasaan kebiasaan-kebiaasaan baru sehingga memerlukan proses dan waktu belajar lebih banyak.

Pengembangan pola pikir diarahkan untuk memperbaiki pola tindak yang mendukung terlaksananya prinsip:

1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran peserta didik aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis multimedia; 7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan

memperkuat pengembangan potensi setiap peserta didik;

8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis

D. Strategi Implementasi

Pelaksanaan kurikulum 2013 berproses untuk menjawab tantang lokal maupun global. Karena itu, proses perubahan memerlukan motif yang kuat, keyakinan tinggi, serta usaha bersama dalam meningkatkan berbagai aspek di bawah ini.

1) Meningkatkan komitmen pendidik untuk beradaptasi dengan perubahan lokal, nasional, dan global.

(19)

3) Meningkatkan kompetensi pendidik dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber dan media pembelajaran.

4) Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan peserta didik dalam memberdayakan lingkungan sebagai konteks pembelajaran.

5) Meningkatkan daya kolaborasi multi level dalam menggerakan kerja sama yang harmonis dan produktif.

6) Penyediaan alat peraga dan sumber belajar berupa buku-buku/literarure yang relevan, untuk mendukung peningkatan keterampilan berpikir peserta didik.

7) Pemanfaatan lingkungan hidup sebagai sumber belajar yang mendukung peningkatan potensi peserta didik di bidang akademik dan nonakademik.

8) Meningkatkan motivasi dan daya serap belajar peserta didik melalui peningkatan daya kolaborasi dan kompetisi.

9) Meningkatkan penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif melalui pembelajaran kolaboratif dan kontekstual.

10) Mengoptimalkan proses pembelajaran di laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium TIK, serta sarana prasarana pendukung lain yang tersedia di sekolah. 11) Mengembangkan karya ilmiah bidang sains, bidang sosial, dan masalah-masalah

lingkungan hidup.

12) Mengembangkan budaya pola hidup sehat dan peduli lingkungan. 13) Meningkatkan partisipasi dan daya dukung orangtua peserta didik.

14) Mengembangkan budaya belajar dalam mewujudkan sekolah sebagai organisasi pembelajar.

15) Mengembangkan kepemimpinan pembelajaran dengan menitikberatkan pada pentingnya supervisi pembelajaran.

16) Menerapkan manajemen perubahan untuk hal-hal yang baru disesuaikan dengan kekinian dan kebutuhan secara terencana dan terealisasikan .

Strategi utama dalam pembaharuan penerapan kurikulum sebagai berikut:

1) Menetapkan kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan jaman sebagai poros pengembangan strategi perubahan.

(20)

3) Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan mempertimbangkan sumber daya yang sekolah miliki dan yang mungkin sekolah miliki.

4) Mengembangkan budaya mutu dengan proses pelaksanaan mengacu keterampilan berpikir model Krathwhol yang meliputi tahap menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

5) Pengembangan keterampilan berpikir merujuk pada teori Dyers yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan menyaji (mengomunikasikan). 6) Pengembangan pengetahuan merujuk pada teori Bloom hasil revisi dan

penyempurnaan dari Anderson yang menggambarkan tahapan kecakapan berpikir, meliputi tingkatan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

7) Meningkatkan mutu sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan melalui pembaharuan sekolah sebagai organisasi pembelajar.

8) Meningkatkan penggunaan teknologi informasi secara bertahap dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran.

9) Meningkatkan pengetahuan peserta didik ditandai dengan penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif.

10) Melaksanakan evaluasi dan supervisi proses dan hasil pembelajaran secara berkala.

11) Meningkatkan kolaborasi guru dalam meningkatkan kemampuan professional pada tingkat satuan pendidikan.

(21)

BAB III. VISI, MISI, DAN TUJUAN SMA PANTANG MUNDUR KOTA BOGOR

A. Analisis Konteks SMA Pantang Mundur Kota Bogor

Dalam menentukan strategi pelayanan sekolah memperhatikan konteks yang menjadi pertimbangan strategis, yaitu;

1) Menganalisis kebutuhan pelayanan pembelajaran agar strategi pelayanan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam meningkatkan kompetensi dalam membangun daya saing lokal, nasional, dan global yang direalisasikan dalam berbagai program berikut:

a) Peningkatan karakter yang berkepribadian Indonesia. b) Peningkatkan kemampuan berkomunikasi.

c) Pengusaaan teknologi informasi dan komunikasi yang diintegrasikan dengan keterampilang pengelolaan informasi.

d) Penguasaan keterampilan kolaborasi pada jejaring lokal, nasional, bahkan jejaring internasional terutama melalui jejaring teknologi.

e) Meningkatkan tanggung jawab pengembangan individu dalam kolaborasi peserta didik antar sekolah dalam ruang lingkup lokal, nasional, maupun global. 2) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, media

belajar dengan meningkatkan pemanfaatan muli media, menggunakan sumber kepustakaan manual dan elektronik, menggunakan sumber daya lingkungan alam dan sosial untuk meningkatkan penguasaan fakta, konsep, prosedur dan metakognitif. 3) Meningkatkan efektivitas sumber daya lokal untuk penguatan jati diri kedaerahan

dalam rangka meningkatkan keunggulan budaya pada konteks nasional dan global. 4) Memberdayakan sumber daya yang sekolah miliki dan lingkungan sekitar untuk

mendukung efektivitas kegiatan intra, ko, dan ekstrakurikuler.

B. Visi Sekolah

Berdasarkan analisis konteks, sekolah menetapkan visi berikut:

(22)

C. Misi Sekolah Misi sekolah:

1) Meningkatkam keimanan dan ketakwaan melalui kegiatan keagamaan di lingkungan dan di luar sekolah.

2) Mewujudkan peningkatan kemampuan akademik dan non akademik.

3) Melaksanakan program kurikulum berbasis lingkungan dan kearifan budaya lokal. 4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis teknologi yang inovatif, kreatif,

dan berhasil guna

5) Mewujudkan sarana dan prasarana lingkungan sekolah yang hijau, bersih, sehat, nyaman, dan terawat.

6) Menerapkan pola manajemen sekolah yang terbuka.

D. Tujuan Sekolah

Tujuan SMA Pantang Mundur Kota Bogor:

1. Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan); dalam hal ini digambarkan kompetensi yang akan sekolah wujudkan.

2. Penentuan indikator kompetensi mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;

3. Penentuan indikator kompetensi mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah;

4. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah;

5. Tujuan satuan pendidikan selanjutnya disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan.

Tujuan Umum

Sesuai dengan tujuan sekolah menengah, SMA Patang Mundur Kota Bogor menetapkan tujuan umum yaitu meningkatkan keunggulan potensi dan prestasi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(23)

1) Mewujudkan mutu lulusan SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor sesuai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang meliputi dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana terurai pada tabel di berikut:

No. Standar Nasional Target Kompetensi SatuanPendidikan Daya UtamaSumber A. SIKAP (SPIRITUAL DAN SOSIAL)

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:

1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

mengamalkan siap peduli lingkungan Kependidikan yang agamis, berkarakter, sehat, pembelajar, dan berperan menjadi teladaan.

B. PENGETAHUAN

(24)

No. Standar Nasional Target Kompetensi SatuanPendidikan Daya UtamaSumber

melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan

Guru terampil merumuskan kompetensi tentang penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan.

Satuan pendidikan memfasilitasi peserta didik mengembangkan

keterampilan bertindak.

E. Indikator Kompetensi Lulusan

Indikator kompetensi lulusan SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor dijabarkan dalam berbagai indikator berikut:

No. Kompetensi Spiritual Indikator Pencapaian Kompetensi Sikap Spiritual A. Menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima kehidupan sebagai anugrah. 2. Mesyukuri nikmat kehidupan sebagai

bentuk kasih sayang Allah.

3. Melaksanakan aktivitas hidup yang diperintahkan Allah

4. Menghidari perbuatan....(yang dilarang Allah)

5. Berbuat baik demi kemaslahatan bersama. 6. Mematuhi peraturan formal dan informal 7. Berbuat ikhlas tanpa pamrih

No. Kompetensi Sosial Indikator Pencapaian Kompetensi Sikap Sosial B. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dang. pro-aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

1. Bersikap jujur

2. Berdisiplin dalam mematuhi peraturan 3. Bertanggung jawab dengan melaksanakan

tugas dengan baik

(25)

masyarakat dan lingkungan alam

10. Antisiatif untuk mencegah timbulnya resiko buruk

11. Giat bekerja sama

12. Berkomunikasi dengan rendah hati 13. Bersikap tegas menolak keburukan... No. Kompetensi Pengetahuan Indikator Pencapaian Pengetahuan

C. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

1. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) tentang iptek, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban 2. Menganalisis pengetahuan (faktual,

konseptual, prosedural, dan metakonitif) tentang iptek, seni, budaya, humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban 3. Berpikir kritis terhadap penyebab fenomena

dan kejadian.

4. Memahami cara menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan 6. Melaksanakan pengkajian spesifik pada

bidang yang diminati serta sesuai dengan kebakatannya.

7. Mampu berpikir kritis, ilmiah, kreatif, inovatif, produktf, komunikatif, dan kolaboratif.

No. Kompetensi Keterampilan Indikator Pencapaian Keterampilan D. Menunjukkan keterampilan

menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif. Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

1. Mengolah fakta, data, dan informasi 2. Mengintegrasikan fakta, data, dan informasi

dalam merumuskan kesimpulan.

(26)

dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

4. Mengembangkan karya secara mandiri dengan modal pengetahuan yang dipelajarinya.

5. Mengembangkan kreasi dalam menciptakan hal-hal baru.

6. Menerapkan motode atau prosedur sesuai dengan kaidah keilmuan.

7. Menggunakan pikiran pada ranah abstrak menjadi karya cipta yang bermanfaat. 8. Mengkomunikasi hasil karya secara efektif 9. Mendayagunakan teknologi informasi dan

komunikasi

10. Menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Jepang

BAB IV. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

(27)

Kurikulum SMA Pantang Mundur Kota Bogor dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut.

1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan yang dipelajarinya di sekolah dan memanfaatkan dalam kehidupan di masyarakat sebagai sumber belajar; 3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,

pengetahuan, dan keterampilan;

4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5) Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; 6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Mengacu pada enam karakteristik tersebut maka seluruh aktivitas penerapan kurikulum berpusat pada usaha mewujudkan kompetensi inti yang diwujudkan dengan menempatkan sekolah sebagai bagian dari sistem masyarakat.

B. Landasan Kurikulum 1. Filosofis

Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.

1) Pendidikan yang dilaksanakan berakar pada budaya bangsa maupun kearifan lokal untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. 2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.

3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.

(28)

membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).

2. Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Perkembangan bangasa Indonesia tidak mungkin lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus.

3. Landasan Pedagogis

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menegaskan bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.

Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.

4. Landasan Teori

(29)

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

5. Landasan Yuridis

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan yuridis sebagai berikut :

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

5) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

6) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah/ Madrasah sebagaimana yang diubah dari Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil;

(30)

8) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2017 tentang Guru 9) Peraturan perubahan kurikulum, yaitu :

1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah;

2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014, tentang Kurikulum SMA;

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014, tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014, tentang Ekstrakurikuler;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Noomor 63 Tahun 2014, tentang Pramuka sebagai Ekstrakurikuler Wajib; 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

64 Tahun 2014, tentang Peminatan pada SMA;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014, tentang guru TIK;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 079, tentang Muatan Lokal;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014, tentang Guru BK/BP;

10.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015, tentang Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan; 11.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016

tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; 12.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun 2016

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

13.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

(31)

15.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

C. Struktur Kurikulum Paket Semester 1. Kompetensi inti SMA KELAS X-XII

KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI

Sikap Spritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku: a. jujur,

b. disiplin, c. santun,

d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

e. bertanggung jawab, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional. Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan

mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,

Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara:

(32)

KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 sejak pertama digulirkan tahun pelajaran 2013.2014 terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan akademik kelompok C. Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C dikelompokkan atas mata pelajaran Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mata pelajaran Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial. Sementara di SMA Negerii 2 Bogor belum membuka mata pelajaran Peminatan Bahasa dan Budaya. .

Struktur kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X sampai dengan XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI) , serta Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran.

Pengorganisasian kelas dibagi kedalam dua kelompok, yaitu peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIPA), dan peminatan Ilmu-ilmu Sosial (IPS), serta lintas minat yang didasarkan pada hasil pemilihan angket minat peserta didik;

Struktur Kurikulum SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor, disajikan dalam tabel 1 sebagai berikut :

1. Pend. Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2. Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Matematika 4 4 4

5. Sejarah indonesia 2 2 2

(33)

Jumlah Kelompok A (Umum) 17 17 17 Kelompok B (Umum)

7. Seni Budaya 2 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 3 3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

10. Mulok : - Bahasa Sunda 2 2

-11. - Teknologi Informasi dan Komunikasi - - 2

Jumlah Kelompok B (Umum) 9 9 9

Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B per

minggu 26 26 26

Kelompok C (Peminatan)

Mata pelajaran peminatan akademik 9/12 12/16 12/1 6 Mata pelajaran pilihan lintas minat dan atau

pendalaman minat 6/9 4/8 4/8

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A, B, dan C

per minggu 44 46 46

Bimbingan dan Konseling 2 2 2

Ekstrakurikuler Kepramukaan 2 2 2

Total Beban Belajar 48 50 50

Keterangan:

1) Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.

2) Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.

3) Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri. 4) Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah

5) Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.

6) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

7) Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.

8) Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.

9) Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.

Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(34)

kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.

D. Peminatan dan Lintas Minat 1. Peminatan

Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C merupakan program kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan.

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu

X XI XI

A. Peminatan Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (MIPA)

1. Matematika 3 4 4

2. Biologi 3 4 4

3. Fisika 3 4 4

4. Kimia 3 4 4

B. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

5. Geografi 3 4 4

6. Sejarah 3 4 4

7. Sosiologi 3 4 4

8. Ekonomi 3 4 4

C. Peminatan

9. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

10. Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4

11. Bahasa dan sastra Asing Lain(Arab, Mandarin, Mata pelajaran Peminatan disajikan pada tabel 2 sebagai berikut :

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu Per Minggu

X XI XII

Kelompok A dan B (Umum) 26 26 26 C. Kelompok Peminatan Akademik

Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

I 1. Matematika 3 4 4

2. Biologi 3 4 4

3. Fisika 3 4 4

(35)

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu Per Minggu

X XI XII

Jumlah Kelompok Peminatan MIPA 12 16 16 Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial

Jumlah Kelompok Peminatan IPS 12 16 16 Peminatan Bahasa dan Budaya

III

1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2. Bahasa dan sastra Inggris 3 4 4

3. Bahasa dan sastra Asing Lain(Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Ferancis)

3 4 4

4. Antropologi 3 4 4

Jumlah Kelompok Peminatan Bahasa dan

Budaya 12 16 16

Pilihan Lintas Minat dan atau Pendalaman

Minat 6/ 9 4/8 4/8

Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia per

Minggu 68 78 78

Pemilihan Peminatan dan Pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat Kurikulum SMA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata pelajaran lintas minat dan/atau pendalaman minat.

Memilih peminatan peserta didik lakukan saat mendaftar pada SMA berdasarkan nilai rapor Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) atau yang sederajat, nilai ujian nasional SMP/MTs atau yang sederajat, rekomendasi guru bimbingan dan konseling/konselor di SMP/MTs atau yang sederajat, dan hasil tes penempatan(placement test)( jika dipandang perlu ketika mendaftar di SMA , atau tes bakat dan minat oleh psikolog.

Dengan melihat kondisi riil yang ada pada SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor maka :

Pemilihan peminatan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

(36)

b. Hasil tes penempatan (placement test);

c. Tes bakat dan minat (Psychotest) oleh psikolog;

d. Rekomendasi guru bimbingan dan konseling/konselor di SMP/MTs atau di SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor.

Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal semester kedua di Kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru masih tersedia, berdasarkan hasil pembelajaran berjalan pada semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling, Peserta didik yang pindah peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata pelajaran yang belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan baru dimulai.

Peserta didik dapat memilih minimal 3 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran yang terdapat pada satu peminatan, 1 mata pelajaran yang tidak diambil beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran lintas minat. Selain mengikuti mata pelajaran di peminatan yang dipilihnya, setiap peserta didik harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk lintas minat dan/atau pendalaman minat.

Bila peserta didik mengambil 3 mata pelajaran dari peminatan yang dipilihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 9 jam pelajaran (3 mata pelajaran) di Kelas X, dan sebanyak 8 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas XI dan XII. Peserta didik yang mengambil 4 mata pelajaran dari peminatan yang dipilihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 6 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas X atau sebanyak 4 jam pelajaran (1 mata pelajaran) di Kelas XI dan XII.

2. Lintas Minat

Peserta didik yang mengambil Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atau Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, lintas minatnya harus di luar peminatan yang dipilihnya. Sedangkan peserta didik yang mengambil Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat mengambil mata pelajaran lintas minat: (1) di luar; (2) di dalam; atau (3) sebagian di dalam dan sebagian di luar, peminatan yang dipilihnya.

(37)

Kelas Peserta didik yang memililih Peminatan

Matematika Geografi Bhs & Sastra Indonesia Fisika Sejarah Bahasa dan Sastra Inggris

Biologi Sosiologi Bahasa dan Sastra Asing Lainnya (Bhs. Jepang)

KimiaEkonomi Antropologi

Catatan : untuk kelas XI dari dua mata pelajaran lintas minat yang diambil di kelas X, maka di kelas XI yang merupakan lanjutan dari kelas X harus melepas/memilih satu mata pelajaran (diambil hanya satu mata pelajaran) dan dilaksanakan sampai dengan kelas XII

Ilustrasi lintas minat dapat dilihat pada contoh berikut. Seorang calon peserta didik bercita-cita untuk melanjutkan studinya setamat SMA ke Fakultas Kedokteran. Waktu masuk SMA ia memilih peminatan MIA. Namun demikian ia juga ingin berbisnis, karena itu ia tak mengambil fisika, melainkanmemilih mata pelajaranekonomi. Di samping itu, ia juga ingin memiliki hubungan baik dengan Arab, maka ia memilih lintas minat bahasa Arab.

Mata pelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII. Sebagai contoh, peserta didik Kelas X yang memilih Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat mengambil 3 mata pelajaran yaitu Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, dan Antropologi. Lintas minatnya dapat mengambil mata pelajaran: (1) Biologi, Fisika, dan Kimia; (2) Geografi, Sejarah, dan Ekonomi; (3) Matematika, Sosiologi, dan Bahasa Jerman; atau (4) Bahasa Mandarin, Bahasa Arab, dan Bahasa Jepang. Alternatif (1), (2), dan (3) merupakan contoh lintas minat di luar peminatan yang dipilihnya, sedangkan alternatif (4) merupakan contoh lintas minat di dalam peminatan yang dipilihnya.

(38)

Bagi peserta didik yang menggunakan pilihan untuk menguasai satu mata pelajaran tertentu misalnya bahasa asing tertentu, dianjurkan untuk memilih mata pelajaran yang sama sejak Kelas X sampai Kelas XII.

3. Pendalaman Minat

Konsep pelaksanaan pendalaman minat adalah umum mempersiapkan peserta didik SMA Kelas XII memasuki perguruan tinggi. Mereka dapat mengambil mata kuliah pilihan di perguruan tinggi yang akan diakui sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. Pilihan ini perlu sekolah sedikan dengan cara membangun kerjasama dengan perguruan tinggi terkait. Pendalaman minat mata pelajaran tertentu dalam peminatan dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi di kelas XII.

Kegiatan layanan pendalaman minat akan sekolah coba laksanakan setelah sekolah mendata minat dan pilihan peserta didik masuk perguruan tinggi. Program pelayanan akan sekolah usahakan melalui kerja sama sekolah dengan perguruan tinggi.

E. Pengaturan Beban Belajar

Penambahan Beban Belajar Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar 2 (dua) jam per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting

Mata pelajaran seni budaya, prakarya, dan kewirausahaan Untuk mata pelajaran tersebut, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semester

(39)

Pengaturan beban belajar pada dasarnya untuk memberikan pelayanan belajar kepada peserta didik agar sesuai dengan potensi, bakat, minat, kemampuan, dan kecepatan belajarnya sehingga dapat peserta didik dapat mengembangkan dirinya secara optimal. Sekolah menyadari dalam melaksanakan kurikulum 2013 peserta didik diharapkan dapat beraktivitas dan berkarya pada tiap mata pelajaran. Oleh karena itu, beban belajar yang harus peserta didik tanggung menjadi bertambah banyak sehinggan jika beban belajar peserta didik berlebih, maka dapat berpengaruh kontra produktif terhadap perkembangan diri peserta didik. Karena alasan itulah maka sekolah memandang perlu untuk mengatur beban belajar pada tiap semester.

Pengaturan beban belajar meliputi tiga aspek utama dan aktivitas belajar tambahan, yaitu :

1. Aktivitas tatap muka dalam ruang kelas, Laboratorium, workshop, lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, kebun TOGA (Tanaman Obat Keluarga), Green House, atau pengaturan pembelajaran lainnya.

2. Kegiatan belajar virtual adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara maya dengan memanfaatkan berbagai jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi baik secara terstruktur atau mandiri.

3. Kegiatan terstruktur/kokurikuler yaitu pembelajaran dalam bentuk penugasan dari pendidik terkait muatan atau mata pelajaran yang berfungsi sebagai proses pendalaman atau perluasan pengalaman belajar yang diterima setelah kegiatan tatap muka.

4. Kegiatan Mandiri adalah kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik atas inisiatif atau dengan stimulasi pendidik yang berfungsi sebagai proses pendalaman atau perluasan pengalaman belajar yang diterima dalam kegiatan tatap muka dan/atau terstruktur;

5. Program remedial dan pengayaan yaitu pengorganisasian kegiatan belajar yang untuk membantu peserta didik mencapai kriteria ketuntasan belajar bagi yang belum tuntas dan penguasaan materi lebih tinggi bagi yang telah mencapai ketuntasan;

6. Program ekstrakurikuler yang dibahas dalam pengaturan tersendiri.

(40)

keterampilan yang meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.

Pengaturan beban belajar di SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor menggunakan sistem Paket Semester sebagai berikut :

1). Peminatan Matematika dan Ilmu Alam

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu

Kelas X Kelas XI Kelas XII Smt.1 Smt.2 Smt. 1 Smt.2 Smt. 1 Smt.2 Kelompok A (Umum)

1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3

2. PPKn 2 2 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4

4. Matematika 4 4 4 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2

Jumlah Kelompok A 17 17 17 17 17 17

Kelompok B (Umum)

7. Seni Budaya 2 2 2 2 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga,

dan Kesehatan 3 3 3 3 3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2

10. Mulok : Bahasa Sunda 2 2 2 2

Jumlah Kelompok C 12 12 16 16 16 16

Kelompok D (Lintas Minat)

15. Dua mata pelajaran yang ada di Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial 6 6

16. Satu mata pelajaran yang ada di

Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial 4 4 4 4

Jumlah Jam Pelajaran yang Harus

Ditempuh per Minggu 44 44 46 46 46 46

2). Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial :

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu

(41)

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu

Kelas X Kelas XI Kelas XII Smt. 1 Smt.2 Smt. 1 Smt. 2 Smt. 1 Smt.2

1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4

8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, danKesehatan 3 3 3 3 3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2

10. Mulok : Bahasa Sunda 2 2 2 2 -

-Teknologi informasi dan komunikasi - - - - 2 2

Kelompok C (Peminatan) 15. Dua mata pelajaran yang ada di

Peminatan Matematika dan Ilmu

Alam (@ 3 jampel) 6 6

16.

Satu mata pelajaran yang ada di Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (@ 4 Jampel)

4 4 4 4

Jumlah Jam Pelajaran yang Harus

Ditempuh per Minggu 44 44 46 46 46 46

Catatan :

1).Lintas minat kelas X

 Peminatan MIPA 1 – 2: Bahasa & Sastra Inggris dan Ekonomi;  Peminatan MIPA 4 – 6 : Bahasa & Sastra Inggris dan Geografi

 Peminatan IPS 1 – 3 : Bahasa & Sastra Inggris dan Bahasa dan Sastra Indonesia 2). Lintas minat kelas XI

 Peminatan MIPA 1 - 3 : Bahasa & Sastra Inggris;  Peminatan MIPA 4 - 6 : Bahasa Jepang,

 Peminatan MIPA 7: Geografi

 Peminatan IPS 1 - 2 : Bahasa & sastra Inggris ;dan  Peminatan IPS - 3 : Bahasa Jepang

3). Lintas minat kelas XII

 Peminatan MIPA 1 -. 5 : Bahasa dan Sastra Inggris; dan  Peminatan MIPA 6 -7: Bahasa Jepang

(42)

Adapun cara menetapkan beban belajar dengan sistem satuan semester untuk SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor meliputi meliputi 45 menit tatap muka, 60% dari waktu tatap muka untuk kegiatan terstruktur maupuan kegiatan mandiri seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Kegiatan Sistem Paket SKS

Tatap muka 45 menit 45 menit

Penugasan terstruktur 60% x 45 menit = 27 menit

45 menit

Kegiatan mandiri 45 menit

Jumlah 72 menit 135 menit

Berdasarkan tabel sekolah menentukan jumlah maksimum waktu yang peserta didik gunakan untuk setiap satu jam tatap muka sebanyak-banyaknya 54 menit. Pengaturan beban belajar berdasarkan waktu yang harus peserta didik alokasikan pada setaip minggu efektif pada tiap semester. Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMA/MA terdiri atas mata pelajaran kelompok A (umum), mata pelajaran kelompok B (umum), dan mata pelajaran kelompok C (peminatan), serta lintas minat dan/atau pendalaman minat. Hal lain yang perlu peserta didik laksanakan adalah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Pengaturan minggu efektif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

NO KEGIATAN ALOKASI

WAKTU KETERANGAN

1. Minggu efektif belajar reguler setiap tahun pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII)

4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu

Satu minggu setiap semester

5. Jeda antarsemester Maksimal 2 minggu

Antara semester I dan II

6. Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 minggu

(43)

NO KEGIATAN ALOKASI

WAKTU KETERANGAN

awal tahun ajaran 7. Hari libur keagamaan Maksimal 4

minggu

8. Hari libur umum/nasional Maksimal 2 minggu

Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

9. Hari libur khusus Maksimal 1

minggu

Pengaturan minggu efektif selanjutnya diganakan sebagai dasar penentukan kalender pendidikan. Dengan demikian, maka dapat ditentukan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit, dengan minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) untuk tahun pelajaran 2017/2018 adalah 36 minggu efektif

F. Muatan Lokal

Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan keragaman potensi daerah, karakteristik daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan lingkungan sekitar sekolah yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Muatan lokal dapat berupa kurikulum yang memuat materi tentang karakteristik daerah atau karakteristik satuan pendidikan.

(44)

tinggal peserta didik sehingga bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ruang lingkup kegiatan pembelajaran muatan lokal meliputi;

1) mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya dan spiritual di daerahnya atau satuan pendidikan dan

2) melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah atau satuan pendidikan yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional

Prinsip pengembangan muatan lokal yang menjadi perhatian setiap satuan pendidikan yaitu;

1) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik. 2) Keutuhan dalam pengembangan semua kompetensi.

3) Substansi kurikulum muatan lokal mencakup keseluruhan dimensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).

4) Fleksibilitas dalam jenis, bentuk, dan pengaturan waktu.

5) Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.

6) Kebermanfaatan.

7) Penetapan muatan lokal berorientasi pada upaya pengenalan, pelestarian, dan pengembangan potensi daerah untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global.

Jenis muatan lokal berupa potensi dan keunikan lokal yang terkait dengan seni budaya, prakarya, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, bahasa, dan/atau teknologi. Jenis materinya berupa bahasa daerah, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.

Dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran muatan lokal mengacu pada struktur silabus yang dikembangkan oleh pemerintah dengan memenuhi standar berikut:

1) kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti,

(45)

3) buku teks pelajaran (buku peserta didik dan buku guru) berbasis aktivitas dan karya, dan

4) perangkat administrasi pembelajaran.

Mekanisme pengembangan muatal lokal pada Kurikulum 2013 di SMA PANTANG MUNDUR Kota Bogor dengan prosedur sebagai berikut:

1) analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya daerah atau satuan pendidikan;

2) identifikasi kompetensi yang menjadi keunggulan lokal; 3) perumusan kompetensi inti dan kompetensi dasar;

4) penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi dasar; 5) penetapan muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi

muatan pembelajaran; 6) penyusunan silabus;

7) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran; dan 8) penyusunan buku teks pelajaran/modul pembelajaran.

Mekanisme pelaksanaan program muatan lokal memperhatikan rambu-rambu berikut. 1) Muatan lokal diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan

sumber daya pendidikan yang tersedia.

2) Setiap satuan pendidikan dapat menambah beban belajar maksimal 2 (dua) jam/minggu untuk muatan lokal yang ditetapkan sebagai muatan pembelajaran yang berdiri sendiri.

3) Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban belajar muatan lokal ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan.

Daya dukung minimal yang perlu mendapat perhatian adalah: 1) Kebijakan Muatan Lokal berupa dasar kebijakan.

2) Sumber Daya Pendidikan perlu dipenuhi sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.

Gambar

tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
Gambar : Alur penentuan KKM
Tabel 2: Interval nilai dan predikat KKM 77 sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung, Skripsi (SI).. Medan: Program Studi Ilmu

[r]

There are four aspects that this study aims to investigate: the teacher written feedback strategies, what teacher’s reasons in using those feedback strategies, students’

Packet Tracer adalah software simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi

West Java Directorate General of Water Resources, Ministry of Public Works and Housing.4.

Anak yang lahir dari perkawinan tidak sah adalah anak tidak sah,sehingga anak tersebut hanya mempunyai hubungan dengan ibunya dan keluarga ibunya (Pasal 43 UU No 1 Tahun

Matematika 3.7 Mendeskripsikan dan menentukan hubungan antar satuan baku untuk panjang, berat, dan waktu yang umumnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari..

Pengaruh Orientasi dalam Pembelajaran Kewarganegaraan dan Interaksi Guru dengan Siswa terhadap Peningkatan Sikap Nasionalisme (Studi Deskriptif pada Kelas VIII SMP