• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM AKUNTANSI MANAJEMEN AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM AKUNTANSI MANAJEMEN AN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM AKUTANSI MANAJEMEN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Oleh: Kelompok 1

JEPRI JOHAN (E1D013020)

ROLAS SINAGA (E1D013082)

YOSEPHIN OKTAVIANUS S. (E1D013102)

MAJU LUBIS (E1D013125)

LAURENSIA D. RENGSI P. (E1D013130)

Dosen Pembimbing : RESWITA, SP., M.M.

LABORATORIUM SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

AKUTANSI MANAJEMEN

Disusun Oleh: Kelompok 1

JEPRI JOHAN (E1D013020)

ROLAS SINAGA (E1D013082)

YOSEPHIN OKTAVIANUS S. (E1D013102)

MAJU LUBIS (E1D013125)

LAURENSIA D. RENGSI P. (E1D013130)

Telah disahkan dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

RESWITA

, SP

.,

M.

M.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga, penulis dapat menyelesaikan laporan dari hasil peraktikum Akutansi Manajemen yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan”. Laporan ini disusun sedemikian rupa agar muda dipahami dan dipelajari oleh seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini, dengan harapan agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagaimana menganalisis laporan keuangan. Laporan ini merupakan sebagai syarat laporan akhir untuk memenuhi nilai mata kuliah Akutansi Manajemen.

Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini, yaitu:

1. Bpk. Dr. M. Mustopa Romdhon, SP.M.Si. selaku dosen matakuliah Akutansi Manajemen.

2. Ibu Reswita SP, M.M selaku dosen pembimbing laporan Akutansi Manajemen.

Dalam penulisan laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan belum bisa sepenuhnya memuaskan bagi mahasiswa yang membacanya. Dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar di waktu yang akan datang penulis dapat perbaikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan keinginan para pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, Januari 2016

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diera globalisasi saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia. Baik perusahaan sejenis maupun yang tidak sejenis. Setiap perusahaan pasti memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda. Saat ini semua perusahaan wajib membuat suatu laporan yang berkaitan dengan perkembangan keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran kemajuan perusahaan secara periodik. Laporan keuangan merupakan suatu media informasi yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pihak internal dan eksternal perusahaan yang bermanfaat bagi pihak tersebut dalam pengambilan keputusan secara ekonomi.

Informasi keuangan disusun dan disajikan perusahaan berupa neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan analisis laporan keuangan. Dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan (financial strength) yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisis laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.

Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah analisis rasio aktivitas dan likuiditas, analisis rasio solvabilitas, dan analisis rasio profitabilitas. Analisis rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan. Analisis rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan. Analisis rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dihasilkan dari penjualan.

Sehingga laporan keuangan sangat diperlukan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan

(5)

1. Bagaimana neraca keuangan pada PD. Taru Martani? 2. Bagaimana laporan rugi laba pada PD. Taru Martani?

3. Bagaimaa analisis laporan keuangan pada PD. Taru Martani?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami neraca keuangan pada PD. Taru Martani.

2. Untuk mengetahui laporan rugi laba pada PD. Taru Martani.

3. Untuk mengetahui analisis laporan keuangan pada PD. Taru Martani.

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Laporan Keuangan

(6)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, laporan arus dana), catatan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Laporan Keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau Lembaga Keuangan), maupun pihak yang berkepentingan lainnya (Rahardjo, 2003:53) .

2.1.2 Bentuk – Bentuk Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan kemudian penafsiran laporan keuangan tersebut disajikan dalam beberapa bentuk laporan keuangan. Bentuk-bentuk laporan keuangan umumnya ada tiga bentuk, yaitu Neraca (Balanced), Laporan Rugi Laba (Income Statement) dan Laporan Perubahan Modal (Capital Statement).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SAK:2009) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

a. Neraca (Balanced)

Neraca merupakan laporan secara sistematis yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan meliputi Assets (Harta), Liabilities (Hutang) dan Capital (Modal). Bentuk neraca harus memenuhi persamaan akuntansi. Neraca umumnya dibuat pada akhir periode akuntansi (akhir tahun) dan akhir periode (bulanan) dan dalam sistem akuntansi komputer neraca dapat disusun setiap saat bila diperlukan dan metode akuntansi perpetual memungkinkan neraca dapat didivisual setiap saat. Dari neraca, kita dapat memperoleh informasi-informasi lain yang sangat penting, yang tidak terdapat dari laporan Laba Rugi. Informasi itu adalah jenis dan besarnya harta, kewajiban (utang), dan modal perusahaan. Dengan demikian, informasi yang lebih lengkap tentang kondisi perusahaan pada suatu saat dapat diketahui, tidak hanya besarnya laba. Bentuk-bentuk neraca adalah Bentuk-bentuk laporan, Bentuk-bentuk rekening dan Bentuk-bentuk posisi keuangan.

b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

(7)

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahab ekuiditas adalah laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan ditambah laba bersih selam satu periode dikurangi dengan pengambilan prive. Komponen akun dalam laporan perubahan ekuitas adalah Modal Awal, Laba atau Rugi, Penarikan (prive), dan Modal Akhir.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannnya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar tersebut. Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan keuangan yang harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan.

2.2 Analisis Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan yang dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menemukan kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana (Martin, 2002:481).

Menurut Budi Rahardjo (2003) analisis laporan keuangan adalah hubungan antara satu angka dengan angka yang lain, dan jumlah serta arah perubahan dari suatu saat tertentu ke saat berikutnya. Sedangkan Dwi Prastowo mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

(8)

Berdasarkan definisi analisis laporan keuangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk memeriksa hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan angka-angka-angka-angka dalam beberapa periode tertentu, dengan tujuan untuk menemukan kelemahan pada kinerja keuangan suatu perusahaan agar terhindar dari masalah yang mungkin akan timbul dari kelemahan kinerja keuangan tersebut dimasa yang akan datang.

2.2.2 Jenis – Jenis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga analisis rasio dapat digolongkan menjadi: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio-rasio lainnya. Menurut Dewi Astuti (2004:31) Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang dipergunakan yaitu: Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas.

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek (Short Time Debt) yang harus segera dipenuhi. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.

Adapun beberapa rasio yang tergabung dalam rasio likuiditas adalah sebagai berikut : 1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena rasio ini menunjukkan sejauhmana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio lancar dapat dihitung dengan rumus:

Current Ratio= AKTIVA LANCAR

HUTANG JANGKA PENDEK X100 2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang likuid. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik.

Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus:

(9)

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek (hutang lancar) dengan kas yang tersedia dan yang tersimpan di bank.

Rasio kas dapat dihitung dengan rumus:

Cash Ratio= KAS+EFEK

HUTANG JANGKA PENDEK X100

b. Rasio Solvabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.

Adapun Rasio yang tergabung dalam Ratio Solvabilitas adalah:

1. Rasio Hutang terhadap Modal atau Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan modal sendiri atau modal pemilik dapat memenuhi seluruh kewajibannya ataupun utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini maka akan semakin baik. Rasio ini juga disebut rasio leverage, untuk keamanan pihak luar rasio terbaik adalah jika jumlah modal sendiri lebih besar daripada jumlah utang atau minimal sama besar. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Debt¿Equity Ratio=Total Hutang Total Modal x100

2. Rasio Hutang terhadap Total Aset (Total Debt to Total Asset Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah seluruh aktiva yang diketahui.Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Untuk lebih aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Debt¿Asset Ratio=Total Hutang Total Aktiva x100 3. Long Term Debt To Equity Ratio

(10)

Rumus: seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan lain sebagainya.Berikut rasio yang termasuk dalam rasio porfitabilitas yaitu :

1. Return On Assets

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Tingkat Return On Assets > 30% dikategorikan bahwa perusahaan memiliki kondisi yang profit.

ROA=Laba Bersih

Total Aktiva x100 2. Return On Equity

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai modal. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Tingkat Return On Equity > 30% dikategorikan bahwa perusahaan memiliki kondisi yang profit.

ROE=Laba Bersih Total Modalx100 3. Gross Profit Margin

Rasio ini menunjukan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor dan merupakan perbandingan antara laba kotor dan penjualan bersih. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik karena hal ini menunjukan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan. Tingkat Gross Profit Margin > 30% dikategorikan bahwa perusahaan memiliki kondisi yang profit.

GPM=Laba Kotor

Penjualan x100 d. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Aktiva yang dimiliki suatu perusahaan dimaksudkan untuk diputarkan (dimanfaatkan) karena dengan perputaran itu dapat diperoleh laba.

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keaktifan perusahaan dalam menggunakan dana yang tercermin dalam perputaran modalnya. Rasio keaktifan ini mengukur seberapa aktif perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber yang ada yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. Rasio ini dihitung dalam tiga cara :

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) ITO=Laba Kotor

Penjualan x100

(11)

RTO= Piutang

Ratarata Piutang Dagangx100

(12)

Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi/Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.

Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Metode Analisis Rasio merupakan teknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan. Berikut analisa rasio keuangan yang biasa digunakan yaitu:

a. Rasio Aktifitas ( Activity Ratio )

Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :

- Total Assets Turn OverRatio

Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.

(13)

Rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang

Average Collection Period Ratio=Piutang x365 Penjualan x100 kewajiban finansial jangka panjang. Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :

- Total Debt to Assets Ratio

Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.

Rumus : Total Debt¿Assets Ratio=Total Hutang Total Aktiva x100

Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.

Ada beberapa jenis rasio profitabilitas antara lain :

- Gross Profit Margin

(14)

Rumus : Gross Profit Margin Ratio=Penjualan NettoHPP Penjualan Netto x100 - Net Profit Margin

Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari

penjualan. Net Profit MarginRatio=Laba Bersih Setelah Pajak(EAT) Penjualan Netto x100 - Earning Power of Total Investment

Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang saham.

Rumus:

Earning Power of Total Investme=Biaya Administrasidan Umum(EBIT)

Jumlah Aktiva x100

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Laporan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal

(15)

NERACA Jumlah aktiva lancar 13.164.861.274

Aktiva Tidak Lancar Jumlah kewajiban tidak lancar 1.968.964.660

(16)

4.1.2 Laporan Rugi Laba

LAPORAN RUGI LABA PD. TARU MARTANI

31 DESEMBER 2014

Penjualan Bersih 9.583.564.091

Beban

Beban pokok penjualan 6.738.329.947 Beban usaha 2.405.144.627 Beban lain-lain (551.439.911) Pajak penghasilan 141.408.629 Jumlah beban 8.733.443.292

Laba Bersih 850.120.799

4.1.3 Laporan Perubahan Modal

LAPORAN PERUBAHAN MODAL PD. TARU MARTANI

31 DESEMBER 2014

Modal awal 16.739.740.849 Laba bersih 850.120.799

Prive ( 1.000.000 )

Penambahan Modal 0

Modal akhir 17.588.861.648

(17)

Dari data diatas dapat dilakukan analisis laporan keuangan PD. Taru Martani dengan menggunakan metode analisis rasio yaitu Analisis Rasio Aktifitas, Analisis Rasio Solvabilitas, dan Analisis Rasio Profitabilitas.

Berikut hasil pengukuran dengan membandingkan hasil analisa rasio keuangan pada PD. Taru Martani.

Hasil dari total assets turn over yang didapat yaitu 47% atau 0,47 yang memiliki arti bahwa PD. Taru Martani hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar 47% atau 0,47 kali dari total aktiva yang dimiliki. Maka aktiva akan lebih lambat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin tidak efisien dalam penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama tidak dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya tidak ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.

(18)

¿Rp.9 .583.564 .091 Rp.7 .116.373 .341x100 = 135 %

Hasil dari fixed assets turn over yang didapat yaitu 135% atau 1,35 kali, dimana rasio perputaran total aktiva rata-rata perusahaan dalam industri adalah2.5 kali. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat penjualan yang cukup jika dibandingkan dengan investasi dalam total aktivanya. Jika perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal-hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.

d. Inventory Turn Over

Hasil dari inventory turn over yang diperoleh yaitu 131% atau 1,31 yang memiliki arti bahwa dana yang tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 1,31 kali dalam setahun. Semakin tinggi turn over yang diperoleh, semakin efektif manajemen dalam persediaan atau dengan kata lain semakin cepat tingkat perputaran persediaan, maka semakin besar tingkat keberhasilan perusahaan.

(19)

= 177 %

Hasil dari receivable turn over yang diperoleh yaitu 177 % atau 1,77, yang menunjukkan bahwa sebanyak 1,77 kali persediaan barang dagangan perusahaan berputar dalam 1 periode. Dalam 1 tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar selama 25 kali.

2. Rasio Solvabilitas

a. Total Debt to Assets Ratio

Total Debt¿Assets Ratio=Total Hutang Total Aktiva x100

¿ Rp.3 .541.493 .765 Rp.20 .281.234 .615x100 = 17 %

Hasil dari total debt to assets ratio yang diperoleh yaitu 17%, maka menunjukkan bahwa aktiva sebesar 17 % dibiayai dari hutang perusahaan. Jika suatu debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil.

b. Total Debt to Equity Ratio

Total Debt¿Equity Ratio= Total Hutang Modal Sendirix100

¿ Rp.3 .541.493 .765 Rp.16 .739.740 .849x100 = 21%

Hasil total debt to equity ratio yang diperoleh yaitu 21%, yang menunjukkan bahwa modal sendiri sebesar 21% yang dimiliki PD. Taru Martani dapat melunasi hutang PD Taru Martani.

3. Rasio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Gross Profit MarginRatio=Penjualan NettoHPP Penjualan Netto x100

¿Rp.9 .538.564 .091−Rp.8 .733 .443.292 Rp.9 .538 .564 .091 x100 = 8 %

(20)

semakin kurang baik operasi PD. Taru Martani. Begitu pula sebaliknya jika gross profit margin semakin besar, maka semkain baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative lebih rendah dibandingkan dengan penjualan.

b. Operating Income

Operating Income Ratio=Penjualan NettoHPPEBIT Penjualan Netto x100

¿Rp.9 .538.564 .091−Rp.8 .733 .443.292−Rp.2 .317 .038.190 Rp.9 .538.564 .091 x100

= - 16 %

Hasil operating income yang diperoleh yaitu -16% atau -0,16 maka menunjukkan bahwa setiap rupiah penjualan PD Taru Martani mengalami kerugian sebesar Rp.0,16.

Hasil dari net profit margin yang diperoleh yaitu 9 %, berarti bahwa laba bersih sesudah pajak yang dicapai adalah sebesar 9 % dari volume penjualan. Semakin tinggi net profit margin, maka semakin baik pula operasi perusahaan.

d. Earning Power of Total Investment

Earning Power of Total Investme=Biaya Administrasidan Umum(EBIT)

Jumlah Aktiva x100

¿ Rp .2.317.038 .190 Rp.20 .281.234 .615x100

= 11 %

Hasil dari earning power of total investment yang diperoleh adalah 11% dan rasio rata-rata perusahaan dalam industri adalah 18,3%. Hal ini menjukkan kemampuan PD. Taru Martani untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan sebelum dikenakan pajak adalah lebih rendah dari kemampuan rata-rata perusahaan dalam industri.

e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio

Rate of Return Investment(ROI)Ratio= EAT

Jumlah Aktivax100

¿ Rp.850 .120.799

(21)

= 4 %

Hasil dari ROI yang diperoleh yaitu 4%, menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang diperoleh oleh PD. Taru Martani adalah sebesar 4% dari total aktiva. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan.

f. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners

Returnon Equity(ROE)= EAT

Jumlah Modal Sendirix100

¿ Rp.850.120 .799

Rp.16 .739.740 .849x100 = 5 %

Hasil daro ROE yang diperoleh yaitu 5%, menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik PD. Taru Martani atas modal yang diinvestasikan adalah sebesar 5%. Semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh, maka akan semkain baik kedudukan atau posisi pemilik perusahaan.

(22)

KESIMPULAN

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwan hasil rasio –rasio yang didapatkan sebagai berikut :

1. Rasio Aktivitas

Aktiva yang didapat tergolong rendah pada tingkat penjualan, maka akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

2. Rasio Solvabilitas

Debt ratio sebesar 17 % semakin kecil, maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko finansial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil dan bahwa modal sendiri sebesar 21% yang dimiliki PD Taru Martani dapat melunasi hutang perusahaan.

3. Rasio Profitabilitas

Untuk menilai tingkat profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dari net profit (laba/rugi bersih sesudah pajak) dan net prodit pada PD Taru Martani sebesar 9%. Profitabilitas rendah menunjukkan bahwa tingkat kinerja manajemen perusahaan tersebut kurang baik. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka akan semakin tinggi pengungkapannya dana akan mendorong para menejer untuk memberikan informasi yang lebih terinci sebab merekaingin menyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi terhadap menejemen. Sehingga kondisi keuangan dan kinerja pada PD. Taru Martani dalam keadaan aman. Namun, dalam kondisi aman tersebut pihak manajamen harus tetap meningkatkan kinerja mereka. Agar dari tingkat aman tersebut tidak semakin merosot, namun semakin menjadi baik.

DAFTAR PUSTAKA

(23)

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro, Semarang.

Ardi Hamzah.2007. “Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas dan Investmen Opportunity Set Dalam Tahapan Siklus Kehidupan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2001 – 2005”.

Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo, Madura.

Lestari, Holydia. 2004. “Pengaruh Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, Risiko dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi”. Simposium Nasional Akuntansi VII, Bali.

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan obat Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, Kepala di Puskesmas sedikit banyak mempengaruhi waktu Puskesmas Pengadegan beserta staf, serta pengobatan, apabila

1) Secara Keseluruhan, peran penyuluh dalam kegiatan Kelompok Tani Sri Asih dan Sri Rahayu di Desa Kujangsari Kecamatan Langensari Kota Banjardinyatakan sudah

Hasil penentuan bilangan peroksida yang didapatkan pada penelitian ini ditampilkan pada Tabel 2, yang menggambarkan perbandingan kualitas dari penentuan bilangan peroksida

Pemegang Unit Penyertaan akan mendapatkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang akan dikirimkan paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa setelah: (i) aplikasi pembelian Unit

ideologi yang dianut oleh setiap manusia disebabkan perbedaan dalam hal menyusun kerangka pandangan dunia Pandangan dunia, adalah bentuk dari sebuah kesimpulan,

Berdasarkan Tabel 2 dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan layanan informasi dan kedisiplinan siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa pada

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG PENGANGKATAN PEJABAT PENGELOLA PROGRAM PENANGANAN DARURAT RUNTUHNYA JEMBATAN KUTAI KERTANEGARA

hidrolik teras, yang mencakup perhitungan distribusi kerapatan dan temperatur coolant , dan penurunan tekanan pada teras; kemudian mekanisme perpindahan panas antar