• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada PG Kebon Agung Malang) | Fatoni | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada PG Kebon Agung Malang) | Fatoni | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

38

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Pada PG Kebon Agung Malang)

Agatha Finona Fatoni M. Djudi Mukzan Yuniadi Mayowan

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang

Email : Agatha.finona@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to describe the influence of simultaneously and partially variable of work safety (X1) and occupational health (X2) on employee performance (Y) on employee of the manufacturing

department PG Kebon Agung Malang. The type of research used in this study is explanatory research using a quantitative approach. Explanatory research is research that highlight the relationship between variables and test the hypotesis which has formuated before. The population in this research is employees of manufacturing department PG Kebon Agung Malang, with total sample are 66 people. Techniques of data collection that used in this study are questionnaires and documentation by using multiple linear regression analysis with the help of SPSS 20.00 for windows. The result of search showed that occupational safety and health are simultaneously have a significant effect on employee performance that can be seen from the value of sig.F < α (0,000 < 0,05) or fromFcount > Ftable (44,382 > 3,143). Partially, work safety has a significant

effect on employee performance of 0.662. While occupational health has a significant effect partially on employee performance of 0.385.

Keywords : Work Safety, Occupational Health, Employee Performance

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjeaskan pengaruh secara simultan dan parsial variabel keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung Malang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian penjelasan merupakan penelitian yang menyoroti hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung Malang, dengan jumlah sampel sebesar 66 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan dokumentasi dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS 20.00 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan yang dapat diihat dari nilai sig.F < α yaitu 0,000 < 0,05 atau dari nilai Fhitung > Ftabel yaitu 44,382 > 3,143. Secara parsial keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 0,662. Sedangkan kesehatan kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan sebesar 0,385.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

39

1. PENDAHULUAN

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dari suatu perusahaan dan memiliki peranan yang menentukan perkembangan perusahaan. Manusia merupakan aset utama dalam organisasi atau perusahaan yang perlu mendapatkan perhatian serius dan perlu dikelola dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan mampu memberikan kontribusi secara optimal dan dapat menghasikan suatu kinerja yang berkualitas dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

Perlindungan dan pemenuhan hak atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu program pemeliharaan di dalam perusahaan untuk menjaga dan melindungi karyawannya di lingkungan kerja. Pemberian perlingungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang menentukan kemajuan perusahaan, karena kondisi kerja yang maksimal dengan rasa aman dan nyaman maka karyawan akan bekerja dengan baik. Hal ini didukung oleh pernyataan Husni

(2005:139) bahwa, “Keselamatan dan Kesehatan

Kerja melindungi karyawan untuk mewujudkan

kinerja yang optimal.” Tujuan pelaksanaan

program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi karyawan adalah untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat di lingkungan kerja dalam rangka mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Kecelakaan kerja merupakan kerjadian yang tidak terduga yang mengakibatkan luka, sakit, dan kerugian. Menurut Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, pengertian Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Orang yang ditimpa kecelakaan akan berakibat luka-luka, kelainan tubuh dan cacat, bahkan kematian.

Kinerja merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan, karena menyangkut kualitas, kuantitas, dan produktivitas kerja. Kinerja yang baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan perusahaan, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja merupakan suatu hasil kerja dari karyawan baik kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan dari

penyelesaian tugas yang diberikan oleh perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Rivai

(2004:309) bahwa, “Kinerja merupakan perilaku

nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan

sesuai dengan perannya dalam perusahaan.”

Dengan adanya program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini, sangat erat hubungannya dengan kinerja karyawan. Seperti yang dinyatakan oleh Siagian (2002:263) bahwa pentingnya pemeliharaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja para anggota organisasi sudah diakui secara luas di kalangan manajer karena para karyawan yang sehat dan bugar, dalam arti fisik maupun dalam arti mental, akan mampu menampilkan kinerja yang prima, motivasi yang tinggi dan tingkat kemangkiran yang rendah.

Adanya teknologi yang disertai peralatan modern disamping membawa kemudahan dalam berproduksi juga mempunyai tingkat resiko kecelakaan yang tinggi. Selain kemampuan penguasaan teknologi canggih, pengetahuan dan perlindungan tentang keselamatan dan kesehatan kerja juga menjadi sangat penting karena dapat meminimalisasi bahaya kecelakaan kerja yang terjadi. PG Kebon Agung merupakan salah satu pabrik yang dalam perkembangannya banyak menggunakan peralatan dan mesin-mesin berat. Keputusan dalam menggunakan peralatan dan mesin berat yang berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kinerja karyawan. Dalam penggunaan mesin berat PG Kebon Agung harus dapat menjamin keselamatan dan kesehatan karyawan yang menggunakan dan mengoperasikan mesin.

PG Kebon Agung sangat mengutamakan pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawannya untuk dikelola dengan baik agar kesejahteraan karyawan dapat terpenuhi dan tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu setiap karyawan PG Kebon Agung mengetahui tanggung jawabnya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan Sistem Manajemen K3 masih tergolong baru di PG Kebon Agung Malang, yaitu mulai tahun 2010. Hal ini sebuah dorongan bagi penulis untuk melakukan penelitian di PG Kebon Agung. Maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pabrikasi PG Kebon

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

40

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan kerja karyawan merupakan aspek yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian sejalan dengan berkembangnya teknologi di kalangan industri yang semakin canggih, hal ini menuntut perlunya keamanan dan kenyamanan sumber daya manusia dalam bekerja. Setiap karyawan memiliki hak atas perlindungan keselamatannya dalam lingkungan kerja. Menurut Bangun (2012:37) menyatakan bahwa,

“Keselamatan Kerja adalah perlindungan atas

keamanan kerja yang dialami pekerja, baik fisik

maupun mental dalam lingkungan pekerjaannya.” Husni (2005:140) mengatakan, “Kesehatan

kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial, sehingga memungkinkan dapat bekerja

secara optimal”. Sedangkan Mangkunegara (2011:161) menyatakan, “Program kesehatan

kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja”. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik. Hal serupa diungkapkan oleh Moenir (2006:207),

“Kesehatan kerja adalah suatu usaha dan keadaan

yang memungkinkan seseorang mempertahankan

kondisi kesehatannya dalam pekerjaan”.

Sedangkan Silalahi dan Rumondang (2000:139)

mengatakan, “Kesehatan kerja yaitu terhindarnya

dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya”.

2.2. Kinerja

Kinerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan atau organisasi. Kinerja dapat dijadikan bahan evaluasi bagi perusahaan dikarenakan dengan adanya kinerja perusahaan dapat mengukur kapasitas dan mengevaluasi performa dari karyawan dan perusahaan. Mangkunegara (2011:67) menyatakan bahwa,

“Kinerja adalah hasil kerja secara kuaitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”

Kualitas yang dimaksudkan disini yaitu kehalusan, kebersihan, dan ketelitian dari segi hasil pekerjaan, sedangkan kuantitas diukur dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan karyawan. Selain itu kinerja juga dapat diartikan sebagai

suatu hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu yang akan menjadikan kinerja tersebut sebagai hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan, dan deskripsi pekerjaan.

Menurut Dharma (2003:335) mengemukakan bahwa indikator kinerja yaitu: a) Kuanlitas hasil kerja

Kuantitas yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses pelaksanaan kegiatan. Hal ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.

b) Kualitas hasil kerja

Kuslitas yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran

mencerminkan pengukuran “tingkat kepuasan”,

yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Hal ini berkaitan dengan bentuk keluaran.

c) Ketepatan waktu

Ketepatan waktu yaitu sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan

Rivai (2004:309) menyatakan, “Penilaian kerja adalah suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan mengpengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat kehadiran.” Pada saat bersamaan karyawan memerlukan umpan balik atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka di masa yang akan datang. Pekerja juga ingin mendapatkan hal posistif atas berbagai hal yang telah mereka lakukan dengan baik selama melakukan pekerjaan.

Menurut Hasibuan (2008), kriteria atau unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian kinerja karyawan meliputi beberapa hal, yaitu:

1. Kesetiaan

Penyelia mengukur kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, jabatan, dan oerganisasinya. Dapat terlihat dari seorang pekerja yang dihadapkan dalam kondisi dan situasi yang sulit yang berhubungan dengan masa depannya.

2. Kejujuran

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

41 3. Prestasi kerja

Penyelia melihat hasil kerja karyawan dari kualitas dan kuantitasnya dalam uraian pekerjaannya.

4. Kedisiplinan

Penyelia melihat kediplinan karyawan dalam mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi dan standar prosedur yang menjadi tanggungjawab pekerja.

5. Kreativitas

Penyelia melihat kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya dalam penyelesaian tanggungjawabnya.

6. Kerjasama

Penyelia menilai kesediaan karyawan dalam berpatisipasi dan bekerjasama dengan karyawan lainnya secara vertical dan horizontal baik diluar maupun didalam pekerjaan sehingga pekerjaan akan semakin baik.

7. Kepemimpinan

Penyelia melihat bahwa pekerja mampu memimpin, mempunyai kewibawaan yang kuat, dan dapat mempengaruhi pekerja lainnya. 8. Tanggungjawab

Penyelia melihat dan mampu menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya, sarana dan prasarana yang digunakan, serta perilaku pekerjaannya.

9. Ketelitian

Penyelia melihat kemampuan karyawan dapat menilai karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, kehati-hatian dalam bekerja, dan langkah-langkah dalam bekerja.

2.3. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu aspek penting dalam usaha meningkatkan kinerja karyawan dengan memberikan perlindungan terhadap karyawan untuk terbebas dari kecelakaan dan lingkungan yang kurang sehat yang dapat merugikan karyawan maupun perusahaan. Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja dari pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif. Peningkatan-peningkatan dalam hal ini akan menghasilkan meningkatnya kinerja karena menurunnya jumlah dari hari kerja yang hilang. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

Pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja dengan kinerja karyawan sangat menentukan kemajuan perusahaan, karena kondisi pekerja yang maksimal akan mempengaruhi hasil kinerjanya, terlebih perusahaan memberikan kenyamanan, jaminan keselamatan, dan fasilitas yang memadai dapat membuat pekerja dengan tenang mengerjakan tanggung jawabnya. Mangkunegara (2011:162) menyatakan bahwa selain bertujuan menghindari kecelakaan kerja dalam proses produksi perusahaan, program keselamatan juga meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja karyawan. Dengan meningkatnya kegahirahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja maka berdampak pada meningkatnya kinerja karyawan.

Siagian (2002:263) menyatakan bahwa pentingnya pemeliharaan kesehatan dan kebugaran para anggota organisasi sudah diakui secara luas dikalangan manajer karena karyawan yang sehat dan bugar, dalam arti fisik maupun dalam arti mental psikologi, akan mampu menampilkan kinerja yang prima, produktifitas yang tinggi dan tingkat kemalasan yang rendah. Pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja dengan kinerja karyawan sangat menentukan kemajuan perusahaan, karena kondisi pekerja yang maksimal akan mempengaruhi hasil kinerjanya, terlebih perusahaan memberikan kenyamanan, jaminan keselamatan, dan fasilitas yang memadai dapat membuat pekerja dengan tenang mengerjakan tanggung jawabnya. Mangkuprawira dan Vitayala (2007:131) menyatakan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja karyawan sangat berperan dalam mempengaruhi kinerja di perusahaan. Apabila kesehatan kerja terganggu dapat mengganggu mutu dan produktivitas kerja. Karyawan memiliki hak untuk menuntut perusahaan agar menyediakan fasilitas kerja yang memadai agar keselamatan fisik dan mental mereka terlindungi dan dapat meningkatkan kinerja dari pekerjaan yang dilakukan.

3. METODE PENELITIAN

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

42 random sampling. Sampling yang akan diambil

dalam penelitian ini digunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin (Prasetyo & Jannah, 2005:13) sebagai berikut:

� = + �. �2

Maka:

n = + 94. ,94 2

= 65,986 = 66 karyawan Keterangan:

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : persen ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (digunakan 10%)

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang dilakukan mencakup analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis inferensial yang mencakup analisis regresi linier berganda, uji simultan (uji F) dan uji parsial (uji t).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Deskriptif

4.1.1.Distribusi Frekuensi Variabel

Keselamatan Kerja (X1)

Skor rata-rata variabel Keselamatan Kerja (X1) yaitu sebesar 3,98. Rata-rata distribusi jawaban terendah terdapat pada pernyataan bahwa ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja sebagai alat pencegahan, pertolongan, dan perlindungan karyawan sudah memadai, yaitu sebesar 3,85. Sedangkan pada pernyataan bahwa pimpinan perusahaan sudah memberikan perlakuan yang adil terhadap semua pegawai memiiki distribusi jawaban tertinggi, yaitu 4,06.

4.1.2.Distribusi Frekuensi Variabel Kesehatan Kerja (X2)

Skor rata-rata variabel Kesehatan Kerja (X2) yaitu sebesar 3,82. Rata-rata distribusi jawaban terendah terdapat pada pernyataan bahwa perusahaan telah menyediakan makanan yang bergizi, yaitu sebesar 3,61. Sedangkan pada pernyataan bahwa perusahaan memberikan pelayanan kesehatan untuk tenaga kerja memiiki distribusi jawaban tertinggi, yaitu 4,12.

4.1.3.Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Skor rata-rata variabel Kinerja Karyawan (Y) yaitu sebesar 3,99. Rata-rata distribusi jawaban terendah terdapat pada pernyataan bahwa jumlah atau kuantitas yang dihasilkan telah mencapai hasil yang maksimum, yaitu sebesar 3,85. Sedangkan pada pernyataan bahwa teliti dalam menyelesaikan tugas memiiki distribusi jawaban tertinggi, yaitu 4,15.

4.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.1.Uji Multikolinieritas

Tabel 1. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Bebas Collinearity Statistics

Tolerance VIF

X1 0.306 3.269

X2 0.306 3.269

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

Pada hasil pengujian didapat bahwa semua nilai tolerance lebih dari 0,1 dan semua nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

4.2.2.Uji Normalitas

Gambar 1 Diagram P-Plot Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan Gambar 1 maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan memenuhi asumsi normalitas. Hal ini dibuktikan pada gambar dengan data yang menyebar di sekitar garis diagonal.

4.2.3.Uji Heteroskedastisitas

Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisistas

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

43

4.3. Analisis Statistik Inferensial 4.3.1.Analisis Regresi Linier Berganda

Persamaan Regresi

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan pada Tabel 2 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 9,609 + 0,662 X1 + 0,385 X2

Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

 Variabel Kinerja Karyawan adalah sebesar 9,609 jika variabel bebas (Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja) tidak ada. (dimana X1 dan X2 = 0)

 Kinerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,662 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X1 (Keselamatan Kerja). Jadi apabila Keselamatan Kerja mengalami peningkatan 1 satuan, maka Kinerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,662 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

 Kinerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,385 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X2 (Kesehatan Kerja), Jadi apabila Kesehatan Kerja mengalami peningkatan 1 satuan, maka Kinerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,385 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

Berdasarkan interpretasi di atas, dapat diketahui bahwa Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja meningkat maka akan diikuti peningkatan Kinerja Karyawan.

Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui besar kontribusi variabel bebas (Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2)) terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan(Y)) digunakan nilai R2. Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari

analisis pada Tabel 16 diperoleh hasil adjusted R2 (koefisien determinasi) sebesar 0,572. Artinya bahwa 57,2% variabel Kinerja Karyawan akan

dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu Keselamatan Kerja(X1) dan Kesehatan Kerja (X2). Sedangkan sisanya 42,8% variabel Kinerja Karyawan (Y) akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Selain koefisien determinasi juga didapat koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas yaitu Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja dengan variabel Kinerja Karyawan, nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,765, nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) dengan Kinerja Karyawan termasuk dalam kategori kuat karena berada pada selang 0,6 – 0,8.

4.3.2.Uji Simultan (Uji F)

Tabel 3 Hasil Uji Simultan (Uji F)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 582.223 2 291.112 44.382 0.000 Residual 413.232 63 6.559

Total 995.455 65 Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 3 nilai Fhitung sebesar 44,382. Sedangkan Ftabel (α = 0.05 ; db regresi = 2 : db residual = 63) adalah sebesar 3,143. Karena Fhitung > Ftabel yaitu 44,382 > 3,143 atau nilai sig F (0,000) < α = 0.05 maka model analisis regresi adalah signifikan. Hal dapat disimpulkan bahwa variabel terikat (Kinerja Karyawan) dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas (Keselamatan Kerja (X1), Kesehatan Kerja (X2)).

4.3.3.Uji Parsial (Uji t)

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil sebagai berikut:

 Uji t antara X1 (Keselamatan Kerja) dengan Y (Kinerja Karyawan) menunjukkan thitung sebesar 2,725. Sedangkan ttabel (α = 0.05 ; db residual = 63) adalah sebesar 1,998. Karena thitung > ttabel yaitu 2,725 > 1,998 atau nilai sig t (0,008) < α = 0.05 maka pengaruh X1 (Keselamatan Kerja) terhadap Kinerja Karyawan adalah signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Keselamatan Kerja atau dengan meningkatkan Keselamatan Kerja maka Kinerja Karyawan akan mengalami peningkatan secara nyata.

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

44 (0,008) < α = 0.05 maka pengaruh X2

(Kesehatan Kerja) terhadap Kinerja Karyawan adalah signifikan. Hal ini berarti Kinerja Karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Kesehatan Kerja atau dengan meningkatkan Kesehatan Kerja maka Kinerja Karyawan akan mengalami peningkatan secara nyata.

Untuk menentukan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel Y, dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien regresi (β) antara variabel yang satu dengan yang lain. Variabel independen yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel Y adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar. Untuk membandingkan koefisien regresi masing-masing variabel independen, disajikan tabel peringkat sebagai berikut:

Tabel 4 Hasil Uji Dominan

Peringkat Variabel Koefisien Regresi (β) Pengaruh

1 X1 0.400 Signifikan

2 X2 0.399 Signifikan

Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan pada Tabel 4 tersebut, variabel Keselamatan Kerja adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar. Artinya, variabel Y lebih banyak dipengaruhi oleh variabel Keselamatan Kerja. Koefisien yang dimiliki oleh variabel Keselamatan Kerja bertanda positif, hal ini menunjukkan hubungan yang searah sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik variabel Keselamatan Kerja maka semakin meningkatkan Kinerja Karyawan (Y).

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.1.Pengaruh Secara Simultan antara Variabel Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) memiliki pengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y). Besarnya pengaruh variabel bebas secara simultan dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar 44,382 sedangkan nilai Ftabel adalah sebesar 3,143. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu 44,382 > 3,143 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat (Kinerja Karyawan (Y)) dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas (Keselamatan Kerja (X1), Kesehatan Kerja (X2)).

Kontribusi variabel Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Karyawan terhadap Kinerja Karyawan adalah sebesar 57,2%. Sedangkan

sisanya 42,8% variabel Kinerja Karyawan (Y) akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Haerani (2014) dan Cahya (2015), bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja Karyawan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja mampu menciptakan kondisi kerja yang aman dan nyaman sehingga dengan kondisi tersebut karyawan mampu meningkakan kinerjanya dalam memenuhi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan karyawan untuk perusahaan. Dari hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan yang dilakukan di PG Kebon Agung ini, maka dapat diketahui bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja Karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung. Hal ini sesuai dengan pendapat Husni (2005).

Maksud dari pernyataan tersebut adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilaksanakan untuk memberantas penyakit akibat kerja serta mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja dan mampu memberikan kinerja yang optimal untuk perusahaan.

4.4.2.Pengaruh Secara Parsial antara Variabel Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

a. Pengaruh variabel Keselamatan Kerja (X1) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y)

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

45 sebesar 40% terhadap Kinerja Karyawan bagian

pabrikasi PG Kebon Agung Malang.

Pada pengumpulan data kepada responden didapat bahwa penerapan keselamatan kerja sudah dilakukan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata skor pernyataan sebesar 3,98. Dari keempat item, distribusi jawaban tertinggi terletak pada pernyataan pimpinan perusahaan sudah memberikan perlakuan yang adil terhadap semua pegawai (X1.3) yaitu sebesar 4,06. Ini menunjukkan bahwa pimpinan perusahaan PG Kebon Agung telah memperlakukan seluruh karyawan PG Kebon Agung dengan adil, dan hal ini mempengaruhi kinerja para karyawannya. Sedangkan kontribusi jawaban terendah ada pada pernyataan ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja sebagai alat pencegahan, pertolongan dan perlindungan karyawan sudah memadai dengan skor 3,85. Hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan oleh pimpinan PG Kebon Agung untuk lebih memperhatikan ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja pada setiap karyawannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini didukung dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizkya Haerani (2014) di PT Perkebunan Nusantara X PG Toelangan Sidoarjo bahwa secara parsial keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan yang dibuktikan dari variabel Keselamatan Kerja (X1) memiliki nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 4,055 > 1,991. Selain itu hasil penelitian ini diperkuat dengan

pendapat Mangkunegara (2011:162) “selain

bertujuan menghindari kecalakaan kerja, dalam proses produksi perusahaan program keselamatan kerja juga meningkatkan kegairahan, keserasian

kerja, dan partisipasi kerja karyawan.” Yang

berarti dengan meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja maka berdampak pada meningkatnya kinerja karyawan.

b. Pengaruh variabel Kesehatan Kerja (X2) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y)

Hasil uji regresi linier berganda menerangkan bahwa Kesehatan Kerja pada penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai thitung adalah sebesar 2,718 Sedangkan ttabel adalah sebesar 1,998. Karena thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,718 > 1,998

maka pengaruh Kesehatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung Malang. Berdasarkan hasil uji t didapatkan bahwa variabel Kesehatan Kerja memiliki koefisien regresi sebesar 0,399 yang artinya bahwa Kesehatan Kerja memiliki pengaruh 39,9% terhadap Kinerja Karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung.

Hasil penelitian pada karyawan PG Kebon Agung terhadap kesehatan kerja yang terdiri dari delapan pernyataan menunjukkan hasil rata-rata 3,82. Skor tertinggi ada pada pernyataan perusahaan memberikan pelayanan kesehatan untuk tenaga kerja dengan skor 4,12. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah menjaga kesehatan karyawan dengan baik dengan memberikan pelayanan kesehatan untuk para karyawan PG Kebon Agung.

Kesehatan merupakan hal penting bagi para karyawan, karena dengan kesehatan karyawan dapat bekerja secara maksimal. Bagi perusahaan kesehatan karyawan juga perlu diperhatikan. Hal ini ditunjukkan PG Kebon Agung dengan diterapkannya kebijakan-kebijakan dalam menunjang kesehatan para pekerjanya, kebijakan tersebut meliputi perawatan kesehatan, perawatan gigi, perawatan dan pengobatan mata, tunjangan keselamatan dan kesehatan kerja, serta perusahaan juga memperhatikan kebersihan tempat kerja agar terhindar dari penyakit. Selain itu PG Kebon Agung juga menyediakan susu yang harus diminum di tempat kerja untuk menjaga kesehatan para karyawannya.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kesehatan kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinrja karyawan yang artinya kesehatan kerja PG Kebon Agung telah sesuai harapan karyawan yang menjamin kesehatan kerja para karyawannya. Hal ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Cahya (2015) dan Haerani (2014) dari hasil penelitiannya yang membuktikan bahwa kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

(9)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

46 secara keseluruhan memiliki grand mean

sebesar 3,82 dapat diartikan bahwa kesehatan kerja di PG Kebon Agung Malang diterapkan dengan baik untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Variabel kinerja karyawan secara keseluruhan memiliki grand mean sebesar 3,99, dapat diartikan bahwa kinerja karyawan PG Kebon Agung sudah baik.

2. Variabel Keselamatan Kerja (X1) dan variabel Kesehatan Kerja (X2) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil uji F, besarnya pengaruh pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) secara simultan dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar 44,382 sedangkan nilai Ftabel adalah sebesar 3,143. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu 44,382 > 3,143 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat (Kinerja Karyawan ) dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas (Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja). Maka dengan meningkatkan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja karyawan akan dapat meningkatkan Kinerja Karyawan.

3. Berdasarkan hasil uji t, variabel Keselamatan Kerja (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2,725 sedangkan ttabel adalah sebesar 1,998. Karena thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,725 > 1,998 maka terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Yang artinya dengan meningkatkan Keselamatan Kerja akan meningkatkan Kinerja Karyawan. 4. Berdasarkan hasil uji t, variabel Kesehatan

Kerja (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung adalah sebesar 2,718 Sedangkan ttabel adalah sebesar 1,998. Karena thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,718 > 1,998 maka pengaruh Kesehatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Yang artinya dengan meningkatkan Kesehatan Kerja akan meningkatkan Kinerja Karyawan.

5.2. Saran

1. Perusahaan sebaiknya meningkatkan frekuensi pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja bagi

karyawan sudah dilakukan oleh PG Kebon Agung Malang, tetapi hanya ketika musim giling tiba. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja sebaiknya diadakan dua atau tiga kali dalam setahun, tidak hanya pada saat musin giling tiba. Pelatihan bertujuan untuk menekankan pada segi-segi bahaya atau resiko suatu pekerjaan, aturan keselamatan dan kesehatan kerja dan kondisi kerja yang aman. 2. Perusahaan sebaiknya membentuk Komite

yang khusus menangani Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan. Sejak tahun 2010 PG Kebon Agung hanya memiiki tim K3 yang diisi oleh bagian teknik dan bagian pabrikasi, tetapi tidak terkhususkan pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini khusus menangani tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja seluruh Karyawan di PG Kebon Agung Malang. Seperti menjaga dan memberdayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan di perusahaan dan evaluasi terhadap kebutuhan karyawan dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

3. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi Kinerja Karyawan diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain diluar variabel dalam penelitian ini seperti Disiplin Kerja dan Kepuasan Kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga

Cahya, Aditya Risna. 2015. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Bagian Pabrikasi PT Pabrik Gula Krebet Baru Malang). Skripsi Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya

Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

(10)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 56 No. 1 Maret 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

47 Hasibuan, Malayu S. P. 2013. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Husni, Lalu. 2005. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia . Edisi Revisi. Cetakan Kelima. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu . 2011. Manajeman Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda

Mangkuprawira, Sjafri & Aida Vitayala Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia

Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian

Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif:Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Gambar

Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisistas Sumber: Data Primer Diolah, 2016

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan oleh banyaknya pelanggan yang bermohon secara online pada bulan Juni dan calon pelanggan banyak yang membayar sebelum libur lebaran sehingga

Anak - anak yang memiliki kecerdasan gerak (kinestetik - genius of movement) merupakan prestasi yang sejajar dengan prestasi lainnya.. sehingga sekolah, keluarga perlu

Cara Menghemat Listrik Rumah Anda, Mungkin terdengar berlebihan, tapi jika tidak mulai dari sekarang kemungkinan pengeluaran anda akan membengkak, Terlebih lagi jika Pemakaian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui hubungan kandungan nitrat terhadap pertumbuhan lamun Enhalus acoroides

Perbedaan hasil pengukuran pada alat perekam penggunaan daya listrik untuk beban rumah tangga dikarenakan tidak stabilnya tegangan yang dihasilkan pada sistem

Dalam penelitian ini metode terse- but dignuakan untuk dapat mendapatkan suatu fakta mengenai adanya pemanfaatan sampah sebagai produk karena sampah meru- pakan salah satu fenomena

Untuk jumlah anggota komunitas eks Hizbut Tahrir Indonesia di UIN Sunan Ampel Surabaya saat ini belum dapat dipastikan, mengingat komunitasnya sangat tertutup dan simpatisan

Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan.Secara definitif efektifitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam menyampaikan tujuan