• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIATOR doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIVITAS KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIATOR doc"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIATOR TERHADAP KINERJA SDM DALAM ORGANISASI DI SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN

Harsuko Riniwati* dan Agus Nur Afiyanto* Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan

Universitas Brawijaya

Email : riniwatisepk@gmail.com dan riniwatisepk@ub.ac.id Abstrak

Kualitas sumberdaya manusia (SDM) menentukan keberhasilan tercapainya tujuan organisasi. Salah satu faktor kualitas SDM yang penting adalah komunikasi. Efektifitas komunikasi tergantung dari faktor individu, antar individu dan organisasi yang akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja. Dalam rangka meningkatkan kinerja DKP, perlu dilihat sejauh mana efektifitas komunikasi dalam organisasi DKP dan faktor yang mempengaruhinya. Populasi penelitian adalah seluruh SDM di DKP Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta. Responden penelitian berjumlah 41 orang. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Data dianalisis dengan metode Generalized Structure Component Analysis (GESCA). Hasil analisis data dengan GESCA menunjukkan bahwa efektifitas komunikasi merupakan mediator yang sangat baik yang berfungsi sebagai variabel mediasi antara faktor individu, antar individu dan organisasi dalam peranannya meningkatkan kinerja SDM di DKP Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta.

Untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan kinerja dapat dilakukan dengan meningkatkan kepribadian masing-masing individu melalui persamaan persepsi, keterampilan mendengar, menjaga kondisi emosi, dan ketrampilan umpan balik (faktor individu), melakukan kegiatan bersama seperti ibadah, olah raga, seni dan lain-lain sehingga faktor usia tidak menimbulkan perbedaan yang berarti, kepercayaan antar individu meningkat dan gaya bahasa tidak menjadi penghalang komunikasi (faktor antar individu), mengembangkan gaya kepemimpinan konsultatif dan partisipatif, pimpinan dan bawahan tidak ada kesenjangan, tidak banyak kelompok-kelompok kepentingan (faktor organisasi), pengulangan informasi, kesempatan dan respon umpan balik dan empati (efektifitas komunikasi), meningkatkan kecakapan, kedisiplinan, kreatifitas, kerjasama, tanggung jawab, ketepatan waktu, ketrampilan memimpin, kualitas dan kuantitas kerja (kinerja)

Kata Kunci : efektifitas komunikasi dan kinerja

Pendahuluan

(2)

daerah harus mampu memenuhi tuntutan globalisasi, penyelenggaran pemerintahan yang baik menjadi kewajiban yang mutlak untuk dipenuhi.

Prinsip-prinsip pemerintahan yang baik adalah sebagai berikut akuntabilitas yang diartikan sebagai kewajiban untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya; keterbukaan dan transparansi (openness and transparency) dalam arti masyarakat tidak hanya dapat mengakses suatu kebijakan tetapi juga ikut berperan dalam proses perumusannya; ketaatan pada hukum dalam artian seluruh kegiatan didasarkan pada aturan hukum yang berlaku dan aturan hukum tersebut dilaksanakan secara adil dan konsisten dan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pemerintahan umum dan pembangunan (Mangnga’,2012)

Organisasi merupakan suatu sistem dimana bagian yang satu saling terkait dengan yang lain. Organisasi merupakan suatu kesatuan kompleks yang berusaha mengalokasikan sumber daya manusia secara penuh demi tercapainya suatu tujuan (Mangnga’, 2012). Tujuan tersebut akan mampu, mudah dan ringan dicapai apabila setiap komponen di dalamnya mampu berjalan selaras dan beriringan. Sebaliknya apabila salah satu komponen di dalamnya tidak mampu berjalan selaras, akan mengakibatkan komponen lainnya mengalami kerusakan sehingga tujuan organisasi tersebut sulit untuk dicapai.

Tanpa SDM suatu organisasi tidak akan dapat berjalan. Sumber Daya Manusia (pegawai) merupakan unsur yang strategis dalam menentukan sehat tidaknya suatu organisasi. Pengembangan SDM yang terencana dan berkelanjutan merupakan kebutuhan yang mutlak terutama untuk masa depan organisasi. Oleh karena itu manajemen dituntut untuk mengembangkan paradigma baru dalam mempertahankan kualitas SDM terkait mengembangkan potensinya agar memberikan kontribusi maksimal pada organisasi (Pratiwi, 2012).

Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian tindakan atau proses penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan SDM untuk mencapai tujuan individu maupun tujuan organisasi (Robbins, 1996). Jika proses manajemen SDM berjalan dengan baik, akan mampu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan mampu mengembangkan potensi yang terkandung di dalamnya.

Organisasi merupakan suatu kesatuan atau perkumpulan yang terdiri atas orang-orang atau bagian-bagian yang di dalamnya terdapat aktivitas kerja sama berdasarkan aturan-aturan untuk mencapai tujuan bersama (Sehfudin, 2011). proses atau kegiatan organisasi tidak terlepas dari kerjasama setiap komponen (manusia) di dalamnya. Kerja sama tersebut akan mampu berjalan apabila terdapat komunikasi. Lancar tidaknya proses komunikasi akan mempengaruhi tercapai nya tujuan organisasi.

(3)

akan memberikan kepahaman yang sama antara pegawai satu dengan pegawai lainnya.

Melalui komunikasi, diharapkan SDM dapat diarahkan untuk menghasilkan kinerja yang terbaik bagi organisasi. Komunikasi dalam organisasi dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, kompensasi, motivasi, penciptaan lingkungan kerja yang nyaman, jaminan keselamatan, dan lain-lain. Penilaian kinerja juga merupakan kegiatan komunikasi yang artinya pegawai mendapat perhatian dari atasan dan menambah gairah tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pasal 3 ayat 1 yang berbunyi, “Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan.’ Maknanya bahwa setiap pegawai dituntut untuk memiliki kinerja yang baik demi tercapainya tujuan organisasi (instansi).

Sejauh mana efektifitas komunikasi dalam organisasi pemerintah di sektor kelautan dan perikanan (kasus di DKP DIY)?. Bagaimana pengaruh faktor individu pegawai, antar individu pegawai dan faktor organisasi DKP DIY terhadap efektifitas komunikasi terhadap kinerja?. Bagaimana juga peran efektifitas komunikasi sebagai variabel mediator terhadap kinerja SDM di DKP DIY? Semua pertanyaan tersebut ingin dianalisis dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan kebijakan dalam “revolusi mental SDM” di instansi pemerintah khusus nya sektor kelautan dan perikanan.

Tujuan Penelitian :

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui dan mempelajari sejauh mana efektifitas komunikasi di DKP DIY; (2) mengetahui dan mempelajari indikator dari faktor individu, antar individu dan organisasi dalam mempengaruhi efektifitas komunikasi; (3) mengetahui dan mempelajari sejauh mana peran efektifitas komunikasi terhadap kinerja SDM di DKP DIY

Metode Penelitian

(4)

dengan teknik purposive sampling (sampling tertuju) berdasarkan setiap bagian ada yang mewakili

Analisis Data

Untuk menjawab tujuan penelitian ke satu yaitu sejauh mana efektifitas komunikasi pada organisasi DKP di DIY dengan analisis distribusi frekuensi jawaban responden terkait dengan variabel efektifitas komunikasi. Untuk menjawab tujuan penelitian kedua yaitu apa saja indikator dari faktor individu, antar individu dan organisasi yang mempengaruhi efektifitas organisasi dengan measurement model masing-masing faktor dengan generalized structure component analysis (GESCA). Untuk menjawab tujuan penelitian ketiga yaitu bagaimana peran efektifitas komunikasi terhadap kinerja pegawai/SDM DKP di DIY dengan overall model dengan GESCA.

Menurut Solimun (2010), langkah-langkah menganalisis data dengan metode GESCA sebagai berikut :

 Merancang Model Struktural (hubungan antar variabel laten)  Merancang Model Pengukuran (refleksif atau formatif)

 Mengkonstruksi Diagram Jalur

 Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan  Estimasi: Koef. Jalur, Loading dan Weight  Evaluasi Goodness of Fit

 Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)

(5)

Gambar 1. Model Struktural Berbasis Teori dan Hasil Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini dalam merancang model pengukuran dengan metode GeSCA melalui konstruk dengan analisis komponen utama yaitu menganggap bahwa variabel latent dibentuk (formasi) dari sejumlah indikator dan reflektif yaitu variabel laten fungsi dari indikator. Dalam kasus penelitian ini dapat dikatakan semua model pengukuran adalah reflektif. Kinerja (Y) pegawai terdiri dari indikator kecakapan, kedisiplinan, kreatifitas, kerjasama, tanggung jawab, ketepatan waktu, keterampilan memimpin, kualitas dan kuantitas kerja. Model pengukuran variabel laten kinerja (Y) dapat dilihat pada gambar 2.

Efektifitas komunikasi (X4) dalam penelitian ini terdiri dari 3 indikator, yaitu pengulangan informasi, umpan bail dan empati. Model pengukuran variabel laten efektivitas komunikasi (X4) dapat dilihat pada gambar 3.

(6)

Faktor organisasi (X3) terdiri dari indikator gaya kepemimpinan, hirarki organisasi dan ukuran kelompok. Model Pengukuran variabel laten faktor organisasi (X3) dapat dilihat pada gambar 4.

Faktor individu (X1) terdiri dari indikator perbedaan persepsi, keterampilan mendengar, kondisi emosi dan keterampilan umpan balik. Model pengukuran variabel laten faktor individu (X1) dapat dilihat pada gambar 5.

Faktor antar individu (X2) terdiri dari indikator perbedaan usia, kepercayaan penerima dan perbedaan bahasa. Model pengukuran variabel laten faktor antar individu (X2) dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 3. Model Pengukuran Formasi Dari Variabel Laten Efektifitas Komunikasi (X4)

Gambar 4. Model Pengukuran Formasi Dari Variabel Laten Faktor Organisasi (X3)

(7)

Mengkonstruksi Diagram Jalur

Pada analisis data dengan metode GeSCA, setelah dilakukan proses merancang model struktural dan merancang model pengukuran, langkah selanjutnya (langkah ketiga) adalah mengkonstruksi diagram jalur dengan menggunakan notasi-notasi GeSCA. Konstruksi diagram jalur dengan notasi GeSCA pada penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada gambar 8.

Konversi Diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan

Menurut Solimun (2010), mengkonversi diagram jalur di atas ke dalam sistem persamaan yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya

Gambar 7. Model Pengukuran Formasi Dari Variabel Laten Faktor Antar Individu (X2)

(8)

disebut measurement model. Dari diagram jalur di atas, model indikator reflektifnya dapat ditulis persamaannya sebagai berikut :

x =∏x ξ + δx y = ∏y η + δy Keterangan :

x = indikator variabel laten eksogen (ξ) y = indikator variabel laten endogen (η)

∏ = matriks loading yang menghubungkan variabel laten dan indikatornya

Pada penelitian ini, setidaknya terdapat 5 mesurement model. Measurement model tersebut adalah sebagai berikut :

a. variabel laten eksogen 1 (reflektif), yaitu faktor individu (X1): x1.1 = λX1.1 ξ1 + δ1

x1.2 = λX1.2 ξ1 + δ1 x1.3 = λX1.3 ξ1 + δ1 x1.4 = λX1.4 ξ1 + δ1

b. variabel laten eksogen 2 (reflektif), yaitu faktor antar individu (X2): x2.1 = λX2.1 ξ2 + δ2

x2.2 = λX2.2 ξ2 + δ2 x2.3 = λX2.3 ξ2 + δ2

c. variabel eksogen 3 (reflektif), yaitu faktor organisasi (X3): x3.1 = λX3.1 ξ3 + δ3

x3.2 = λX3.2 ξ3 + δ3 x3.3 = λX3.3 ξ3 + δ3

d. variabel eksogen (reflektif), yaitu efektivitas organisasi (X4): x4.1 = λX4.1 ξ4 + δ4

x4.2 = λX4.2 ξ4 + δ4 x4.2 = λX4.2 ξ4 + δ4

e. variabel endogen (reflektif), yaitu kinerja (Y): Y1.1 = λY1.1 η+ ζ

Pendugaan parameter pada GeSCA menggunakan kriteria optimasi kuadrat global yang secara konsisten diminimalkan untuk mendapatkan estimasi model parameter (Hwang et.al, 2004). Parameter pada GeSCA tersebut diminimalkan atau diminimumkan dengan menggunakan Alternating Least Square (ALS) algorithm (de Leeuw, Young & Takane, 1976 dalam Ghozali, 2008).

(9)

dahulu menjadi subset. Setiap subset tersebut kemudian diestimasi secara parsial (sendiri-sendiri) dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan menganggap subset lain tetap, estimasi ini dilakukan berulang kali sampai sampai diperoleh keadaan convergence (Ghozali, 2008). Pendugaan parameter di dalam GeSCA menurut Solimun (2010) meliputi:

a. Berdasarkan data sampel original

1. Weight dan Loading estimate adalah untuk mendapatkan data variabel laten, umumnya pendugaan parameter menggunakan pendekatan eigen value dan eigen vector.

2. Path coefficient estimate yaitu koefisien hubungan antar variabel laten, digunakan ALS.

b. Berdasarkan data resampling (sampel bootstrap)

Means dari Weight, Loading dan Path coefficient, yaitu dugaan parameter berupa rerata dari subsampel, digunakan metode resampling bootstrap.

Measure of Fit

Measure of fit pada GeSCA dijelaskan secara rinci oleh Solimun (2010), bahwa pada analisis GeSCA measures of fit dapat dilakukan pada model pengukuran, model struktural, dan model keseluruhan (overall model).

Measure of fit pada model pengukuran bertujuan untuk memeriksa (menguji) apakah instrumen penelitian valid dan reliabel.

Measure of fit pada model struktural bertujuan untuk mengetahui seberapa besar informasi yang dapat dijelaskan oleh model struktural (hubungan antar variabel laten) hasil analisis GESCA.

Measure of fit pada model keseluruhan (overall model) adalah ukuran goodness of fit gabungan antara model pengukuran dan model struktural, hal ini dapat dilakukan pada overall model yang semua variabel memiliki indikator bersifat refleksif.

a. Measure of fit Measurement ModelConvergent validity

Suatu konstruk laten dikatakan mempunyai convergent validity yang baik apabila memiliki nilai loading factor lebih dari 0.70 dan signifikan. Akan tetapi, untuk penelitian tahap awal pengembangan skala pengukuran, konstruk laten yang memiliki nilai 0.5 sampai 0.6 dikatakan cukup (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008).

Discriminant validity

Discriminant validity model pengukuran refleksif diukur dengan cara membandingkan nilai akar kuadrat dari AVE (average variance extracted) setiap variabel laten dengan korelasi antara variabel bersangkutan dengan variabel lainnya di dalam model. Dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik apabila nilai akar kuadrat AVE lebih besar dari pada nilai korelasi antara variabel tersebut dengan variabel lainnya dalam model (Forner dan Lacker, 1981 dalam Ghozali, 2008). Berikut rumus menghitung discriminant validity menurut Ghozali (2008) :

(10)

Kelompok Indikator yang mengukur sebuah variabel memiliki reliabilitas internal konsistensi yang baik jika memiliki alpha ≥ 0.6, walaupun bukan merupakan standar absolut (Solimun, 2010).

Pada indikator formatif ukuran validitas dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya, yaitu dengan melihat signifikansi dari weight, jika signifikan (p < 0.05) berarti valid (Solimun, 2010).

b. Measure of fit Structural Model

Menurut Solimun (2010), Goodness of Fit Model struktural diukur menggunakan FIT, yaitu setara dengan R square pada analisis regresi atau koefisien determinasi total pada analisis jalur atau Q2 pada PLS .

1. Menurut Ghozali (2008) FIT menunjukkan varian total dari semua variabel yang dapat dijelaskan oleh model struktural. Nilai FIT berkisar dari 0 sampai 1, semakin besar nilai ini, semakin besar varian data yang dapat dijelaskan oleh model. Menurut Solimun (2010), jika nilai FIT = 1 berarti model secara sempurna dapat menjelaskan fenomena yang diselidiki. 2. AFIT (Adjusted FIT) serupa dengan R2 adjusted pada analisis regresi. AFIT

dapat digunakan untuk perbandingan model. Model dengan AFIT nilai terbesar dapat dipilih antara model yang lebih baik (Solimun, 2010).

c. Measure of fit Overall Model

Overall Model adalah model di dalam GeSCA yang melibatkan model struktural dan model pengukuran secara terintegrasi, jadi merupakan keseluruhan model. Menurut (Hu & bentler, 1999 dalam Ghozali, 2008), suatu model dikatakan good fit apabila mempunyai nilai GFI mendekati 1 dan nilai SRMR mendekati 0.

Beberapa pemeriksaan goodness-of-fit model overall disertai nilai cut-off menurut Solimun (2010) dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.

Goodnes of fit Cut-off Keterangan

SRMR ≤ 0.08 Setara dengan RMSEA pada SEM

GFI ≥ 0.90 Mirip dengan R2 dalam regresi

SRMR Keterangan

< 0.05 Close fit (model sangat sesuai) 0.05 – 0.08 Good fit (model sesuai)

0.08 – 0.1 Marginal fit (model cukup sesuai) > 0.1 Poor fit (model tidak sesuai)

Hasil dan Pembahasan

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Efektifitas komunikasi pada SDM DKP di DIY sudah baik terbukti dari distribusi jawaban responden terkait dengan pengulangan informasi, umpan balik dan empati menjawab setuju dan sangat setuju. Semua item indikator dari efektifitas komunikasi yaitu setiap komunikasi penyampaian informasi diulang jika belum jelas, pihak yang berkomunikasi saling bertanya jika

Tabel 1. Ukuran Goodnes of fit Model Overall Pada GeSCA

(11)

belum jelas, memberikan laporan apabila tugas selesai dilaksanakan dan pihak yang berkomunikasi saling menyesuaikan merupakan cerminan baik jika responden menjawab setuju atau sangat setuju.

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(12)

ate

Dari tabel path coefficients di atas menunjukkan semua hubungan antara variabel laten satu dengan variabel laten yang lainnya bernilai positif, artinya variabel laten yang berada di sebelah kiri anak panah mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka variabel laten lain yang berada di sebelah kanan anak panah akan naik sebesar nilai estimate.

Measure of fit

Measure of fit Measurement Model

Measure of fit Measurement Model merupakan tahap evalusasi model berupa pengkalibrasian instrumen, pengkalibrasian ini perlu dilakukan apabila suatu instrumen penelitian mempunyai indikator bersifat reflektif. a. Convergent Validity

Convergent validity menggambarkan nilai korelasi antara nilai indikator dengan nilai variabel latennya, suatu dikatakan convergent validity apabila nilai loading factornya setidaknya 0.5.

Tabel 4. Convergent Validity

Variabel Laten Indikator Loading Factor

Faktor Individu (X1) Perbedaan Persepsi 0.734 Keterampilan Mendengar 0.867

Faktor Organisasi (X3) Gaya Kepemimpinan 0.829

(13)

Tanggung Jawab 0.826

Ketepatan Waktu 0.833

Keterampilan Memimpin 0.827 Kualitas dan Kuantitas Kerja 0.562

Dari tabel convergent validity di atas, hanya indikator kecakapan pada variabel laten kinerja (Y) yang tidak convergent validity karena nilai loading factornya < 0.5; yaitu sebesar 0.309.

b. Discriminant Validity

Discriminant Validity mengukur korelasi nilai variabel laten (

AVE ) dengan nilai korelasi antar variabel laten. Instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai diccriminant validity yang baik apabila nilai korelasi variabel laten (

AVE ) lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi antar variabel.

Tabel 5. Discriminant Validity Variabel Individu dan Antar Individu Individu Antar Individu

Individu

AVE=0.684 0.632

Antar Individu 0.632

AVE=0.756

Organisasi 0.536 0.722

Efektifitas Komunikasi 0.667 0.611

Kinerja 0.623 0.625

Tabel 6. Discriminant Validity Variabel Organisasi dan Efektifitas Komunikasi

Organisasi Efektifitas Komunikasi

Individu 0.536 0.667

Antar Individu 0.722 0.611

Organisasi

AVE=0.755 0.653

Efektifitas Komunikasi 0.653

AVE=0.813

Kinerja 0.624 0.626

Tabel 7. Discriminant Validity Variabel Organisasi dan Efektifitas Komunikasi

Kinerja

Individu 0.623

Antar Individu 0.625

Organisasi 0.624

(14)

Kinerja

AVE=0.574

Dari tabel discriminant validity di atas, hanya variabel laten kinerja (Y) yang tidak memiliki nilai discriminant validity yang baik karena nilai korelasi variabel laten lebih kecil dibandingkan dengan nilai korelasi antar variabel. c. Internal Consistency Reliability

Suatu instrumen dikatakan memiliki nilai Internal Consistency Reliability apabila mempunyai nilai alpha ≥ 0.6.

Tabel 8. Internal Consistency Reliability

Variabel Laten Alpha Cut Off memiliki nilai alpha ≥ 0.6; sehingga instrumen penelitian ini memiliki nilai Internal Consistency Reliability.

Model Fit

Model fit ini bergtujuan untuk melihat kesesuaian model yang digunakan dalam penelitian dengan teknik GeSCA. (Adjusted FIT). Nilai FIT dalam penelitian ini adalah sebsar 0.613; artinya model penelitian ini bisa menjelaskan 61,3 % variasi data, sisanya sebesar 38,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai AFIT dalam penelitian ini adlaah sebesar 0.589; artinya kompleksitas penelitian ini bisa menjelaskan 58,9 % variasi data, sisanya sebesar 41,1 % dijelaskan oleh kompleksitas variabel di luar model.

b. measure of fit overall model

(15)

Uji t

Pengujian hubungan antar variabel laten pada penelitian ini menggunakan Uji T, yaitu membandingkan nilai T hitung yang didapat dari pembagian nilai estimate dan standart error dengan nilai T tabel yang didapat dari tabel T.

Gambar 29. Pengujian Hubungan Antar Variabel Laten Dengan Uji T a. Faktor individu (X1) tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja

(Y), faktor individu (X1) akan berpengaruh terhadap kinerja (Y) melalui komunikasi yang efektif. Dari pernyataan persetujuan terhadap pernyataan pada indikator tidak saling berdebat argumen, tidak memotong pembicaraan, mengajukan pertanyaan dan memperhatikan keseluruhan informasi menandakan setiap individu (pegawai) membutuhkan komunikasi yang efektif untuk menunjang kinerjanya. Faktor individu (X1) tidak berpengaruh secara langsung terhadap faktor organisasi (X3) menunjukkan Dislautkan Provinsi DIY mampu menciptakan kerjasasama yang baik, dengan kerjasama yang baik maka kelebihan yang dimiliki seorang pegawai akan mampu menutupi kelemahan pegawai yang lainnya.

(16)

c. Faktor organisasi (X3) tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja (Y), faktor organisasi (X3) akan berpengaruh terhadap kinerja (Y) melalui efektifitas komunikasi, suatu organisasi sangat membutuhkan komunikasi yang efektif karena berkaitan dengan pendistribusian informasi, pelaksaanaan fungsi-fungsi manajemen yang membuthkan koordinasi yang baik dari semua elemen yang ada di dalamnya.

d. Efektifitas komunikasi (X4) menunjukkan peranan yang sangat penting di dalam organisasi yaitu mampu menjadi intervening variable (variabel penghubung) antara variabel laten faktor individu (X1), faktor antar individu (X2) dan faktor organisasi (X3) dengan kinerja (Y). Hal ini menunjukkan kegiatan di dalam organisasi, baik kegiatan individu, antar individu maupun kegiatan organisasi membutuhkan komunikasi yang efektif untuk menunjang kinerja.

Implementasi

Setiap organisasi memiliki banyak elemen-elemen yang saling terkait membentuk suatu sistem, elemen-elemen tersebut memiliki karateristik yang berbeda-beda dan berpotensi menimbulkan masalah yang dapat mengganggu kelancaran organisasi. Masalah dapat timbul karena komunikasi yang buruk, namun masalah juga bisa diselesaikan dengan komunikasi yang terjalin dengan baik.

Semua elemen di dalam organisasi akan bekerja saling terkait satu sama lain untuk menjalankan tugas atau pekerjaannya, untuk itu peran komunikasi sangat penting di dalamnya, melalui komunikasi kesamaan persepsi (pandangan, pendapat) bisa terbentuk sehingga membantu pelaksanaan tugas. Penciptaan iklim komunikasi yang kondusif, proses komunikasi yang berjalan efektif akan mampu menunjang kinerja pegawai karena setiap pegawai akan mampu terkoneksi dengan baik, untuk itu komunikasi yang berjalan dengan efektif akan mampu membawa pengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

(17)

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Visi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah “Menjadi Fasilitator Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang Mandiri dan Berdaya Saing Berbasi Kekuatan Sumberdaya Lokal”, untuk mewujudkan misi tersebut ada empat misi yang dijalankan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu (1) memberdayakan SDM kelautan dan perikanan menuju masyarakat berbasis pengetahuan yang berdaya saing dan berbudi luhur (2) mengembangkan jejaring kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi kerakyatan berbasis pengelolaan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan menuju usaha yang produktif dan berkelanjutan (3) meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kerja Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mewujudkan good governance dan clean goverment dan (4) mengembangkan sarana dan prasarana bidang kelautan dan perikanan dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.

2. Faktor individu (X1) tidak berpengaruh secara langsung terhadap faktor organisasi, namun faktor antar individu (X2) berpengaruh secara langsung terhadap faktor organisai (X3)

3. Faktor individu (X1) dan faktor organisasi (X3) berpengaruh secara langsung terhadap efektifitas komunikasi (X4). Sedangkan faktor antar individu tidak berpengaruh secara langsung terhadap efektifitas komunikasi (X4)

4. Hanya efektifitas komunikasi (X4) yang berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pegawai (Y)

5. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam penelitian ini dianggap mampu menciptakan komunikasi yang efektif dan berpengaruh secara langsung dan positif terhadap kinerja pegawai di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

6. Efektifitas komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting di dalam menunjang kinerja pegawai.

Saran

Saran berdasarkan hasil analisis dengan GESCA antara lain :

1. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa efektifitas komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting, maka perlu adanya upaya peningkatan kualitas dan efektifitas komunikasi di antara pegawai, baik secara vertikal maupun horisontal, antara lain dengan cara sebagai berikut :

(18)

b. Menggalakkan sholat berjamaah bagi pegawai yang beragama Islam. Membangun tempat ibadah yang nyaman, bersih dan indah agar dapat memotivasi SDM untuk beribadah. Mengembangkan program-program ibadah dengan cara menabung, arisan atau sistem penghargaan berupa sarana dan prasarana beribadah

c. Melakukan pengulangan informasi yang dapat dilakukan secara formal maupun informal, misalnya melalui website organisasi, papan pengumuman dan surat edaran

d. Meningkatkan umpan balik, dapat dilakukan misalnya melalui pembuatan laporan tugas baik menggunakan laporan berbentuk tulisan, secara verbal dan menyebarkan angket

e. Menyediakan berbagai fasilitas hiburan ringan seperti permainan catur, tenis meja, pusat kuliner, latihan menyanyi, latihan musik, untuk melepaskan kepenatan.

f. menggelar kegiatan olahraga secara rutin setiap minggunya di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya senam bersama, membangun atau bekerjasama dengan sport center misalnya pusat kebugaran, kolam renang, tenes, bulu tangkis, futsal, dll

g. Melakukan kegiatan sosial seperti kunjungan ke panti dan menggelar acara memasak ikan bersama kaum dhuafa, program beasiswa bagi pelajar atau mahasiswa yang tidak mampu.

h. Membiasakan Penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar, meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dengan kursus, software bahasa Inggris, dll

i. Pengoptimalan penyampaian informasi melalui media yang memunculkan gelombang suara, baik media komunikasi audial seperti melalui speaker, telephone, dari mulut ke mulut, maupun media komunikasi audiovisual seperti video, dokumentasi, peragaan dan lain sebagainya

j. Perlu adanya upaya pelatihan dan pengembangan karir sesuai keahlian masing-masing pegawai, antara lain dengan cara sebagai berikut :

 Secara rutin (setiap bulan atau 2 bulan sekali) mengundang motivator untuk memberikan motivasi kepada pegawai

 Menggelar kunjungan kerja ke instansi sejenis di luar daerah  Melakukan rotasi jabatan secara berkala

 Memberlakukan sangsi yang bersifat membangun, seperti pemberian tugas tambahan

Daftar Pustaka

(19)

Ekasari, Dewi Fenty dan Sunaryo, Sony. 2010. Pemodelan SEM dengan Generalized Structured Component Analysis (GESCA). Jurusan Statistika. Fakultas MIPA. ITS : Surabaya.

Ghozali, Imam. 2008. Generalized Structure Component Analysis (GeSCA). Program Doktor Ilmu Ekonomi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita. 1997. Perilaku Keorganisasian. BPFE: Yogyakarta.

Huda, Niamul. 2011. Pengertian Dokumentasi.

http://pengertianpengertian.blogspot.com/2011/10/pengertian-dokumentasi.html?m=1. Diakses pada 18 Desember 2012.

Hwang, Heungsun et.al. 2004. Generalized Structured Component Analysis. Psychometrika 69 (1) : 81-99.

Imron, Ali. 2007. Hubungan Efektivitas Komunikasi Organisasi Dengan Kinerja Guru (Survai di SMK Nusantara, Ciputat). Skripsi Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan. Jurusan Pendidikan Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta.

Junaidi, Wawan. 2011. Pengertian Dokumentasi. http://wawan-junaidi.blogspot.com/ 2011/12/pengertian-dokumentasi.html. Diakses pada tanggal 18 Desember 2012.

Kiswanto, M. 2010. Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Kaltim Pos Samarinda. 6 (1) : 10.

KKP. 2012. Statistik Kelautan dan Perikanan. www.stattistik.kkp.go.id. Diakses tanggal 19 Maret 2014

Mangnga’, Dwi Arche Rante. 2012. Kinerja Pegawai di Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi Mahasiswa Program Sarjana. Jurusan Ilmu Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Hasanuddin: Makassar.

Manullang, M dan Manullang, Marihot. 2001. Manajemen Sumberdaya Manusia Edisi Pertama. Fakultas Ekonomi UGM: Yogyakarta.

Nimran, Umar. 2009. Perilaku Organisasi. Laros: Sidoarjo.

Pratiwi, Riska. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Makassar. Skripsi Mahasiswa Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin: Makassar.

(20)

Romel, Dian. 2011. Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Kepuasan Kerja dan Implikasinya Pada Kinerja Pada Kineja Karyawan di Unikom. Fakultas Ekonomi. Universitas Komputer Indonesia : Bandung.

Rukmana, Widdi Ega. 2010. Analisis Pengaruh Human Relation dan Kondisi Fisik Lingkungan Terhadap Etos Kerja dan Kinerja Karyawan Dedy Jaya Plaza Tegal. Fakultas Ekonomi. Undip : Semarang

Sehfudin, Arif. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Semarang). Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro: Semarang.

Setiarini, Sri Kus. 2011. Analisis Hubungan Karakteristik Individu, Faktor Organisasi dan Motivasi Terrhadap Kinerja Perawat Pelaksana dan Bidan di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto Tahun 2011. Fakultas Kesehatan Masyarakart. Universitas Indonesia : Depok

Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survai. PT Pustaka LP3ES Indonesia: Jakarta.

Solimun. 2010. Generalized Structure Component Analysis. Jurnal. Universitas Brawijaya: Malang.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Sumarsono, H.M Sonny. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Sunu, Pramudya. 1999. Peran SDM dalam Penerapan ISO 9000 Kajian Peran SDM dengan Pendekatan TQM. PT Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.

Udaya, Jusuf et.al. 1992. Pengantar Ilmu Manajemen. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Umar, Husein. 2011. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. PT Raja Grafindo Persada

Usman, Husain dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua. Bumi Aksara : Jakarta.

(21)

Gambar

Gambar 2. Model Pengukuran Formasi Dari Variabel Laten Kinerja (Y)
Gambar 3. Model Pengukuran Formasi Dari Variabel LatenEfektifitas Komunikasi (X4)
Gambar 7. Model Pengukuran Formasi Dari Variabel LatenFaktor Antar Individu (X2)
Tabel 2. Kriteria SRMR
+5

Referensi

Dokumen terkait

/pelebon diperlukan sarana upacara seperti wadah / bade dan petulangan. Bade bangunan dengan atap bertingkat tingkat, untuk tempat jenasah pada pada waktu diusung

Rumus hubungan sifat fungsi invers dengan fungsi komposisi:

Skripsi berjudul Perancangan Aplikasi E-News sebagai Media Berita dengan Memanfaatkan Kombinasi Portal Berita Berbasis Android membahas tentang peningkatan yang

Namun demikian bahwa Prestasi Belajar Fisika siswa tidak hanya dipengaruhi oleh minat, tetapi masih ada faktor lain yang berpengaruh yaitu antara lain proses

Subjek A dan subjek B sebenarnya sudah mampu mengikuti kegiatan pembelajaran keterampilan anyaman dengan baik. Subjek A termasuk anak tunanetra total dari sejak

Dari hasil technical report American Academy of Pediatrics (AAP, 2004) dilaporkan bahwa pada subyek neonatus aterm dan near-term (usia gestasi minggu) dengan

Hasil penelitian ini adalah LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, dan FACR secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada